METODOLOGI PENELITIAN
oleh:
1. Syahdan Bariq
2. Yongki
Dosen pengampu: Edi Susanto, M.Pd.I.
Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang, puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya sehingga kami dapat merampungkan penyusunan makalah
ini tepat pada waktunya.
Namun tidak lepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih
terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya, oleh karena
itu kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang memberi saran maupun kritik
demi memperbaiki makalah ini.
Akhir kata penyusun sangat mengharapkan, semoga dari makalah sederhana ini
dapat diambil manfaatnya dan besar keinginan kami dapat menginspirasi para
pembaca untuk mengangkat permasalahan lain yang relevan pada makalah – makalah
selanjutnya.
Syahdan Bariq
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..................................................................................................................
BAB I .............................................................................................................................
PENDAHULUAN .........................................................................................................
A. Latar Belakang.......................................................................................................
BAB II............................................................................................................................
PEMBAHASAN ............................................................................................................
PENUTUPAN ................................................................................................................
A. Kesimpulan .............................................................................................................
Dari definisi diatas populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda
alam yang lain. Populasi juga bukan sekadar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang
dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek
yang diteliti itu. Dengan demikian, populasi merupakan seluruh kumpulan elemen yang
memiliki karakteristik tersendiri dan digunakan untuk membuat beberapa kesimpulan.
Misalnya Satu orang pun dapat digunakan sebagai populasi, karena satu orang
mempunyai berbagai karateristik, misalnya gaya bicaranya, disiplin pribadi, hobi, cara
bergaul, kepemimpinannya dan lain-lain. Dicontohkan oleh Tjutju Soendari bahwa peneliti
melakukan penelitian kepemimpinan terhadap presiden Y, maka kemimpinan itu merupakan
sampel dari semua karateristik yang dimiliki presiden Y.
Penelitian populasi sendiri dibedakan menjadi 2 (Nana Syaodih Sukmadinata, 2009),
yaitu: Populasi secara umum dan populasi target (target population). Populasi target adalah
populasi yang menjadi sasaran keterbelakukan kesimpulan penelitian (Nana Syaodih
Sukmadinata, 2009).
Contoh: - Populasi umum adalah seluruh dosen negeri di Surabaya
- Populasi targetnya adalah seluruh dosen FISH di UNESA
- Maka hasil penelitian kita tidak berlaku bagi dosen diluar Fakultas FISH
Orang, benda, lembaga, organisasi, dsb. Yang menjadi sasaran penelitian merupakan
anggota populasi. Anggota populasi yang terdiri dari orang-orang biasa disebut dengan
subjek penelitian, sedangkan anggota penelitian yang terdiri dari benda-benda atau bukan
orang sering disebut dengan objek penelitian.
B. Jenis-Jenis Populasi
Populasi memiliki parameter yakni sebuah nilai besaran terukur yang mewakili
karakteristik kuantitatif tertentu dari populasi. Di antaranya yang kita kenal adalah basar-
besaran : rata-rata, bentengan, rata-rata simpangan, variansi, simpangan baku sebagai
paremeter populasi. Parameter suatu populasi tertentu adalah tetap nilainya, bila nilainya itu
berubah, maka berubah pula populasinya.
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda,
hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes atau peristiwa-peristiwa sebagai
sumberdata yang memiliki karakteristik tertentu didalam suatu penelitian (Hadani Nawawi,
1983: 141). Kaitanya dengan batasan tersebut, populasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Populasi terbatas atau populasi terhingga, yaitu populasi yang memiliki batasan
kuantitatif secara jelas karena memiliki karakteristik yang terbatas. Misalnya 7.000.000
guru SMA pada awal tahun 1998, dengan karakteristik; masa kerja 2 tahun, lulusan
program Stara 1, dan lain-lain.
2. Populasi tak terbatas atau populasi tak terhingga, yaitu populasi yang tidak dapat
ditemukan batasanya sehingga tidak dapat dinyatakan dalam bentuk jumlah secara
kuantitatif. Misalnya, guru di Indonesia, yang berarti jumlahnya harus di hitung sejak
guru yang pertama ada sampai sekarang dan yang akan datang. Dalam keadaan seperti
itu jumlahnya tidak dapat dihitung, hanya dapat digambarkan suatu objek secara
kualitas dengan karakteristik yang bersifat umum yaitu orang-orang, dahulu, sekarang
dan yang akan menjadi guru. Populasi seperti ini disebut juga parameter.
1. Fraenkel (1990:84) Sample adalah Sebagian dari populasi yang akan diteliti dan yang
dianggap dapat menggambarkan karakteristik populasinya
2. Arikunto (200; 131) Sample adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Jika
kita hanya akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian tersebut disebut
penelitian sample.
3. Nana Sudjana dan Ibrahim (2004; 85) Sample adalah sebagian dari populasi
terjangkau yang memeiliki sifat yang sama dengan populasi
Dari ketiga pendapat di atas dapat kita simpulkan bahwa sampel adalah sebagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.
Ibnu, Dasna, dan Mukhadish (2003; 64) menyebutkan beberapa pertimbangan yang
menetukan representatifnya suatu sample adalah sebagai berikut:
1. Suatu sampel yang baik harus memenuhi jumlah yang memadai sehingga dapat
menjaga kestabilan ciri-ciri populasi. Berapa besar sample yang memadai bergantung
kepada sifat populasi dan tujuan penelitian. Penentuan jumlah sample bergantung
kepada faktor variabilitas populasi. Semakin homogen karakteristik populasi, maka
semakin sedikit ukuran sample yang dibutuhkan peneliti, dan begitu juga sebaliknya.
2. Semakin besar sample, maka akan semakin kecil kemungkinan kekeliruan dalam
penarikan kesimpulan tentang populasi. Hal ini dapat mengakibatkan akurat tidaknya
kesimpulan yang dihasilkan dari penelitian.
3. Dalam meneliti seorang peneliti harus mempertimbangkan cakupan tenaga, waktu,
sarana penunjang dan keterbatasan lainnya dalam menentukan sample.
Sample juga tidak diperkenankan memiliki sifatyang bias. Sample dapat bersifat bias apabila
pemilihan sample tidak didasarkan kepada kriteria obyektivitas, melainkan dengan kriteria
subyektif. Misalnya peneliti ingin mengetahui tingkat kesejahteraan masyarakat di Kabupaten
Mojokerto, akan tetapi sample yang diuji hanya di kalangan masyarakat yang berpenghasilan
menengah ke atas. Dengan subjektivitas peneliti menginginkan tingkat kesejahteraan
masyarakat Kabupaten Mojokerto telah mencapai ditaraf yang baik.
Sayarat yang dipenuhi berupa representative dan jumlah sample yang memadai. Artinya
sample dapat mengukur apa yang seharusnya hendak diukur, dengan memiliki dua sifat,
yakni akurasi dan presisi yang baik. Ke dua hal ini akan diuraikan sebagai berikut:
1. Akurasi atau ketepatan yaitu tingkat ketidak adaan “bias” dalam sample. Dengan kata
lain makin sedikit tingkat kekeliruan yang ada dalam sample maka makin akurat
sample tersebut.
2. Presisi yakni terkait dengan persoalan sedekat mana estimasi kita dengan karakteristik
populasi. Misalnya dari populasi sebangayk 100 pengemudi ojek Online yang
diwawancarai diperoleh rata-rata penghasilan Rp. 300.000 dalam satu hari. Kemudian
diambil sample secara acak sebanyak 30 orang (30%) dan diperoleh rata-rata
penghasilan merka perhari Rp. 295.000 rupiah. Terdapat selisi sebesar Rp. 5000.00
selisi ini dapat dikatakan relatif kecil. Semakin kecil tingkat perbedaan di antara rata-
rata populasi dengan rata-rata sampel maka makin tinggi tingkat akurasi presesi dalam
sampel tersebut.
2. Masalah Biaya
Kurangnya biaya dalam penelitian mengakibatkan jangkauan populasi tidak memungkinkan.
Oleh karena itu ukuran sample yang relatif lebih sedikit memungkinkan penelitian dapat
terlaksana dengan biaya yang ada.
3. Masalah Waktu
Sendur memerlukam waktu yang lebih lama dibanding dengan sampling. Dengan demikian
sampling dapat memberikna data lebih cepat.
4. Percobaab yang Bersifat Merusak
Apabila seorang peneliti meneliti sebuah percobaab yang dapat merusak, maka jelas metode
sampling harus dilakukan. Hal ini dilakukan agar tidak merusak seluruh populasi yang diuji
cobakan.
Setelah kita melakukan stratifikasi atau penggolongan menurut cirri baru kemudian
kita menentuka sampel setiap golongan secara acak
Bila jumlah sampel cukup besar, maka kepincangan sampling dengan sendirinya teratasi.
Sampling ini tidak memakan banyak waktu dibandingkan dengan sampling secara
proporsional. Sedangkan kelemahan sampling jenis adalah proporsi tiap kategori yang
sebenarnya menurut populasi jadi terganggu.
5. Sampling Acak Klaster-Berstrata (stratified-cluster)
Random ini merupakan gabungan atau perpaduan dari cara pengambilan sampel acak
berstrata dengan sampel acak cluster. Setiap populasi memilikikarakteristik yang berbeda.
Populasi yang memiliki strata saja terjadi karena peneliti sendiri sudah membatasi
populasinya pada klaster tertentu tapi klaster ini masih cukup luas. Contoh: perajin rotan,
petani yang memiliki sawah dan SMA di perkotaan. Sedangkan populasi yang memiliki
klaster saja karena peneliti telah membatasi pada strata tertentu. Contoh: populasi guru-guru
lulusan D3 atau S1 saja. Pengambilan sampel secara acak klaster-berstrata harus tetap
memperhatikan syarat acak atau karakteristik yang sama.
Teknik klaser atau yang sering disebut dengan area sampling ini mempunyai
beberapa keuntgungan dan kelemahan (Nasution, 2003), antara lain:
Keuntungan:
1. teknik ini dapat digunakan peneliti yang melibatkan jumlah populasi yang besar
dan tersebar didaerah yang luas.
2. pelaksanaanya lebih mudah, biaya yang digunakan lebih murah kerana berpusat
pada daerah yang terbatas.
3. generalisasi yang diperoleh berdasarkan penelitian daerah-daerah tertentu dapat
berlaku pada daerah-daerah diluar sampel.
Kelemahan: jumlah individu dalam setiap daerah tidak sama
Kelemahan teknik ini dapat dilihat dari tingkat error samplingnya. Jika lebih banyak di
bandingkan dengan pengambilan sampel berdasarkan strata karena sangat sulit memperoleh
cluster yang benar-benar sama tingkat heterogenitasnya dengan cluster yang lain di dalam
populasi.
DAFTAR PUSTAKA