Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN DIAGNOSA HNP

Oleh :

EKA DIAN PRATIWI


NIM. 2030030

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA
TA. 2020/2021
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN DIAGNOSA HNP

Oleh :

EKA DIAN PRATIWI


NIM. 2030030

Surabaya, 24 November 2020


Mengetahui,

CI Pendidikan CI Lahan Praktik

.................................................................... .....................................................................
LAPORAN PENDAHULUAN
1. Definisi

Menurut Muttaqin (2008), Hernia Nucleus Pulposus (HNP) adalah turunnya


kandungan annulus fibrosus dari diskus intervertebralis lumbal pada spinal canal
atau rupture annulus fibrosus dengan tekanan dari nucleus pulposus yang
menyebabkan kompresi pada element saraf. Pada umumnya menyebabkan nyeri
dari pantat dan menjalar ketungkai. Kebas dan nyeri menjalar yang tajam
merupakan hal yang sering dirasakan penderita HNP. Weakness pada grup otot
tertentu namun jarang terjadi.
2. Manifestasi Klinis
a. HNP Lumbal
1) Terjadi pada area L5-S1 dan L4-L5 yang jarang terjadi pada L3-L4
2) Nyeri pinggang bawah yang intermiten (dalam periode beberapa
minggu sampai beberapa tahun)
3) Nyeri menjalar sesuai dengan distribusi saraf iskhiatik
4) Sifat nyeri biasanya menghebat karena faktor-faktor pencetus seperti
gerakan pinggang, batuk, mengedan, berdiri atau duduk untuk jangka
waktu yang lama
5) Nyeri berkurang bila istirahat berbaring
6) Sering mengeluh kesemutan, baal, atau bahka kekuatan otot
paravertebral lumbal dan terbatasnya gerakan pinggang
b. HNP Servikal
1) Umumnya terjadi pada usia decade 3 dan 4
2) Lokasi diarea parasentral unilateral karena pada area tersebut
annulus fibrosus adalah terlemah serta ligamennya tipis
3) Pada C6 akan menimbulkan parestesia serta baal pada daerah
distribusi persarafan juga dapat kelemahan otot biseos dan
penurunanreflex bisebs
4) Pada C6-C7 menyebabkan iritasi radiks C7 dan menampilkan gejala
hiperalgesia serta parestesia jari tengah
5) Penurunan reflex triseps
3. Etiologi
Penyebab dari Hernia Nucleus Pulposus (HNP) biasanya dengan meningkatnya
usia terjadi perubahan degeneratif yang mengakibatkan kurang lentur dan tipisnya
nucleus pulposus . Annulus fibrosus mengal ami perubahan karena digunakan
terus menerus. Akibatnya, annulus fibrosus biasanya di daerah lumbal dapat
menyembul atau pecah (Moore dan Agur, 2013).
Hernia nucleus pulposus (HNP) kebanyakan juga disebabkan oleh karena adanya
suatu trauma derajat sedang yang berulang mengenai discus intervertebralis
sehingga menimbulkan sobeknya annulus fibrosus. Pada kebanyakan pasien
gejala trauma bersifat singkat, dan gejala ini disebabkan oleh cidera pada diskus
yang tidak terlihat selama beberapa bulan atau bahkan dalam beberapa tahun.
Kemudian pada generasi diskus kapsulnya mendorong ke arah medulla spinalis,
atau mungkin ruptur dan memungkinkan nucleus pulposus terdorong terhadap
sakus doral atau terhadap saraf spinal saat muncul dari columna spinal (Helmi,
2012)

4. Woc
Trauma Stress Fisik

Cincin konsentrik Nucleus pulposus


annulus fibrosus mengalami Protusio diskus
robek herniasi : HNP (intake menonjol )

Materi nucleus menyusup


Rencana tindakan Menjepit akar keluar dari diskus kedalam
pembedahan saraf ipsilateraf kanalis spinalis

Kurangnya informasi Nyeri

ANSIETAS Perubahan sensasi Gangguan rasa nyaman


DEFICIT penurunan kerja
PENGETAHUAN reflex

Kerusakan mobilitas
fisik

5. Faktor Resiko
Berikut ini adalah faktor risiko yang meningkatkan seseorang mengalami HNP:
Usia
Usia merupakan faktor utama terjadinya HNP karena annulus fibrosus lama
kelamaan akan hilang elastisitasnya sehingga menjadi kering dan keras,
menyebabkan annulus fibrosus mudah berubah bentuk dan ruptur.
Trauma
Terutama trauma yang memberikan stress terhadap columna vertebralis, seperti
jatuh.
Pekerjaan
Pekerjaan terutama yang sering mengangkat barang berat dan cara mengangkat
barang yang salah, meningkatkan risiko terjadinya HNP
Gender
Pria lebih sering terkena HNP dibandingkan wanita (2:1), hal ini terkait
pekerjaan dan aktivitas yang dilakukan pada pria cenderung ke aktifitas fisik yang
melibatkan columna vertebralis.
Gambaran Klinis: Gejala klinik bervariasi tergantung pada derajatnya dan
radiks yang terkena. Pada stadium awal, gejala asimtomatik. Gejala klinis muncul
ketika nucleus pulposus menekan saraf. Gejala klinis yang paling sering adalah
iskialgia (nyeri radikuler). Nyeri biasanya bersifat tajam, seperti terbakar dan
berdenyut menjalar sampai bawah lutut. Bila saraf sensoris kena maka akan
memberikan gejala kesemutan atau rasa baal sesuai dermatomnya. Bila mengenai
conus atau cauda ekuina dapat terjadi gangguan miksi, defekasi dan disfungsi
seksual. Nyeri yang timbul sesuai dengan distribusi dermatom (nyeri radikuler)
dan kelemahan otot sesuai dengan miotom yang terkena.
Pemeriksaan Penunjang
X-Ray
X-Ray tidak dapat menggambarkan struktur jaringan lunak secara akurat.
Nucleus pulposus tidak dapat ditangkap di X-Ray dan tidak dapat
mengkonfirmasikan herniasi diskus maupun jebakan akar saraf. Namun, X-Ray
dapat memperlihatkan kelainan pada diskus dengan gambaran penyempitan celah
atau perubahan alignment dari vertebra.

Mylogram
Pada myelogram dilakukan injeksi kontras bersifat radio-opaque dalam columna
spinalis. Kontras masuk dalam columna spinalis sehingga pada X-ray dapat
nampak adanya penyumbatan atau hambatan kanalis spinalis.

MRI
Merupakan gold standard diagnosis HNP karena dapat melihat struktur columna
vertebra dengan jelas dan mengidentifikasi letak herniasi.
Elektromyografi
Untuk melihat konduksi dari nervus,dilakukan untuk
mengidentifikasi kerusakan nervus.
Penatalaksanaan
Bila tidak dijumpai deficit neurologic
Tidur selama 1-2mg diatas kasur yang keras
Exercise digunakan untuk mengurangi tekanan atau kompresi saraf
Terapi obat-obatan : muscle relaxant, nonsteroid, anti inflamasi drug dan analgetik
Terapi panas dingin
Imobilisasi atau brancing, dengan menggunakan lumbosacral brace atau korset
Terapi diet untuk mengurangi berat badan
Traksi lumbal, mungkin menolong tetapi biasanya resides
Transcutaneous Elektrical Nerve Stimulation (TENS)
Pembedahan
Laminectomy hanya dilakukan pada penderita yang mengalami nyeri menetap dan
tidak dapat diatasi, terjadi gejala pada kedua sisi tubuh dan adanya gangguan
neurologic utama seperti inkontinensia usus dan kandung kemih serta foot droop.
Laminectomy adalah suatu tindakan pembedahan atau pengeluaran atau
pemotongan lamina tulang belakang dan biasanya dilakukan untuk memperbaiki
luka pada spinal
Diagnosa
Nyeri akut b.d agen injuri fisik, agen injuri biologis
Kerusakan mobilitas fisik b.d hemiparese / hemiplegia
Ansietas b.d prosedur operasi, diagnosis, prognosis, anestesi, nyeri, hilangnya
fungsi
Defisiensi pengetahuan b.d kurangnya informasi tentang penyakit
Intervensi Keperawatan

No Masalah Tujuan Kriteria Hasil SIKI Rasional


Keperawatan
1. Nyeri akut b.d agen Setelah dilakukan - Mampu mengontrol 1. Lakukan pengkajian nyeri secara 1. Untuk mengetahui skala nyeri
pencedera fisik asuhan keperawatan nyeri 2. Untuk mengetahui reaksi non
komprehensif termasuk lokasi, verbal pasien
1 x 24 jam
- Mampu mengenali
diharapkan nyeri karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas 3. Untuk menghindari terjadinya
nyeri keparahan dalam proses
dapat berkurang
SDKI, 2016 D. 0077 dengan: dan faktor presipitasi penyakit
- Menyatakan rasa
Subkategori : nyeri 4. Memberikan kenyamanan pada
nyaman setelah nyeri 2. Observasi reaksi nonverbal dari
dan kenyamanan - Pain level pasien nyeri
berkurang 5. Untuk mengurangi nyeri
- Pain control ketidaknyamanan
6. Untuk proses penyembuhan
- Comfort level 3. Bantu pasien dan keluarga untuk
mencari dan menemukan dukungan
4. Kontrol lingkungan yang dapat
mempengaruhi nyeri seperti suhu
ruangan, pencahayaan dan kebisingan
5. Ajarkan tentang teknik non
farmakologi: napas dalam, relaksasi,
distraksi, kompres hangat/ dingin
6. Berikan analgetik untuk mengurangi
nyeri:
2. Gangguan Mobilitas Setelah dilakukan 1. Mampu 1. Identifikasi adanya nyeri atau 1. Untuk mengetahui nyeri
Fisik b.d Nyeri asuhan keperawatan mengontrol nyeri keluhan fisik lainnya tambahan atau keluhan fisik
1 x 24 jam 2. Tidak ada kaku 2. Monitor kondisi umum selama lainnya
SDKI, 2016 D.0054
diharapkan gerakan sendi melakukan mobilisasi 2. Untuk memngetahui keadaan
SubKategori :
fisik secara mandiri 3. Dapat melakukan 3. Libatkan keluarga untuk umum saat melakukan
Aktivitas dan Istirahat
dengan ekspetasi ROM sendiri membantu px dalam mobilisasi apakah menurun atau
meningkat : meningkatkan pergerakan tidak
4. Tidak ada
- Nyeri berkurang kelemahan fisik 4. Anjurkan melakukan mobilisasi 3. Agarkan px memiliki semangat
- Kaku sendi dini untuk melakukan mobilisasi
menurun 5. Ajarkan mobilisasi sederhana mis 4. Agar px tidak terjadi kaku sendi
- ROM meningkat duduk di tempat tidur, miring 5. Agar px dapat melakukan
- Kelemahan fisik kanan dan kiri dll mobilisasi sederhana
menurun
3. Resiko infeksi b.d Setelah dilakukan - Nyeri 1. Monitor tanda dan gejala infeksi 1. Untuk mengetahui terjadinya
Ketidakadekuatan asuhan keperawatan berkurang 2. Pertahankan teknik aseptic pada infeksi
pertahanan tubuh primer 1 x 24 jam - Tidak pasien beresiko tinggi 2. Untuk mengetahui resiko
: kerusakan integritas diharapkan tidak bengkak 3. Jelaskan tanda dan gejala infeksi terkena infeksi
kulit terdapat resiko - Drainase 4. Anjurkan meningkatkan asupan 3. Untuk mengetahui terjadinya
infeksi purulent nutrisi infeksi
SDKI,2016 D. 0142 - Demam 5. Anjurkan meningkatkan asupan 4. Untuk meningkatkan imun
menurun cairan dalam tubuh
Subkategori : - Kemerahan 5. Untuk meningkatkan
Lingkungan tidak ada elektrolit dalam tubuh
- Cairan tidak
berbau

Anda mungkin juga menyukai