Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PERHITUNGAN SAMPEL DAN METODE SAMPLING

Disusun Oleh :

KELOMPOK 5
1. Dyah Tri Permatasari
2. Shela Putriananta

PRODI D-IV PROMOSI KESEHATAN


POLTELKKES KEMENKES BENGKULU
T.A 2021/2022
Kata Pengantar
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan karunia-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini
membahas tentang "Sample dan metode Sampling" agar mahasiswa dapat
memahaminya.

Makalah ini disusun agar pembaca lebih mendalami tentang Sample dan
metode Sampling. Namun, penulis menyadari bahwa makalah ini belum
sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
sekiranya dapat penulis gunakan sebagai masukan untuk perbaikan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini. Semoga Tuhan Yang
Maha Esa senantiasa memberikan kelancaran dan kemudahan bagi kita.

Bengkulu, 9 Febuari 2022

Penulis
DAFTAR ISI

Kata pengantar........................................................................................................ i

Daftar isi................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUANA

A. Latar Belakang............................................................................................... 1

B.Rumusan Masalah............................................................................................ 1

C.Tujuan............................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian populasi ....................................................................................... 2


B. Pengertian sampel.......................................................................................... 2
C. Konsep dasar pengambilan sampel................................................................... 3
D. Metode pengambilan sampel........................................................................... 8
E. Distribusi sampel........................................................................................... 10

BAB III PENUTUP

A.Kesimpulan.................................................................................................... 11

B.Saran ............................................................................................................ 11

Daftar Pustaka..................................................................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penelitian merupakan proses kreatif untuk mengungkapkan suatu gejala melalui cara
tersendiri sehingga diperoleh suatu informasi. Pada dasarnya, informasi tersebut merupakan
jawaban atas masalah-masalah yang dipertanyakan sebelumnya. Oleh karena itu, juga dapat
dipandang sebagai usaha mencari tahu tentang berbagai masalah yang dapat merangsang
pikiran atau kesadaran seseorang.

Sebagian dari kualitas hasil suatu penelitian bergantung pada teknik pengumpulan data
yang digunakan. Pengumpulan data dalam penelitian ilmiah dimaksudkan untuk memperoleh
bahan-bahan yang relevan, akurat, dan rellable. Untuk memperoleh data seperti itu, peneliti
dapat menggunakan metode, teknik, prosedur, dan alat-alat yang dapat diandalkan.
Ketidaktepatan dalam penggunaan intrumen penelitian tersebut dapat menyebabkan
rendahnya kualitas penelitian.

Penelitian bertujuan menemukan jawaban atas pertanyaan melalui aplikasi prosedur


ilmiah. Prosedur ini dikembangkan untuk meningkatkan tarat kemungkinan yang paling
relevan. Sebab, penelitian Ilmiah pada dasarnya merupakan usaha memperkecil interval
dugaan penelit melalui pengumpulan dan penganalisaan data atau informasi yang
diperolehnya.

Dalam penelitian salah satu bagian dalam langkah-langkah penelitian adalah


menentukan populasi dan sampel penelitian. Seorang peneliti dapat menganalisa data
keseluruhan objek yang diteliti sebagai kumpulan atau komunitas tertentu. Seorang peneliti
juga dapat mengidentifikasi sifat-sifat suatu kumpulan yang menjadi objek penelitian hanya
dengan mengamati dan mempelajari sebagian dari kumpulan tersebut. Kemudian, peneliti
akan mendapatkan metode atau langkah yang tepat untuk memperoleh keakuratan penelitian
dan penganalisaan data terhadap objek. Untuk itu kami akan mengkaji lebih dalam mengenal
populasi dan sampel

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian populasi dan sampel?
2. Bagaimana Konsep dasar pengambilan sampel?
3. Bagaimana metode atau cara pengambilan sampel?
4. Apa Distribusi sampling?

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui pengertian dan sampel


2. Untuk mengetahui konsep pengambilan sampel
3. Untuk mengetahui cara pengambilan sampel
4. Untuk mengatahui distribusi sampling
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertan Populasi dan Sampel

1. Pengertian Populasi
Populasi berasal dari kata bahasa Inggris population, yang berarti jumlah penduduk.
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2013: 117).
Menurut Nazir (1983:327) mengatakan bahwa popuasi adalah berkenaan dengan data
bukan barang atau bendanya. Pengertian lainnya, diungkapkan oleh Nawawi yang
menyebutkan bahwa populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia,
benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes, atau peristiwa peristiwa
sebagal sumber data yang memiliki karaktersitik tertentu di dalam suatu penelitian.
Sedangkan Ridwan (2002: 3) mengatakan bahwa populasi adalah keseluruhan dari
karakteristik atau unit hasil pengukuran menjadi objek penelitian.
Menurut Margono (2010:118) populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian
kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan. Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
dalam Sugiyono (2006:117) Menurut Muri (2007:182) secara umum dapat dikatakan
beberapa karakteristik populasi adalah:
a) Merupakan keseluruhan dari unit analisis sesuai dengan Informasi yang akan
diinginkan.
b) Dapat berupa manusia individu, hewan, tumbuh-tumbuhan, benda-benda atau objek
maupun kejadian-kejadian yang terdapat dalam suatu area/ daerah tertentu yang telah
ditetapkan.
c) Merupakan batas-batas (boundary) yang mempunyai sifa-sifat tertentu yang
memungkinkan peneliti menarik kesimpulan dari keadaan itu.
d) Memberikan pedoman kepada apa atau siapa hasil penelitian itu dapat
digeneralisasikan

2. Pengertian Sampel
Menurut Muri (2007:186) secara sederhana dapat dikatakan bahwa sampel adalah
sebagian dari populasi yang terpilih dan mewakili populasi tersebut. Sedangkan menurut
Suharsimi (2002:109), sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Beberapa
pendapat ahli tentang pengertian sampel adalah sebagai berikut:
a) .Sax (1979: 181) mengemukakan bahwa sampel adalah suatu jumlah yang terbatas
dari unsur-unsur yang terpilih dari suatu populasi, unsur-unsur tersebut hendaklah
mewakili populasi.
b) Warwick (1975:69) mengemukakan pula bahwa sampel adalah sebagian dari suatu hal
yang luas, yang khusus dipilih untuk mewakili keseluruhan.
c) Kerlinger (1973:118) menyatakan: Sampling is taking any portion of a population or
universe as representative of that population or universe.
d) Leedy (1980:111) mengemukakan bahwa sampel dipilih dengan hati-hati
sehinggadengan melalui cara sedemikian peneliti akan dapat melihat karakteristik
total populasi.

Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak
mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana,
tenaga dan waktu, maka penelit dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu,
kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari
populasi betul-betul representatif (mewakili).

B. Konsep Dasar Pengambilan Sampel

1. Alasan Sampling Adapun alasan-alasan penelitian dilakukan dengan mempergunakan


sampel menurut Sudjana (2002:161) adalah:

a) Ukuran populasi

Dalam hal populasi tak terbatas (tak terhingga) berupa parameter yang jumlahnya
tidak diketahu dengan pasti, pada dasarnya bersifat konseptual. Karena itu sama
sekall tidak mungkin mengumpulkan data dari populasi seperti itu. Demikian juga
dalam populasi terbatas (terhingga) yang jumlahnya sangat besar, tidak praktis untuk
mengumpulkan data dari populasi 50 juta murid sekolah dasar yang tersebar
diseluruh pelosok Indonesia misalnya.

b) Masalah biaya
Besar-kecilnya biaya tergantung juga dari banyak sedikitnya objek yang diselidiki.
Semakin besar jumlah objek, maka semakin besar biaya yang diperlukan, lebih-lebih
bila objek itu tersebar diwilayah yang cukup luas. Oleh karena itu, sampling ialah satu
cara untuk mengurangi biaya

c) Masalah waktu
Penelitian sampel selalu memerlukan waktu yang lebih sedikit daripada penelitian
populasi. Sehubungan dengan hal itu, apabila waktu yang tersedia terbatas, dan
kesimpulan diinginkan dengan segera, maka penelitian sampel, dalam hal ini, lebih.
Cepat
d) Percobaan yang sifatnya merusak
Banyak penelitian yang tidak dapat dilakukan pada seluruh populasi karena dapat
merusak atau merugikan. Misalnya, tidak mungkin mengeluarkan semua darah dari
tubuh seseorang pasien yang akan dianalisis keadaan darahnya, juga tidak mungkin
mencoba seluruh neon untuk diuji kekuatannya. Karena itu penelitian harus dilakukan
hanya pada sampel.

e) Masalah ketelitian
Adalah salah satu segi yang diperlukan agar kesimpulan cukup dapat dipertanggung.
jawabkan. Ketelitian dalam hal ini, meliputi pengumpulan, pencatatan, dan analisis
data. Penelitian terhadap populasi belum tentu ketelitian terselengar. Boleh jadi
peneliti akan menjadi bosan dlam melaksanakan tugasnya. Untuk menghindarkan itu
semua, penelitian terhadap sampel memungkinkan ketelitian dalam suatu penelitian.

f) Masalah ekonomis
Pertanyaan yang harus selalu diajukan oleh seseorang penelitian; apakah kegunaan
dari hasil penelitian sepadan dengan biaya ,waktu, dan tenaga yang telah dikeluarkan?
Jika tidak, mengapa harus dilakukan penelitian? Dengan kata lain penelitian sampel
pada dasarnya akan lebih ekonomis daripada penelitian populasi

2. Bias dan Sampling error


Pemilihan teknik pengambilan sampel merupakan upaya penelitian untuk mendapat
sampel yang representatif (mewakili), yang dapat menggambarkan populasinya.
Teknik pengambilan sampel tersebut dibagi atas 2 kelompok besar, yaitu: Probability
Sampling (Random Sample) dan Non-Probability Sampling (Non Random Sample)
Probability Sampling Pada pengambilan sampel secara random, setiap unit populasi,
mempunyai kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel, Faktor pemilihan
atau penunjukan sampel yang mana akan diambil, yang semata-mata atas
pertimbangan peneliti, disini dihindarkan. Bila tidak, akan terjadi bias. Dengan cara
random, bias pemilihan dapat diperkecil, sekecil mungkin. Ini merupakan salah satu
usaha untuk mendapatkan sampel yang representatif. Keuntungan pengambilan
sampel dengan probability sampling adalah sebagai beriku:
a) Derajat kepercayaan terhadap sampel dapat ditentukan.
b) Beda penaksiran parameter populasi dengan statistik sampel, dapat
diperkirakan.
c) Besar sampel yang akan diambil dapat dihitung secara statistik. Penyimpangan
(Error)
Dari hasil pengukuran terhadap unit-unit dalam sampel diperoleh nilai-nilai
statistik. Nilal statistik ini tidak akan persis sama dengan nilai parameternya.
Perbedaan inilah yang disebut sebagai Penyimpangan (Sampling Error) Sedangkan
pada non probability sampel, penyimpangan nilal sampel terhadap populasinya tidak
mungkin diukur. Pengukuran penyimpangan ini merupakan salah satu bentuk
pengujian statistik. Penyimpangan yang terjadi pada perancangan kuesioner,
kesalahan petugas pengumpul data dan pengola data disebut Non Sampling Error.

3. Prinsip Dasar Perhitungan Besar Sample


Dalam statistik inferensial, besar sampel sangat menentukan representasi
sampel yang diambil dalam menggambarkan populasi penelitian. Oleh karena itu
menjadi satu kebutuhan bagi setiap peneliti untuk memahami kaidah-kaidah yang
benar dalam menentukan sampel minimal dalam sebuah penelitian.
Cara mengitung besar sampel suatu penelitian sangat ditentukan oleh disaini
penelitian yang digunakan dan data yang diambil. Jenis penelitian observasional
dengan menguunakan disain cross-sectional akan berbeda dengan case-control study
dan khohor,demikian pula jika data yang dikumpulkan adalah proporsi akan beda
dengan jika data yang digunakan adalah data continue. Pada penelitian di bidang
kesehatan masyarakat, kebanyakan menggunakan disain atau pendekatan cross-
sectional atau belah lintang, meskipun ada beberapa yang menggunakan case control
ataupun khohor.
Terdapat banyak rumus untuk menghitung besar sampel minimai sebuah
penelitian, namun pada peper ini akan disampaikan rumus yang palinng sering
dipergunakan oleh para peneliti.

1. Penelitian Cross-sectional
Untuk penelitian survei, biasanya rumus yang bisa dipakai menggunakan proporsi
binomunal (binomunal proportions). Jika besar populasi (N) diketahui, maka dicari
dengan menggunakan rumus berikut:
Z2
1-/2 p (1-p) N
N = ..........................
d2(N-1) + Z2
1-/2 p (1-P)
Dengan jumlah populasi (N) yang diketahui, maka peneliti bisa melakukan
pengambilansampel secara acak).
Namun apabila besar populasi (N) tidak diketahui atau (N-n)/(N-1) =1 maka besar
sampel dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Z2 p q Z2 p (1-P)
n = ..................=...................(Snedecor GW & Cochran WG, 1967)
d2 d2 (Lemeshowb dkk. 1997)
Keterangan:
n = jumlah sampel minimal yang diperlukan
= derajat kepercayaan
P = proporsi anak yang diberi ASI secara eksklusif
q=1-p (proporsi anak yang tidak diberi ASI secara eksklusif
d = limit dari error atau presisi absolut
Jika ditetapkan =0,05 atau 21-/2 = 1,96 atau 22
1-/21,962 atau dibulatkan menjadi 4, maka rumus untuk besar N yang diketahui
kadang-kadang diubah menjadi:

4pq
n =...............
d2

Misalnya, kita ingin mencari sampel minimal untuk suatu penelitian mencari taktor
determinan pemberian ASI secara eksklusif. Untuk mendapatkan nilal p, kita harus
melihat dari penelitian yang telah ada atau literatur. Dari hasil hasil penelitian i
Suyatno (2001) di daerah Demak-Jawa Tengah, proporsi bayi (p) yang diberi
makanan ASI eksklusif sekitar 17,2 %. Ini berarti nilai p = 0,172 dan nilai q=1 p.
Dangan limit dari error (d) ditetapkan 0,05 dan nilai = 0,05, maka jumlah sampel yang
dibutuhkan sebesar:
1,962 0,172 0,828
n =..................................
0,05 2
= 219 orang (angka minimal)

Jika tidak diketemukan nilai p dari penel atau litera lain, maka dilakukan maximal
estimation dengan p=0,5. Jika ingin teliti teliti maka nilal d sekitar 2,5% (0,025) atau
lebih kecil lagi.

2. Case Control dan Khohor


Rumus yang digunakan untuk mencari besar sampel balk case control maupun khohor
adalah sama, terutama jika menggunakan ukuran proporsi. Hanya saja untuk
penelitian khonor, ada juga yang menggunakan ukuran data kontinue (nilai mean).
Besar sampel untuk penelitian case control adalah bertujuan untuk mencari sampel
minimal untuk masing-masing kelompok kasus dan kelompok kontrol.
Kadang kadang peneliti membuat pertandingan antara jumlah sampel kelompok kasus
dan kontrol tidak harus 1:1, tetapi juga bisa 1: 2 atau 1:3 dengan tujuan untuk
memperoleh hasil yang lebih balk. Adapun rumus yang banyak dipakai untuk mencari
sampel minimal penelitian case-control adalah sebagai berikut:
(po.q0+ p1.q1)( Z
1-\ 2
+ Z 1-B)2
n =.....
(p1-p0) 2
Keterangan :
n = jumlah sampel minimal kelompok kasus dan kontrol
Z1-/2 = nilal pada distribusi normal standar yang sama dengan tingkat kemaknaan
(untuk = 0,05 adalah 1,96)
Z1-B = nilai pada distribusi normal standar yang sama dengan kuasa (power) sebesar
diinginkan (untuk =0,10 adalah 1,28)
P0 = proporsi paparan pada kelompok kontrol atau tidak sakit
p1 = proporsi paparan pada kelompok kasus (sakit)
q0 =1-p0 dan q1-1-p1.

Pada penelitian khohor yang dicari adalah jumlah minimal untuk kelompok exposure
dan non-exposure atau kelompok terpapar dan tidak terpapar. Jika yang digunakan
adalah data proporsi maka untuk penelitian khohor nilal po pada rumus di atas sebagai
proporsi yang sakit pada populasi yang tidak terpapar dan p1 adalah proporsi yang
sakit pada populasi yang terpapar atau nilai p1 = p0 x RR (Relative Risk).

Jika nilai p adalah data kontinue (misalnya rata-rata berat badan, tinggi badan, IMT
dan sebagainya) atau tidak dalam bentuk proporsi, maka penentuan besar sampel
untuk kelompok dilakukan berdasarkan rumus berikut.
2(Z
1-/2
+Z1-B)22
n=...............................................
(U1-U2) 2
Keterangan :
n = jumlah sampel tiap kelompok
Z1-/2=nital pada distribusi normal standar yang sama dengan tingkat kemaknaan
(untuk = 0,05 adalah 1,96)
Z1-B= nilai pada distribusi normal standar yang sama dengan kuasa
(power) sebesar diinginkan
(untuk 6-0,10 adalah 1,28) = standar deviasi kesudahan (outcome)
U1 = mean outcome kelompok tidak terpapar
U2 = mean outcome kelompok terpapar
Contoh kasus, misalnya kita ingin mencari sampel minimal pada penelitian
tentang pengaruh pemberian ASI eksklusif dengan terhadap berat badan bayi. Dengan
menggunakan tingkat kemaknaan 95 % atau = 0,05, dan tingkat kuasa/power 90%
atau 3=0,10, serta kesudahan (outcome) yang diamati adalah berat badan bayi yang
ditetapkan. memiliki nilal asumsi SD-0,94 kg (mengacu data dari penelitian LPKGM
di Purworejo, Jawa Tengah), dan estimasi selisih antara nilai mean kesudahan
(outcome) berat badan. kelompok tidak terpapar dan kelompok terpapar selama 4
bulan pertama kehidupan bay! (UO-U1) sebesar 0,6 kg (mengacu hasil penelitian
Plwoz, et al. 1994), maka perkiraan jumlah minimal sampel yang dibutuhkan tiap
kelompok pengamatan, baik terpapar atau tidak terpapar adalah:
2(1,96+1,28 )2 (0.94) 2
n=
(0,6) 2
51,5 orang atau dibulatkan: 52 orang/kelompok
Pada penelitian khohor harus ditambah dengan jumlah lost to follow atau akan lepas
selama pengamatan, biasanya diasumsikan 15 %. Pada contoh diatas, maka sampel
minimal yang diperlukan menjadi n= 52 (1+0.15)= 59,8 bayi atau dibulatkan menjadi
sebanyak 60 bayi untuk masing-masing kelompok baik kelompok terpapar ataupun
tidak terpapar atau total 120 bayi untuk kedua kelompok tersebut.

3. Penelitian Eksperimental
Menurut Supranto J (2000) untuk penelitian eksperimen dengan rancangan acak
lengkap, acak kelompok atau faktorial, secara sederhana dapat dirumuskan:
(t-1) (-1) >15
dimana t= banyaknya kelompok perlakuan
j= jumlah replikasi
Contohnya: Jika jumlah perlakuan ada 4 buah, maka jumlah ulangan untuk tiap
perlakuan dapat dihitung:
(4-1) (-1) > 15
(r-1) >15/3
r>

C. Metode Pengambilan Sampel


Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Teknik sampling
pada dasarnya dikelompokan menjadi dua yaitu Probability Sampling dan Non
Probability sampling Probability sampling meliputi, simple random, proportionate
stratified random, disproportionate stratified random, dan area random. Non
Probability sampling meliputi sampling sistematis, sampling kuota, sampling
aksidental, purposive sampling, sampling jenuh dan snowball sampling (Sugiyono,
2012:81). a.
a) Metode Pengambilan sampel secara random
Adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi
setiap unsur (anggota) populasi dipilih untuk menjadi anggota sampel. Teknik ini
meliputi:
Simple Random Sampling
1. Dikatan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari
populasidilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada salam
populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap
homogen..
2. Proportionate Stratified random sampling
Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak
homogen dan berstrata secara proporsional.
3. Disproportionate Stratified Random Sampling
Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi
berstrata tetapi kurang proporsional.
4. Cluster Sampling (Area Sampling)
Sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang akan
diteliti atau sumber data sangat luas, missal penduduk suatu negara, propinsi
atau kabupaten. Untuk menentukan penduduk mana yang akan dijadikan
sumber data. maka pengambilan sampelnya berdasarkan daerah populasi yang
telah ditetapkan.
Tempat sampling daerah ini sering digunakan melalui dua tahap, yaitu tahap
pertama menentukan sampel daerah, tahap berikutnya menentukan orang-
orang yang ada pada daerah itu secra sampling juga.

b). Metode Pengambilan Sampel secara Non Random


Adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang atau kesempatan
sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel
ini meliputi:
1. Sampling SistematisSampling sistematis adalah teknik pengambilan sambil
berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Misalnya
anggota populasi yang terdiri dari 100 orang, dari semua anggota itu diberi nomot urut
yaitu nomor 1 sampai dengan nomor 100. Pengambilan sampel dapat dilakukan
dengan nomor ganjil saja, genap saja, atau kelipatan dari bilangan tertentu, misalnya
kelipatan dari bilangan lima,
2. Sampling KuotaSampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari
populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampal jumlah (kuota) yang diinginkan.
Sebagai contoh, akan melakukan penelitian tentang pendapat masyarakat terhadap
pelayanan masyarakat dalam urusan izin mendirikan bangunan. Jumlah sampel yang
ditentukan 500 orang. Lalu pengumpulan data belum didasarkan pada 500 orang
tersebut, maka penelitian dipandang belum selesai, karena belum memenuhi kuota
yang ditentukan.
3. Sampling Insidental Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan
kebetulan, yaitu slapa saja yang secara kebetulan/incidental bertemu dengan peneliti
dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemul itu
cocok sebagai sumber data.
4. Sampling Purposive
Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.
Misalnya akan melakukan penelitian tentang kualitas makanan, maka sampel sumber
datanya adalah orang yang ahli makanan. Sampel ini lebih cocok digunakan pada
penelitian kualitatif.
5. Sampling Jenuh
Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila populasi yang relative kecil,
kurang dari 30 orang atau penelitian yang ingin membuat generalsasi dengan
kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua
anggota populasi dijadikan sampel.
6. Snowball Sampling
Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil,
kemudian membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding yang lama-lama menjadi
besar. Dalam penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu atau dua orang tetapi
dengan dua orang ini belim merasa lengkap terhadap data yang diberikan maka
peneliti mencari orang yang lebih tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan oleh
dua orang sebelumnya. Penelitian kualitatif banyak menggunakan purposive dan
snowball.

D. Distribusi Sampel

1. Pengertian
Distribusi sampling adalah distribusi dari mean-mean yang diambil secara berulang
kali dari suatu populasi. Bila pada suatu populasi tak terhingga dilakukan pengambilan
sampel secara acak berulang-ulang hingga semua sampel yang mungkin dapat ditarik
dari populasi tersebut. Sampel yang diambil dari populasi terbatas dan sebelum
dilakukan pengambilan sampel berikutnya sampel unit dikembalikan kedalam populasi.
Distribusi sampling merupakan dasar atau langkah awal dalam statistic inferensial
sebelum mempelajari teori estimasi, dan uji hipotesis
Untuk memahami distribusi sampling ini perlu kita ketahui suatu ketentuan yang
dapat membedakan beberapa ukuran antara sampel dan populasi

2. Perhitungan standar error


a) Data ukur
Saat item-itern data kita relatif sedikit dan dapat kita akses/ukur maka
perhitungan perhitungan central tendency (seperti mean, median, modus, dll) dan
variability (seperti range, variance, standard error) sangat mudah kita lakukan.
Masalahnya adalah manakala Item-item data yang akan kita deskripsikan ternyata
sangat banyak jumlahnya, bahkan sangat kompleks, dan seringkali kita tidak memiliki
akses ke semua anggota populasi tersebut. Contoh: semua dosen di Indonesia, semua
dokter di pulau Jawa, semua pengguna hand phone di Indonesia, atau semua
pengguna layanan e-government di Indonesia.
Biasanya untuk sebuah populasi yang sangat besar dan kompleks seperti itu,
metode sampling yang disarankan Bukanlah Simple Sampling (sembarang milih
dalam untuk semua populasi) tetapi disarankan memakal Stratified Sampling dimana
kita mengambil sample-sample (lebih dari satu sample) dan tiap sample mewakili
kelompok anggota populasi dengan karakteristik tertentu. Nah, hasilnya kita
memilikilebih dari satu sample untuk men-deskripsikan atau memodelkan populasi
kita yang besar dan kompleks tersebut.
b) Data hitung
Jika dalam populasi yang kecil (dimana setiap item data dapat diukur) kita
mengenalfrequency distribution, maka dalam populasi yang besar dengan lebih dari
satu samples ini kita menyebutnya Sampling Distribusi, yaitu grafik yang
menunjukkan berapa frequency (banyak sample) untuk tiap-tiap nilai Sample Mean.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada populasi yang diteliti itu adalah sampel (bagian yang diteliti dari
populasi. Hal ini dilakukan untuk memudahkan proses dan penyimpulan data
penelitian dan meringankan biaya penelitian. Populasi seluruh data yang menjadi
perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan. Sampel
adalah sebagian dari populasi yang terpilih dan mewakili populasi tersebut atau
sebagai wakil dari populasi yang diteliti. Alasan penggunaan sampling adalah ukuran
populasi, masalah biaya, masalah waktu, percobaan yang sifatnya merusak, masalah
ketelitian dan masalah ekonomis. Cara mengambil sampel atau teknik sampling pada
dasarnya dikelompokan menjadi dua yaituProbability Sampling dan Non Probability
sampling.
Untuk mengolah data tentunya kita perlu mengusahakan agar data dapat
disajikan dalam bentuk yang lebih berguna dan mudaj dipahami, untuk itu kita perlu
memehami distribusi frekuensi dalam mengolah data statistic.

B. Saran
Besar harapan kami pembaca dapat merasakan manfaat dari hasil kerja kami
dan kritik pembaca yang bersifat membangun dapat menjadi pelajaran berharga untuk
kami menjadilebih baik lagi mambuat suatu makalah selanjutnya.
Dan kami berharap dalam melakukan penelitian, mahasiswa diharuskan
mengikuti aturan-aturan dan juga prosedur-prosedur, agar penelitian yang dilakukan
diharapkan memiliki jawaban yang akurat terhadap suatu permasalahan.
DAFTAR PUSTAKA

http://sidfirman82.blogspot.com/2015/06/makalah teknik-sampling.html?m=1
http://cingkrangoke.blogspot.com/2017/01/populasi-sampel-dan-teknik-sampel.html?m=1
https://www.academia.edu/5746138/Makalah sampling
http://lvas-atsary.blogspot.com/2015/11/makalah-populasi-sampel-dosen-hm.html?m=1
https://panangadress.blogspot.com/2017/12/makalab-tehnik-pengenbilan-sample-
dalam.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai