Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA SEHAT


PADA ANAK USIA SEKOLAH

A. DEFINISI
Usia sekolah adalah tahap perkembangan anak usia 6-12 th dimana
pada usia ini anak akan belajar memiliki kemampuan bekerja dan mendapat
ketrampilan dewasa, belajar menguasai dan menyelesaikan tugasnya,
produktif belajar, kenikmatan dalam berkompetisi kerja dan merasakan
bangga dalam keberhasilan melakukan sesuatu yang baik. Bisa membedakan
sesuatu yang baik/tidak dan dampak melakukan hal yang baik/tidak.

B. KARAKTERISTIK PERILAKU
Karakteristik perilaku normal pada anak usia Sekolah, antara lain:
1. Mampu menyelesaikan tugas dari sekolah/rumah
2. Mempunyai rasa bersaing misal ingin lebih pandai dari teman, meraih
juara pertama
3. Terlibat dalam kegiatan kelompok
4. Mulai mengerti nilai mata uang dan satuannya
5. Mampu menyelesaikan pekerjaan rumah tangga sederhana misal
merapikan tempat tidur, menyapu, dll
6. Memiliki hobI tertentu, misal naik sepeda, membaca buku cerita,
menggambar
7. Memliliki teman akrab untuk bermain
8. Tidak ada tanda bekas luka penganiayaan

C. PERKEMBANGAN ANAK USIA SEKOLAH


1. Fisik dan motorik
BB 16-23,6 kg, TB 106,6-123,5 cm, pemunculan gigi insisor
mandibula tengah kehilangan gigi pertama, sering kembali menggigit jari,
lebih menyadari tangan sebagai alat, suka menggambar, melukis dan
mewarnai.

Stimulasi motorik kasar yang bisa dilakukan:


a) Bermain kasti, basket, dan bola kaki. Kegiatan ini sangat baik untuk
melatih keterampilan menggunakan otot kaki. Anak juga belajar
mengenal adanya aturan main, sportivitas, kompetisi dan kerja sama
dalam sebuah tim.
b) Berenang. Manfaat dari kegiatan ini sangat banyak karena melatih
semua unsur motorik kasar anak. Anak pun mendapat pelajaran dan
latihan mengenai perbedaan berat jenis maupun keseimbangan tubuh.
c) Lompat jauh. Manfaatnya hampir sama dengan bermain bola kaki dan
sejenisnya. Pada kegiatan ini anak mendapatkan point plus, yaitu
prediksi terhadap jarak.
d) Lari maraton. Manfaatnya mirip sekali dengan lompat jauh, hanya
caranya yang berbeda.
e) Kegiatan outbound. Seperti halnya berenang, maka dengan ber-
outbound semua kemampuan motorik kasar dilatih. Malahan anak bisa
mendapatkan hal yang lain, seperti keberanian, survival, dan kedekatan
dengan Maha Pencipta serta kesadaran pentingnya menjaga
keharmonisan antara manusia dengan hewan dan tumbuhan.
Stimulasi motorik halus:
a) Menggambar, melukis dengan berbagai media.
b) Membuat kerajinan dari tanah liat.
c) Membuat seni kerajinan tangan, misalnya membuat boneka dari kain
perca.
d) Bermain alat musik seperti gitar, biola, piano dan sebagainya.
2. Mental
Mengembangkan konsep angka, mengetahui pagi atau siang,
mengetahui bagaimana yang cantik, jelek dr wajah, mematuhi 3 perintah
sekaligus, mengetahui tangan kanan dan kiri, mendefinisikan objek umum
spt garpu, kursi.
3. Adaptif
Pada saat bermain: memotong, melipat, menjahit dengan kasar bila
diberi jarum, mandi tanpa pengawasan, tidur sendiri, membaca dari
ingatan, dan menikmati permainan mengeja.
4. Personal-sosial
Dapat berbagi dan bekerjasama dengan lebih baik, mempunyai cara
sendiri untuk melakukan sesuatu, sering cemburu terhadap adik,
meningkatkan sosialisasi, dan akan curang untuk menang.
5. Stimulasi Kognitif
Sebelum menstimulasi kognisi anak, orang tua harus mengetahui
terlebih dulu perkembangan kognitifnya sesuai usia. Misalnya, untuk anak
balita perkembangan kognitifnya berkaitan dengan perkembangan
berbagai konsep dasar seperti mengenal bau, warna, huruf, angka, serta
pengetahuan umum yang akrab dengan kehidupan sehari-harinya.
Disamping itu perkembangan kognitif berkaitan erat dengan
perkembangan bahasa. Kegiatan yang bisa orang tua lakukan guna
menstimulasi kognisi anak adalah:
a) Mengadakan acara mendongeng.
b) Membaca buku cerita, baik dilakukan oleh orang tua atau si anak
sendiri.
c) Menceritakan kembali suatu kisah dari buku cerita yang sudah dia
baca.
d) Sharing mengenai pengalaman sehari-hari yang bisa dilakukan secara
verbal, gambar atau tulisan.
e) Berdiskusi tentang suatu tema.
f) Khusus anak-anak mengoptimalkan fungsi otak” otak kanan untuk
menstimulasi kemampuan kognitif dapat dilakukan melalui
kegiatan music & movement (gerak dan lagu) atau dengan memainkan
alat musik tertentu. Bisa juga dengan melakukan kegiatan drama.
6. Stimulasi Afeksi
Stimulasi afeksi dilakukan untuk mengembangkan kecerdasan
interpersonal maupun intrapersonal anak balita maupun 6-12 tahun.
Manfaat utamanya adalah mengembangkan rasa percaya diri, memupuk
kemandirian, mengetahui dan menjalani aturan, memahami orang lain, dan
mau berbagi. Cara memberikan stimulasi bisa dengan cara sebagai berikut:
a. Biarkan anak melakukan sendiri apa yang bisa ia lakukan.
b. Buatlah kesepakatan tentang berbagai hal yang baik/boleh dan tidak,
serta konsekuensinya. Tentu dengan bahasa yang bisa dipahami anak.
c. Berikan penghargaan untuk hal-hal yang dapat dilakukanya dengan
baik atau lebih baik dari sebelumnya. Bisa juga ketika anak dapat
mengikuti aturan (terutama pada awal mula diterapkan suatu aturan).
d. Berikan konsekuensi negatif atau punishment terhadap tingkah laku
anak yang kurang baik atau tidak sesuai dengan aturan. Untuk hal ini
perlu mempertimbangkan usia anak.
e. Berikan perhatian untuk berbagai reaksi emosi anak. Contoh, saat dia
sedih, gembira, marah, berikanlah respons yang sesuai dengan
kebutuhannya kala itu.
f. Anak difasilitasi untuk bermain peran.
g. Biasakan anak untuk mampu mengungkapkan perasaanya, baik secara
verbal, tulisan, ataupun gambar.
h. Biasakan mau berbagi dalam setiap kesempatan.
i. Khusus untuk anak 6-12 tahun, mulai perkenalkan dengan berbagai
permainan dalam rangka mengenalkan aturan main, sportivitas, dan
kompetisi.
7. Stimulasi Spiritual
Sifat spiritual berkaitan erat dengan kesadaran adanya Sang
Pencipta. Di sinilah anak belajar tentang kewajiban tertentu sebagai hamba
Tuhan sesuai ajaran agama masing-masing. Selain itu kecerdasan spiritual
juga berkaitan dengan pemahaman bahwa ia menjadi bagian dari alam
semesta. Di sini anak memiliki peran tertentu supaya bisa hidup harmonis
dengan seluruh makhluk Tuhan. Hal-hal yang dapat dilakukan untuk
menumbuhkembangkan kecerdasan spritual anak balita dan usia 6-12
tahun adalah sebagai berikut:
a) Lakukan diskusi bahwa semua benda di sekitarnya ada yang
menciptakan. Contoh, “Siapa yang membuat meja ini?” anak
menjawab, “Tukang kayu.” Lalu kita berikan lagi pemahaman padanya
“Apakah sama meja ini dengan tukang kayu yang membuatnya?”
b) Mengaitkan materi-materi pelajaran atau hal-hal di sekitarnya dengan
kebesaran Tuhan, terlebih pada pelajaran ilmu pasti.
c) Memutarkan video tentang berbagai hal yang menakjubkan di alam
dengan kebesaran Sang Pencipta.
d) Menceritakan kisah manusia-manusia pilihan Tuhan.
e) Berdiskusi tentang berbagai hal dan apa yang dapat anak lakukan
sebagai manusia yang memiliki kelebihan dibanding makhluk lain di
muka bumi.
f) Meminta anak untuk membuat karangan tentang berbagai
pengalamannya ketika sedang mengalami kesulitan dan apa yang dia
lakukan. Ketika menemukan jalan keluar dari kesulitan tersebut,
kaitkan dengan betapa Tuhan itu sangat pengasih dan pemurah.
g) Memberikan pendidikan agama sekaligus membiasakannya
menjalankan ibadah yang dianjurkan dan diwajibkan.
Namun tak hanya itu yang bisa menjamin anak menjadi cerdas.
Lingkungan di mana anak berada sangat memegang peranan penting untuk
membentuknya menjadi anak yang bahagia dan sehat. Jika bicara ideal,
beginilah seharusnya lingkungan anak balita dan anak usia 6-12 tahun:
a) Dilengkapi dengan fasilitas yang mendukung, di antaranya arena
bermain lengkap dengan prasarananya.
b) Lingkungan harus ramah anak, sekaligus memberi jaminan atas
kesehatan, keamanan, kenyamanan, dan keleluasaan bergerak.
c) Jika hal tersebut tidak memungkinkan untuk diwujudkan, cukuplah
membuat lingkungan yang bisa menerima dan memberi toleransi pada
anak dalam berkegiatan. Temanilah selalu anak saat berekplorasi.
Biarkan dia bebas memilih apa yang akan dikerjakan sepanjang tetap
dalam koridor keamanan, kesehatan, dan kebaikan.
d) Jawablah sebisa mungkin setiap pertanyaan anak. Jika tidak bisa, ajak
anak bersama-sama mencari tahu jawaban dari sumber yang bisa
dipercaya, semisal mencarinya dalam kamus atau bertanya pada
pakarnya.

H. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian pada keluarga :
1) Identitas : nama KK, alamat, pekerjaan
2) Riwayat dan tahap perkembangan
3) Lingkungan : rumah, lingkungan, sistem sosial
4) Struktur keluarga : komunikasi, peran anggota
5) Penyebab masalah keluarga dan koping
6) Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga

Pengkajian Fokus pada Anak Usia Sekolah


a) Bagaimana karakteristik teman bermain ?
b) Berapa lama anak menghabiskan waktunya di sekolah ?
c) Bagaimana stimulasi terhadap tum-bang anak dan ada kah sarana yang
dimiliki?
d) Bagaimana temperamen anak saat ini ?
e) Bagaimana pola anak jika menginginkan suatu barang ?
f) Bagaimana pola orangtua menghadapi permintaan anak ?
g) Bagaimana prestasi yang dicapai anak saat ini ?
h) Kegiatan apa yang diikuti anak selain kegiatan di sekolah ?
i) Sudahkah memperoleh imunisasi ulangan selama di sekolah ?
j) Pernahkah mendapat kecelakaan selama di sekolah atau di rumah saat
bermain?
k) Adakah penyakit yang muncul dan dialami anak selama masa ini ?
l) Adakah sumber bacaan lain selain buku sekolah dan kalau ada, apa
jenisnya ?
m) Bagaimana pola anak memanfaatkan waktu luangnya ?
n) Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga ?

2. Diagnosa Keperawatan: Kesiapan peningkatan perkembangan Sekolah

3. Intervensi Keperawatan
a. Tujuan
1) Mempertahankan pemenuhan kebutuhan fisik yang optimal
2) Mengembangkan keterampilan motorik kasar dan halus
3) Mengembangkan keterampilan berbahasa
4) Mengembangkan keterampilan adaptasi psikososial
5) Pembentukan identitas dan peran sesuai jenis kelamin
6) Mengembangkan kecerdasan
7) Mengembangkan nilai-nilai moral
8) Meningkatkan peran serta keluarga dengan meningkatkan pertumbuhan
dan perkembangan

a. Tindakan Keperawatan
1) Pemenuhan Kebutuhan Fisik yang Optimal
a) Kaji pemenuhan kebutuhan fisik anak
b) Ajarkan pemberian makanan dengan gizi yang seimbang
c) Kaji pemberian vitamin dan imunisasi ulang (booster)
d) Ajarkan kebersihan diri
2) Mengembangkan Keterampilan Motorik Kasar dan Halus
a) Kaji kemampuan motorik kasar dan halus anak
b) Fasilitasi anak untuk bermain yang menggunakan motorik kasar
(kejar-kejaran, papan seluncur, sepak bola, dll)
Fasilitasi anak untuk bermain yang menggunakan motorik halus
(menggambar, menulis, mewarnai, menyusun balok, dll)
c) Menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman untuk anak
3) Mengembangkan Keterampilan Bahasa
a) Kaji keterampilan bahasa yang disukai anak
b) Berikan kesempatan anak bicara dan bercerita
c) Sering mengajak anak berkomunikasi
d) Ajari anak belajar membaca
e) Belajar bernyanyi
4) Mengembangkan Keterampilan Adaptasi Psikososial
a) Kaji keterampilan adaptasi psikososial anak
b) Berikan kesempatan anak bermain dengan teman sebaya
c) Berikan dorongan dan kesempatan untuk perkembangan
d) Latih anak berhubungan dengan orang lain yang lebih dewasa
5) Membentuk Identitas Peran sesuai Jenis Kelamin
a) Kaji identitas dan peran sesuai dengan jenis kelamin
b) Ajari mengenal bagian-bagian tubuh
c) Ajari mengenal jenis kelamin sendiri dan membedakan jenis
kelamin anak lain
d) Berikan pakaian dan mainan yang sesuai dengan jenis kelamin
6) Mengembangkan Kecerdasan
a) Kaji perkembangan kecerdasan anak
b) Bimbing anak dengan imajinasinya untuk menggali kemampuan
yang dimiliki
c) Bimbing anak belajar keterampilan baru
d) Berikan kesempatan dan bimbing anak membantu pekerjaan rumah
sederhana
e) Ajari pengenalan benda, warna, huruf, angka
f) Latih membaca, menggambar, dan berhitung
7) Mengembangkan Nilai Moral
a) Kaji nilai-nilai moral yang sudah diajarkan pada anak
b) Ajarkan dan latih menerapkan nilai agama dan budaya yang positif
c) Kenalkan anak pada nilai-nilai yang baik dan yang tidak
d) Barikan pujian atas nilai-nilai positif yang dilakukan anak
e) Latih kedisiplinan
8) Meningkatkan peran serta keluarga dalam meningkatkan pertumbuhan
dan perkembangan
a) Tanyakan kondisi pertumbuhan dan perkembangan anak
b) Tanyakan upaya yang sudah dilakukan keluarga terhadap anak
c) Berikan reincforcement atas upaya positif yang sudah dilakukan
keluarga
d) Ajarkan keluarga untuk secara rutin membawa anaknya ke tempat
pelayanan kesehatan terdekat
e) Ajarkan pada keluarga untuk memberikan makanan bergizi
seimbang
f) Berikan pendidikan kesehatan tentang tugas perkembangan anak
normal pada usia pra sekolah

DAFTAR PUSTAKA

1. Spesialis Jiwa FIK dan tim pengajar spesialis jiwa ( 2011 ), Draf Standar
Asuhan Keperawatan Program Spesialis Jiwa, Jakarta: Program Magister
Keperawatan Jiwa FIK UI.
2. https://www.scribd.com/document/331244832/askep-usia-sekolah-doc
diakses pada tanggal 21 oktober 2020

Anda mungkin juga menyukai