Anda di halaman 1dari 16

Ringkasan Materi Kuliah RPS 6

POPULASI dan SAMPEL


Mata Kuliah Metode Penelitian Akuntansi
Kode Mata Kuliah EKA 400
Kelas A3

Disusun oleh:
Kelompok 3

Ni Wayan Mas Lestari (03/2107531058)


Putu Angel Shinta Lestari (05/2107531066)
Ni Luh Gabriella Yulia Alexandra (06/2107531067)

Ni Komang Priyahita (07/2107531074)

Ni Kadek Yunia Sumirta (08/2107531075)

Ni Ketut Febriyani (12/2107531089)

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2022/2023
PETA KONSEP
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................................. i

PETA KONSEP ................................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... iii

PEMBAHASAN ................................................................................................................... 1

1. Definisi Populasi dan Sampel ........................................................................... 1


1.1 Definisi Populasi............................................................................................ 1
1.2 Definisi Sampel ............................................................................................. 1
2. Penelitian Menggunakan Sampel ..................................................................... 2
2.1 Penelitian Sampel dan Sensus ....................................................................... 2
2.1.1 Alasan Penelitian Sampel ..................................................................... 2
2.1.2 Hubungan Sampel dan Populasi ........................................................... 3
3. Kriteria Sampel Yang Baik dan Pertimbangan Penentuan Ukuran Sampel
............................................................................................................................. 3
3.1 Kriteria Sampel yang Baik ............................................................................ 3
3.2 Pertimbangan Penentuan Ukuran Sampel ..................................................... 4
3.2.1 Pertimbangan Ukuran Sampel .............................................................. 4
3.2.2 Penentuan Ukuran Sampel.................................................................... 4
4. Ukuran Sampel .................................................................................................. 5
5. Sumber Kesalahan Sampel ............................................................................... 6
6. Tahap Pemilihan Sampel .................................................................................. 9
7. Metode Pengambilan Sampel/Teknik Sampling ............................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 13

iii
PEMBAHASAN
1. DEFINISI POPULASI DAN SAMPEL
1.1 Definisi Populasi

Sugiyono (2007:389) mengungkapkan bahwa dalam penelitian kuantitatif, populasi


diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi bukan hanya orang, akan tetapi objek dan benda
alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang adapada objek atau subjek yang
dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yangdimiliki oleh subjek atau objek
itu. Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi oleh Spradley
dinamakan social situation atau situasi socialyang terdiri atas tigaelemen yaitu tempat
(place), pelaku (actors), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis. Populasi
adalah sekelompok elemen yang lengkap yang biasanya berupaorang, objek,
transaksi, atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajarinya ataumenjadi objek
penelitian. Populasi dibedakan menjadi populasi sampling danpopulasi sasaran.
Untuk membedakan populasi sampling dengan populasi sasaran,dimisalkan peneliti
mengambil rumah tangga sebagai sampel, sedangkan yangditelitiadalah anggota rumah
tangga yang bekerja sebagai petani. Dalam hal iniseluruhrumah tangga di dalam
wilayah penelitian adalah populasi sampling, sedangkan seluruh petani dalam wilayah
penelitian disebut populasi sasaran. (Kuncoro,2003).

1.2 Definisi Sampel

Sampel adalah sebagian dari subjek dalam posisi yang teliti, yang sudah tentu mampu
secara representatif dapat mewakili populasinnya.Menurut Sugiyono Sampel adalah
bagian atau jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila
populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada populasi,
missal karena kebutuhan dana, tenaga, waktu,maka peneliti akan mengambil sampel
dari popilasi itu. Apa yang dipelajari darisampel itu, kesimpulannya akan berlaku
untuk populasi. Untuk itu sampel yangdiambil dari populasi harus betul-betul
representatif (Sugiyono, 2011). Dari beberapa Pandangan tersebut, dapat disimpulkan
bahwa sampel merupakan bagian dari populasi yang dipilih dengan menggunakan

1
aturan-aturan tertentu, yang digunakan untuk mengumpulkan informasi/data yang
menggambarkan sifat atau ciri yang dimiliki populasi.

2. PENELITIAN MENGGUNAKAN SAMPEL

Penelitian yang menggunakan sampel, berarti hanya mengambil sebagian saja dari anggota
populasi untuk dijadikan sebagai sampel dan selanjutnya berdasarkan analisis sampel dibuat
generalisasi. Faktor penting di sini adalah generalisasi, artinya seberapa jauh simpulan dari
analisis sampel dapat digeneralisasikan. Salah satu kaidah penelitian ilmiah, seperti
generalizability yang artinya hasil penelitian tersebut memiliki kemampuan generalisasi.
Kemampuan generalisasi ini sangat tergantung dari besarnya sampel. Sampel yang
representative (mewakili) memiliki kemampuan generalisasi.

Penelitian yang bekerja dengan populasi tidak perlu menghadapi persoalan


generalisasi. Peneliti terhindar dari sampling karena jumlah sampel yang diambil sama
dengan jumlah anggota populasi. Pada penelitian populasi, peneliti biasanya berhadapan
dengan kendala biaya, waktu dan tenaga.

1. Penelitian Sampel dan Sensus


2.1.1 Alasan Penelitian Sampel

Ada beberapa factor yang menjadi alasan peneliti melakukan penelitian


sampel daripada sensus, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Jika jumlah elemen populasi relative banyak, peneliti tidak mungkin


mengumpulkan seluruh elemen populasi, karena akan memerlukan biaya dan
tenaga yang relative tidak sedikit.
2. Kualitas data yang dihasilkan oleh peneliti sampel sering lebih baik
dibandingkan dengan data sensus, karena proses pengumpulan dan analisis data
sampel yang relative sedikit daripada data populasi dapat dilakukan relative
lebih teliti.
3. Proses penelitian dengan menggunakan data sampel relative lebih
cepat daripada sensus, sehingga dapat mengurangi jangka waktu antara
saat timbulnya kebutuhan informasi hasil penelitian dengan saat
tersedianya informasi yang diperlukan.

2
2.1.2 Hubungan Sampel dan Populasi
Analisis data sampel secara kuantitatif menghasilkan statistic sampel
(sample statistics) yang digunakan untuk mengestimasi parameter populasinya
(population parameters). Statistic merupakan ukuran numeris yang dihitung
dari pengukuran sampel. Parameter adalah ukuran deskripsi numeris yang dihitung
dari pengukuran populasi. Statistic sampel digunakan untuk membuat inferesi
mengenai parameter populasinya.
Deskripsi sampel dan populasinya secara kuantitatif berupa statistic
atau parameter yang umumnya mengukur tendensi sentral (rata-rata, median,
modus) dandisperse (deviasi standard dan varian).
3. KRITERIA SAMPEL YANG BAIK PERTIMBANGAN PENENTUAN UKURAN
SAMPEL
3.1 Kriteria Sampel yang Baik

Terdapat dua syarat yang harus dipenuhi dalam prosedur pengambilan sampel, yaitu

1. Representatif yaitu, dapat mewakili karakteristik populasi.Dengan sampel yang


representatif,maka informasi yang dihasilkan relatif sama dengan informasi yang
dikandung populasinya.Sehingga kesimpulan dari hasilpenelitian sampel dapat
berlaku bagi populasi
2. Tidak mengandung bias. Sampel bersifat bias jika pemilihan sampel tidak
didasarkan pada kriteria obyektivitas. Pemilihan sampel dengan unsur
subyektivitas dapat menyebabkan sampel berkeadaan bias.

Syarat suatu sampel yang baik adalah:

1. Dalam penyusunan sampel perlu disusun kerangka sampling, yaitu


daftardari semua unsursampling dalam populasi sampling, dengan syarat yaitu:
 Harus meliputi seluruh unsur sampel
 Tidak ada unsur sampel yang dihitung dua kali,
 Harus up to date,
 Batas-batasnya harus jelas, serta
 Harus dapat dilacak di lapangan.

3
2. Menurut Teken (dalam Masri Singarimbum dan Sofyan Efendi), ciri-ciri
sampel yang ideal yaitu:
 Dapat menghasilkan gambaran yang dipercaya dari seluruh populasi
yangditeliti,
 Dapat menentukan presisi dari hasil penelitian dengan menentukkan
penyimpangan baku(standar) dari taksiran yang diperoleh,
 Sederhana, sehingga mudah dilaksanakan,
 Dapat memberikan keterangan sebanyak mungkin dengan biaya yang
rendah
3.2 Pertimbangan Penentuan Ukuran Sampel
3.2.1 Pertimbangan Ukuran Sampel
Terdapat 4 hal yang harus dipertimbangkan dalam menentukan besarnya sampel
dalam suatu penelitian, yaitu:
1. Derajat Keseragaman
Apabila Populasi seragam sempurna, maka satu elementer saja dari seluruh
populasisudah cukup representative untuk diteliti. Jika populasi adalah
completely heterogeneous, maka hanya pencacahan lengkaplah dapat
memberikan gambaranyang representative.
2. Presisi yang dikehendaki dalam penelitian
Tingkat ketetapan ditentukan oleh perbedaan perbedaan hasil sampel dengan
hasil pencacahan lengkap, dengan asumsi instrument, teknik wawancara,
kualiaswawancara yang digunakan sama. Secara Kuantitatif presisi diukur dari
standar erroe, makin kecil kesalahan baku, makin besar tingkat presisi.
3. Rencana Analisis
Rencana analisis data dengan teknik analisis tertentu sangat menentukan
besarnya sampel yang harus diambil.
4. Tergantung pada ketersediaan biaya.
3.2.2 Penentuan Ukuran Sampel
Ada yang menyatakan paling sedikit 10% dari jumlah populasinya.
Pendapat - pendapat tersebut kurang tepat, karena untuk menentukan ukuran
sampel tergantung pada variasi populasinya. Semakin besar disperse atau variasi

4
suatu populasi maka semakin besar pula ukuran sampel yang diperlukan agar
estimasi terhadap parameter populasi dapat dilakukan dengan akurat dan presisi.
Langkah pertama yang diperlukan oleh peneliti adalah menghitung varian
ataudisperse dengan menggunakan rumus perhitungan rata-rata populasi rata-rata
populasi sebagai berikut:

m = rata-rata populasi

X = rata-rata sampel

K = nilai t table pada tingkat kepercayaan tertentu

SX = disperse (varian) populasi

4. UKURAN SAMPEL
Jumlah anggota sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel. Jumlah sampel
yang diharapkan 100% yang mewakili populasi adalah sama dengan jumlah populasi itu
sendiri. Jadi bila jumlah populasi 1000 dan hasil penelitan itu akan diberlakukan untuk 1000
orang tersebut tapa ada kesalahan, maka jumlah sampel yang diambil sama dengan jumlah
populasi tersebut yaitu 1000 orang. Makin besar jumlah sampel mendekati populasi, maka
peluang kesalahan generalisasi semakin kecil dan sebaliknya semakin kecil jumlah sampel
menjauhi populasi, maka semakin besar kesalahan generalisasi (diberlakukan umum).
Berapa jumlah anggota sampel yang paling tepat digunakan dalam penelitian?
Jawabannya tergantung pada tingkat ketelitian atau kesalahan yang dikehendaki. Tingkat
ketelitian/kepercayaan yang dikehendaki sering tergantung pada sumber dana, waktu dan
tenaga yang tersedia. Makin besar tingkat kesalahan maka akan semakin kecil jumlah sampel
yang diperlukan, dan sebaliknya, makin kecil tingkat kesalahan, maka akan semakin besar
jumlah anggota sampel yang diperlukan sebagai sumber dana.
Berikut ini rumus menghitung ukuran sampel dari populasi yang jumlahnya telah
diketahui:

5
Cara menentukan ukuran sempel bila sampel tidak berdistribusi normal, misalya
populasi homogen maka cara-cara tersebut tidak perlu dipakai. Misalnya populasinya berbeda,
katakan logam dimana susunan molekulnya homogen, maka jumlah sempel yang diperlukan
1% saja sudah bisa mewakili.
Sebenarnya terdapat berbagai rums untuk menghitung ukuran sempel, misalnya
dari Cochen, Cohen dIll. Bila keduanya digunakan untuk menghitung ukuran sempel, terdapat
sedikit perbedaan jumlahnya. Lalu yang dipakai yang mana? Sebaiknya yang dipakai adalah
jumlah ukuran sempel yang paling besar.
5. SUMBER KESALAHAN SAMPEL
Perlu disadari dimungkinkannya kesalahan dalam pengambilan sampel. Untuk itu,
suatu teknik pengambilan sampel yang baik akan mampu mengurangi atau meminimalkan
berbagai kesalahan tersebut pada suatu tingkat biaya tertentu.
Secara umum, didapati adanya beberapa sumber kesalahan dalam pengambilan
sampel. Kesalahan – kesalahan tersebut adalah :
a. Kesalahan Variasi acak (random variation)
Variasi acak merupakan sumber kesalahan sampling yang paling umum dijumpai.
Contoh : diperoleh rata-rata pendapatan rumah tangga sebesar Rp 200 juta/thn untuk
daerah tersebut. Curiga salah pendugaan yaitu secara kebetulan semua sampel yang dipilih
mungkin berada dalam kelompok yang berpendapatan tinggi.
Solusi : Peneliti hanya dapat meminimumkan dengan memilih rancangan penarikan sampel
yang tepat.
b. Kesalahan spesifikasi (specification error).
Tipe kesalahan ini sangat umum dijumpai dalam pengambilan pendapat untuk pemilihan
umum.

6
Contoh : populasi sebenarnya yang hendak dipelajari untuk survai pemilihan terdiri dari
mereka yang akan memilih pada hari pemilihan, namun survai pemilihan umum biasanya
secara khas mengmabil opini dari pendapat para pemilih yang terdaftar, walaupun dalam
kenyataanya banyak diantara mereka yang tidak akan memilih pada hari pemilihan umum.
Selain itu kesalahan ini dapat juga muncul karena dafatar unsur populasi yang tidak benar,
informasi yang tidak benar pada buku catatan inventori, pemilihan anggota sampel yang
keliru (seperti misalnya melakukan penggantian responden yang dituju dnegan tetangga
jika responden yang seharusnya ditemui tidak berada di tempat), sensitivitas pertanyaan,
kesalahan dalam pengumpulan informasi tentang sampel yang disebabkan oleh bias
pewawancara yang disengaja atau tidak disengaja, atau kesalahan-kesalahan dalam
memproses informasi sampel.
Solusi: peneliti dapat membuat pernyataan yang sangat hati-hati tentang tujuan survai pada
permulaan studi.
c. Kesalahan penentuan responden
Sumber kesalahan tambahan dalam survei sampel adalah disebabkan oleh
kesalahan penetapan responden dari beberapa anggota sampel. Pada umumnya para
peneliti mengasumsikan bahwa responden dan nonresponden mewakili lapisan- lapisan
serupa dari populasi padahal sebenarnya ini merupakan kasus yang jarang terjadi. Sebagai
contoh dalam survei konsumen yang menjadi nonresponden umumnya adalah kaum
pekerja dan responden biasanya adalah ibu rumah tangga, dalam survei pendapat umum
nonresponden (mereka yang menyatakan tidak punya pendapat') biasanya adalah anggota-
anggota sampel yang sudah sangat mapan, yang pada umumnya lebih menyukai hal-hal
seperti apa adanya. Peneliti dapat memiliki efek yang jauh lebih langsung terhadap
keslahan akibat ketidaktepatan penentuan responden. Usaha-usaha yang
berkesinambungan dapat dilakukan untuk mencari responden yang tepat atau dalam kasus-
kasus tertentu responden dapat digantikan dengan yang lain yang dipilih secara acak..
d. Kesalah karena ketidaklengkapan cakupan daftar populasi (coverage error).
Salah satu kunci sukses dari pemilihan sampel yang baik adalah ketersediaan daftar
unsur populasi (population frame) lengkap yang relevan. Kesalahan karena
ketidaklengkapan cakupan daftar unsur populasi (coverage error) timbul karena
ketidaktersediaan daftar kelompok tertentu di daftar unsur populasi. Kondisi tersebut

7
menjadikan individu anggota kelompok tersebut tidak berpeluang untuk terpilih sebagai
sampel dan mengakibatkan bias dalam pemilihan. Pelaksanaan pengambilan sampel dalam
kondisi demikian hanya akan menghasilkan dugaan karakteristik dari populasi sasaran
(target population), bukannya karakteristik dari populasi yang sebenarnya (actual
population).
e. Ketidaklengkapan respon (nonresponse error)
Kesalahan ini terjadi karena tidak setiap responden berkenan merespon suatu survai
(kuesioner). Dengan responden tidak merespon maka muncul kegagalan dalam
pengumpulan data daari semua individu dalam sampel. Dengan pertimbangan bahwa
jawaban dari individu sampel yang tidak merespon belum tentu sama dnegan jawaban
individu sampel yang merespon. Untuk itu maka perlu dilakukan langkah menindaklanjuti
tanggapan responden yang tidak memberi respon atau yang merespon tapi tidak lengkap
setelah suatu periode waktu tertentu.
f. Kesalahan penarikan sampel (sampling error)
Diyakini bahwa sampel yang 'baik' merupakan miniatur dari populasi. Meskipun
demikian pengambilan sampel yang berulang-ulang biasanya menghasilkan besaran suatu
karakteristik populasi yanbg berbeda-beda antar satu sampel ke sampel lainnya. Sampling
error mencerminkan keheterogenan atau peluang munculnya perbedaan dari satu sampel
dnegan sampel yang lain akrena perbedaan individu yang terpilih dari berbagai sampel
tersebut.
Solusi : sampling error dapat diperkecil dengan memperbesar ukuran sampel meskipun
upaya ini mengakibatkan peningkatan biaya survai.
g. Kesalahan pengukuran (Measurement error)
Pada umumnya kuisioner dirancang dengan tujuan untuk mengumpulkan informasi yang
berguna. Data yang diperoleh harus valid dan respon yang benar harus terukur.
Permasalahan yang sering timbul adalah ternyata lebih mudah membicarakan bagaimana
memroleh pngukuran yang bermakna daripada melaksanakannya. Fakta membuktikan
bahwa pengukuran seringkali dijalankan dengan banyak kemudahan. Pokok-pokok yang
seharusnya ditanyakan pun sering kali tidak tercakup secara lengkap. Dengan demikian
pengukuran yang diperoleh seringkali hanya berupa suatu pendekatan dari karakteristik
yang ingin diketahui. Kesalahan pengukuran merujuk pada ketidakakuratan dalam

8
mencatat respon yang diberikan responden karena kelemahan instrument dalam meilikih
pokok pertanyaan, ketidakmampuan sipenanya ataupun karena pernyataan yang dibuat
cenderung mengarahkan jawaban responden.
6. TAHAP PEMILIHAN SAMPEL
Populasi Target (Target population)
Tahap pertama yang dilakukan peneliti dalam pemilihan sampel adalah
mengidentifikasi populasi target, yaitu populasi spesifik yang relevan dengan tujuan atau
masalah penelitian
Kerangka sampel (Sample Frame)
Unsur sampling diambil dengan menggunakan kerangka sampling. Kerangka
sampel (Sample Frame) adalah representasi fisik dari objek, individu, kelompok yang
sangat penting dalam penentuan sampel. Kerangka sampling merupakan daftar semua
unsure sampling dalam populasi sampling. Kerangka sampel biasanya berbeda dengan
populasi target yang ditentukan.
Metode Pemilihan Sampel
a) Metode pemilihan sampel probabilitas, yaitu terdiri atas metode-metode: simple
random sampling, systematic sampling, stratified random sampling, sluster sampling
dan area sampling.
b) Metode pemilihan sampel nonprobabilitas disebut juga dengan metode pemilihan
sampel secara tidak acak, yang terdiri atas metode-metode: Convenience sampling,
judgement sampling dan quota sampling.
Unit Sampel
Merupakan suatu elemen atau sekelompok elemen yang menjadi dasar untuk dipilih
sebagai sampel. Pemilihan sampel berdasarkan kerangka sampel dapat dilakukan melalui
prosedur satu tahap atau beberapa tahap.
7. METODE PENGAMBILAN SAMPEL/TEKNIK SAMPLING
7.1 Probability Sampling
Probability sampling adalah Metode pengambilan sampel secara random atau acak.
Dengan cara pengambilan sampel ini. Seluruh anggota populasi diasumsikan memiliki
kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi sampel penelitian. Metode ini terbagi
menjadi beberapa jenis yang lebih spesifik, antara lain:

9
a) Simple Random Sampling
Teknik pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak
tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.
b) Stratified Random Sampling
Metode pengambilan sampel yang digunakan pada populasi yang memiliki
susunan bertingkat atau berlapis-lapis. Teknik ini digunakan bila populasi memiliki
anggota/unsur yang tidak bersifat homogen dan berstrata secara proporsional sehingga
setiap strata harus terwakili dalam sampel.
c) Systematic Random Sampling
Metode pengambilan sampel, dimana hanya unsur pertama sajadari sampel
dipilih secara acak, sedangkan unsur-unsur selanjutnya dipilih secara sistematis
menurut pola tertentu. Sampel sistematis seringkali menghasilkan kesalahan sampling
(sampling error) yang lebihkecil, disebabkan anggota sampel menyebar secara merata.
d) Cluster Random Sampling
Metode pengambilan sampel yang digunakan dimana populasi tidak terdiri
dari individu-individu, melainkan terdiri dari kelompok individu atau cluster. Sehingga
unit yang terpilih menjadi sampel bukanindividu, namun kelompok individu yang telah
tertata.
e) Multi Stage Sampling
Penggunaan beberapa metode random sampling secara bersamaan dalam
suatu penelitian secara efektif dan efisien. Dalam hal ini, salah satu kunci yang perlu
diketahui adalah adanya beberapa metode sampling berbeda yang digunakan.
Ada beberapa syarat yang harus diketahui dan dipenuhi sebelum
menggunakan multistage sampling sebagai teknik pengambilan sampel. Dengan
terpenuhinya beberapa syarat tersebut, maka hasil dari pengambilan sampel akan
cenderung lebih maksimal.
• Populasi sample cukup homogen

• Jumlah populasi yang sangat besar

• Populasi menempati daerah atau domain yang sangat luas

• Tidak tersedia kerangka sampel yang bisa memuat unit-unityang terkecil atau

10
ultimate sampling unit.
7.2 Non-Probabilty Sampling
Non probability sampling adalah teknik sampling yang tidak memberikan peluang
atau kesempatan yang sama bagi setiap anggota populasi atau setiap unsur untuk dipilih
menjadi sampel. Teknik ini tidak didasarkan pada hukum probabilitas dan tidak dapat
digeneralisasikan ke populasi. Pemilihan elemen-elemen sampel didasarkan pada
kebijaksanaan peneliti sendiri.
Jenis-jenis Non-Probability Sampling antara lain:
a) Purposive Sampling

Teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Misalnya penelitian


mengenai kurs mata uang sehingga yang dipilih adalah orang yang ahli dalam
ekonomi khususnya mengenai transaksi valuta asing.
b) Snowball Sampling

Teknik penentuan sampel yang mula – mula jumlahnya kecil namun kemudian
sampel diajak untuk memilih responden lain untuk dijadikan sampel lagi, begitu
seterusnya hingga jumlah sampel menjadi banyak.
c) Insidental Sampling

Teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara
kebetulan bertemu dengan peneliti digunakan sebagaisampel.
d) Quota Sampling

Metode sampling dalam penelitian yang digunakan untuk memilih responden


dengan cara memenuhi kriteria tertentu yang ditetapkan sebelumnya. Dalam quota
sampling, peneliti menetapkan kriteria tertentu seperti jenis kelamin, usia, pendidikan,
dan pekerjaan, dan kemudian memilih responden yang memenuhi kriteria tersebut
sampai sampel terpenuhi.
e) Teknik Sampel Jenuh

Teknik memilih partisipan atau informan berdasarkan kriteria tertentu yang


relevan dengan topik penelitian. Teknik sampling jenuh memungkinkan peneliti untuk
memperoleh data yang lengkap dan mendalam tentang topik penelitian. Namun,

11
teknik ini memiliki kelemahan yaitu terbatasnya jumlah partisipan atau informan yang
dapat diambil, serta kemungkinan adanya bias dalam pemilihan partisipan atau
informan yang dapat mempengaruhi validitas hasil penelitian.
f) Systematic Sampling
Teknik sampling yang menggunakan nomor urut dari populasi baik yang
berdasarkan nomor yang ditetapkan sendiri oleh peneliti maupun nomor identitas
tertentu, ruang dengan urutan yang seragamatau pertimbangan sistematis lainnya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Angraini Lusi. 2011. Populasi dan Sampel. Diakses melalui:

http://lusi-angraini.blogspot.com/2011/12/populasi-dan-sampel.html.

Diakses pada 7 April 2023

Arikunto, Suharsimi. 2006. Metodelogi penelitian. Yogyakarta: Bina Aksara.

Kresna. 2017. Kriteria Sampel yang Baik. Diakses melalui:


http://konsultasiskripsi.com/2017/10/29/kriteria-sampel-yang-baik-skripsi-dan-tesis/.
Diakses pada 8 April 2023

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta.

13

Anda mungkin juga menyukai