Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

METODE SAMPLING DAN PENENTUAN JUMLAH SAMPEL

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Statistika


Dosen Pengampu: Dr. Yahmi Ira Setyaningrum, STP, M.Si

Disusun oleh:
Riski Amaliyah (192101101)
Yenita Putri Kusuma Ningrum (202101101)
Irvina Martya Pradhiva (202101117)

PROGRAM STUDI S1 ILMU GIZI


INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN MALANG WIDYA CIPTA HUSADA
MALANG
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga makalah mata kuliah pendidikan gizi dengan
judul “Makalah Metode Sampling dan Teknik Pengambilan Sampel” ini dapat terselesaikan
tepat pada waktunya.Makalah ini dibuat dan disusun dalam rangka memenuhi tugas
kelompok dan tanggung jawab penulis kepada dosen pengampu mata kuliah. Akhirnya,
semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan taufik serta hidayah-Nya kepada kita
semua dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Malang, 20 September 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.......................................................................................................1
1.3. Tujuan..........................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3
2.1. Definisi Populasi.........................................................................................................3
2.2. Definsi Sampel............................................................................................................3
2.3. Jenis-Jenis Metode Sampel..........................................................................................4
2.4. Cara Menentukan Jumlah Sampel...............................................................................8

BAB III PENUTUP................................................................................................................10


3.1. Kesimpulan................................................................................................................10
3.2. Saran..........................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pembicaraan mengenai penentuan sampel dalam suatu studi,tak terlepaskan dengan
istilah populasi dan sampel.Populasi dan sampel merupakan dua hal yang tidak
terlepaskan. Dalam keseharian sering memasak makanan, misalnya sop sayuran.
Sebelum matang, biasanya dicicipi dulu satu sendok. Satu sendok itu disebut sampel,
sedangkan sop sayuran yang satu panci merupakan populasi. Dengan satu sendok sampel
tersebut, diketahui karakteristiknya. Dari karakteristik ini,digunakan untuk mengetahui
karakteristik populasi.
Populasi merupakan wilayah generalisasi atau keseluruhan dari sesuatu yang sedang
dipelajari karakteristiknya. Sampel merupakan bagian dari populasi. Jadi sampel adalah
sebagian dari keseluruhan objek yang akan diteliti atau dievaluasi yang memiliki
karakteristik tertentu dari sebuah populasi. Cara menentukan sampel disebut dengan
teknik sampling atau teknik penyampelan.
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian didasarkan
pada ciri – ciri keilmuan (pengetahuan) yaitu rasional empinis dan sistematis. Rasional
berarti penelitian yang dilakukan dengan cara – cara yang masuk akal, sehingga dapat
dijangkau oleh penalaran (pemikiran) manusia. Empiris berarti cara – cara yang
dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia sehingga orang lain dapat mengamati
dan mengetahui cara – cara yang digunakan penelitian (Darmanah dan Garaika, 2019)

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan populasi?
2. Apa yang dimaksud dengan sampel?
3. Apa saja jenis-jenis metode sampling?
4. Bagaimana menentukan jumlah sampel?

1
1.3. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami definisi populasi
2. Mengetahui dan memahami definisi sampel
3. Mengetahui dan memahami jenis-jenis metode sampling
4. Mengetahui dan memahami cara menentukan jumlah sampel

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Definisi Populasi


Populasi adalah himpunan yang lengkap dari satuan atau individu yang
karakteristiknya ingin diketahui. Banyaknya individu atau elemen yang merupakan
anggota populasi disebut sebagai ukuran populasi dan disimbolkan dengan N.
Berdasarkan jumlah anggotanya, populasi dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yakni:
1. Populasi Terbatas
Suatu populasi dikatakan terbatas apabila jumlah anggota populasi tersebut diketahui
dengan pasti dan memiliki sumber data yang jelas batas-batasnya secara kuantitatif,
misal penduduk kota Pontianak, mahasiswa perguruan tinggi negeri di Kalimantan
Barat, karyawan perusahaan PT Usaha Makmur.
2. Populasi Tidak Terbatas
Suatu populasi dikatakan tidak terbatas jika jumlahnya tidak dapat dihitung, hanya
dapat digambarkan secara kualitas dengan karakteristik yang bersifat umum yaitu
orang-orang, dahulu, sekarang, dan parameter. Contohnya guru di Indonesia, yang
berarti jumlahnya harus dihitung sejak guru pertama ada sampai sekarang dan yang
akan datang.

2.2. Definsi Sampel


Sampel adalah sebagian anggota populasi yang memberikan keterangan atau data
yang diperlukan dalam suatu penelitian. Dengan kata lain, sampel adalah himpunan
bagian dari populasi. Sampel (n) selalu mempunyai ukuran yang kecil atau sangat kecil
jika dibandingkan dengan ukuran populasi.
Beberapa alasan dilakukannya pengambilan atau penarikan sampel dalam suatu
sampel, antara lain (Hastono, 2013: 178):
1. Adanya populasi yang sangat besar (infinite population) dalam suatu populasi yang
sangat besar dan tidak terbatas. Oleh karena itu tidak mungkin seluruh populasi
diperiksa atau diukur karena akan memerlukan waktu yang lama
2. Homogenitas karena tidak perlu semua unit populasi yang homogeny diperiksa
karena akan membuang waktu serta tiada berguna terhadap variabel yang akan
diteliti karena sudah terwakili oleh sebagian populasi

3
3. Penarikan sampel menghemat biaya dan waktu
4. Ketelitian atau ketepatan pengukuran. Dalam meneliti jumlah sampel yang sedikit
(sampel) tentu akan lebih teliti dibandingkan dengan meneliti jumlah yang banyak
(populasi)
5. Adanya penelitian yang perlu dihancurkan (destruktif), misalnya darah yang sudah
diambil dari orang yang diteliti, tidak mungkin akan digunakan kembali
Beberapa syarat yang diperlukan dalam pengambilan sampel dalam suatu penelitian,
antara lain:
1. Dapat menghasilkan gambaran karakter populasi yang tepat
2. Dapat menentukan presisi (ketepatan) hasil penelitian dengan menentukan simpangan
baku dan tafsiran yang diperoleh
3. Sederhana dan mudah dilaksanakan
4. Dapat memberikan keterangan sebanyak mungkin dengan biaya serendah mungkin

2.3. Jenis-Jenis Metode Sampel


Rancangan sampel adalah rancangan yang meliputi cara pengambilan sampel dan
penentuan besar sampel. Rancangan sampel akan membantu peneliti dalam memperoleh
sampel yang memiliki sifat representative terhadap populasinya. Dalam menentukan
teknik pengemabilan sampel yang digunakan harus sesuai dengan tujuan penelitian.
Teknik penarikan sampel dapat menentukan mutu atau hasil akhir suatu penelitian.
Jika teknik yang digunakan tidak tepat, maka penelitian tersebut dapat dipertanyakan dan
mungkin kebermaknaannya akan hilang. Oleh karena itu, menghindari hal ini maka
pengetahuan tentang jenis sampel sangat diperlukan karena masing-masing jenis sampel
mempunyai prosedur yang beda. Secara umum sampel dapat digolongkan menjadi 2
jenis yakni:
1. Sampel secara acak atau sampel probabilitas (Probability sampel)
Sampel probabilitas adalah himpunan unit atau elemen observasi yang dipilih
sedemikian rupa sehingga unit atau elemen dalam populasi tersebut mempunyai
peluang yang sama yang diketahui untuk terpilih. Sampel ini bertujuan untuk
membuktikan hipotesis serta melakukan generalisasi. Jenis sampel yang termasuk
dalam sampel probabilitas, antara lain:

4
a. Sampel Acak Sederhana (simple random sampling/SRS)
Sampel acak sederhana adalah sampel yang diambil dari suatu populasi dengan
cara tidak melakukan pilih-pilih individu yang dijadikan anggota sampel atas
dasar alasan tertentu atau bersifat subjektif seperti suka tidak suka atau mudah
sulit dijangkau. Dalam hal ini, semua anggota populasi diberi kesempatan atau
peluang yang sama untuk dijadikan sampel. Pengambilan sampel ini dapat
dilakukan apabila popuulasi tidak begitu banyak variasi dan secara geografis
tidak terlalu menyebar, serta harus ada daftar populasi (sampling frame). Prosedur
sampel acak sederhana:
- Tentukan populasi yang akan diteliti.
- Tentukan ukuran sampel yang akan digunakan.
- Memberikan nomor pada semua anggota populasi, misal mulai 000 sampai
700
- Mengambil nomor tersebut secara acak sebanyak anggota sampel yang telah
ditentukan pada langkah.
b. Sistematis (systematic random sampling)
Sampel yang diambil secara acak hanya unsur pertama, selanjutnya diambil
secara sistemaik sesuai langkah yang sudah ditetapkan. Syarat penarikan
sampel secara sistematis adalah tersedianya kerangka sampling, populasinya
mempunyai pola beraturan, dan populasi sedikit homogeny. Prosedur
penarikan sampel sistematis, yaitu:
- Tentukan populasi yang akan diteliti
- Tentukan ukuran sampel
- Buat daftar nama atau nomor anggota populasi
- Tentukan besarnya interval antara 2 anggota sampel yang berurutan.
Interval ini dapat ditentukan dengan cara membagi jumlah anggota
populasi dengan jumlah sampel yang dikehendaki
- Tentukan satu anggota sampel yang pertama dari deretan teratas daftar
nama nomor populasi
- Sampel kedua, ketiga, dan seterusnya ditentukan dengan menambahkan
besar angka interval. Misal, jika anggota pertama sampel bernomor 1
(butir 5) dan besar interval yang digunakan adalah 10 (butir 4), maka

5
anggota sampel kedua, ketiga adalah individu yang bernomor 11,21, dan
seterusnya

c. Sampel strata (Stratified Random Sampling)


Strata berarti lapisan atau subpopulasi sehingga dalam hal ini populasi dipandang
sebagai suatu kesatuan yang berlapis-lapis Pada umumnya dalam suatu populasi
bersifat heterogen. Oleh karena itu perlu untuk dibagi menjadi strata agar semua
sifat dapat terwakili. Prosedur penarikan sampel strata, yaitu:
- Tentukan populasi yang akan diteliti.
- Tentukan ukuran sampel
- Identifikasi variable yang diteliti
- Buat strata (lapisan atau subpopulasi yang diperlukan)
- Kelompokkan anggota populasi berdasarkan lapisan
- Secara acak, pilihlah anggota sampel dari masing-masing lapisan
d. Klaster (Cluster sampling)
Sampel klaster berarti penarikan populasi yang telah dikelompokkan terlebih
dahulu. Populasi dibagi kedalam gugu/kelas yang diasumsikan sudah terdapat
semua sifat/variasi yang akan diteliti. Selanjutnya kelas akan diacak dan unit
sampel akan diambil dari kelas yang sudah ditarik. Syarat dalam pengambilan
atau penarikan sampel ini, yaitu dalam kelas sehomogen mungkin, antar kelas
seheterogen mungkin, dan disebut juagb area sampling. Prosedur penarikan
sampel acak klaster, yaitu:
- Tentukan populasi yang akan diteliti
- Tentukan ukuran sampel.
- Tentukan klaster. Di sini yang lebih penting adalah alasan mengapa
menganggap objek penelitian tersebut sebagai klaster.
- Buat daftar nama klaster yang merupakan komponen populasi dan harus
jumlah klaster tersebut
- Perkirakan jumlah rata-rata anggota per klaster
- Tentukan jumlah klaster yang diperlukan. Caranya, bagilah ukuran sampel
yang ditetapkan (butir 2) dengan angka perkiraan jumlah rata-rata anggota
per klaster (butir 5).

6
- Secara acak, pilihlah jumlah klaster yang telah diperoleh (butir 6) Hal ini
dapat dilakukan dengan menggunakan tabel bilangan random
- Data yang Anda inginkan dapat diperoleh dari masing-masing anggota
klaster yang sudah terpilih (butir 7)
e. Sampel bertingkat/bertahap (Multistage sampling)
Pengamblan sampel bertingkat dilakukan jika secara geografis populasi sangat
menyebar dan meliputi area yang sangat luas.

2. Sampel secara tidak acak/non probabilitas (Non-probability sampling)


Pada metode pengambilan secara tidak acak, tidak semua unsur didalam
populasi mempunyai peluang yang sama untuk diambil sebagai sampel. Pengambilan
sampel secara tidak acak dapat dilakukan jika karakteristik yang ada dipolusai tidak
memadai, Sampel nonprobabilitas juga dapat diartikan sebagai anggota populasi tidak
diberi kesempatan atau peluang yang sama untuk dijadíkan atau dipilih menjadi
anggota sampel. Peneliti memilih sampel hanya dengan menggunakan pertimbangan
tertentu. Penarikan sampel ini bertujuan untuk bukan mengui hipotesis dan tidak
melakukan generalisasi Beberapa sampel yang termasuk kategori sampel
nonprobabilitas ada 3, antara lain:
a. Sampel Purposif (Purposive sampling)
Kata "purposif berasal dari bahasa Inggris purposive yang berarti sengaja. Metode
purposive sampling dapat dilakukan ketika peneliti telah memahami karakteristik
dari populasi atau sampling dilakukan oleh orang yang telah mengenal betul
populasi yang akan diteliti (seorang ahli di bidang yang akan diteliti). Penentuan
sample selanjutnya berdasarkan tujuan-tujuan tertentu yang telah ditetepakan
serta mewakili karakteristik dari populasi. Dengan demikian, sampel tersebut
akan representatif terhadap populasi yang sedang diteliti. Sampel ini juga sering
dikaitkan dengan tujuan penelitian yang akan dilakukan. Prosedur penarikan
sampel purposive, yaitu:
- Tentukan populasi yang akan diteliti
- Tentukan ukuran sampel
- Pilihlah anggota sampel yang memenuhi kualifikasi atau sesuai dengan
kriteria yang ditentukan dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
b. Insidental sampling (Incidental Sampling)

7
Sampel insidental atau aksidental (incidental sampling or accidental sampling)
adalah pengambilan sampel yang dilakukan atas dasar seadanya tanpa
direncanakan terlebih dahulu dan penggambaran hasil dari pengumpulan data
tidak didasarkan pada suatu metoda yang baku.

c. Sampel Kuota (Quota sampling)


Dalam sampel kuota sampel dipilih atas dasar kebetulan dan kebutuhan.
Kebetulan di sini dapat berarti kemudahan bagi penulis untuk mengakses para
anggota sampel. Pada umumnya langkah awal dalam sampel kuota adalah
menentukan kategori atau sifat yang diinginkan oleh peneliti, kemudian
peneliti menentukan jumlah anggota sampelnya secara proposional. Jika
jumlah tersebut sudah dicapai, pengumpulan data berhenti, selanjutnya hasil
itu dipresentasikan. Prosedur penarikan sampel kuota, yaitu:
- Tentukan populasi yang akan diteliti
- Tentukan ukuran sampelnya
- Buatlah matriks yang baik judul kolom maupun judul barisnya berisi
karakteristik populasi yang relevan (lihat diagram 8)
- Tentukan jumlah anggota yang di ambil dari masing-masing sel secara
proporsional sehingga mencapai jumlah sampel yang telah di tentukan
(butir 2).

2.4. Cara Menentukan Jumlah Sampel


Terdapat 2 hal yang harus dipenuhi dalam memperoleh sampel yang dapat
mewakili populasinya atau representative terhadap populasinya, yakni besar sampel dan
cara pengambilan atau penarikan sampel. Besar sampel sangat tergantung pada hal-hal
berikut, antara lain jenis penelitian dan skala ukuran variabel dependen, besar sampel
juga dapat ditentukan berdasarkan tujuan penelitian. Berikut ini merupakan beberapa
perhitungan besar sampel berdasarkan tujuan penelitian, antara lain:
1. Estimasi proporsi dengan presisi mutlak
Dalam melakukan penelitian diperlukan untuk mengetahui proporsi suatu kejadian,
seperti cakupan imunisasi di suatu provinsi, prevalensi anemia pada ibu hamil di
sutu kabupaten, dan pravelensi balita gizi kurang di suatu kecamatan. Berikut ini
merupakan rumus menghitung sampel estimasi proporsi sampel, yakni

8
Z α2
1− P(1−P )
2
n= 2
d
Keterangan:
n = besar sampel minimal
P = proporsi
d = presisi
Z1−α /2= berdasarkan derajat kepercayaan yang diinginkan
Derajat kepercayaan yang digunakan, antara lain:
90% nilai Z1−α /2 adalah 1,64
95% nilai Z1−α /2 adalah 1,96
99% nilai Z1−α /2 adalah 2,58

2. Estimasi proporsi dengan presisi relatif


Dalam melakukan estimasi proporsi, ada kalanya peneliti memerlukan presisi
relatif, seperti 10% P bukan 10% angka mutlak. Berikut ini merupakan rumus
menghitung sampel estimasi proporsi dengan presisi relatif, yakni
(1−P)
n=Z 2 α
1−
2 ϵ2 P

3. Besar sampel untuk estimasi rata-rata


Estimasi rata-rata sering digunakan untuk mengukur variabel yang bersifat kontinu,
yakni data dari hasil mengukur misal berat badan, tinggi badan, dan asupan
energi. . Berikut ini merupakan rumus menghitung besar sampel rata-rata, yakni:
Z 2 1−α /2 σ 2
n= 2
d
Nilai d disebut sebagai presisi dan nilainya akan semakin kecil dengan semakin
besarnya jumlah sampel.

4. Besar sampel untuk penelitian survey


Berikut ini merupakan rumus menghitung besar sampel penelitian survey, yakni:

2
x p xq
2
n= 2
(d)

9
Keterangan:
n = jumlah sampel
Z α /2 = nilai z pada alha tertentu, misalnya 0,05 maka Zα /2 = 1,96
q = 1-p
d = tingkat presisi

10
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dalam melakukan sebuah penelitian perlu menentukan jenis metode penelitain
dan cara penarikan atau pengambilan jumlah sampel. Jika teknik yang digunakan tidak
tepat, maka penelitian tersebut dapat dipertanyakan dan mungkin kebermaknaannya akan
hilang. Adapun beberapa jenis metode dalam pengambilan sampel, yaitu sampel acak
sederhana yang terdiri dari acak sederhana, sistematis, sampel strata, klaster, dan
bertingkat atau bertahap; serta sampel tidak acak yang terdiri dari purposive sampling,
incidental sampling, dan quota sampling.
Selain jenis metode yang digunakan, perlu juga cara menentukan jumlah dalam
suatu penelitian. Adapun beberapa cara dalam menghitung jumlah smpel adalah
menggunakan estiamsi proporsi dengan presisi mutlak, estimasi proporsi dengan presisi
relatif, besar sampel untuk estimasi rata-rata, dan besar sampel untuk penelitian survey.

3.2. Saran
Saran dari para pembaca sangat diharapkan oleh penyusun makalah, sehingga dalam
pembuatan makalah selanjutnya dapat lebih baik lagi dan bermanfaat bagi penyusun maupun
pembaca.

11
DAFTAR PUSTAKA

Husna, A., dan Suryana B. 2017. Bahan Jar Keperawatan Gigi. Jakarta: Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia.

Rinaldi, S.F., dan Mujianto, B.. 2017. Bahan Ajar Teknologi Laboratorium Medis (TLM):
Metodelogi Penelitian dan Statistik. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia.

Kerlinger, F.N. 1986. Asas-asas penelitian behavioral (Terjemahan L.R. Simatupang).


Yogyakarta: Gajahmada University Press.

Darmanah dan Garaika. 2019. Metodelogi Penelitian. Lampung Selatan: CV Hira Tech.

12

Anda mungkin juga menyukai