Anda di halaman 1dari 4

PROPOSAL PENGEMBANGAN STRATEGI PROMKES

“ Pemberian Asi Ekslusif Pada Bayi ”

Disusun oleh :

1. Ahmat Pini Putra

2. Alysa Febrida

3. Amalia Rizki

4. Anisa Marsela

5. Bella Rolina Sari

6. Khoirunnisa

7. Putri Qurrata A’yun

8. Riska Permata

9. Reynaldi Fadiancha

10. Shela Putriananta

PRODI PROMOSI KESEHATAN PROGRAM SARJANA TERAPAN

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyusun makalah ini. Penulis menyusun makalah ini untuk memenuhi
tugas mata kuliah pengembangan strategi Promosi Kesehatan.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada, Bunda Sri Sumiati selaku dosen mata kuliah
Pengembangan Strategi Promosi Kesehatan dan juga kepada teman-teman sekelas yang sudah
memberi dukungan dalam proses pembuatan tugas ini.

Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis menyadari bahwa penulisan tugas ini masih
sederhana dan hasilnya jauh dari sempurna. Maka penulis meminta saran dan kritik yang bersifat
membangun dalam makalah ini.

Demikianlah kata pengantar dari penulis, semoga makalah ini mendapatkan hasil yang
memuaskan dan berguna bagi para pembaca.

Penulis, 30 September 2021


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

World Health Organization (WHO) merekomendasikan bahwa langkah terbaik menjaga


kesehatan bayi dan ibunya adalah pemberian ASI eksklusif setidakmya sampai 6 bulan. ASI
eksklusif bukan hanya semata didasarkan pada pertimbangan bahwa ASI eksklusif adalah
makanan terbaik bagi bayi, akan tetapi juga menjadi bagian integral dari proses reproduksi
yang memiliki implikasi penting bagi kesehatan ibu yang menyusui. Dan pemberian ASI
selama 6 bulan justru mendorong pertumbuhan bayi yang optimal. (Khairiyah,2013). The
World Allience for Breastfeeding Action (WABA) memperkirakan 1 juta bayi dapat
diselamatkan setiap tahunnya bila diberikan ASI pada 1 jam pertama kelahiran, kemudian
dilanjutkan ASI Eksklusif sampai dengan 6 bulan, karena ASI selain mengandung gizi yang
cukup, lengkap, juga mengandung imun untuk kekebalan tubuh bayi.
World Health Organisation (WHO) menyatakan hanya 64,7% ibu menyusui didunia yang
memberikan ASI secara Eksklusif. (Meutia, 2009). Dari data Survey Demografi dan
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 menunjukan bahwa sebanyak 27% bayi di
Indonesia mendapatkan ASI eksklusif sampai dengan umur 4-5 bulan. Sedangkan Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, angka pemberian ASI eksklusif pada bayi berumur
0-6 bulan hanya mencapai angka 30,2%. Angka yang relative masih sedikit, padahal dengan
ASI dan menyusui baik ibu dan bayinya akan mendapatkan banyak manfaat. Bahkan hal ini
juga berimbas ke lingkungan, masyarakat, bangsa, dan Negara. (Kemenkes RI,2013).
Dari permasalahan tersebut, kami sebagai Promotor Kesehatan merencanakan adanya
peningkatan peran ibu, suami dan keluarga dalam pemberdayaan masyarakat mengenai
edukasi Asi Ekslusif.
Pada kesempatan ini, kami mengajukan permohonan kepada yang terhormat
……..mengenai bantuan dana untuk pelaksanaan penyuluhan dan pemberdayaan masyarakat,
sehingga tercapainya tujuan Bersama yaitu terpenuhnya pemberian Asi Ekslusif Pada Bayi.

1.2 Rumusan Masalah


1.3 Tujuan

Anda mungkin juga menyukai