Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

METODE PENELITIAN

“ POPULASI DAN SAMPEL (INFORMA PENELITIAN) ”

Dosen Pengampu :

1. Drs. Mahmud Ahmad, M.Si


2. Sari A. Natonis S,Akun; M.A

Disusun oleh

Kelompok 8 :

NO NAMA NIM DOSEN PENGASUH


1. Grace I. Penu Weo 2203020219 Drs Thomas W.A Isliko.,M.M
2. Meisya O.P Wonggo 2203020217 Drs Thomas W.A Isliko.,M.M
3. Umbu I. Liunokas 2203020218 Drs Thomas W.A Isliko.,M.M
SEMESTER IV-F

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan Rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Metode Penelitian yang berjudul ”Populasi Dan
Sampel (Informa Penelitian)”ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Metode
Penelitian. Selain itu, tugas ini juga bertujuan untuk menambah wawasan serta pemahaman
tentang ”Populasi Dan Sampel (Informa Penelitian )”bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang salah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini
agar menjadi lebih baik kedepannya.

Kupang, 20 Maret 2024

Kelompok 8
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................

DAFTAR ISI.......................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................

1.1 LATAR BELAKANG.............................................................................................


1.2 RUMUSAN MASALAH........................................................................................
1.3 TUJUAN..................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................

2.1..................................................................................................................................
Pengertian Populasi Dan Sampel.............................................................................
2.2..................................................................................................................................
Manfaat Sampel.......................................................................................................
2.3..................................................................................................................................
Teknik Pengambilan Sampel...................................................................................
2.4..................................................................................................................................
Ukuran Sampel........................................................................................................

BAB III PENUTUP...........................................................................................................

3.1..................................................................................................................................
Kesimpulan..............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penelitian adalah pekerjaan ilmiah yang bermaksud mengungkapkan rahasia


ilmu secara obyektif, dengan dibentengi bukti-bukti yang lengkap dan kokoh.
Penelitian merupakan proses kreatif untuk mengungkapkan suatu gejala melalui cara
tersendiri sehingga diperoleh suatu informasi. Pada dasarnya, informasi tersebut
merupakan jawaban atas masalah-masalah yang dipertanyakan sebelumnya.
Salah satu bagian dalam desain penelitian adalah menentukan populasi dan
sampel penelitian. Kegiatan penelitian banyak dilakukan dengan penarikan sampel,
karena metode penarikan sampel lebih praktis, biayanya lebih hemat, serta
memerlukan waktu dan tenaga yang lebih sedikit dibandingkan dengan metode
sensus. Penentuan sampel dari suatu populasi, disebut sebagai penarikan sampel.
Penelitian yang memakai sampel untuk meneliti atau menyelidiki karakteristik
objek penelitian, dilakukan dengan beberapa alasan antara lain objek yang diteliti
sifatnya mudah rusak, objek yang diteliti bersifat homogen, tidak mungkin meneliti
secara fisik seluruh objek dalam populasi, untuk menghemat biaya, untuk menghemat
waktu dan tenaga, serta keakuratan hasil sampling.
Dalam penelitian yang menggunakan sampel sebagai unit analisis, baik pada
penelitian dengan pendekatan kuantitatif dan penelitian dengan pendekatan kualitatif,
setidaknya terdapat dua hal yang menjadi masalah atau persoalan yang dihadapi, yaitu
pertama, bahwa persoalan sampling adalah proses untuk mendapatkan sampel dari
suatu populasi. Di sini sampel harus benar-benar bisa mencerminkan keadaan
populasi, artinya kesimpulan hasil penelitian yang diangkat dari sampel harus
merupakan kesimpulan atas populasi. Sehingga masalah yang dihadapi adalah
bagaimana memperoleh sampel yang representatif, yaitu sampel yang dapat mewakili
elemen lain dalam populasi atau mencerminkan keadaan populasi. Kedua, masalah
yang dihadapi dalam penelitian yang menggunakan sampel sebagai unit analisis
adalah tentang bagaimana proses pengambilan sampel dan berapa banyak unit analisis
yang akan diambil. Sehingga masalah yang dihadapi diantaranya teknik penarikan
sampel manakah yang cocok dengan karakteristik populasi, tujuan dan masalah
penelitian yang akan dikaji. Selain itu berapa banyak unit analisis atau ukuran sampel
(sample size) yang akan dilibatkan dalam kegiatan penelitian. Berdasarkan pengertian
diatas, maka makalah ini membahas materi mengenai populasi dan sampel dalam
penelitian kuantitatif.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud pengertian populasi dan sampel?
2. Apa saja manfaat-manfaaat sampel?
3. Apa saja teknik pengambilan sampel?
4. Bagaimana cara menentukan ukuran sampel?

1.3 Tujuan
1. Untuk Menjelaskan Pengertian Populasi Dan Sampel
2. Untuk Menjelaskan Manfaat Sampel
3. Untuk Menjelaskan Cara Pengambilan Sampel
4. Untuk Menjelaskan Cara Menentukan Ukuran Sampel
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Populasi Dan Sampel


1. Populasi
Populasi berasal dari kata bahasa inggris population, yang berarti jumlah
penduduk. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Secara sederhana, populasi adalah semua
subjek atau objek sasaran penelitian.
Populasi bukan hanya bersifat orang saja, tetapi juga bisa benda-benda alam
lainnya. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek yang
dipelajari, tetapi juga meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subjek
atau objek itu. Wujud subjek itu bermacam-macam, bisa berupa: manusa, hewan,
tumbuh-tumbuhan, barang produk (hasil-hasil kerajinan, basil-basil industri, dan lain-
lain), barang-barang nonproduk (batu, pasir, tanah, air, dan lain-lain), dan bentuk
lingual atau ungkapan verbal (kata, frasa, kalimat, paragraf, teks), atau dokumen dan
barang cetak.
Menurut S. Margono, Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian
kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan. Jadi, populasi
berhubungan dengan data, bukan manusianya. Jika manusia memberikan suatu data,
maka banyaknya atau ukuran populasi akan sama banyaknya dengan ukuran manusia.
Populasi memiliki parameter yakni besaran terukur yang menunjukkan ciri
populasi tersebut. Besaran-besaran yang kita kenal antara lain: rata-rata bentengan,
rata-rata simpangan, variansi, simpangan baku sebagai parameter populasi. Parameter
suatu populasi adalah tetap nilainya, jika nilainya berubah, maka populasinya pun
berubah. Data yang di gunakan dalam penelitian (bahan penelitian), dapat berupa
populasi (universe) atau sampel.

a. Jenis-Jenis Populasi
Ada dua macam jenis populasi, yaitu populasi terbatas dan populasi tidak terbatas
(tak terhingga).
1) Populasi Terbatas
Populasi terbatas mempunyai sumber data yang jelas batasnya secara
kuantitatif sehingga dapat dihitung jumlahnya.
Contoh :
Jumlah penduduk kota Bandung 2.500.000 jiwa.
2) Populasi Tak Terbatas
Populasi tak terbatas yaitu sumber datanya tak dapat ditentukan batas-batasnya
sehingga relatif tidak dapat dapat dinyatakan dalam bentuk jumlah.
Contoh :
Suatu percobaan seorang bandar akan melemparkan sepasang dadu sampai tak
terhingga kali lemparannya. Maka setiap kali mencatat sepasang bilangan
yang muncul akan mendapatkan sepasang nilai yang tak terhingga pula.
Berdasarkan sifatnya populasi dapat digolongkan menjadi populasi homogen
dan populasi heterogen.
1) Populasi homogen
Populasi homogen adalah sumber data yang unsurnya memiliki sifat atau
keadaan yang sama sehingga tidak perlu mempermasalahkan jumlahnya secara
kuantitatif.
2) Populasi heterogen
Populasi heterogen adalah sumber data yang unsurnya memiliki sifat atau
keadaan yang berbeda (bervariasi) sehingga perlu ditetapkan batas-batasnya
baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif.

2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang di ambil melalui suatu cara tertentu
yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang dianggap bisa
mewakili populasi. Dengan kata lain pengertian sampel adalah sebagian, atau subset,
dari suatu populasi. Dalam suatu penelitian, tidaklah selalu perlu untuk meneliti semua
individu dalam populasi karena akan memakan banyak waktu dan biaya yang besar.
Oleh karena itu dilakukan pengambilan sampel, dimana sampel yang diambil adalah
sampel yang benar-benar representasi atau yang mewakili seluruh populasi.
Dalam suatu penelitian yang menjadi dasar pertimbangan pengambilan sampel
adalah memperhitungkan masalah efisiensi (waktu dan biaya) dan masalah ketelitian
dimana penelitian dengan pengambilan sampel dapat mempertinggi ketelitian karena
jika penelitian terhadap populasi belum tentu dapat dilakukan secara teliti. Seorang
peneliti dalam suatu penelitian harus memperhitungkan dan memperhatikan hubungan
antara waktu, biaya dan tenaga yang akan dikeluarkan dengan presisi (tingkat
ketepatan) yang akan diperoleh sebagai pertimbangan dalam menentukan metode
pengambilan sampel yang akan digunakan.

2.2. Manfaat Sampel


Populasi yang jumlahnya tidak terlalu besar, sering juga diteliti secara
keseluruhan tanpa mengambil sampel. Namun kalau jumlah populasi besar, sebaiknya
diambil sampel sebagai bahan kajian. Karena meneliti sebagian saja sebagai sampel
penelitian,mempunyai banyak manfaat, yaitu:
1) Dapat menghemat biaya, tenaga, fikiran dan waktu peneliti.
2) Meneliti sampel hasil yang diperoleh sama atau hampr sama dengan meneliti
populasi.
3) Data lebih cepat diperoleh dibandingkan dengan meneliti populasi secara
keseluruhan.
4) Dapat menghasilkan gambaran (representative) yang dapat dipercaya dari seluruh
populasi.
5) Dapat menentukan presisi (precision) dari hasil penelitian. Presisi adalah
ketepatan yang ditentukan oleh perbedaan hasil yang diperoleh.
6) Sederhana sehingga mudah dilaksanakan.
7) Dapat memberikan keterangan sebanyak mungkin dengan biaya serendah-
rendahnya.

Manfaat Sampel adalah untuk memperoleh data yang representative dalam


kaitanya dengan populasi yang menjadi sasaran penelitian. Bila metode pengambilan
sampel yang dipakai tepat, diharapkan individu-individu sampel yang diobservasi
maupun mewakili seluruh anggota populasi dan mampu memberi informasi yang
terkait dengan populasi yang diteliti. Informasi yang diperoleh akan menjadi bahan
baku bagi pengambilan keputusan. Dalam hal ini agar informasi yang diperoleh bisa
memenuhi tujuan tersebut dibutuhkan ketepatan dari data yang dikumpulkan. Agar
data yang diambil berguna maka data tersebut haruslah objektif (sesuai dengan
kenyataan yang sebenarnya), representative (mewakili keadaan yang sebenarnya),
variasinya kecil, tepat waktu dan relevan untuk menjawab persoalan yang sedang
menjadi pokok bahasan.

2.3. Teknik Pengambilan Sampel


Secara umum, ada dua jenis teknik pengambilan sampel yaitu, sampel acak
atau random sampling/probability sampling, dan sampel tidak acak atau nonrandom
samping/nonprobability sampling. Yang dimaksud dengan random sampling adalah
cara pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama untuk diambil
kepada setiap elemen populasi. Artinya jika elemen populasinya ada 100 dan yang
akan dijadikan sampel adalah 25, maka setiap elemen tersebut mempunyai
kemungkinan 25/100 untuk bisa dipilih menjadi sampel. Sedangkan yang dimaksud
dengan nonrandom sampling atau nonprobability sampling, setiap elemen populasi
tidak mempunyai kemungkinan yang sama untuk dijadikan sampel. Lima elemen
populasi dipilih sebagai sampel karena letaknya dekat dengan rumah peneliti,
sedangkan yang lainnya, karena jauh, tidak dipilih; artinya kemungkinannya 0 (nol).
Dua jenis teknik pengambilan sampel di atas mempunyai tujuan yang berbeda.
Jika peneliti ingin hasil penelitiannya bisa dijadikan ukuran untuk mengestimasikan
populasi, atau istilahnya adalah melakukan generalisasi maka seharusnya sampel
representatif dan diambil secara acak. Namun jika peneliti tidak mempunyai kemauan
melakukan generalisasi hasil penelitian maka sampel bisa diambil secara tidak acak.
Sampel tidak acak biasanya juga diambil jika peneliti tidak mempunyai data pasti
tentang ukuran populasi dan informasi lengkap tentang setiap elemen populasi. Di
setiap jenis teknik pemilihan tersebut, terdapat beberapa teknik yang lebih spesifik
lagi. Pada sampel acak (random sampling) dikenal dengan istilah simple random
sampling, stratified random sampling, cluster sampling, systematic
sampling, dan area sampling. Pada nonprobability sampling dikenal beberapa teknik,
antara lain adalah convenience sampling, purposive sampling, quota sampling,
snowball sampling

1) Probability/Random Sampling.
Syarat pertama yang harus dilakukan untuk mengambil sampel secara acak
adalah memperoleh atau membuat kerangka sampel atau dikenal dengan
nama “sampling frame”. Yang dimaksud dengan kerangka sampling adalah daftar
yang berisikan setiap elemen populasi yang bisa diambil sebagai sampel. Elemen
populasi bisa berupa data tentang orang/binatang, tentang kejadian, tentang tempat,
atau juga tentang benda. Jika populasi penelitian adalah mahasiswa perguruan tinggi
“A”, maka peneliti harus bisa memiliki daftar semua mahasiswa yang terdaftar di
perguruan tinggi “A “ tersebut selengkap mungkin. Nama, NRP, jenis kelamin,
alamat, usia, dan informasi lain yang berguna bagi penelitiannya.. Dari daftar ini,
peneliti akan bisa secara pasti mengetahui jumlah populasinya (N). Jika populasinya
adalah rumah tangga dalam sebuah kota, maka peneliti harus mempunyai daftar
seluruh rumah tangga kota tersebut. Jika populasinya adalah wilayah Jawa Barat,
maka penelti harus mepunyai peta wilayah Jawa Barat secara lengkap. Kabupaten,
Kecamatan, Desa, Kampung. Lalu setiap tempat tersebut diberi kode (angka atau
simbol) yang berbeda satu sama lainnya.
Di samping sampling frame, peneliti juga harus mempunyai alat yang bisa
dijadikan penentu sampel. Dari sekian elemen populasi, elemen mana saja yang bisa
dipilih menjadi sampel?. Alat yang umumnya digunakan adalah Tabel Angka
Random, kalkulator, atau undian. Pemilihan sampel secara acak bisa dilakukan
melalui sistem undian jika elemen populasinya tidak begitu banyak. Tetapi jika sudah
ratusan, cara undian bisa mengganggu konsep “acak” atau “random” itu sendiri
a. Simple Random Sampling atau Sampel Acak Sederhana
Cara atau teknik ini dapat dilakukan jika analisis penelitiannya cenderung
deskriptif dan bersifat umum. Perbedaan karakter yang mungkin ada pada setiap
unsur atau elemen populasi tidak merupakan hal yang penting bagi rencana
analisisnya. Misalnya, dalam populasi ada wanita dan pria, atau ada yang kaya
dan yang miskin, ada manajer dan bukan manajer, dan perbedaan-perbedaan
lainnya. Selama perbedaan gender, status kemakmuran, dan kedudukan dalam
organisasi, serta perbedaan-perbedaan lain tersebut bukan merupakan sesuatu hal
yang penting dan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil penelitian,
maka peneliti dapat mengambil sampel secara acak sederhana. Dengan demikian
setiap unsur populasi harus mempunyai kesempatan sama untuk bisa dipilih
menjadi sampel. Terdapat 2 pendapat mengenai metode pengambilan sampel acak
sederhana. Pendapat pertama menyatakan bahwa setiap nomor yang terpilih harus
dikembalikan lagi sehingga setiap sampel memiliki prosentase kesempatan yang
sama. Pendapat kedua menyatakan bahwa tidak diperlukan pengembalian pada
pengambilan sampel menggunakan metode ini. Namun, metode yang paling
sering digunakan adalah Simple Random Sampling dengan pengembalian.
Kelebihan metode ini yaitu dapat mengurangi bias dan dapat
mengetahui standard error penelitian. Sementara kekurangannya yaitu tidak
adanya jaminan bahwa sampel yang terpilih benar-benar dapat merepresentasikan
populasi yang dimaksud.
Contoh pengambilan sampel metode acak sederhana:

Dalam suatu penelitian dibutuhkan 30 sampel, sedangkan populasi penelitian


berjumlah 100 orang. Selanjutnya peneliti membuat undian untuk mendapatkan
sampel pertama. Setelah mendapatkan sampel pertama, maka nama yang terpilih
dikembalikan lagi agar populasi tetap utuh sehingga probabilitas responden
berikutnya tetap sama dengan responden pertama. Langkah tersebut kembali
dilakukan hingga jumlah sampel memenuhi kebutuhan penelitian.

b. Systematic Sampling atau Sampel Sistematis


Jika peneliti dihadapkan pada ukuran populasi yang banyak dan tidak
memiliki alat pengambil data secara random, cara pengambilan sampel sistematis
dapat digunakan. Cara ini menuntut kepada peneliti untuk memilih unsur populasi
secara sistematis, yaitu unsur populasi yang bisa dijadikan sampel adalah yang
“keberapa”.
Misalnya anggota populasi yang terdiri dari 100 orang. Dari semua anggota
diberi nomor urut, yaitu nomor 1 sampai dengan nomor 100. Pengambilan sampel
dapat dilakukan dengan nomor ganjil saja, genap saja, atau kelipatan dari
bilangan tertentu, misalnya kelipatan dari bilangan lima. Untuk itu, yang diambil
sebagai sampel adalah 5, 10, 15, 20 dan seterusnya sampai 100.
c. Stratified Random Sampling atau Sampel Acak Distratifikasikan
Karena unsur populasi berkarakteristik heterogen, dan heterogenitas tersebut
mempunyai arti yang signifikan pada pencapaian tujuan penelitian, maka peneliti
dapat mengambil sampel dengan cara ini. Metode Pengambilan sampel acak
berstrata mengambil sampel berdasar tingkatan tertentu. Misalnya penelitian
mengenai motivasi kerja pada manajer tingkat atas, manajer tingkat menengah
dan manajer tingkat bawah. Proses pengacakan diambil dari masing-masing
kelompok tersebut.

2) Nonprobability/Nonrandom Sampling atau Sampel Tidak Acak


Seperti telah diuraikan sebelumnya, jenis sampel ini tidak dipilih secara acak.
Tidak semua unsur atau elemen populasi mempunyai kesempatan sama untuk bisa
dipilih menjadi sampel. Unsur populasi yang terpilih menjadi sampel bisa disebabkan
karena kebetulan atau karena faktor lain yang sebelumnya sudah direncanakan oleh
peneliti.
a. Purposive Sampling
Purposive Sampling adalah teknik sampling yang cukup sering digunakan.
Metode ini menggunakan kriteria yang telah dipilih oleh peneliti dalam memilih
sampel.Kriteria pemilihan sampel terbagi menjadi kriteria inklusi dan eksklusi.
Kriteria inklusi merupakan kriteria sampel yang diinginkan peneliti
berdasarkan tujuan penelitian. Sedangkan kriteria eksklusi merupakan kriteria
khusus yang menyebabkan calon responden yang memenuhi kriteria inklusi harus
dikeluarkan dari kelompok penelitian. Misalnya, calon responden mengalami
penyakit penyerta atau gangguan psikologis yang dapat memengaruhi hasil
penelitian.
Contoh Purposive Sampling: penelitian tentang nyeri pada pasien diabetes
mellitus yang mengalami luka pada tungkai kaki.
b. Accidental Sampling
Pada metode penentuan sampel tanpa sengaja (accidental) ini, peneliti
mengambil sampel yang kebetulan ditemuinya pada saat itu. Penelitian ini cocok
untuk meneliti jenis kasus penyakit langka yang sampelnya sulit didapatkan.
Contoh penggunan metode ini, peneliti ingin meneliti tentang penyakit Steven
Johnson Syndrom yaitu penyakit yang merusak seluruh mukosa atau lapisan
tubuh akibat reaksi tubuh terhadap antibiotik.
Kasus Steven Johnson Syndrome ini cukup langka dan sulit sekali menemukan
kasus tersebut. Dengan demikian, peneliti mengambil sampel saat itu juga, saat
menemukan kasus tersebut. Kemudian peneliti melanjutkan pencarian sampel
hingga periode tertentu yang telah ditentukan oleh peneliti.
Teknik pengambilan sampel dengan cara ini juga cocok untuk penelitian yang
bersifat umum, misalnya seorang peneliti ingin meneliti kebersihan Kota
Bandung. Selanjutnya dia menanyakan tentang kebersihan Kota Bandung pada
warga Bandung yang dia temui saat itu.
c. Quota Sampling
Teknik sampel ini adalah bentuk dari sampel distratifikasikan secara
proposional, namun tidak dipilih secara acak melainkan secara kebetulan saja.
Misalnya, di sebuah kantor terdapat pegawai laki-laki 60% dan perempuan
40% . Jika seorang peneliti ingin mewawancari 30 orang pegawai dari kedua jenis
kelamin tadi maka dia harus mengambil sampel pegawai laki-laki sebanyak 18
orang sedangkan pegawai perempuan 12 orang. Sekali lagi, teknik pengambilan
ketiga puluh sampel tadi tidak dilakukan secara acak, melainkan secara kebetulan
saja.
d. Snowball Sampling – Sampel Bola Salju
Snowball Sampling adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan
wawancara atau korespondensi. Metode ini meminta informasi dari sampel
pertama untuk mendapatkan sampel berikutnya, demikian secara terus menerus
hingga seluruh kebutuhan sampel penelitian dapat terpenuhi.

Metode pengambilan sampel Snowball atau Bola salju ini sangat cocok untuk
penelitian mengenai hal-hal yang sensitif dan membutuhkan privasi tingkat
tinggi, misalnya penelitian tentang kaum waria, penderita HIV, dan kelompok
khusus lainnya.
e. Teknik Sampling Jenuh
Teknik Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel yang menjadikan
semua anggota populasi sebagai sampel. dengan syarat populasi yang ada kurang
dari 30 orang.

2.4. Ukuran Sampel


Untuk menentukan sampel dari populasi digunakan perhitungan maupun
acuan tabel yang dikembangkan para ahli. Secara umum, untuk penelitian
korelasional jumlah sampel minimal untuk memperoleh hasil yang baik adalah 30,
sedangkan dalam penelitian eksperimen jumlah sampel minimum 15 dari masing-
masing kelompok dan untuk penelitian survey jumlah sampel minimum adalah 100.
Roscoe (1975) yang dikutip Uma Sekaran (2006) memberikan acuan umum
untuk menentukan ukuran sampel :
1. Ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat untuk kebanyakan
penelitian.
2. Jika sampel dipecah ke dalam subsampel (pria/wanita, junior/senior, dan
sebagainya), ukuran sampel minimum 30 untuk tiap kategori adalah tepat.
3. Dalam penelitian mutivariate (termasuk analisis regresi berganda), ukuran sampel
sebaiknya 10x lebih besar dari jumlah variabel dalam penelitian.
4. Untuk penelitian eksperimental sederhana dengan kontrol eskperimen yang ketat,
penelitian yang sukses adalah mungkin dengan ukuran sampel kecil antara 10
sampai dengan 20.

Besaran atau ukuran sampel ini sampel sangat tergantung dari besaran tingkat
ketelitian atau kesalahan yang diinginkan peneliti. Namun, dalam hal tingkat
kesalahan, pada penelitian sosial maksimal tingkat kesalahannya adalah 5% (0,05).
Makin besar tingkat kesalahan maka makin kecil jumlah sampel. Namun yang perlu
diperhatikan adalah semakin besar jumlah sampel (semakin mendekati populasi) maka
semakin kecil peluang kesalahan generalisasi dan sebaliknya, semakin kecil jumlah
sampel (menjauhi jumlah populasi) maka semakin besar peluang kesalahan
generalisasi.

Beberapa rumus untuk menentukan jumlah sampel antara lain :

1) Ukuran Sampel Dengan Teori Slovin (1960)


Salah satu literatur yang paling banyak digunakan adalah penentuan ukuran
sampel menggunakan rumus slovin (1960). Seorang ahli yang bernama slovin ini
ternyata sampai saat ini belum diketahui Siapa nama aslinya, bahkan pernah menjadi
perdebatan mengenai tahun terbit dari naskah yang ditulis oleh slovin ini yaitu tahun
1960 dan 1843. Dalam tulisan Riduwan (2005), dengan judul penelitian “belajar
mudah penelitian untuk guru”, dia mengutip rumus slovin dengan formula sebagai
berikut;

RUMUS SAMPEL : RUMUS SLOVIN

n=N1+Ne2

n= besar sampel yang ;

N= ukuran populasi atau jumlah elemen dalam populasi ;


e= nilai presisi atau tingkat signifikansi yang telah ditentukan. Umumnya dalam
penelitian tingkat signifikansi ditentukan sebesar 95% atau 0,05.

Karena sampel kita harus berupa angka bulat dan orang, maka kita lakukan
pembulatan mengikuti aturan pembulatan standar yaitu, apabila ≥ 0,5 maka kita
bulatkan ke atas dan sebaliknya.

2) Ukuran Sampel Penelitian Penurut Gay, LR Dan Diehl, PL (1992)


Hasil penelitian dari Gay, LR dan Diehl, PL (1992), dengan judul penelitian
“Research Methods for Business and Management disebutkan bahwa ukuran sampel
penelitian haruslah sebesar-besarnya. Asumsi yang disampaikan oleh Gay dan Diehl
didasarkan pada semakin besar sampel yang diambil maka semakin
merepresentasikan bentuk dan karakter populasi serta lebih dapat untuk digeneralisir.
Meskipun demikian, ukuran pasti sampel yang akan diambil sangat bergantung pada
jenis penelitian yang sedang digarap.

Berikut beberapa kondisi yang perlu diperhatikan;

1. Apabila penelitian yang sedang dikerjakan merupakan penelitian deskriptif, maka


ukuran sampel sekurang-kurangnya adalah sebesar 10% dari total elemen populasi.
2. Apabila penelitian yang dikerjakan merupakan penelitian bersifat korelasi atau
berhubungan, maka ukuran sampel sekurang-kurangnya adalah sebesar 30 subjek
(unit sampel).
3. Apabila penelitian yang dikerjakan merupakan penelitian bersifat perbandingan,
maka ukuran sampel penelitian yang direkomendasikan adalah sebesar 30 subjek.
4. Apabila penelitian yang dikerjakan merupakan eksperimental berkelompok, maka
ukuran sampel yang direkomendasikan adalah sebesar 15 sampel perkelompok.
3) Ukuran Sampel Penelitian Menurut Wiratna Sujarweni (2008).
Dalam tulisan Wiratna Sujarweni (2008) tentang “Belajar mudah SPSS untuk
skripsi, tesis, desertasi & umum” memang tidak ada jumlah atau nilai tertentu yang
syaratkan. Sujarweni berbendapat bahwa jumlah sampel yang diharapkan 100%
mewakili populasi adalah keseluruhan anggota populasi itu sendiri.
Menurut saya pendapat ini memberi kita pemahaman yang lebih dalam bahwa
hampir tidak mungkin untuk mendapatkan gambaran 100% populasi dari data sampel.
Untuk itu dibutuhkan kehati-hatian dalam memilih metode sampling, menentukan
jumlah sampel, dan perlunya memperhitungkan tingkat kesalahan.
Sujarweni juga menambahkan jika ukuran suatu populasi sangat besar maka
penelitiannya dapat dilakukan dengan survei sampel. Penentuan ukuran sampel boleh
menggunakan rumus slovin.
4) Ukuran Sampel Penelitian Menurut Jacob Cohen (Dalam Suharsimi Arikunto,
2010:179)

Formula sampel Jacob Cohen

N=LF²+u=0

Dimana :

N= Ukuran sampel

F²= Effect Size


u = Banyaknya ubahan yang terkait dalam penelitian
L = Fungsi Power dari u= 0
5) Ukuran Sampel Penelitian Berdasarkan Proporsi (Tabel Isaac Dan Michael)

Menentukan ukuran sampel penelitian menggunakan tabel Isaac dan Michael


sedikit lebih mudah, dimana sudah ditentukan tingkat kesalahan untuk 1%, 5% dan
10%. Dengan tabel ini, peneliti dapat secara langsung menentukan besaran sampel
berdasarkan jumlah populasi dan tingkat kesalahan yang dikehendaki.
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Sampel adalah sebagian dari populasi. Artinya tidak akan ada sampel jika
tidak ada populasi. Populasi adalah keseluruhan elemen atau unsur yang akan kita
teliti. Penelitian yang dilakukan atas seluruh elemen dinamakan sensus. Idealnya, agar
hasil penelitiannya lebih bisa dipercaya, seorang peneliti harus melakukan sensus.
Sampel adalah bagian dari populasi yang di ambil melalui suatu cara tertentu yang
juga memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang dianggap bisa mewakili
populasi. Dengan kata lain pengertian sampel adalah sebagian, atau subset, dari suatu
populasi.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/42859805/MAKALAH_POPULASI_DAN_SAMPEL

https://id.scribd.com/document/394035805/Populasi-Sampel-Dan-Informan-Penelitian

Anda mungkin juga menyukai