Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

POPULASI, SAMPEL, DAN TEKNIK PENARIKAN SAMPEL

Dosen Pengampu:
Dita Kurnia Sari, M.Pd

Disusun Oleh:
Kelompok 3

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN KOUNIKASI
UIN SUNAN AMPEL
SURABAYA
2022
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan Allah SWT
tentunya kami tidak akan sanggup menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta
salam semoga terlimpah kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita
nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Ucapan Terimakasih kami haturkan kepada ibu Dita Kurnia Sari atas materi dan saran
yang diberikan. Adapun penulisan makalah berjudul “Populasi, Sampel, dan Teknik
Penarikan Sampel” ini kami buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode Penelitian
Kuantitatif.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
tentunya masih banyak kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran yang membangun dari pembaca untuk makalah ini, supaya
nantinya makalah ini dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Atas terdapatnya kesalahan
dalam makalah ini, penulis mohon maaf. Semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Surabaya, 01 November 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.......................................................................................................................ii
BAB I Pendahuluan...............................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................................2
C. Tujuan..................................................................................................................................2
BAB II Pembahasan.........................................................................................................................3
A. Populasi...............................................................................................................................3
B. Sampel.................................................................................................................................4
C. Teknik Pengambilan Sampel................................................................................................8
BAB III Penutup...............................................................................................................................24
A. Kesimpulan..........................................................................................................................24
B. Saran....................................................................................................................................24
Daftar Pustaka...................................................................................................................................25

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Penelitian hakikatnya merupakan kegiatan ilmiah untuk memperoleh


pengetahuan yang benar tentang suatu masalah. Pengetahuan yang diperoleh berupa
fakta, konsep, generalisasi, dan teori yang memungkinkan manusia dapat memahami
fenomena dan memecahkan masalah (Sagandji dan Sopiah, 2010).1

Penelitian dilaksanakan melalui suatu prosedur dan alur tertentu. Apapun jenis
penelitiannya, selalu dimulai dengan adanya permasalahan, hal tersebut
merupakansuatu kesenjangan yang dirasakan oleh peneliti. Kesenjangan tersebut
dapat terjadikarena beberapa kemungkinan sebab. Dengan kondisi yang demikian,
peneliti berusaha mencari jalan keluar dengan mengadakan penelitian berdasarkan
teori yangtepat (Malamassam, 2009). 2

Sebelum peneliti melakukan penelitian, perlu menyusun rencana


penelitian,yang dikenal dengan usulan / proposal penelitian. Kegunaan dari proposal
penelitian tersebut adalah sebagai pedoman rencana awal yang akan dilakukan
peneliti, baik mengenai masalah, ruang lingkup, metode penelitian yang dipakai,
populasi dan sampel penelitian, perencanaan tempat dan waktu penelitian, instrumen
penelitian, sampai pada perencanaan anggaran (jika diperlukan).

Dalam melakukan penelitian, tidak semua penelitian dapat dilakukan secara


populasi. Banyak alasan yang mendasari hal tersebut, diantaranya sebaran populasi
yang luas, waktu yang dibutuhkan terlalu lama, keterbatasan biaya, dll. Lebih lanjut
Patton (2009) mengatakan bahwa keuntungan menggunakan sampel antara
lain :memudahkan jalannya penelitian, penelitian lebih efisien, lebih teliti dan
cermatdalam pengumpulan data, dan lebih efektif3. Dari berbagai alasan tersebut,
sangat beralasan jika penelitian dilakukan hanya terhadap sampel saja. Dalam
menentukan sampel mana yang akan dijadikan sebagai objek penelitian tidaklah

1
Sangaji, Etta Mamang dan Sopiah. 2010. Metodologi Penelitian Pendekatan Praktisdalam Penelitian.
Yogyakarta: Penerbit Andi
2
Malamassam, Daud. 2009. Modul Pembelajaran Mata Kuliah Metodologi Penelitian .Makassar: Program Studi
Kehutanan, Fakultas Kehutanan, UniversitasHasanuddin.
3
Patton, Michael Quinn. 2009. Metode Evaluasi Kualitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

1
mudah, karena sampel yang kita ambil harus dapat mewakilisemua karakteristik dari
populasinya. Jika sampel yang diambil tidak dapat mewakili semua karakteristik
populasinya, maka hasil penelitian tersebut tidak dapat dibuatkan generalisasinya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi populasi?
2. Apa definisi sampel?
3. Berapa macam teknik dalam pengambilan sampel?
4. Bagaimana tahapan atau langkah dalam teknik sampling?
5. Apakah ada kelebihan dan kekurangan dari masing-masing teknik sampling?

C. Tujuan
1. Mengetahui definisi populasi.
2. Mengetahui definisi sampel.
3. Mengetahui macam-macam teknik pengambilan sampel.
4. Mengetahui tahapan dalam teknik sampling.
5. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari masing-masing teknik sampling.

BAB II

2
PEMBAHASAN
A. Populasi
Populasi dapat didefinisikan sebagai keseluruhan dari unit yang diteliti.
Populasi adalah kumpulan dari individu dengan kualitas ciri-ciri yang telah
ditetapkan. Populasi merupakan sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang
mempunyai karakteristik tertentu. Populasi merupakan wilayah generalisasi yang
terdiri atas subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi, populasi
bukan hanya orang, akan tetapi juga bisa berupa organisasi, binatang, hasil karya
manusia, dan benda-benda alam yang lain.
Definisi populasi yang lebih kompleks adalah bahwa populasi juga bukan
sekadar jumlah yang ada pada subjek yang diteliti, akan tetapi juga mencakup seluruh
karakteristik atau sifat yang dimiliki subjek tersebut. Sebuah populasi dengan jumlah
individu tertentu dinamakan populasi finit, sedangkan jumlah individu dalam
kelompok tidak mempunyai jumlah tetap atau jumlahnya tak terhingga disebut
populasi infinit.4
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya
orang, tetapi juga dapat berupa obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga
bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek atau subyek yang dipelajari, tetapi juga
mencakup keseluruhan dari karakteristik sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek
itu.
Misalnya akan melakukan penelitian di sekolah X, maka sekolah X ini
merupakan populasi. Sekolah X mempunyai sejumlah orang atau subyek dan obyek
yang lain. Hal ini berarti populasi dalam arti jumlah kuantitas. Tetapi sekolah X juga
mempunyai karakteristik orang-orangnya, misalnya motivasi kerjanya, disiplin
kerjanya, kepemimpinannya, iklim organisasinya dan lain- lain; dan juga mempunyai
karakteristik obyek yang lain, misalnya kebijakan, prosedur kerja, tata ruang kelas,
lulusan yang dihasilkan dan lain-lain. Yang terakhir berarti populasi dalam arti
karakteristik.

4
Agung Widhi Kurniawan dan Zarah Puspitaningtyas. Metode Penelitian Kuantitatif. (Yogyakarta: Pandiva
Buku, 2016), 66-67.

3
Satu orang-pun dapat digunakan sebagai populasi, karena satu orang itu
mempunyai berbagai karakteristik, misalnya gaya bicaranya, disiplin pribadi, hobi,
cara bergaul, kepemimpinannya dan lain-lain. Misalnya akan melakukan penelitian
tentang kepemimpinan presiden Y maka kepemimpinan itu merupakan sampel dari
semua karakteristik yang dimiliki presiden Y.
Dalam bidang kedokteran, satu orang sering bertindak sebagai populasi. Darah
yang ada pada setiap orang adalah populasi, kalau akan diperiksa cukup diambil
sebagian darah yang berupa sampel. Data yang diteliti dari sampel tersebut
selanjutnya diberlakukan ke seluruh darah yang dimiliki orang tersebut. 5

B. Sampel

Sampel adalah bagian dari pupulasi. Sampel merupakan bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh dari sebuah populasi. Adapun Teknik pengambilan
sampel disebut teknik sampling. Adapun Teknik sampling ini dibagi menjadi 2, yaitu
probability sampling dan non probability sampling. Berikut penjelasan dari kedua
sampel tersebut:
1. Probability Sampling
Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan
peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi
anggota sampel.6 Teknik ini merupakan teknik yang memungkinkan peneliti atau
evaluator untuk membuat generalisasi dari karakteristik sampel menjadi
karakteristik populasi.7 Teknik ini meliputi, simple random sampling,
proportionate stratified random sampling, disproportionate stratified random
sampling, sluster sampling;
a. Simple Random Sampling
Dikatakan simple karena pengambilan anggota sampel dari populasi
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam
populasi itu serta memiliki peluang yang sama untuk terambil. Cara ini
dilakukan apabila populasi dianggap homogen.8 Cara pengambilan pada
5
Prof. Dr. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. (Bandung: Alfabeta, 2013), 80.
6
Prof. Dr. Sugiyono, “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D”, (Bandung : Alfabeta, 2001), hlm.
82
7
Retnawati, Heri. "Teknik Pengambilan Sampel." Disampaikan Pada Workshop Update Penelitian Kuantitatif,
Teknik Sampling, Analisis Data, Dan Isu Plagiarisme. 2017.
8
Prof. Dr. Sugiyono, “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D”, (Bandung : Alfabeta, 2001), hlm.
82

4
Teknik sampling ini yaitu bisa dengan cara undian ataupun dipilih secara
acak.
Contoh : Dilakukan riset terkait pandangan mahasiswa BKI kelas B3
terhadap kesehatan mental di era digitalisasi. Dimana jumlah
mahasiswanya ada 35 anak. Disini peneliti akan mengambil sampel
sejumlah 10 anak yang mana peneliti menggunakan cara undian dalam
pengambilan sampel. Peneliti membuat nomor undian yang diberikan
keseluruh mahasiwa B3 dan dimasukan dalam sebuah kaleng. Kemudian
kaleng tersebut dikocok lalu diambil 1 nomor sampai 10 kali pengocokan.

b. Proportionate Stratified Random Sampling


Teknik ini digunakan ketika dalam populasi itu memiliki anggota/unsur
yang tidak homogen. Pada penyampelan jenis ini, anggota populasi
dikelompokkan berdasarkan stratanya, misal tinggi, sedang, dan rendah.
Contoh : suatu organisasi memiliki pegawai dari latar belakang Pendidikan
yang berstrata. Misal pegawai yang lulusan S1=8 orang, SMA=12 orang,
SMK=15 orang, SD=5 orang. Dari berbagai strata tersebut maka dilakukan
pemilihan teknik sampling Proportionate Stratified Random Sampling.

c. Disproportionate Stratified Random Sampling


Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi
berstrata tetapi kurang proporsional. Misalnya pegawai dari unit kerja
tertentu mempunyai: 3 orang lulusan S3. 4 orang lulusan S2. 90 orang S1.
800 orang SMA, 700 orang SMP, maka tiga orang lulusan S3, dan empat
orang S2, itu diambil semuanya sebagai sampel. Karena dua kelompok ini
terlalu kecil bila dibandingkan dengan kelompok S1. SMA, dan SMP.

d. Cluster Sampling (Area Sampling)


Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila obyek
yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misal penduduk dari suatu
negara, propinsi atau kabupaten. Untuk menentukan penduduk mana yang
akan dijadikan sumber data, maka pengambilan sampelnya berdasarkan
daerah populasi yang telah ditetapkan.

5
Misalnya di Indonesia terdapat 30 propinsi, dan sampelnya akan
menggunakan 15 propinsi, maka pengambilan 15 propinsi itu dilakukan
secara random. Tetapi perlu diingat, karena propinsi-propinsi di Indonesia
itu berstrata (tidak sama) maka pengambilan sampelnya perlu
menggunakan stratified random sampling. Propinsi di Indonesia ada yang
pendudukanya padat, ada yang tidak; ada yang mempunyai hutan banyak
ada yang tidak, ada yang kaya bahan tambang ada yang tidak.
Karakteristik semacam ini perlu diperhatikan sehingga pengambilan
sampel menurut strata populasi itu dapat ditetapkan. 9

2. Non Probability Sampling


Non Probability Sampling adalah kebalikan dari Probability sampling.
Probabilitas elemen populasi yang dipilih tidak diketahui, teknik ini tidak
memberikan peluang/ keselamatan sama bagi setiap unsur/anggota populasi untuk
dipilih menjadi sampel.
Non Probability Sampling adalah teknik sampling yang memberikan
kesempatan atau peluang yang tidak sama bagi setiap anggota populasi atau setiap
unsur untuk dipilih sebagai sampel. Eleman-elemen sampel dipilih berdasarkan
kebijaksanaan peneliti sendiri. Dalam non probability sammpling, tiap-tiap elemen
tidak diketahui apakah mempunyai kesempatan mmenjadi elemen-elemen sampel
tersebut ataukah tidak. Dalam sample jenis ini, tidak seluruh elemen memiliki
peluang untuk terpilih menjadi sample, dengan begitu temuan hasil studi yang
memakai sampling jenis ini tidak bisa langsung digeneralisasikan sebagai sebuah
hasil penelitian terhadap populasi.
Tujuan dari peneliti memakai sampling ini yaitu untuk generalisasi terhadap
populasi yang tidak begitu penting, dibanding dengan penemuan yang  diperoleh
ketika melakukan sebuah penelitian, atau peneliti mempunyai hambatan-hambatan
sehingga melakukan penghematan sumber daya yang ia miliki.
Jenis-jenis non probability sampling diantaranya yaitu sebagai berikut ini:

1. Purposive Sampling (Sampel Pertimbangan)


Purposive Sampling merupakan Satuan sampling yang dipilih
berdasarkan pertimbangan tertentu dengan tujuan untuk memperoleh satuan

9
Prof. Dr. Sugiyono, “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D”, (Bandung: Alfabeta, 2001), hlm. 83

6
sampling yang memiliki karakteristik yang dikehendaki. Teknik ini digunakan
terutama apabila hanya ada sedikit orang yang mempunyai keahlian
(expertise) di bidang yang sedang diteliti.
Contoh: jika kita ingin memahami proses berpikir orang-orang yang
tertarik untuk mengejar gelar master maka kriteria seleksi adalah Apakah
Anda tertarik untuk Magister di ...? Orang-orang yang memberikan jawaban
Tidak akan dikeluarkan dari sampel yang akan kita analisis lebih lanjut.

2. Accidental Sampling (Sampel tanpa sengaja)


Accidental sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan
faktor sponantanitas, artinya siapa saja yang tidak sengaja bertemu dengan
peneliti dan sesuai dnegan karakteistik maka orang tersebut dapat digunakan
sebagai sampel (responden).
Contoh: Startup dan LSM biasanya melakukan sampling di mal untuk
mendistribusikan selebaran even atau kegiatan yang akan datang atau promosi
suatu hal. Mereka melakukannya dengan cara berdiri di pintu masuk mal dan
membagikan pamflet secara acak kepada pengunjung mal.

3. Quota Sampling (Sampel Kuota)


Pengambilan sampel hanya berdasarkan pertimbangan peneliti saja,
hanya disini besar dan kriteria sampel telah ditentukan lebih dahulu.
Contoh: Pewawancara diminta memilih 20 pria dewasa, 20 wanita
dewasa, 10 remaja putri dan 10 remaja pria sehingga mereka dapat
mewawancarai mereka tentang tayangan televisi mereka. Idealnya, kuota yang
dipilih akan secara proporsional mewakili karakteristik penduduk yang
mendasarinya.
Meskipun ini memiliki keuntungan karena relatif mudah dan
berpotensi mewakili, sampel yang dipilih mungkin tidak mewakili
karakteristik lain yang tidak dipertimbangkan (konsekuensi dari sifat
pengambilan sampel yang tidak acak).

4. Voluntary Sampling
Sampel sukarela adalah salah satu jenis utama metode pengambilan
sampel non-probabilitas. Sampel sukarela terdiri dari orang-orang yang

7
memilih sendiri ke dalam survei. Seringkali dalam riset ini seseorang peneliti
ini sangat tertarik dengan topik penelitian utama yang mempergunakan
metode survei.
Contoh: sebuah acara berita meminta pemirsa untuk berpartisipasi
dalam jajak pendapat online. Ini akan menjadi sampel sukarela. Sampel dipilih
oleh penonton, bukan oleh administrator survei.

5. Snowball Sampling (Sampel Bola Salju)


Sampel diambil secara berantai, mulai dari ukuran sampel yang kecil
semakin menjadi besar. Cara ini banyak dipakai ketika peneliti tidak banyak
tahu tentang populasi hanya tahu satu atau dua orang berdasarkan penilaian
biasa dijadikan sebagai sampel.
Contoh: situasi topik yang sangat sensitif seperti HIV Aids di mana
orang tidak akan secara terbuka mendiskusikan dan berpartisipasi dalam
survei untuk berbagi informasi tentang HIV Aids.10

C. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik Simple Random Sampling


1. Pengertian Teknik Simple Random Sampling
Teknik simple random sampling secara umum adalah metode
pengambilan sample yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan
tingkatan atau kelompok populasi.11

Adapun pengertian teknik pengambilan samling simple random


sampling menurut beberapa ahli diantaranya:
1. Menurut Sugiyono (2001:57) teknik simple random sampling adalah teknik
pengambilan sampel dari anggota populasi yang dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.12
2. Menurut Kerlinger (2006:188), simple random sampling adalah metode
penarikan dari sebuah populasi atau semesta dengan cara tertentu sehingga

10
Prof. Dr. Sugiyono, “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D”, (Bandung: Alfabeta, 2001), hlm.
84-86
11
Ahmad Fauzy , “Metode Sampling”, Banten: Universitas Terbuka, 2019. Hal. 3.2
12
Sugiyono, “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D”, (Bandung: Alfa Beta, 2013). Hal.57

8
setiap anggota populasi atau semesta tadi memiliki peluang yang sama untuk
terpilih atau terambil.
3. Margono (2004: 126) menyatakan bahwa teknik sampling acak sederhana
adalah teknik untuk mendapatkan sampel yang langsung dilakukan pada unit
sampling. Dengan demikian setiap unit sampling sebagai unsur populasi
yang terpencil memperoleh peluang yang sama untuk menjadi sampel atau
untuk mewakili populasi.

Dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwah


teknik simple randome sampling adalah teknik atau cara pengambilan
sample dengan acak dan randome tanpa mementingkan strata dan tanpa
adanya syarat khusus sehingga setiap anggota populasi memiliki kesempatan
untuk di ambil menjadi sample. Biasanya teknik ini digunakan pada
populasinya bersifat homogeny atau relatif homogen.

2. Ciri Khusus dari Teknik Simple Randome Sampling


1. Simple random sampling memiliki validitas eksternal yang tinggi untuk
mewakili karakteristik populasi yang lebih besar.
2. Metode ini adalah yang paling mudah dari semua metode pengambilan
sampel probabilitas.
3. Simple random sampling hanya melibatkan satu pemilihan acak dan hanya
memerlukan sedikit informasi mengenai populasi.
4. Biasanya teknik ini digunakan pada populasinya bersifat homogeny atau
relatif homogen.

3. Kekurangan dan Kelebihan Teknik Simple Randome Sampling

Kelebihan Kekurangan

rumus yang kemungkinan sampel yang


digunakan sederhana terambil tidak merata
dan mudah cara meskipun pengambilannya
menghitungnya. acak.

9
Tidak membutuhkan apabila jumlah populasi
informasi tambahan dan sampelnya besar, maka
pada kerangka pengambilan sampelnya
sampel seperti susah apabila dilakukan
wilayah geografis, secara manual (dengan
dan lain-lain, selain lotere misalkan).
daftar lengkap
elemen populasi
survei dengan
informasi yang akan
diteliti.

Mudah diterapkan Persyaratan sulit terpenuhi.


untuk populasi kecil.

4. Prosedur dan Cara Pengambilan Teknik Simple Randome Sampling


Dalam teknik ini peneliti akan menemukan dua prosedur dalam
menggunakannya, yang pertama adalah Penarikan simple random sampling
dengan pemulihan (with replacement) dan yang kedua adalah Penarikan simple
random sampling tanpa pemulihan (withoutreplacement), berikut ini adalah
penjelasan mengenai dua prosedur di atas:
1. Penarikan simple random sampling dengan pemulihan (with replacement)
yaitu pengambilan sample dengan cara mengikutkan kembali sample yang
telah terpilih sebelumnya, Hal ini dikarenakan sampel yang sudah terambil
dikembalikan sebelum pengambilan sampel berikutnya.
2. Penarikan simple random sampling tanpa pemulihan (without replacement)
yaiyu pengambilan sample secara randome dengan cara tidak mengikutkan
kembali sample yang telah terpilih sebelumnya, . Hal ini dikarenakan
sampel yang sudah terambil tidak dikembalikan kembali dan dilanjutkan
pengambilan sampel berikutnya.

Adapun beberapa cara dalam pengambilan sample pada teknik ini, yaitu:
1. Lotre / undian, biasanya cara ini di gunakan pada populasi yang kecil
dan sedikit

10
Contoh: Ada sebanyak 10 traktor yang akan diuji kekuatan dari traktor
tersebut. Untuk tujuan tersebut diambillah sampel sebanyak 3 traktor.
Cara yang digunakan untuk mengambil 3 sampel traktor adalah dengan
undian. Tulislah nomor 1 sampai nomor 10 dalam lintingan kertas
arisan dan masukkan dalam gelas. Kocok gelas tersebut dan keluarkan
3 lintingan kertas satu per satu tanpa pengembalian dan misalkan
diperoleh nomor 8, 3, dan 2. Dengan demikian, sampel yang terpilih
adalah traktor nomor 8, 3, dan 2.
2. Table bilangan acak, biasanya cara ini di gunakan pada populasi yang
lebih besar dan banyak. Contoh: Suatu penelitian dilakukan untuk
mengetahui tingkat kesehatan ayam petelur. Jumlah total ayam petelur
(populasi atau N) sebanyak 1.000 ayam petelur. Jika populasi tersebut
diberi nomor maka diperoleh nomor 001, 002, ..., 000. Di sini
diperoleh 1.000 bilangan yang terdiri atas 3 digit dengan 001 mewakili
ayam ke-1, 002 mewakili ayam ke-2, 999 mewakili ayam ke-999 dan
000 mewakili ayam ke-1000. Misalkan akan diambil sampel sebanyak
20 ayam petelur dengan bantuan bilangan acak maka pertama-tama
tentukan dari mana bilangan acak tersebut dimulai. Untuk memulai
bilangan acak dapat dibantu dengan menjatuhkan pensil di atas tabel
bilangan acak.13

Teknik Proportionate Stratified Random Sampling


1. Pengertian Teknik Proportionate Stratified Random Sampling
Proportionate Stratified Random Sampling adalah salah satu teknik
pengambilan sample dengan memperhatikan tingkatan (strata) dari
populasi yang ada. artinya pada suatu populasi yang sifatnya heterogen
memiliki beberapa strata berdasarkan karakter yang melekat , yang
nantinya dalam teknik pengambilan sample ini populasi yang yng bersifat
heterogen ini dibagi menjadi kelompok kelompok yang bersifat homogen.
dengan tujuan pengambilan sampel akan merata pada seluruh tingkatan
dan sampel mewakili karakter seluruh elemen populasi yang heterogen. 14

13
Ahmad Fauzy , “Metode Sampling”, Banten: Universitas Terbuka, 2019. Hal. 3.4
14
Statmad.id , “Stratified Random Sampling”, 2020 https://www.statmat.net/stratified-random-sampling-adalah/
di akses pada 31 oktobel 2022, pukul 21.35 WIB.

11
Dalam teknik ini populasi di simbolkan dengan N dan sub bagiannya di
simbolakn dengan i yang mana semua sub populasi tidak boleh tumpang
tindih, sehinggah Ni+Ni+Ni+….=N (N₁+N₂+N₃+…..=N).15
2. Syarat Pembentukan Strata
1. Strata harus tidak saling tumpang tindih dan harus saling terpisah
dalam populasi.
2. Stratifiaksi populasi harus dilakukan pada strata yang bersifat homogen
dalam strata tersebut dengan karakteristik tertentu.
3. Pada kenyataannya di lapangan, ketika hal ini sulit untuk distratakan
dengan suatu nilai karakteristik tertentu, maka kemudahan administrasi
menjadi dasar pemikiran dalam stratifikasi.
4. Jika akurasi batas untuk kepastian tiap – tiap populasi diberikan, hal ini
akan menjadi lebih baik dan terpercaya untuk tiap – tiap populasi
sebagai suatu strata.

3. Kelebihan dan Kelemahan

Kelebihan Kelemahan
Dapat mengahsilkan presisis yang lebih Pada realitanya sering kali pembagian
tinggi apabila samplenya tidak homogen populasi menjadi beberapa sub/strata
terbilang sulit sehinggah strata yang di
buat kadang kali belum sesuai dengan
tujuan yang ingin di capain
Biaya pengumpulan data leboih efisian Harus membuat kerangka sample pada
karena terbagi menjadi beberapa sub tiap tiap strata dan kadang setiap
populasi (strata) kerangka smple pada tiap strata itu
berbeda beda
Informasi berkaitan dengan populasi
akan lebih kita dapatkan karena
populasinya dibagi ke dalam sub-sub
populasi (dibagi ke dalam beberapa

15
Ahmad Fauzy , “Metode Sampling”, Banten: Universitas Terbuka, 2019. Hal. 4.2

12
strata).

4. Langkah – Langkah Pengambilan Sample


1. Membagi elemen populasi menjadi beberapa sub/strata
2. Jika sudah terbagi menjadi beberapa sub/strata , masing masing strata
akan di ambil sample secara acak
3. Sample dari masing masing statra di bagi total dengan jumlah populasi
dan di kalikan dengan jumlah sample yang di inginkan dengan rumus
¿ ¿) untuk menemukan sample mana yang akan di ambil.

Disproportionate Stratified Random Sampling


A. Pengertian
Disproportionate stratified random sampling adalah teknik pengambilan
sampel yang dilakukan apabila sifat atau unsur dalam populasi tidak homogen dan
berstrata secara kurang atau tidak proporsional.16
Sebagai contoh misalkan kita ingin mengambil populasi di suatu fakultas yang
terdiri atas:
a. Dekan dan pernah menjabat dekan
b. Pembantu dekan dan pernah menjabat pembantu dekan
c. Ketua jurusan dan pernah menjabat ketua jurusan
d. Ketua Prodi dan pernah menjabat ketua prodi
e. Seluruh dosen jurusan
Kita dpt menentukan proporsi sampel utk masing-masing kelompok secara
merata yaitu 20%. Namun apabila hal tsb diterapkan, maka besar kemungkinan
utk kelompok-kelompok ttt proporsinya akan lebih besar atau lebih kecil
dibandingkan dg proporsi populasi yg sebenarnya. Oleh karena itu peneliti dpt
menentukan proporsi sampel yg dianggap lebih representatif, misalnya:
a. Dekan dan pernah menjabat dekan 10%
b. Pembantu dekan dan pernah menjabat pembantu dekan 25%
c. Ketua jurusan dan pernah menjabat ketua jurusan 20%
d. Ketua Prodi dan pernah menjabat ketua prodi 25%
e. Seluruh dosen jurusan 20%
B. Langkah-langkah
16
Muhammad Iqbal Hasan, “Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya”, (Bogor Selatan:
Ghalia Indonesia, 2002), hal. 79.

13
1. Menentukan populasi penelitian.
2. Mengidentifikasi segala karakteristik dari unit-unit yang menjadi anggota
populasi.
3. Mengelompokkan unit anggota populasi yang mempunyai karakteristik umum
yang sama dalam suatu kelompok atau strata misalnya berdasarkan tingkat
pendidikan.
4. Mengambil sebagian unit dari setiap strata untuk mewakili strata yang
bersangkutan.
5. Teknik pengambilan sampel dari masing-masing strata dapat dilakukan
dengan cara random atau nonrandom
6. Pengambilan sampel dari masing-masing strata sebaiknya dilakukan
berdasarkan perimbangan (proporsional)
C. Kelebihan
1. Memberikan presisi yang lebih tinggi dibandingkan dengan pengambilan
sampel acak sederhana dengan besar sampel yang sama
2. Semua ciri-ciri populasi yang heterogen dapat terwakili
3. Kemungkinan bagi peneliti untuk meneliti hubungan atau membandingkan
antara satu strata dengan strata yang lain
D. Kekurangan
Pengambilan sampel tidak lebih murah dan lebih murah daripada pengambilan
sampel acak sederhana karena rangka yang terperinci harus disusun untuk setiap
strata sebelum pengambilan sampel.

Cluster Sampling (Area Sampling)


A. Pengertian
Cluster sampling adalah teknik pengambilan sample di mana pemilihannya
mengacu pada kelompok bukan individu.17 Biasa disebut juga sebagai Cluster
random sampling yaitu suatu jenis teknik sampling dimana seorang peneliti
membagi populasi menjadi beberapa kelompok yang terpisah yang disebut
sebagai cluster.
Sebagai contoh kepala dinas Pendidikan kabupaten kuningan ingin
mengetahui bagaimana sikap guru sltp terhadap kebijakan manajemen berbasis

17
Uhar Suharsaputra, “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan”, (Bandung: Refika Aditama,
2014),

14
sekolah (MBS), besarnya sample adalah 300 orang, kemudian ditentukan
clusternya, misalnya sekolah, jumlah sltp sebanyak 66 sekolah dengan rata-rata
jumlah gutu 50 orang, maka jumlah cluster yang diambil adalah 300 : 50 = 6,
kemudian dipilih secara acak enam sekolah dan dari enam sekolah ini dipilih
secara acak 50 orang guru sebagai anggota sample.
B. Langkah-langkah
1. Tentukan sampel yang dibutuhkan dengan mengetahui target audience dan
ukuran sampelnya.
2. Ciptakan dan evaluasi sumber sampling. Bisa menggunakan sumber yang
sudah ada, atau menciptakan sendiri sesuai dengan target audiens. Lakukan
evaluasi berdasarkan pengelompokan dan cakupan sesuai dengan kebutuhan.
3. Tentukan jumlah kelompok dengan cara memasukkan anggota yang sama
secara merata dalam tiap kelompok. Pastikan terdapat perbedaan antar
kelompok.
4. Tentukan cluster secara acak.
5. Segmentasi geografis menjadi salah satu parameter umum yang digunakan
dalam Cluster Sampling.
6. Cluster Sampling merupakan teknik sampling dimana tahapan sampling
dikerucutkan pada subtipe one stage atau multi-stage.
C. Kelebihan
1. Sangat Ekonomis
2. Salah satu design yang paling ekonomis
3. Jumlah sample bisa lebih besar untuk jumlah biaya yang sama
4. Waktu yang dibutuhkan untuk pengumpulan data lebih sedikit
D. Kekurangan
1. Tidak mencerminkan keheterogenan populasi
2. Elemen dalam klister yang akan sama akan mempunyai karakter yang sama
3. Informasi yang diperoleh lebih sedikit dari metode lain
4. Tingkat estimosi error lebih tinggi dari metode lain

Non Probability Sampling


Menurut Sugioyono, non probability sampling adalah teknik pengambilan
sampel yang tidak memberikan peluang yang sama pada anggota populasi. Dan
menurut Ridwan, non probability sampling merupakan teknik sampling yang tidak

15
menyetarakan anggota populasi untuk dijadikan sampel. Dari dua pengertian tersebut,
dapat disimpulkan bahwa non probability sampling adalah teknik pengambilan
sampling dengan tidak menyetarakan peluang populasi untuk dijadikan sampel.
Dengan artian pengambilan sampel dalam teknik ini hanya berdasarkan
kebijakan atau kebutuhan peneliti, sehingga dalam suatu populasi hanya sampel yang
memenuhi kriteria dan kebutuhan peneliti lah yang diambil. Dengan demikian,
nantinya hasil studi yang ditemukan tidak dapat digeneralisasikan terhadap populasi.
Dalam non probability sampling terdapat beberapa jenis, yaitu :

Snowball Sampling
Salganik M.J dan Doughlas D.H. (2007) mendefinisikan metode snowball
sampling merupakan metode sampling yang didapat dengan cara bergulir dari satu
responden ke responden yang lain, umumnya metode ini digunakan untuk
menerangkan pola-pola sosial ataupun komunikasi (sosiometrik) sesuatu komunitas
tertentu18. Metode ini dianalogikan bagaikan bola salju yang menggelinding dari tas
bukit. Dimana awalnya bola salju yang kecil ketika menggelinding ke bawah akan
menjadi bola salju yang besar. Dalam implementasinya, metode snowball ini
digunakan dalam penelitian yang menggunakan subjek atau responden yang cukup
sensitif atau permasalahan khusus yang tidak tampak nyata di masyarakat, seperti
pecandu narkotika, gay, waria, atau kelompok sosial lain yang tertutup.
Supriyanto (2006), menjelaskan ciri spesial untuk tim yang bisa diseleksi
dalam metode snowball sampling sebagai berikut :
1. Kelompok yang bertabiat sangat jarang dalam seluruh aspek. Contohnya dari
bangsa serta ras. Di Indonesia sendiri, permasalahan dengan suku serta ras
yang semula mempunyai anggota besar setelah itu jadi sangat jarang lumayan
banyak. Paling banyak di wilayah pedalaman.
2. Komunitas yang memiliki kegemaran yang khas, apalagi anti mainstream.
Mereka biasanya mempunayi jumlah member yang masih terbatas. Walaupun
di masing-masing wilayah ada komunitas seragam, tetapi data umumnya
Cuma didapatkan lewat golongan internal kelompok.

18
Ika Lenaini, Teknik Pengambilan Sampel Purposive dan Snowball Sampling, Historis: Jurnal Kajian,
Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Sejarah, Vol. 6, No. 1, Juni 2021, hal. 35

16
3. Grup buat rekanan seprofesi yang dibangun dengan tujuan memudahkan
komunikasi serta menguatkan koneksi satu sama lain19.

Dari beberapa karakteristik diatas dapat diketahui bahwa daam metode snowball
sampling diperuntukan untuk membantu peneliti yang sedang meneliti permasalahan
yang bersifat sensitive dan tertutup. Dalam setiap metode pasti memiliki kelemahan
dan kelebihan. Dalam hal ini, Hakim A.H.R dan Pramukanto J.A (2013) menyatakan :

No Kelebihan Kekurangan
.
1. Riset dapat diawali dengan data dini Waktu, bayaran, serta tenaga yang
yang sangat sedikit sebab bersamaan dikeluarkan bisa berlipat ganda bila
meningkat responden, informasi yang periset tidak dapat menciptakan jaringan
didapat terus menjadi meluas serta responden dengan kilat.
perinci.
2. Snowball sampling bisa menolong guna Hasil riset dapat seluruhnya meleset
mengekspos kelompok responden yang ataupun tidak akurat bila periset
tadinya kurang menemukan atensi serta sembarangan ataupun kurang berjaga-
susah ditemui. jaga dalam membangun jaringan
responden.
3. Meningkatkan jumlah responden dalam Risiko pengaplikasian relatif besar,
prosesnya guna mencapai hasil yang paling utama apabila menyangkut riset
akurat. dengan tema kontroversial ataupun
responden dengan bukti diri individu
ataupun komunitas yang sepatutnya tidak
terekspos

Prosedur pelaksanaan teknik sampling snowball dapat dilakukan bertahap


dengan wawancara mendalam dan kuesioner. Dalam mewawancara responden,
seorang interviewer harus memiliki kejujuran, kesabaran, rasa empati, dan semangat
yang tinggi dengan tujuan untuk menghasilkan data yang dibutuhkan. Wawancara
mendalam dilakukan dengan sejumlah daftar pertanyaan. Umumnya wawancara
lapangan ini memiliki karakteristik awal dan akhir yang tidak terlihat jelas.

19
Ibid, hal. 36

17
Pertanyaan yang diajukan disesuaikan dengan kondisi dan situasi di lapangan.
Wawancara lebih banyak bersifat informal dan fleksibel, mengikuti norma yang
berlaku pada setting lokal, kadang diselipkan dengan canda-tawa yang dapat
mencairkan suasana dan membina hubungan yang erat serta meningkatkan
kepercayaan individu yang diteliti. Menurut Neuman (2003), konteks sosial dan
setting wawancara perlu ditulis dalam catatan lapangan dan dilihat sebagai hal yang
penting untuk mendukung penafsiran makna20. Langkah yang dapat dilakukan dalam
pengambilan sampel menggunakan snowball sampling adalah sebagai berikut :
1. Peneliti menentukan kriteria sampel.
2. Peneliti melakukan pencarian sampel bisa dengan wawancara atau
kuisioner dengan minimal respondem awal 2-12 orang.
3. Peneliti meminta responden awal untuk membantu mencari sampel yang
sesuai dengan kriteria sampai minimal <30 responden.
4. Setelah peneliti merasa cukup dengan sampel yang telah diperoleh, peneliti
dapat memulai penelitian.

Perbedaan Probability Sampling dan Non-Probability Sampling


Dari beberapa keterangan dan penjelasan yang telah tertulis diatas, setiap
teknik pengambilan sampel memiliki perbedaan, diantaranya :21
Probability Sampling Non Probability Sampling
Sampel dipilih dengan sistem acak. Sampel ditentukan sesuai pilihan peneliti,
bisa dari profesi atau kelompok tertentu
Semua anggota populasi berpeluang Anggota sampel dipilih berdasarkan kriteria,
menjadi anggota sampel. tidak semua populasi punya kesempatan
yang sama.
Cocok digunakan untuk jenis populasi yang Digunakan pada populasi yang punya sifat
beragam sama.
Hasil penelitian dan kesimpulan tidak bias. Hasil penelitian dan kesimpulan memiliki
peluang bias tinggi alias spekulatif.

Purposive Sampling
20
Nina Nurdiani, Teknik Sampling snowball dalam penelitian Lapangan, Jurnal Comtech : Computer,
Mathematics, and Engineering Applications, Vol. 5, No. 2, Desember 2014, hal. 1115
21
Maila Niamas, Pengertian Probability Sampling dan Non Probability Sampling, diakses pada 29 Oktober
2022 pada laman https://www.akuntansilengkap.com/penelitian/pengertian-probability-sampling-dan-non-
probability-sampling/

18
1. Pengertian
Teknik purposive sampling adalah metode sampling nonrandom
dimana teknik penentuan sampel yang didasarkan pada pertimbangan
peneliti mengenai sampel-sampel mana yang paling sesuai, bermanfaat
dan dianggap dapat mewakili suatu populasi (representatif).
Sampling Purposive adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu. Misalnya akan melakukan penelitian tentang
kualitas makanan, maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli
makanan, atau penelitian tentang kondisi politik di suatu daerah, maka
sampel sumber datanya adalah orang yang ahli politik. Sampel ini lebih
cocok digunakan untuk penelitian kualitatif, atau penelitian-penelitian
yang tidak melakukan generalisasi.22

2. Ciri Utama
Ciri utama dari sampling ini ialah apabila anggota sampel yang
dipilih secara khusus berdasarkan tujuan penelitian. Teknik biasanya
dilakukan dalam penelitian kualitatif dengan tujuan mengamati kasus-
kasus tertentu. 23
Teknik pengambilan sampel ini cenderung lebih tinggi kualitas
sampelnya. Karena peneliti telah membuat kisi atau batas berdasarkan
kriteria tertentu yang akan dijadikan sampel penelitian. Misal seperti
didasarkan pada ciri demografi, gender, jenis pekerjaan, umur dan lain
sebagainya. Teknik ini termasuk teknik pengambilan sampel yang cukup
sering digunakan dalam penelitian.

3. Langkah-Langkah
1) Pertama, seorang peneliti harus menentukan atau menetapkan tujuan
penelitian yang dilakukan
2) Menentukan kriteria dari sampel yang dibutuhkan secara spesifik
3) Menentukan populasi yang berdasarkan spesifikasi dari penelitian yang
dilakukan

22
Sugiyono, “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D”, (Bandung: Alfa Beta, 2013)
23
Hardani, “Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif”, (Yogyakarta: Pusaka Ilmu, 2020)

19
4) Menentukan minimum sampel yang dinilai layak untuk dijadikan data
dalam penelitian.

4. Kelebihan
1) Sampel terpilih merupakan sampel yang sesuai dengan tujuan
penelitian
2) Teknik ini ialah metode yang mudah untuk dilaksanakan.
3) Sampel terpilih umumnya merupakan orang atau personal yang
gampang ditemui ataupun didekati oleh periset
4) Sampel dapat bersifat lebih relevan dengan desain penelitian

5. Kekurangan
1) Tidak terdapat jaminan kalau jumlah sampel yang digunakan
representatif dalam segi jumlah.
2) Dimana tidak sebaik sample random sampling.
3) Bukan termasuk tata cara random sampling.
4) Tidak dapat digunakan generalisasi untuk mengambil kesimpulan
statistik.24

Kuota Sampling
1. Pengertian
Sampling Kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi
yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.
Sebagai contoh, akan melakukan penelitian tentang pendapat masyarakat
terhadap pelayanan masyarakat dalam urusan Ijin Mendirikan Bangunan.
Jumlah sampel yang ditentukan 500 orang. Kalau pengumpulan data belum
didasarkan pada 500 orang tersebut, maka penelitian dipandang belum selesai,
karena belum memenuhi kouta yang ditentukan.
Bila pengumpulan data dilakukan secara kelompok yang terdiri atas 5
orang pengumpul data. maka setiap anggota kelompok harus dapat
menghubungi 100 orang anggota sampel, atau 5 orang tersebut harus dapat
mencari data dari 500 anggota sampel.25

24
Ika Lenaini, “Teknik Pengambilan Sampel Purposive dan Snowbolling Sampling”, Jurnal Historis: Jurnal
Kajian, Penelitian & Pengembangan Pendidikan Sejarah, Vol 6 No 1, (Juni: 2021)
25
Sugiyono, “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D”, (Bandung: Alfa Beta, 2013)

20
Quota sampling adalah teknik non random sampling dimana
partisipan dipilih berdasarkan karakteristik yang telah ditentukan
sebelumnya sehingga total sampel akan memiliki distribusi karakteristik yang
sama dengan populasi yang lebih luas.

2. Kelebihan
1) Sampel dapat dikontrol untuk karakteristik tertentu
2) Rendahnya biaya penelitian yang dikeluarkan.
3) Ada keleluasaan peneliti untuk menentukan elemen-elemen untuk setiap
quotanya. Bahkan pada kondisi tertentu, hasil penelitian dpat menyamai hasil
penelitian yang dilakukan dengan salah satu teknik sampling yang termasuk
rumpun probability sampling.

3. Kekurangan
1) Bias seleksi, tidak ada jaminan26
2) Ditinjau dari bias yang mungkin terjadi, terlihat bahwa dengan teknik
sampling ini akan diperoleh data yang sangat beragam. Kondisi ini secara
langsung akan berakibat pada tingginya tingkat kesulitan dalam merumuskan
hasil penelitian.

4. Langkah-Langkah
1) Peneliti menentukan jumlah sampel yang akan diteliti.
2) Peneliti mulai mencari sampel sampai dengan jumlah yang telah ditentukan.
Atau peneliti dapat membagi sampel menjadi beberapa kelompok dan setiap
kelompok harus membawa atau mencari sampel lain sampai mencapai target
jumlah sampel.
3) Peneliti melakukan survei atau penelitian dari sampel yang sudah didapat.
4) Survey atau penelitian dihentikan jika jumlah sampel sudah memenuhi target
jumlah sampel.

Accidental Sampling
Accidental sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan
kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti
26
Deri Firmansyah, “Teknik Pengambilan Sampel Umum dalam Metodologi Penelitian: Literature Review”,
Jurnal Ilmiah Pendidikan Holistik, vol. 1, no. 2, 2022, hal. 91.

21
dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui
itu sesuai sebagai sumber data. Dalam teknik sampling aksidental,
pengambilan sampel tidak ditetapkan lebih dahulu. Peneliti langsung saja
mengumpulkan data dari unit sampling yang ditemui. (Sugiyono, 2012).27
1. Ciri – Ciri
1) Peneliti tidak menekankan pada tujuan sampling tapi pada kemudahan
proses riset sehingga tidak menetapkan kriteria yang rumit tentang
sampel.
2) Peneliti memilih sampel dari populasi di mana informasi yang diperlukan
bisa didapat dengan mudah.
3) Sampel yang dipilih mayoritas karena berada di lokasi saat dibutuhkan
atau yang familier bagi peneliti.
4) Akses yang mudah menjadi pertimbangan utama peneliti menggunakan
teknik accidental sampling.
2. Kelebihan
1) Teknik ini sangat hemat bagi peneliti, penerapannya tidak membutuhkan
banyak usaha maupun memerlukan banyak biaya.
2) Memberikan kebebasan terhadap peneliti yang bersangkutan untuk
menentukan sampel yang dirasa paling memenuhi syarat.
3) Penelitian dapat dengan cepat diselesaikan karena metode penarikkan
sampel tidak membutuhkan durasi yang lama.
4) Teknik pengambilan sampelnya mudah dan memiliki fleksibilitas tinggi
karena tidak terikat banyak aturan.
3. Kekurangan
1) Hasil penelitian tidak terlalu akurat sehingga kurang dapat dipertanggung
jawabkan.
2) Analis yang memilih metode ini biasanya tidak terlalu serius, hanya
mengejar ketepatan waktu penyelesaian riset.
3) Mayoritas penelitian dengan teknik ini menghasilkan kesimpulan yang
berpihak.
4) Tidak terlalu cocok untuk penelitian dengan tujuan akhir kualitas.28
27
Sugiyono, “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D”, (Bandung: Alfa Beta, 2013)
28
Diah Meidatuzzahra, “PENERAPAN ACCIDENTAL SAMPLING UNTUK MENGETAHUI PREVALENSI
AKSEPTOR KONTRASEPSI SUNTIKAN TERHADAP SIKLUS MENSTRUASI” (Studi Kasus: Pukesmas
Jembatan Kembar Kabupaten Lombok Barat),2019.

22
23
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan 
Berdasarkan pemaparan dalam pembahasan Populasi, Sampel, Dan Teknik Penarikan
Sampel, maka dapat penulis simpulkan beberapa hal yaitu: 
1. Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi bukan hanya orang, akan
tetapi juga bisa berupa organisasi, binatang, hasil karya manusia, dan benda-benda
alam yang lain.
2. Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh dari
sebuah populasi. Adapun Teknik pengambilan sampel disebut teknik sampling.
Teknik sampling ini dibagi menjadi 2, yaitu:
a. Probability sampling
b. Non probability sampling
3. Teknik Probability sampling meliputi:
a. Simple random sampling
b. Proportionate stratified random sampling
c. Disproportionate stratified random sampling
d. Sluster sampling
4. Teknik Non probability sampling meliputi:
a. Purposive Sampling
b. Accidental Sampling
c. Quota Sampling
d. Voluntary Sampling
e. Snowball Sampling

B. Saran 
Penulis sampaikan bahwa tulisan ini masih banyak sekali yang perlu dilengkapi dan
diperbaiki. Banyak persoalan yang belum terbahas. Kelemahan serta kekurangan  pastilah
ada karena itu sudah menjadi sifat manusia. Penulis juga belum secara sempurna jelaskan
secara rinci dan ringkas tentang apa yang dibahas di atas.  
Saran bagi penulis pribadi agar bisa melengkapi jika Allah SWT mengizinkan. Akan
tetapi jika hal itu tidak memungkinkan, harapan penulis bagi  generasi selanjutnya untuk
bisa melengkapinya dengan menyajikan data-data yang lebih valid. Semoga Allah selalu
memberkahi dan merahmati setiap apa yang telah  diusahakan setiap diri kaum muslimin.
Aamiin.

24
DAFTAR PUSTAKA

Agung Widhi Kurniawan dan Zarah Puspitaningtyas. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif.
(Yogyakarta: Pandiva Buku).
Ahmad Fauzy. 2019. “Metode Sampling”, Banten: Universitas Terbuka.
Deri Firmansyah. 2022. “Teknik Pengambilan Sampel Umum dalam Metodologi Penelitian:
Literature Review”, Jurnal Ilmiah Pendidikan Holistik, vol. 1, no. 2.
Diah Meidatuzzahra. 2019. “PENERAPAN ACCIDENTAL SAMPLING UNTUK
MENGETAHUI PREVALENSI AKSEPTOR KONTRASEPSI SUNTIKAN
TERHADAP SIKLUS MENSTRUASI” (Studi Kasus: Pukesmas Jembatan Kembar
Kabupaten Lombok Barat).
Firmansyah, D.. 2022. "Teknik Pengambilan Sampel Umum dalam Metodologi Penelitian:
Literature Review", Jurnal Ilmiah Pendidikan Holistik, vol. 1, no. 2.
Hardani. "Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif, Yogyakarta: Pusaka Ilmu, 2020.
Laelani, I.. 2021. "Teknik Pengambilan Sampel Purposive dan Snowbolling Sampling",
Jurnal Historis: Jurnal Kajian, Penelitian & Pengembangan Pendidikan Sejarah, vol.
6, no. 1.
Maila Niamas, Pengertian Probability Sampling dan Non Probability Sampling, diakses pada
29 Oktober 2022 pada laman
https://www.akuntansilengkap.com/penelitian/pengertian-probability-sampling-dan-
non-probability-sampling/
Malamassam, Daud. 2009. Modul Pembelajaran Mata Kuliah Metodologi
Penelitian .Makassar: Program Studi Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas
Hasanuddin.
Muhammad Iqbal Hasan. 2002. “Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan
Aplikasinya”, (Bogor Selatan: Ghalia Indonesia).
Nina Nurdiani. 2014. Teknik Sampling snowball dalam penelitian Lapangan, Jurnal Comtech
: Computer, Mathematics, and Engineering Applications, Vol. 5, No. 2.
Patton, Michael Quinn. 2009. Metode Evaluasi Kualitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Prof. Dr. Sugiyono. 2001. “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D”, (Bandung:
Alfabeta).
Retnawati, Heri. 2017. "Teknik Pengambilan Sampel." Disampaikan Pada Workshop Update
Penelitian Kuantitatif, Teknik Sampling, Analisis Data, Dan Isu Plagiarisme.

25
Sangaji, Etta Mamang dan Sopiah. 2010. Metodologi Penelitian Pendekatan Praktisdalam
Penelitian. Yogyakarta: Penerbit Andi
Statmad.id , “Stratified Random Sampling”, 2020 https://www.statmat.net/stratified-random-
sampling-adalah/ di akses pada 31 oktobel 2022, pukul 21.35 WIB.
Uhar Suharsaputra. 2014. “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan”,
(Bandung: Refika Aditama)

26

Anda mungkin juga menyukai