Anda di halaman 1dari 74

NYERI AKUT PADA NY.

S DENGAN GASTRITIS DI RUANG INTERNIS


RUMAH SAKIT YARSI
PONTIANAK

KARYA ILMIAH AKHIR (KIA)

ILMU KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Disusun Oleh :

RIZKI HARDIANI

SRP20317003

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH
PONTIANAK TAHUN 2021

i
LEMBAR PERSETUJUAN

SIDANG KARYA ILMIAH AKHIR

Judul Karya Ilmiah Akhir : Asuhan Keperawatan Pada Ny. S Dengan Gastritis Di

Ruang Internis Rumah Sakit Yarsi Pontianak

Nama : Rizki Hardiani

NIM : SRP20317003

Program Studi : Profesi Ners Keperawatan Kelas Reguler A

Menyetujui,

Pembimbing

Ns. Haryanto, MSN., Ph. D


NIDN: 1131017701

ii
LEMBAR PENGESAHAN

KARYA ILMIAH AKHIR (K.I.A)

Oleh:
RIZKI HARDIANI
NIM: SRP20317003
Telah dipertahankan dihadapan dewan Penguji Karya Ilmiah Akhir, Program
Studi Ners Kelas Reguler A

Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Muhammadiyah Pontianak


Tanggal : 21 Juli 2021
Disetujui,
Pembimbing Penguji

Ns. Haryanto, MSN., Ph. D Ns. Lestari Makmuriana, M.,Pd.,M, Kep


NIDN: 1131017701 NIDN: 1108048101

Mengetahui,
KA. Prodi NERS

Ns. Gusti Jhoni Putra, M. Pd, M.


Kep NIDN: 1116108503

iii
KATA
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillahirabbil’alamin peneliti ucapkan kepada Allah Subhanahu Wa


Ta’ala, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya lah peneliti dapat menyelesaikan
penelitian yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Ny. S Dengan Gastritis Di
Ruang Internis Rumah Sakit Yarsi Pontianak”.Pada kesempatan ini dengan segala
ketulusan hati, penulis menyampaikan ucapan terima kasih karena selama
penyusunan karya ilmiah akhir ini, penulis banyak mendapatkan bantuan,
bimbingan, saran serta dorongan dari berbagai pihak yang terlibat di dalamnya,
dan pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Haryanto, S. Kep, Ners. MSN.Ph.D. WOC/ETN selaku Ketua STIK

Muhammadiyah Pontianak. Selaku Dosen Pembimbing.

2. Ns. Gusti Jhoni Putra, M. Pd, M. Kep selaku ketua Program Studi S1 Sekolah

Tinggi Ilmu Keperawatan Muhammadiyah Pontianak.

3. Ns. Indah Dwi Rahayu, M. Kep selaku koordinator KIA ini.

4. Ns. Tisa Gusmiah, M. Kep selaku dosen dan pembimbing akademik yang

selalu memberikan masukan dalam proses perkuliahan.

5. Seluruh dosen Program Studi S1 Keperawatan STIK Muhammadiyah

Pontianak yang telah membekali penulis dengan pengetahuan, ilmu serta

pengalaman yang didapatkan selama perkuliahan.

6. Orang tua dan keluarga yang selalu memberikan dukungan moril dan material

dan selalu mendoakan setiap saat sehingga penulis dapat menyelesaikan

penelitian ini. Terutama kepada ibu saya yang selalu memberikan kasih

sayang dan pengorbanan, serta doa-doa yang selalu dipanjatkan kepada saya.

iv
7. Rekan-rekan satu pembimbing dan satu angkatan Program Studi S1 Reguler

Angkatan 2016 STIK Muhammadiyah Pontianak yang saling memberikan

motivasi dan bantuan dalam proses menyelesaikan penelitian ini.

8. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu penulis menyelesaikan penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak sekali kekurangan pada KIA ini,

oleh karena itu penulis mohon kritik dan saran yang membangun demi

kesempurnaan dari KIA ini. Akhir kata semoga KIA ini dapat bermanfaat bagi

para pembaca dan sebagai dasar dari penelitian di waktu yang akan datang.

Waasalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Pontianak, 15 Juli 2021

Rizki Hardiani
NIM. SRP20317003

v
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................................ii
SIDANG KARYA ILMIAH AKHIR...................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................iii
KARYA ILMIAH AKHIR (K.I.A).....................................................................iii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iv
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................3
C. Tujuan Penelitian.............................................................................................3
1. Tujuan Umum...............................................................................................3
2. Tujuan Khusus..............................................................................................4
D. Sistematika Penulisan......................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................5
TINJAUAN TEORI...............................................................................................5
A. Konsep Umum Gastritis..................................................................................5
B. Konsep Asuhan Keperawatan........................................................................11
1. Pengkajian Keperawatan............................................................................11
2. Diagnosa Keperawatan...............................................................................17
3. Rencana Asuhan Keperawatan...................................................................18
4. Implementasi Keperawatan........................................................................20
5. Evaluasi.......................................................................................................21
BAB III..................................................................................................................22
ASUHAN KEPERAWATAN LAPORAN.........................................................22
A. Gambaran Studi Kasus..................................................................................22
B. Data Asuhan Keperawatan............................................................................22
BAB IV..................................................................................................................55
PEMBAHASAN...................................................................................................55
A. Profil Lahan Praktek......................................................................................55
B. Analisis Asuhan Keperawatan Dengan Konsep Terkait................................55
C. Alternatif Pemecahan Yang Dapat Dilakukan...............................................60
BAB V....................................................................................................................61
PENUTUP.............................................................................................................61
A. Kesimpulan....................................................................................................61
B. Saran..............................................................................................................62
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................64
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Gastritis merupakan peradangan yang mengenai mukosa lambung yang

dapat mengakibatkan pembengkakan mukosa lambung sampai terlepasnya

epitel mukosa superfisial yang menjadi penyebab terpenting dalam gangguan

saluran pencernaan (Sukarmin, 2012), yang disebabkan oleh faktor iritasi dan

infeksi pada mukosa dan submukosa lambung (Tussakinah, et al., 2018). Faktor

iritasi dan infeksi tersebut melekat pada epitel lambung dan menghancurkan

mukosa pelindung dinding lambung, sehingga menimbulkan adanya variasi

keluhan pada abdomen salah satunya keluhan nyeri yaitu nyeri epigastrium

(LeMone, et al., 2016).

Gastritis merupakan suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa

lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difus, atau lokal. Dua jenis gastritis

yang paling sering terjadi adalah gastritis superfisialis akut dan gastritis atrofik

kronis (Sylvia,2012).

Badan kesehatan dunia World Health Organization (WHO,2017

mengadakan peninjawan diberbagai Negara dunia dan mendapatkan hasil

presentase dari angka kejadian gastritis di dunia diantaranya Inggris 22 %, Cina

31%, Jepang 14%, Kanada 35%, prancis 29,5%. Di dunia, insiden gastritis

sekitar 1,8 sampai 2,1 juta dari jumblah penduduk setiap tahunnya. Prevelensi

gastritis yang diinformasi melalui endoscopi pada populasi Sanghai sekitar 17,2

1
2

persen. Angka kejadian gastritis di Indonesia menutut Wolrd Health

Organitatuon (WHO, 2017) adalah 40,8%.

Prevelensi di Indonesia cukup tinggi yaitu 274,396 kasus dari 238,452,952

jiwa penduduk. Data angka kesakitan penduduk berasal dari masyarakat

(community bassed data) yang diperoleh dari studi morbilitas dan hasil

pengumpulan data dinas kesehatan kabupaten/kota penyakit gastritis

menempati urutan kedelapan dari sepuluh penyakit terbanyak dengan jumlah

persentase 31,1% pada tahun 2016 (Kemenkes,2017).

Kasus gastritis biasanya terjadi karena adanya frekuensi makan yang tidak

teratur sehingga lambung menjadi sensitive apabila asam lambung meningkat.

Pola makan yang tidak tereatur akan mengtakibatkan lambung sulit

beradaptasi, bila hal ini berlangsung secara terus menerus akan terjadi

kelebihan asam lambung sehingga dapat mengakibatkan mukosa lambung

teriritasi dan terjadilah gastritis. Pada umumnya setiap orang melakukan makan

makanan utama 3 kali dalam sehari yaitu makan pagi, makan siang dan makan

sore atau makan malam. Makan siang sangat diperlukan setiap orang, karena

sejak pagi badan teras lelah akibat melakukan aktivitas. Disamping makanan

utama yang dilakukan 3 kali biasanya dalam sehari juga makanan ringan

dilakukan sekali atau dua kali diantara waktu makan guna menanggulangi rasa

lapar, sebab jarak waktu makan yang lama (Dewi, 2013).

Nyeri merupakan pengalaman emosional yang tidak menyenangkan,

persepsi nyeri seseorang sangat ditentukan oleh pengalaman dan status


3

emosionalnya (Zakiyah, 2015). Persepsi nyeri bersifat sangat pribadi dan

subjektif, ini terjadi akibat adanya kerusakan jaringan yang nyata, nyeri ini

dinamakan nyeri akut yang dapat menghilang seiring dengan penyembuhan

jaringan (Zakiyah, 2015). Nyeri akut adalah adalah nyeri 3 yang diakibatkan

kerusakan jaringan yang akan hilang selama proses penyembuhannya, terjadi

dalam waktu singkat dari 1 detik sampai kurang dari 6 bulan (Alimul dan

Uliyah, 2014). Nyeri yang terjadi pada gastritis timbul karena dinding lambung

yang mengalami peradangan akibat terpapar zat iritan dan faktor penyebab

lainnya.

Berdasarkan latar belakang dan masalah tersebut maka penulis tertarik

untuk mengambil kasus asuhan keperawatan dengan judul “Asuhan

Keperawatan Pada Ny. S Dengan Gastritis Di Ruang Internis Rumah Sakit

Yarsi Pontianak”

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang maka peneliti merumuskan masalah

sebagai berikut “Asuhan Keperawatan Pada Ny. S Dengan Gastritis Di Ruang

Internis Rumah Sakit Yarsi Pontianak?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Memahami dan menerapkan konsep dasar asuhan keperawatan pasien

dengan gastritis di rumah sakit yarsi pontianak.


4

2. Tujuan Khusus

a. Penulis dapat melakukan pengkajian keperawatan pada Ny. S dengan

gastritis di Rumah Sakit Yarsi Pontianak.

b. Penulis mampu menentukan diagnosa keperawatan yang muncul pada

Ny. S dengan gastritis di Rumah Sakit Yarsi Pontianak.

c. Penulis mampu menyusun intervensi yang tepat pada pada Ny. S dengan

gastritis di Rumah Sakit Yarsi Pontianak

d. Penulis mampu melakukan implementasi keperawatan sesuai dengan

rencana keperawatan yang dibuat pada Ny. S dengan gastritis di Rumah

Sakit Yarsi Pontianak

e. Penulis mampu melakukan evaluasi hasil pada Ny. S dengan gastritis di

Rumah Sakit Yarsi Pontianak

D. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini penulis menggunakan sistematika

penulisan, antara lain:

BAB I Pendahuluan yang terdiri dari: Latar Belakang, tujuan penulisan, dan

sistematika penulisan. BAB II Landasan teori, yang menjelaskan teori sesuai

dengan studi pelaksanaan terdiri dari: landasan toeri yang membahas tentang

gastritis, patofisiologi, etiologi, manifestasi klinis serta asuhan keperawatan

yang berisi tentang pengkajian, diagnosa keperawatan, inetrvensi,

implementasi dan evaluasi. BAB III Asuhan keperawatan yang menjelaskan

tetntang kasus terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi,

implementasi, dan evaluasi. BAB IV Pembahasan yang menjelaskan tentang


5

perbandingan teori dan hasil studi kasus dilapangan terdiri dari pengkajian,

diagnosa keperawatan perencanaan, implementasi, dan evaluasi dan

membahas tentang proses pratek profesi dalam pencapaian target. BAB V

Penutup tang terdiri dari kesimpulan dan saran. Daftar pustaka. Lampiran.

Daftar hidup.
BAB II

TINJAUAN TEORI
A. Konsep Umum Gastritis

1. Definisi

Gastritis merupakan peradangan yang mengenai mukosa lambung yang

dapat mengakibatkan pembengkakan mukosa lambung sampai terlepasnya

epitel mukosa superfisial yang menjadi penyebab terpenting dalam

gangguan saluran pencernaan (Sukarmin, 2012), yang disebabkan oleh

faktor iritasi dan infeksi pada mukosa dan submukosa lambung (Tussakinah,

et al., 2018). Faktor iritasi dan infeksi tersebut melekat pada epitel lambung

dan menghancurkan mukosa pelindung dinding lambung, sehingga

menimbulkan adanya variasi keluhan pada abdomen salah satunya keluhan

nyeri yaitu nyeri epigastrium (LeMone, et al., 2016).

2. Klasifikasi

Klasifikasi gastritis berdasarkan tingkat keparahannya :

a. Gastritis Akut Gastritis akut

merupakan peradangan mukosa lambung yang menyebabkan

perdarahan lambung akibat terpapar pada zat iritan dan merupakan suatu

penyakit yang mudah ditemukan, biasanya bersifat jinak dan dapat

disembuhkan.

b. Gastritis Kronis

Gastritis kronik adalah suatu peradangan permukaan mukosa

lambung yang bersifat menahun, yang disebabkan oleh ulkus atau bakteri.

5
6

helicobacter pylori. Gastritis kronis cenderung terjadi pada usia muda

yang menyebabkan penipisan dan degenerasi dinding lambung.

(Suratum, 2010)

3. Etiologi

a.Obat-obatan seperti Obat Anti-Inflamasi Nonsteroid/OAINS

(Indometasin, Ibuprofen dan Asam Salisilat), Sulfonamide, Steroid,

Kokain, agen kemoterapi (Mitomisin, 5-fluoro-2-deoxyuridine), Salisilat

dan Digitalis bersifat mengiritasi mukosa lambung.

b. Minuman beralkohol seperti whisky, vodka, dan gin

c. Infeksi bakteri seperti H.pylori (paling sering), H.heilmani, Streptococci,

Staphyloccoci, Proteus species, Clostridium species, E.coli, Tuberculosis

dan secondary syphilis

d. Infeksi virus oleh Sitomegalovirus

e. Infeksi jamur seperti Candidiasis, Histoplasmosis dan Phycomycosis.

f. Stress fisik yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma,

pembedahan, gagal napas, gagal ginjal, kerusakan susunan saraf pusat

dan refluks usus lambung

g. Makanan dan minuman yang bersifat iritan. Makanan berbumbu dan

minuman dengan kandungan kafein dan alkohol merupakan agen-agen

penyebab iritasi mukosa lambung

h. Garam empedu, terjadi pada kondisi refluks garam empedu dari usus

kecil ke mukosa lambung sehingga menimbulkan respon peradangan

mukosa
7

i. Iskemia, hal ini berhubungan dengan akibat penurunan aliran darah ke

lambung

j. Trauma langsung lambung, berhubungan dengan keseimbangan antara

agresi dan mekanisme pertahanan untuk menjaga integritas mukosa,

yang dapat menimbulkan respons peradangan pada mukosa lambung.

(Mutaqqin dan Sari, 2013)

4. Manifestasi Klinis

a. Manifestasi Klinis Gastritis Akut

1) Nyeri pada ulu hati

2) Mual dan muntah

3) Perut kembung

4) Anoreksia

(Anggraini, 2015)

b. Manifestasi Klinis Gastritis Kronis

1) Nyeri menetap pada epigastrium

2) Anoreksia

3) Perasaan penuh di dalam perut

4) Mual dan muntah

5) Hematemesis melena (perdarahan pada saluran cerna)

(Rika, 2016)

5. patofisiologi

Mukosa lambung mengalami pengikisan akibat konsumsi alkohol,

obat obatan antiinflamasi nonsteroid, infeksi helicobacter pylori.


8

Pengikisan ini dapat menimbulkan reaksi peradangan. Inflamasi pada

lambung juga dapat dipicu oleh peningkatan sekresi asam lambung

sehingga lambung teraktivasi oleh rasa mual, muntah dan anoreksia.

Anoreksia juga dapat menyebabkan rasa nyeri yang ditimbulkan karena

kontak HCl dengan mukosa gaster. Peningkatan sekresi lambung dapat

dipicu oleh peningkatan rangsangan persarafan, misalnya dalam kondisi

cemas, stress, marah melalui serabut parasimpatik vagus akan menjadi

peningkatan transmitter asetilkolin, histamine, gastrin releasing peptide

yang dapat meningkatkan sekresi lambung. Peningkatan ion H⁺ (hidrogen)

yang tidak diikuti peningkatan penawarnya seperti prostaglandin, HCO₃ ⁺ ,

mukus akan menjadikan lapisan mukosa lambung tergerus terjadi reaksi

inflamasi. Prostaglandin dibutuhkan tubuh untuk memproduksi kekebalan

lapisan mukosa, serta bikarbonat untuk menghambat produksi asam

lambung dan meningkatkan aliran dalam lambung. Semua efek ini

diperlukan lambung untuk mempertahankan integritas pertahanan mukosa

lambung agar tidak mengalami iritasi pada mukosa lambung. (Sukarmin,

2012; Rukmana, 2018)

6. Pathway

Pathway gastritis dengan masalah nyeri akut :

Bagan pathway gastritis


9

Faktor Predisposisi :
Infeksi helicobacter pylori
Makanan dan minuman yang bersifat iritan
Minuman beralkohol
Obat-obatan OAINs
Stress psikologis
Stess fisik

Sintesis prostaglandin Sekresi H+ sekresi pepsinogen

Perlindungan mukosa menurun


Agregasi bahan kimia

Peradangan
mukosa
lambung

Gastritis

Respon saraf lokal dari


iritasi mukosa

Iritasi mukosa

Peradangan
mukosa

Nyeri epigastrium

Nyeri akut
1

7. Pemeriksaan penunjang

a.Urea breath test (tes napas urea), tes serologis, tes antigen feses untuk

pemeriksaan adanya infeksi h. pylori

b. Analisis lambung, untuk mengkaji sekresi asam hidroklorat

c.Kadar hemoglobin, hematokrit dan sel darah merah dievaluasi untuk

mengetahui adanya anemia

d. Kadar vitamin B12 serum, diukur untuk mengevaluasi kemungkinan

terjadinya anemia pernisiosa. Kadar normal vitamin B12 adalah 200-

1000 pg/ml

e. Endoscopi saluran cerna atas, untuk menginspeksi perubahan mukosa

lambung mengidentifikasi area perdarahan dan mendapatkan jaringan

untuk biopsy.

(LeMone, et al., 2016)

8. Penatalaksanaan

Obat-obatan yang mengurangi jumlah asam di lambung dan dapat

mengurangi gejala yang mungkin menyertai gastritis dan meningkatkan

penyembuhan lapisan perut. Pengobatan meliputi :

a. Antasida doen yang berisi aluminium, karbonat kalsium dan magnesium,

untuk mengurangi gejala yang berhubungan dengan kelebihan asam

lambung, tukak lambung, gastritis, dengan gejala mual, nyeri lambung,

nyeri ulu hati dan perasaan penuh pada lambung


1

b. Histamine (H2) blocker, seperti ranitidine, untuk pengobatan jangka

pendek tukak lambung, gastritis, tukak usus 12 jari, pengobatan keadaan

hiperekskresi patologis

c. Inhibitor pompa proton (PPI), seperti omeprazole untuk pengobatan

jangka pendek tukak duodenum, tukak lambung, refluks esophagus,

gastritis

d. Lanzoprazole, pengobatan jangka pendek tukak lambung, gastritis, tukak

usus.

(Anggarini, 2018)

B. Konsep Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian Keperawatan

a. Anamnese Identitas klien

1) Nama klien : untuk mengidentifikasi klien dan membedakan antara

satu klien dengan klien yang lainnya

2) Usia : untuk mengidentifikasi usia klien gastritis

3) Jenis kelamin : menurut jenis kelaminnya laki-laki dan perempuan

mempunyai potensi yang sama dapat menderita gastritis (Tarwoto dan

Wartonah, 2015).

4) Pendidikan : bagi orang yang tingkat pendidikan rendah/minim

mendapatkan pengetahuan tentang gastritis, maka akan menganggap

remeh penyakit ini bahkan hanya menganggap gastritis sebagai sakit


1

perut biasa dan akan memakan makanan yang dapat menimbulkan

serta memperparah penyakit ini (Khanza , et al., 2017).

b. Keluhan utama : penderita datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri

epigastrium. Munculnya keluhan nyeri pada epigastrium diakibatkan

iritasi mukosa lambung yang merangsang noniseptor nyeri pada lapisan

otot lambung pada bagian pleksus saraf mienterikus (Auerbach)

(Sukarmin, 2012).

c. Riwayat Penyakit Sekarang : keluhan pasien berupa nyeri ulu hati sampai

datang ke rumah sakit (Mardalena, 2018).

d. Riwayat Penyakit Dahulu : pasien gastritis dengan riwayat kebiasaan

mengkonsumsi makanan berbumbu dan minuman dengan kandungan

kafein, alkohol yang merupakan agen-agen yang menyebabkan iritasi

mukosa lambung, riwayat diet dan pola makan tidak teratur (Muttaqin

dan Sari, 2013).

e. Riwayat Penyakit Keluarga : diisi dengan menyebutkan nama penyakit

berat yang pernah diderita oleh keluarga dan dikhususkan terhadap

riwayat kesehatan terutama penyakit genetik dan penyakit keturunan

(Setiadi, 2012).

f. Riwayat Alergi : riwayat alergi yang dimiliki klien harus diketahui

perawat. Alergen dapat berupa makanan, obat, bulu hewan, serbuk sari

maupun alergen lain yang dapat menimbulkan alergi (Debora, 2017)

g. Pola Fungsi Kesehatan


1

1) Pola Nutrisi Peningkatan asam lambung pada penderita gastritis akan

menurunkan nafsu makan, karena produk sekretorik lambung akan

lebih banyak mengisi lumen lambung (Sukarmin, 2012)

2) Pola Eliminasi Pola fungsi ekskresi feses, urine dan kulit seperti pola

BAB, BAK, dan gangguan atau kesulitan ekskresi. Faktor yang

mempengaruhi fungsi ekskresi seperti pemasukan cairan dan aktivitas

(Tarwoto dan Wartonah, 2015).

3) Pola Aktivitas Penderita juga tampak malas untuk beraktivitas, banyak

tiduran, dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti makan, BAB,

BAK banyak dibantu oleh keluarga (Sukarmin, 2012).

4) Pola Istirahat Difokuskan pada pola tidur, istirahat, relaksasi dan

bantuan-bantuan untuk merubah pola tersebut (Setiadi, 2012).

5) Pola Kebersihan Diri Difokuskan pada upaya yang dilakukan individu

dalam memelihara kebersihan dan kesehatan dirinya baik secara fisik

maupun mental guna memberikan perasaan stabil dan aman pada diri

individu (Ambarwati, 2014).

h. Pemeriksaan Fisik

1) Keadaan umum : kemungkinan lemah akibat penurunan oksigen

jaringan, cairan tubuh dan nutrisi.

2) Tingkat kesadaran mungkin masih composmentis sampai apatis kalau

disertai penurunan perfusi dan elektrolit (kalium, natrium, kalsium)

3) Tanda-tanda vital a) Tekanan darah: terjadi peningkatan tekanan

darah. Normalnya sistole 120-139 mmHg, diastole 80-89 mmHg b)


1

Suhu : suhu tubuh dalam batas normal. Normalnya 36,5- 37,5◦C c)

Nadi : adanya peningkatan denyut nadi karena pembuluh darah

menjadi lemah, volume darah menurun sehingga jantung melakukan

kompensasi menaikkan heart rate untuk menaikkan cardiac output

dalam mencukupi kebutuhan tubuh. Normalnya, 60-100x/menit d)

Frekuensi pernapasan : pernapasan lebih cepat sekitar 24- 30x/menit.

Normalnya 18-24x/menit (Sukarmin, 2012; Debora, 2017)

4) Kondisi fisik :

a). Pemeriksaan kulit dan kuku Inspeksi : persebaran warna kulit, ada

atau tidak edema, ada atau tidak lesi, bentuk dan warna dasar kuku

Palpasi : kelembaban kulit, turgor kulit elastis atau tidak, CRT,

suhu akral dingin atau hangat (Mubarak, et al., 2015).

b). Pemeriksaan kepala Inspeksi : bentuk kepala, kebersihan pada kulit

kepala, kebotakan dan tanda-tanda kemerahan

Palpasi : ada atau tidaknya massa pada kepala, ada atau tidaknya

nyeri tekan (Ambarwati, 2014).

c). Pemeriksaan mata Inspeksi : kemungkinan kelihatan cekung akibat

penurunan cairan tubuh dan anemis akibat penurunan oksigen

jaringan, anemia perniosa, anemia defisiensi besi Palpasi : kaji

kekenyalan pada bola mata (Sukarmin, 2012).

d). Pemeriksaan hidung Inspeksi : kesimetrisan lubang hidung,

kepatenan jalan napas, ada atau tidak pernapasan cuping hidung


1

Palpasi : ada atau tidak massa, ada atau tidak pembengkakan, ada

atau tidak nyeri tekan (Debora, 2017).

e). Pemeriksaan telinga Inspeksi : kesimetrisan daun telinga,

kebersihan, ada atau tidak lesi Palpasi : ada atau tidaknya nyeri

tekan pada daun telinga saat ditarik dan tragus ditekan (Mubarak,

et al., 2015).

f). Pemeriksaan mulut Inspeksi : kemungkinan mukosa mulut kering

akibat penurunan cairan intrasel mukosa, bibir pecah-pecah, bau

mulut tidak sedap, ada atau tidaknya perdarahan pada gusi,

kebersihan lidah (Setiadi, 2012).

g). Pemeriksaan leher Inspeksi : ada atau tidaknya pembengkakan, ada

atau tidak jaringan parut Palpasi : ada atau tidak pembesaran

kelenjar limfe, teraba atau tidak kelenjar tiroid (Estrada, 2014).

h). Pemeriksaan thoraks

- Pemeriksaan dinding dada dan paru-paru Inspeksi : bentuk dan

gerakan dinding dada, warna kulit, ada atau tidak lesi Palpasi :

pergerakan dinding dada, ada atau tidak massa, pemeriksaan

taktil fremitus Perkusi : hasil normal perkusi adalah resonan

Auskultasi : ada atau tidak suara nafas tambahan, suara nafas

vesikuler (Debora, 2017).

- Pemeriksaan jantung Inspeksi : tampak atau tidak ictus cordis,

tampak atau tidak vena jugularis Palpasi : adanya peningkatan

denyut nadi karena pembuluh darah menjadi lemah, volume


1

darah menurun sehingga jantung melakukan kompensasi

menaikkan heart rate untuk menaikkan cardiac output dalam

mencukup kebutuhan tubuh Auskultasi : ada atau tidak bunyi

jantung tambahan (Sukarmin, 2012)

- Pemeriksaan payudara Inspeksi : kesimetrisan dan warna kulit

payudara Palpasi : ada atau tidak benjolan pada payudara,

kebersihan putting susu dan areola (Mubarak, et al., 2015).

i). Pemeriksaan abdomen Inspeksi : persebaran warna kulit, bentuk

dan pergerakan dinding abdomen, tampak kembung atau normal

Auskultasi : dengarkan bunyi peristaltik usus kemungkinan terjadi

penurunan peristaltik usus (normalnya 5-30x/menit) karena

lambung teriritasi Perkusi : mengeluh atau tidak adanya nyeri

abdomen bagian epigastrium, terdengar bunyi timpani pada area

usus dan pekak pada area hepar dan pancreas Palpasi : ada atau

tidak massa, mengeluh atau tidak adanya nyeri abdomen bagian

epigastrium, ada atau tidak pembesaran pada hepar (Sukarmin,

2012; Bickley, 2015; Debora, 2017).

j). Pemeriksaan ekstremitas atas dan bawah Inspeksi : kesimetrisan

ekstremitas atas dan bawah, ada atau tidak pembengkakan,

kelengkapan jumlah jari Palpasi : ada atau tidak nyeri tekan pada

struktur tulang dan otot pada pergelangan tangan dan kaki

(Estrada, 2014).
1

k). Pemeriksaan genetalia Inspeksi : kebersihan area kulit genetalia,

pertumbuhan rambut pubis, keadaan lubang uretra, cairan yang

dikeluarkan (Tarwoto dan Wartonah, 2015).

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang ditemukan pada klien gastritis adalah

nyeri akut berhubungan dengan inflamasi pada mukosa lambung (Tim

Pokja SDKI DPP PPNI, 2016).

Dengan data yang mendukung : Gejala dan tanda mayor : 1) Subjektif

Klien mengeluh nyeri 2) Objektif

a. Tampak meringis

b. Bersikap protektif (misal waspada, posisi menghindari nyeri)

c. Klien tampak gelisah

d. Frekuensi nadi meningkat

e. Sulit tidur Gejala dan tanda minor :

1)Subjektif

Tidak

tersedia

2) Objektif

a. Tekanan darah meningkat

b. Pola napas berubah

c. Nafsu makan berubah

d. Menarik diri

e. Berfokus pada diri sendiri


1

f. Diaforesis

(Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016)

3. Rencana Asuhan Keperawatan

Intervensi Keperawatan pada klien Gastritis dengan masalah Nyeri Akut.

Tabel

Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional

Nyeri klien - Keluhan nyeri Observasi 1. Dengan


berkurang setelah menurun, dalam mengidentifikasi
1. Identifikasi lokasi,
dilakukan tindakan rentang skala 1-3) dapat membantu
karakteristik, durasi,
asuhan keperawat perawatuntuk
- Sikap protektif frekuensi, kualitas
an selama 3x24 jam berfokus pada
menurun dan intensitas nyeri
penyebab nyeri dan
2. Identifikasi skala
-Kemampuan manajemennya
nyeri
menggenali
2. Dengan
penyebab nyeri 3. Identifikasi respon
mengetahui skala
meningkat nyeri non verbal
nyeri klien dapat
Edukasi
-Kemampuan membantu perawat
mengontrol nyeri 4. Ajarkan teknik untuk mengetahui
meningkat non farmakologis tingkat nyeri klien
untuk mengurangi 3.Dengan
-Kemampuan
rasa nyeri mengidentifikasi
menggunakan
respon nyeri non
teknik non 5. Jelaskan tujuan
verbal klien dapat
farmakologis dan manfaat teknik
mengetahui
meningkat napas
seberapa kuat nyeri
- Gelisah menurun 6. Jelaskan prosedur yang dirasakan oleh
teknik napas klien
- Keluhan sulit tidur
menurun 7. Ajarkan 4. Pemberian teknik
1

melakukan inspirasi nonfarmakologis


dengan menghirup dapat membantu
udara melalui klien dalam
hidung secara mengurangi
perlahan kecemasan nyeri

8. Ajarkan 5. Dengan
melakukan ekspirasi menjelaskan tujuan
dengan menghembu dan manfaat dapat
skan udara mulut membantu klien dan
mencucu keluarga dalam
pentingnya
9. Demonstrasi kan
informasi
menarik napas
mengontrol nyeri
selama 4 detik
dan menemukan
menahan napas
dukungan keluarga
selama 2 detik dan
6. Untuk membantu
menghembu skan
klien rileks dan
selama 8 detik
menurunkan
10. Anjurkan sering stimulus internal
mengulangi atau
7. Untuk
melatih teknik
memudahkan
relaksasi yang
ekspirasi maksimal
dipilih
pada klien
11. Anjurkan pasien
8. Untuk
untuk mengambil
memungkinkan
posisi nyaman (semi
ekspirasi lebih baik
fowler) Kolaborasi
dengan
12. Kolaborasi
meningkatkan
pemberian analgesic
tekanan jalan udara
sehingga klien
merasa rileks
2

9. Dapat membuat
klien lebih baik,
lebih rileks dan
dapat melupakan
nyeri

10.Untuk
mengetahui
seberapa jauh klien
mampu mengontrol
nyeri

11.Pemberian
posisi yang tepat
dan dirasa nyaman
oleh klien dapat
mengurangi resiko
klien terhadap nyeri
12.Pemberian
analgetik dapat
memblok nyeri pada
susunan saraf pusat

Sumber : (Tim Pokja SLKI DPP PPNI, 2018., Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018,.

Muttaqin dan Sari, 2013,. Le Mone, et al., 2015,. Anggarini, 2018,. Zakiyah, 2015,.

Khanza, et al., 2017,. Sukarmin, 2012)

4. Implementasi Keperawatan

Implementasi adalah tahap ketika perawat mengaplikasikan rencana

asuhan keperawatan kedalam bentuk intervensi keperawatan guna

membantu klien dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Perawat

melaksanakan tindakan keperawatan untuk intervensi yang disusun dalam


2

tahap perencanaan dan kemudian mengakhiri tahap implementasi dengan

mencatat keperawatan dan respon klien terhadap tindakan tersebut

(Anggarini, 2018).

5. Evaluasi

Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan yaitu suatu proses yang

digunakan untuk mengukur dan memonitor kondisi klien dengan

membandingkan hasil tindakan yang telah dilakukan dengan kriteria hasil

yang sudah ditetapkan (Debora, 2017).

Hasil yang harus dicapai setelah dilakukan tindakan keperawatan adalah

sebagai berikut :

a. Keluhan nyeri menurun (rentang skala 1-3)

b. Sikap protektif (melindungi diri) menurun

c. Kemampuan menggali penyebab nyeri meningkat

d. Kemampuan mengontrol nyeri meningkat

e. Kemampuan menggunakan teknik nonfarmakologis meningkat

f. Nafsu makan meningkat

g. Gelisah menurun

h. Kesulitan tidur menurun

(Tim Pokja SLKI PPNI, 2018)


BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN LAPORAN


A. Gambaran Studi Kasus

Ny. S berusia 55 tahun dirawat di ruang internis, sejak tanggal 11-10-2020

dengan diagnose gastritis. Dengan keluhan sebelumnya nyeri perut atau di

belakang ulu hati, rasanya seperti menjalar dari ulu hati depan hingga

belakang nyerinya berada di skala 7 saat itu.

B. Data Asuhan Keperawatan

Pengkajian Keperawatan

1. Identitas klien : Ny. S

No. RM 152064

Tempat tanggal lahir : 24 agustus

1965 Jenis kelamin : perempuan

Status kawin : menikah

Agama : islam

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : swasta

Alamat : Jl. Siantan gg sungai slamet

Saudara yang dapat dihubungi

22
2

Nama : Andi (cucu)

Alamat : Jl. Siantan gg sungai slamet

2. Riwayat Penyakit Sekarang

Sejak kapan serangan datang : Beberapa hari sebelum pasien masuk rumah

sakit. Pasien mengeluh nyeri perut atau dibagian ulu hati. Rasanya seperti

menjalar dari ulu hati depan hingga kebelakang tubuh. Rasa nyerinya

diskala 7 saat itu, dari skala nyeri 0-10. Pasien mengatakan merasa lebih

baik jika dibawa berbaring. Nyeri yang muncul hilang datang juga disertai

mual dan muntah. Hal ini membuat nafsu makan psien menurun dan tidak

bisa tidur dengan nyenyak. Menurut pasien, semuanya terjadi saat pasien

sering menunda waktu makan dan merujak buah bersama cucunya (TTV).

Lamanya : ± 4 hari

Gejala : - px mengeluh nyeri perut dibagian ulu hati dan tampak gelisah

P : rasanya nyeri yang hilang datang

Q : rasa nyeri yang seperti menjalar dari ulu hati depan

(epigastrium) hingga kebelakang tubuh

R : epigastrium abdomen

S : skala 7 (skala Harvard)

T : sering, ± 3-5 menit

- Px mengeluh susah tidur dan tidak nyenyak, pola tidur berubah


2

- Px merasa mual saat makan

- Nafsu makan menurun, namun px berusaha makan sedikit-sedikit

- Px juga mengeluh lemah dan letih, berktifitas dibantu keluarga

- Pax tampak pucat dan tampak warna gelap pada bagian bawah mata

Factor predisposisi : peningkatan asam lambung

Tindakan pengobatan : pasien mengkonsumsi obat antasida sirup untuk

mengatasi nyeri sebelum dibawa kerumah sakit.

Harapan klien terhadap pemberian perawatan : klien berharap kondisinya

kembali pulih dan lekas

sembuh

3. Riwayat Kesehatan Yang Lalu

a. penyakit

1) Kecelakaan dan Hospitalisasi : pasien tidak pernah dirawat di RS

sebelumnya dan hanya berobat pada nakes didekat rumahnya

Operasi : pasien tidak memiliki riwayat pembedahan sebelumnya

2) penyakit yang paling sering diderita : penyakit asam lambung dan demam

biasa

b. Alergi : pasien tidak memiliki alergi tertentu

c. immunitas : pasien tidak mengingat riwayat imunisasinya


2

d. kebiasaan

alcohol : pasien tidak memiliki kebiasaan minum alkoho

merokok : pasien tidak memiliki kebiasaan merokok

e. Pola Tidur

sebelumnya pasien tidur malam lebih awal sekitar jam 8-9 malam. Bangun

dipagi hari saat subuh untuk sholat dan mempersiapkan jualan dikantin

sekolah. Sedangkan saat di rumah sakit, pasien mengeluh tidak tidur nenyak

dan sering terbangun. Tidur diatas jam 9 hingga tengah malam.

f. Pola Latihan

pasien tidak melakukan aktivitas latihan fisik seperti aerobic (berjalan dan

berlari) maupun anarobik (seperti angkat besi untuk menambah kekuatan

otot jangka pendek).

g. Pola Nutrisi

Dirumah : pasien tidak makan teratur, hanya 1-2x sehari. Pasien makan

selalu habis 1 porsi, tidak memiliki pantangan makanan tertentu, dan minum

6-7 gelas setiap hari.

4. Riwayat Keluarga

a. kesehatan anggota keluarga


2

X
X gout X X hipertensi

keterangan : = laki-laki = pasien

= perempuan = tinggal serumah

X = meninggal = keturunan

b. Faktor Risiko penyakit Dalam Keluarga

riwaya kesehatan keluarga : riwayat gout (asam urat) dan hipertensi

5. Riwayat Lingkungan

a. Kebersihan : pasien mengatakan lingkungan sekitar rumah cukup bersih,

begitupun keadaan didalam rumah.

b. Bahaya kesehatan : tidak ada hal dilingkungan sekitar rumah yang

membahayakan kesehatan pasien.

c. polutan : pasien mengatakan jika polutan/polusi udara missal debu paling

banyak didekat rumahnya karena dari kendaraan bermotor dijalan gang

rumah beliau.

6. Riwayat Psikososial

a. Bahasa yang digunakan : bahasa Madura dan Indonesia


2

b. Organisasi dimasyarakat : pasien tidak mengikuti organisasi apapun

c. Sumber dukungan dimasyarakat : pasien selalu mendapat dukungan penuh

dari keluarga hingga orang terdekatnya selama ini

d. Suasana hati : pasien mengatakan cukup baik, emosi stabil

e. Tingkat perkembangan : pasien memiliki interaksi cukup baik dengan pasien

lain diruangan.

7. Pemeriksaan Fisik

a. kepala

bentuk kepala bulat, rambut hitam dan agak tipis, kulit kepala bersih dari

ketombe, tidak ada nyeri tekan, wajah lonjong, dan tidak ada nodul.

b. Mata

bentuk mata simetris, konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik, dan

tidak ada lesi disekitar mata

c. Telinga

bentuk simetris, sejajar dengan mata, tidak ada benjolan maupun lesi

d. Mulut dan Tenggorokan

kemampuan bicara baik, mukosa bibir kering, tidak menggunakan gigi palsu

e. Hidung

bentuk simetris, tidak ada polip, tidak ada keluhan dan kelainan pada hidung
2

f. Leher

tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid

g. Kelenjar Limfe

tidak ada pembengkakan pada kelenjar getah bening ditubuh seperti dileher,

ketiak, payudara, dan lipatan paha yang dirasakan pasien

h. Paru-paru

inspeksi : dada tampak simetris, tidak ada luka, benjolan dan memar

palpasi : tidak ada benjolan dan nyeri tekan

perkusi : tidak ada bunyi dalnes atau hipersonor

auskultasi : suara paru vesikuler, tidak terdengar wheezing/ronchi

i. Jantung

inspeksi : permukaan dada simetris

palpasi : tidak ada benjolan dan nyeri tekan

perkusi : saat diperkusi bunyi pekak

auskultasi : bunyi jantung normal (s1 dan s2)

j. abdomen

inspeksi : tampak simetris, tidak ada pembengkakan, tidak ada lesi

auskultasi : bising usus peristaltic 12x/m


2

perkusi : timpani

palpasi : terdapat nyeri tekan pada perut bagian epigastrium skala 7, (pqrst)

k. Ekstremitas atas

anggota gerak lengkap tidak ada kelainan, terpasang infuse RL 20 tpm

l. Ekstremitas bawah

anggota gerak lengkap tidak ada kelainan,

m. Kulit (integument)

tidak ada lesi atau gangguan kulit yang tampak pada pasien

n. Genetalia/Reproduksi

pada genetalia pasien tidak terpasang kateter. Pasien mengatakan tidak ada

keluhan pada daerah genetalia

o. Eliminasi

1) Eliminasi urin

Frekuensi : ± 3-4x sehari

Jumlah : ± 1000cc/

hari

Warna : kuning

Bau : khas urin

Keluhan : tidak ada keluhan untuk BAK


3

2) Eliminasi bowel

Frekuensi : ± 1x sehari

Keluhan : tidak ada keluhan untuk BAB

Warna : coklat kekuningan

Konsistensi : lembek

8. Data Penunjang

a. Laboratorium

Tanggal Jenis Pemeriksaan Hasil Normal Range


Pemeriksaan
10/10/2020 RBC 3.98 4.00-5.50
MCV 79.5 75.0-100.0
RDW % 10.2 11.0-16.0
RDW 65.4 30.0-150.0
HCT 31.6 30.0-40.0
 PLT 599 150-400

MPV 7.6 8.0-11.0

PDW 9.4 0.1-99.9

PCT 0-45 0.01-9.99

LPCR 12.6 0.1-99.9

 WBC 18.7 3.5-10.0

 HGB 11.0 12.0-14.0


27.7 25.0-35.0
MCH
34.8 31.0-38.0
MCHC
2.3 0.5-5.0
LYM
14.6 1.2-8.0
GRAN
3

MID 1.8 0.1-1.5


LYM % 12.4 15.0-50.0
GRA % 77.9 35.0-80.0
MID % 9.7 20-15.0

Pemeriksaan Kimia Klinik


pemeriksaan Hasil Normal Range
Ureum 23 10-40 mg/dl
Creatinin 0.7 0.7-1.1 mg/dl
GDS 148 <150 mg/dl

b. Rongent

tidak dilakukan pemeriksaan rongent pada pasien

c. CT SCAN

tidak dilakukan pemeriksaan sc scan pada pasien

d. EKG

terlampir normal

e. EEG (elektroenselografi)

tidak dilakukan pemeriksaan EEG pada pasien

f. Terapi/ pengobatan

Nama Obat Frekuensi Jumlah Rute


Ceftriaxone 2x1 1 gr Iv
Sucralfat 3x1 10cc p.o
3

Ondancenton 3x1 4g iv
Omeprazole 1x1 40 g iv
Ranitidine 2x1 50 mg/2 ml iv
Antran / 3x1 500 mg/2ml iv
noragas 3x1 500 mg p.o
PCT
3

ANALISA DATA
No. Data (tanda dan gejala) Masalah Keperawatan
1. Ds : Nyeri akut b.d
peningkatan asam
- Px mengatakan nyeri ulu hati
lambung (agen cedera
belum berkurang
biologis, iritasi mukosa
Pengkajian PQRST lambung)

P : nyeri hilang datang dan makin nyeri


saat dibawa bergerak (peningkatan
asam lambung)
Q: nyeri terasa seperti menjalar dari
epigastrium depan ke belakang
R : epigastrium abdomen
S : skala nyeri Harvard, nyeri
berat skala 7
T : intermiten ( hilang datang ) ± 3-5
menit
- Px mengatakan susah tidur
nyenyak pada malam hari

Do :
- k/u lemah

- MASUKKAN MEDIKASI
(KLIEN MENDAPATKAN
TERAPI ….

- px tampak gelisah

- wajah px tampak meringis

- tanda-tanda vital (TTV)

TD : 130/80 mmhg
Nadi : 101x/menit
RR : 18x/menit
S : 36,60C
3

2. Ds : Gangguan pola tidur b.d


ketidaknyamanan dari
- px mengeluh sulit tidur
nyeri
- px mengeluh tidak puas tidur dan
tidak nyenyak, merasa pola tidur
berubah

- px mengatakan badan terasa

lemah Do :
JUMLAH TIDUR SIANG MALAM,
KUALITAS TIDUR
- px tampak lemah dan tampak ada
warna gelap pada bagian bawah
mata
3. Ds : Intoleransi aktivitas b.d
kelemahan
- px mengeluh lemah dan begitu letih
(GANGGUAN
- MOBILITAS FISIK B.D
NYERI)
- px mengatakan belum mampu
beraktivitas secara mandiri
sepenuhnya

- px mengatakan masih dibantu oleh


keluarga yang menjaga seperti akan
pegi ke toilet atau ketika akan duduk

Do :
- px tampak lemah

- px tampak dibantu oleh keluarga saat


akan beraktivitas

- px memilih untuk berbaring

- tonus otot derajat 4


Sumber : (SDKI, 2018)

RENCANA KEPERAWATAN
NO Diagnos Tujuan Tindakan Rasional
Keperawatan
3

. Keperawatan (SLKI) (SIKI)


1. Nyeri akut b.d Tujuan : Manajemen Mempermudah
peningkatan nyeri perawat dalam
Setelah
asam lambung menangani nyeri
dilakukan Observasi :
dan untuk
tindakan
- identifikasi tindakan
keperawatan
lokasi, selanjutnya.
1x24 jam.
Diharapkan karakteristik,
kondisi durasi,
pasien frekuensi,
membaik kualitas,
dengan intensitas
kriteria hasil nyeri.
:
- Identifikasi
- keluhan respon nyeri
nyeri non verbal
menurun
- Identifikasi
- meringis skala nyeri
menurun
- Identifikasi
- kesulitan factor yang
tidur memperberat
menurun dan
memperingan
- gelisah
nyeri
menurun
- Identifikasi
- frekuensi
pengetahuan
nadi
dan keyakinan
menurun
tentang nyeri

- Identifikasi
pengaruh
budaya
tentang respon
nyeri

- Identifikasi
pengaruh
nyeri pada
3

kualitas hidup

- Monitor
keberhasilan
terapi-terapi
komplementer
yang sudah
diberikan

- Monitor
efek
samping
penggunaan
analgetik

Terapeuti :
- Berikan terapi
nonfarmakolo
gis untuk
mengurangi
rasa nyeri

- Control
lingkungan
yang
memperberat
rasa nyeri

- Fasilitas
istirahat dan
tidur

- Pertimbangka
n jenis dari
sumber nyeri
dalam
pemilihan
strategi
meredakan
nyeri

Edukasi :
- Jelaskan
3

penyebab,
periode, dan
pemicu nyeri

- Jelaskan
strategi
meredakan
nyeri

- Anjurkan
memonitor
nyeri secara
mandiri

- Ajarkan
teknik
nonfarmakolo
gis

Kolaborasi :
-kolaborasi
pemberian
analgetik, jika
perlu
2. Gangguan pola Tujuan : Dukungan Tidur Membantu
tidr b.d pasien untuk
Setelah Observasi :
ketidaknyamana mengkaji lebih
dilakukan
n kolik / - Identifikasi dalam
tindakan
kelemahan pola aktivitas permasalahan
keperawatan
dan tidur tidur pasien dan
1x24 jam.
memberikan
Diharapkan - Identifikasi tindakan yang
kondisi
factor sesuai dalam
pasien
pengganggu menangani dan
membaik
tidur (fisik membantu
dengan
dan/ pasien
kriteria hasil
: psikologis)

- Keluhan - Identifikasi
sulit tidur makanan
menurun dan
minuman
yang
3

-Keluhan mengganggu
tidak puas tidur
tidur
Terapeutik :
menurun
- Modifikasi
-Keluhan
lingkungan
pola tidur
berubah - Fasilitasi
menurun menghilangka
n stress
-
sebelum tidur
Kemampua
n - Tetapkan
beraktivita jadwal tidur
s rutin
meningkat
- Lakukan
prosedur
untuk
meningkatkan
kenyamanan

Edukasi :
- Ajarkan
relaksasi otot
autogenic
atau cara
nonfarmakolo
gi lainnya

- Jelaskan
pentingnya
tidur selama
sakit

3. Intoleransi Tujuan : Manajemen Mengidentifikas


aktivitas b.d Energi i memudahkan
Setelah
kelemahan perawat untuk
dilakukan Observasi :
menemukan
tindakan
- Identifikasi penyebab rasa
keperawatan
gangguan lelah dan
1x24 jam.
fungsi tubuh member
Diharapkan
3

kondisi yang tindakan sesuai


pasien menyebabka dengan masalah
membaik n kelelahan pasien.
dengan
kriteria hasil - Monitor
: kelelahan
fisik dan
- Keluhan
emosiona
lelah
menurun - Monitor pola
dan jam tidur
- Perasaan
lemah Terapeutik :
menurun
- Sediakan
lingkungan
nyaman
dan rendah
stimulus

- Lakukan
latihan
rentang
gerak pasif
dan/atau
aktif

- Berikan
aktivitas
distraksi
yang
menyenangk
an

- Fasilitasi
duduk disisi
tempat tidur,
jika tidak
dapat
berpindah
atau
bergerak
4

Edukasi :
- Anjurkan
tirah baring

- Anjurkan
melakukan
aktivitas
secara
bertahap

- Ajarkan
strategi
koping untuk
mengurangi
kelelahan

Kolaborasi :
- Kolaborasi
dengan ahli
gizi tentang
cara
meningkatka
n asupan
makanan

Sumber : (SIKI, 2018)


IMPLEMENTASI / TINDAKAN KEPERAWATAN
Hari / Diagnaosa Tindakan DAR SOAPIER Para
Tanggal keperawata (Data, Action, f
n Respon)
Senin, Nyeri akut Data S : px masih
12/10/202 mengeluh nyeri dan
Ds :
0 tidak nyenyak tidur
- Px mengeluh
O : px tampak lemah,
nyeri ulu hati
gelisah dan wajahnya
terasa menjalar
meringis
dari depan
hingga A : nyeri akut
kebelakang
P : 1. Identifikasi
4

- Px mengeluh karakteristik nyeri


sulit tidur
2. observasi k/u
nyenyak pada dan ttv
malam hari dan
gelisah 3. ajarkan terapi
nonfarmakologis
Do :
4. kolaborasi
- Px tampak obat analgetik
lemah
5. control
- Px tampak lingkungan
gelisah I : 1. Mengidentifikasi
karakteristik nyeri
- Wajah px
terlihat meringis 2. mengobservasi
k/u dan ttv
Action :
3. mengajarkan
1. terapi
mengidentifikasi nonfarmakologis
karakteristik nyeri
4. berkolaborasi
Respon : px untuk obat
mengatakan nyeri analgetik
H : P : nyeri E : masalah belum
hilang timbul dan teratasi
makin nyeri
dibawa bergerak S : px masih nyeri

Q : nyeri terasa O : skala nyeri 5


menjalar dari ulu (menurun dengan
hati/ epigastrium obat)
depan ke belakang R : lanjutkan
R : epigastrium intervensi 1-4
abdomen
S : skala 7, nyeri
berat (Harvard)
T : intermiten, ±
3-5 menit
2. mengobservasi
TTV
4

R:-
H : TD :
130/80
mmhg Nadi
:
101x/menit
RR :
18x/menit
S : 36,60C
3. mengajarkan
teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
nyeri, relaksasi
nafas dalam.
R : px merasa
nyaman
dengan dengan
terapi
H : px terlihat
mempraktekka
n terapi dengan
baik
4. berkolaborasi
pemberian
analgetik
R : px
mengatakan
nyeri menurun
H : diberikan
injeksi antrain
500mg/2ml
selama 3x1
5. mengontrol
lingkungan yang
memperberat rasa
nyeri
4

R : px
mengatakan
merasa nyaman
dan terbantu
H : px terlihat
nyaman
dengan
penutup
sampiran dan
berpindah
posisi ke
karpet bawah.

Gangguan Data : S : px masih


pola tidur mengeluh sulit tidur
Ds :
O : px tampak lemah
- Px
dan gelisah serta ada
mengeluh warna gelap
sulit tidur dibagian bawah mata
- Px mengeluh A : pola tidur
tidak puas tidur terganggu
dan waktu
P : 1. Identifikasi pola
tidur kurang
tidur, aktivitas
dari 6-8 jam dan tidur
- Px 2. identifikasi
mengeluh factor
tidur tidak pengganggu tidur
nyenyak
3. modifikasi
Do : lingkungan

- Px tampak 4. penjelasan
lemah dan pentingnya tidur
saat sakit
gelisah
5. ajarkan teknik
- Tampak ada nonfarmakologis
warna gelap
dibagian bawah I : 1. Mengidentifikasi
mata px pola aktivitas dan

Action :
4

1. tidur
mengidentifikasi
2. mengidentifikasi
pola aktivitas dan
factor pengganggu
tidur
tidur
R : px masih
3. memodifikasi
mengeluh sulit
lingkungan
tidur
4. menjelaskan
H : px tampak
pentingnya tidur
lemah dan
saat sakit
gelisah
5. mengajarkan
2.
teknik
mengidentifikasi
nonfarmakologis
factor pengganggu
tidur E : masalah belum
teratasi
R : px
mengeluh nyeri S : px masih sulit
hilang timbul tidur
dan
mengganggu O : px tampak
lemah
tidurnya
R : lanjutkan
H:
intervensi 1,3,5
3. memodifikasi
lingkungan yang
nyaman untuk px
R : px merasa
nyaman
dengan lampu
yang dimatikan
H : px tampak
nyaman
4. menjelaskan
pentingnya
tidur saat sakit
R : px
mencoba
berusaha untuk
tetap bisa tidur
4

H : px tampak
memahami
penjelasan
5. mengajarkan
teknik
nonfermakologis
relaksasi dengan
terapi zikir 15
menit
sebelum/saat akan
tidur
R : px
mencoba
mengikuti
terapi yang
diberikan
H : px tampak
tenang dan
nyaman,
meski belum
langsung
tertidur
Intoleransi Data S : - px masih merasa
aktivitas begitu letih
Ds :
- Px mengatakan
- Px mengeluh
masih belum bisa
lemah dan
beraktivitas
begitu letih
O : - px tampak
- Px
lemah, letih
mengatakan
belum mampu - Px tampak
beraktivitas banyak berbaring
secara mandiri dan mencari
sepenuhnya posisi nyaman
dan dibantu
A : intoleransi
keluarga
aktivitas
Do : P : 1. Identifikasi
- Px tampak gangguan fungsi
4

lemah tubuh yang


menyebabkan lelah
- Px tampak
dibantu 2. sediakan
keluarga saat lingkungan yang
nyaman
beraktivitas
(missal : 3. anjurkan
duduk / tirah baring
pergi ke
4. anjurkan
toilet) aktivitas bertahap
- Px memilih 5. monitor
untuk kelelahan fisik
berbaring dan emosional

- Tonus otot I : 1. Mengidentifikasi


derajat 4 gangguan fusngsi
tubuh yang
Action : menyebabkan lelah
1. 2. menyediakan
mengidentifikasi lingkungan yang
gangguan fungsi nyaman
tubuh yang
3. menganjurkan
menyebabkan
tirah baring
kelelahan
4. menganjurkan
R : px merasa
beraktivitas
lelah menahan
bertahap
nyeri, seperti
tenaganya 5. memonitoring
menjadi lemah
Kelelahan fisik dan
H: emosional
2. menyediakan E : masalah belum
lingkungan yang teratasi
nyaman dan
S : px masih
rendah stimulus
merasa lemah dan
R : px meminta letih
lampu
O : px tampak
dimatikan dan
lemah
meminta posisi
kekarpet R : lanjutkan
bawah
4

H : px merasa intervensi 2,3,4,5


nyaman
3. menganjurkan
tirah baring
R : px masih
merasa lemah
H : px
melakukan
tirah baring
4. menganjurkan
beraktivitas secara
bertahap
R : px masih
merasa lemah
H : px
berusaha
secara bertahap
5. monitor
kelelahan fisik
dan emosional
R : px masih
merasa lelah
H : px tampak
lemah

Selasa, Nyeri akut Data S = Px masih


13/10/202 mengeluh nyeri
DS :
0
O = Px tampak lemah
Px masih
, gelisah, dan
mengeluh wajahnya meringis
nyeri
A = Nyeri akut
Px masih lemah
P=
- Px mengeluh
1. Identifikasi
tidak nyenyak
Karakteristik
dan kesulitan
nyeri
tidur terganggu
4

dengan nyeri 2. Observasi TTV


& K/U
DO :
3. Berikan teknik
- Px tampak
non-
lemah dan
farmakologis
gelisah
4. Kolaborasi
Action
pemberian
- Mengidentifikasi analgetik
masalah nyeri
I=
R= px masih
merasa nyeri 1. Mengidentifikas
i karakteristik
H= nyeri
P : Nyeri hilang
2. Mengobservasi
timbul, namun
TTV & K/U
sudah sadikit
berkurang 3. Memberikan
Q : Nyeri terasa teknik / terapi
menyalar dari nonfarmakologis
epigastrium
4. Berkolaborasi
depan
kebelakang pemberian
analgetik
R : Epigastrium
abdomen E = Masalah belum
teratasi
S : Skala 5 (
Harvard ) S : Px masih
mengeluh nyeri
T : ± 2 - 3 menit

Mengobservasi
kan TTV

R=-
H = TD :
120/80 mmhg
Nadi : 99x /
menit
4

RR : 20x
/menit
O : Skala nyeri 3
S : (menurun dengan
36,8 Co
obat)
- Memberikan R = Lanjutkan
teknik non- interensi 1 - 4
farmakologis
seperti relaksi
nafas dalam
untuk
mengurangi
nyeri

R = Px
melakukan
terapi yang
diajarkan
H = Px tampak
nyaman
- Berkolaborasi
pemberian
analgetik

R = Px
mengatakan
nyeri berkurang
H = Px
diberikan
injeksi antrain
500mg/2m 3x1

Gangguan Data S = px masih


pola tidur mengeluh sulit tidur
DS =
O = px tampak lemah
- Px mengeluh
sulit tidur A = pola tidur
terganggu
- Px masih
mengeluh tidak P=
nyenyak tidur 1. Identifikasi pola
5

saat malam tidur px

- Px merasa 2. Modifikasi
terganggu lingkungan
dengan nyeri
selama tidur 3. Berikan terapi
nonfarmakologis
DO =
I=
- Px tampak
lemah 1. Mengidentifikasi
pola tidur
- Tampak
ada warna 2. Memodifikasi
gelap pada lingkungan
bagian 3. Memberikan
bawah mata terapi
Action nonfarmakologis

- Mengidentifika E = masalah belum


si pola tidur px teratasi
S = px masih sulit
R = - px masih
tidur, namun sudah
sulit tidur
sedikit lebih baik
H = - px dari malam
tampak sebelumnya
khawatir
O = px tampak
dengan
lemah
kesulitan tidur
R = Lanjutkan
- Mengidentifika
Intervensi 1- 3
si lingkungan

R = px
meminta
ditutup
sampiran
karena
menghindari
kipas px lain
H = px tampak
nyaman
- Memberikan
5

teknik
nonfarmakolog
is dengan
terapi relaksasi
zikir 15 menit
sebelum tidur /
saat akan tidur

R = px
melakukan
terapi dengan
mandiri
H = px tampak
nyaman
selama
melakukan
terapi
Intoleransi Data S = px masih merasa
aktivitas lemah
DS =
O = px sudah mulai
- Px masih
bisa beraktivitas
merasa lemah, mandiri
namun px
sudah lebih A = Intoleransi
nyaman dari aktivitas
hari kemarin P=
- Px mengatakan 1. Sediakan
perlahan sudah lingkungan yang
bisa untuk nyaman
duduk dan
2. Anjurkan tirah
berdiri secara
baring
mandiri
3. Anjurkan
DO =
aktivitas
- Px masih bertahap
tampak lemah
4. Monitor
- Px tampak kelelahan emosi
duduk & fisik
berbicara
5

dengan I=
perawat.
1. Menyediakan
Makan &
lingkungan yang
minum secara
nyaman
mandiri tanpa
disuap 2. Menganjurkan
tirah baring
- Tonus otot
cukup
derajat 4
3. Menganjurkan
aktivitas
bertahap

E = masalah belum
teratasi
S = px masih
merasa lemah
O = px tampak
belum mampu
sepenuhnya
R = Lanjutkan
intervensi 1 -3

Rabu, Nyeri akut Data S = px tidak nyeri lagi


14/10/202
DS = O = px dalam kondisi
0
membaik
- Px tidak
lagi A = tidak ada masalah
mengeluh kep.

- Px P = program BLPL
mengatakan I = memprogram
tidur sudah BLPL
mulai nyenyak
E = masalah teratasi
DO = R = intervensi
- Px tidak dihentikan
terlihat
gelisah,
meringis

Action =
- Pemberian
5

tindakan
dihentikan

Respon =
- Px tidak
lagi nyeri

Gangguan Data S = px sudah bisa


pola tidur tidur nyenyak
DS =
O = kondisi membaik
- Px mengatakan
tidur sudah A = tidak ada masalah
mulai nyenyak kep.

DO = P = program BLPL

- Kondisi px I = memprogram
BLPL
membaik
E = masalah teratasi
Action
R = intervensi
- Tindakan dihentikan
dihentikan

Respon
- Kondisi
membaik

Intoleransi Data S = px tidak mengeluh


aktivitas lemah
DS =
O = kondisi membaik
- Px sudah bisa
beraktivitas A = tidak ada masalah
mandiri kep.
bertahap, tonus P = program BLPL
otot derajat 5
I = memprogram
DO = BLPL
- Px tidak lagi E = masalah teratasi
mengeluh
R = Intervensi
lemah dan rasa
dihentikan
letih
5

Action
- Menganjurkan
istirahat yang
cukup untuk
px

Respon
- Kondisi px
membaik

Sumber : (SIKI,2018)
BAB IV

PEMBAHASAN
A. Profil Lahan
Praktek

Penelitian ini telah dilakukan di ruang internis di Rumah Sakit Yarsi Pontianak

yang berlokasi di Jl. Tanjung Raya II Pontianak, 78234 Kalimantan Barat, Kota

Pontianak. Rumah Sakit Yarsi Pontianak sebagai rumah sakit umum (RSU)

tipe D, dengan misi :

- memberikan pelayanan kesehatan secara komprehensif dan professional sesuai

islam, mengembangkan pelayanan medis unggulan sebagai pusat rujukan yang

didukung oleh perkembangan IPTEK sesuai islam,

- membangun dan membina hubungan baik dengan stakelholder sesuai dengan

islam,

- menjamin lingkungan kerja yang baik dibidang pelayanan kedokteran dan

kesehatan sesame tenaga professional, dengan pasien dan keluarganya,

- memberikan kesempatan menjadi sarana pendidikan dan penelitian

kedokteran.

B. Analisis Asuhan Keperawatan Dengan Konsep Terkait

Langkah pertama yang dilakukan penulis dalam melakukan pengkajian

terhadap pasien adalah mengkaji identitas pasien, keluhan yang dialamipasien,

gejala klinis faktor resiko, menetapkan diagnosa keperawatan,membuat

intervensi, melakukan implementasi sampai pada evaluasi pada pasien dengan

gastritis.

1. Pengkajian

55
5

Pada saat pengkajian Ny. S didapatkan kasus pasien yaitu gastritis.

Dari hasil TTV: TD: 130/80 mmHg, N: 101x/Menit, S: 36,60C, R:

18x/menit. Pasien mengatakan nyeri perut dibagian ulu hati, rasanya seperti

menjalar dari ulu hati depan hingga ke belakang tubuh. Rasa nyerinya

berasa diskala 7 dari skala nyeri 1-10 menurut Harvard. Data tersebut sesuai

dengan teori untuk dilakukan asuhan keperawatan pada klien Gastritis

dengan masalah nyeri akut.

Pasa pengkajian diagnose yang kedua data subyektif yang klien

timbulkan yaitu pasien mengeluh sulit tidur, pasien mengeluh tidak puas

tidur dan waktu tidur kurang dari 6-8 jam, pasien mengeluh tidur tidak

nyenyak. Untuk data objektif yang di timbulkan yaitu Pasien tampak lemah

dan gelisah pasien tampak ada warna gelap dibagian bawah mata pasien.

Pada pengkajian diagnosa yang ketiga data subjektif yang klien

timbulkan yaitu pasien mengeluh lemah dan begitu letih, pasien mengatakan

belum mampu beraktivitas secara mandiri sepenuhnya dan dibantu keluarga.

untuk data objektif yang ditimbulkan yaitu pasien tampak lemah, pasien

tampak dibantu keluarga saat beraktivitas (missal : duduk / pergi ke toilet),

pasien memilih untuk berbaring, tonus otot derajat 4.

2. Diagnosa

Dalam pengkajian dari hasil diagnosa teori dan praktek lapangan

dimana di dalam teori diagnose yang muncul itu satu diagnose yaitu nyeri

akut sedangkan yang di dalam kasus terdapat tiga diagnose yang muncul

antara lain nyeri akut berhubungan dengan peningkatan asam lambung


5

(agen cedera bilogis, iritasi mukosa lambung) yang di buktikan dengan

nyeri di ulu hati yang menjalar dari depan hingga belakang dengan skala 7,

mengeluh sulit tidur nyenyak pada malam hari dan gelisah, tampak lemah,

tampak gelisah, wajah pasien terlihat meringis

Yang kedua Gangguan pola tidur behubungan dengan ketidak

nyamanan dari nyeri yang di buktikan dengan mengeluh sulit tidur,

mengeluh tidak puas tidur dan waktu tidur kurang dari 6-8 jam, mengeluh

tidur tidak nyenyak, tampak lemah dan gelisah, tampak ada warna gelap

dibagian bawah mata pasien.

Yang ketiga intoleransi aktivitas yang di buktikan dengan pasien

mengeluh lemah dan begitu letih, belum mampu beraktivitas secara mandiri

sepenuhnya dan dibantu keluarga, tampak lemah, tampak dibantu keluarga

saat beraktivitas (missal : duduk / pergi ke toilet), memilih untuk berbaring,

tonus otot derajat 4.

3. Rencana keperawatan

Berdasarkan diagnosa keperawatan 3x24 jam yang telah ditegakkan

maka klien telah disusun rencana keperawatan pada klien Gastritis dengan

masalah nyeri akut tindakan yang dilakukan yaitu dengan manajemen nyeri

identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri,

identifikasi respon nyeri non verbal, identifikasi skala nyeri, identifikasi

factor yang memperberat dan memperingan nyeri, monitor keberhasilan

terapi-terapi komplementer yang sudah diberikan dengan cara teknik napas


5

dalam, monitor efek samping penggunaan analgetik, control lingkungan

yang memperberat rasa nyeri, fasilitas istirahat dan tidur, pertimbangkan

jenis dari sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri, jelaskan

penyebab, periode, dan pemicu nyeri, kolaborasi pemberian analgetik, jika

perlu.

Berdasarkan diagnosa keperawatan kedua yang telah ditegakkan maka

telah disusun rencana keperawatan pada klien dengan masalah gangguan

pola tidur tindakan yang dilakukan yaitu dengan dukungan tidur, identifikasi

factor pengganggu tidur (fisik dan/ psikologis), modifikasi lingkungan,

fasilitasi menghilangkan stress sebelum tidur, tetapkan jadwal tidur rutin,

lakukan prosedur untuk meningkatkan kenyamanan, jelaskan pentingnya

tidur selama sakit.

Berdasarkan diagnose keperawatan ketiga yang telah ditegakkan maka

disusun rencana keperawatan pada klien dengan masalah intoleransi

aktivitas tindakan yang dilakukan yaitu manajemen energi, identifikasi

gangguan fungsi tubuh yang menyebabkan kelelahan, monitor kelelahan

fisik dan emosiona, monitor pola dan jam tidur, mediakan lingkungan

nyaman dan rendah stimulus, anjurkan tirah baring

4. Implementasi

Berdasarkan diagnosa keperawatan pada klien Gastritis dengan

masalah nyeri akut b.d peningkatan asam lambung (agen cedera biologis,

iritasi mukosa lambung) tindakan yang di berikan pada hari pertama sampai
5

hari ketiga yaitu manajemen nyeri dengan teknik relaksasi napas dalam

fungsinya untuk mengurangi rasa nyeri dalam melaksanakan tindakan

keperawatan masalah yang di hadapi Ny. S sehingga masalah tersebut terasi.

Gangguan pola tidur b.d ketidaknyamanan dari nyeri tindakan

keperawatannya yaitu dukungan tidur, identifikasi factor pengganggu tidur

(fisik dan/ psikologis), modifikasi lingkungan, fasilitasi menghilangkan

stress sebelum tidur, tetapkan jadwal tidur rutin, lakukan prosedur untuk

meningkatkan kenyamanan, jelaskan pentingnya tidur selama sakit.

Intoleransi aktivitas b.d kelemahan yang dibuktikan dengan , gangguan

fungsi tubuh yang menyebabkan kelelahan, monitor kelelahan fisik dan

emosiona, monitor pola dan jam tidur, mediakan lingkungan nyaman dan

rendah stimulus, anjurkan tirah baring.

5. Evaluasi

pada kasus ini Ny. S proses keperawatan yang digunakan untuk

memecahkan masalah pada klien hasil evaluasi akhir yang dikaji pada

tanggal 14 oktober 2020dari diagnose yang di temukan pada kasus dapat

teratasi.

Pada diagnosa pertama setelah dilakukan asuhan keperawatan 3x24 jam

diagnose nyeri akut pada Ny. S mengatakan tidak lagi mengeluh,

mengatakan tidur sudah mulai nyenyak, dan pasien tidak terlihat gelisah,

meringis. Masalah yang dihadapi Ny. S dapat teratasi


6

Untuk diagnose kedua setelah dilakukan asuhan keperawatan 3x24jam

diagnose gangguan pola tidur pada Ny. S mengatakan tidur sudah mulai

nyenyak, kondisi px membaik.

Untuk diagnose ketiga setelah dilakukan asuhan keperawatan 3x24 jam

diagnose intoleransi aktivitas pasien sudah bisa beraktivitas mandiri

bertahap, tonus otot derajat 5,tidak lagi mengeluh lemah dan rasa letih.

C. Alternatif Pemecahan Yang Dapat Dilakukan

Dari implementasi yang dilakukan selama 3 hari penulis tidak ada

mendapatkan kendala apapun. Hal ini dikarenakan tidak ada nya biaya atau

peralatan khusus yang digunakan. Intervensi ini juga sangat mudah

dilakukan oleh perawat dan keluarga karena klien dan keluarga sangat

koopertif dalam semua tindakan yang dilakukan.


BAB V

PENUTUP
A. Kesimpulan

Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan pada Ny.Y selama 3

hari,yaitu pada tanggal 12 Oktober – 14 Oktober 2020 dengan kasus dengan

gastritis di Ruang Internis Rumah Sakit Yarsi Pontianak, makadapat diketahui

hal-hal seperti berikut :

1. Setelah dilakukan pegkajian didapatkan bahwa pasien Ny. S mengatakan

nyeri perut dibagian ulu hati, rasanya seperti menjalar dari ulu hati depan

hingga ke belakang tubuh. Rasa nyerinya berasa diskala 7 dari skala nyeri 1-

10 menurut Harvard. Data tersebut sesuai dengan teori untuk dilakukan

asuhan keperawatan pada klien Gastritis dengan masalah nyeri akut.

2. Masalah keperawatan yang muncul pada kasus yaitu :

a. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan asam lambung (agen cedera

bilogis, iritasi mukosa lambung)

b. Pola tidur behubungan dengan ketidak nyamanan dari nyeri

c. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan

3. Untuk mengatasi masalah keperawatan yang muncul tersebut maka

disusunlah rencana asuhan keperawatan sesuai dengan teoritis dan kasus

yang ditemukan pada Ny. S dengan nyeri gastritis di Ruang Internis Rumah

Sakit Yarsi Pontianak.

61
6

4. Implementasi keperawatan yang telah dilakukan sesuai dengan intervensi

keperawatan yang telah disusun dan disesuaikan dengan kondisi Ny.S

dengan nyeri gastritis di Ruang Internis Rumah Sakit Yarsi Pontianak.

5. Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 hari pada NyY dengan

nyeri gastritis di Ruang Internis Rumah Sakit Yarsi Pontianak, selama 3 hari

didapatkan bahwa sudah memperlihatkan adanya perbaikan. Penulis telah

mampu menerapkan manajemen nyeri dengan teknik relaksasi napas dengan

nonfarmakologi dalam menurunkan intensitas nyeri pada penyembuhan

gastritis.

B. Saran

1. Bagi institusi Pendidikan

Diharapkan kepada institusi pendidikan untuk mengembangkan ilmu

kesehatan keperawatan medical bedah kepada peserta didik sehingga

pengetahuan dan ketrampilan tentang hal tersebut lebih baik lagi

kedepannya dan akan membantu dalam mendukung untuk bahan pengajaran

ilmu keperawatan maternitas kedepannya.

2. Bagi perawat

Dengan adanya Karya Ilmiah Akhir Ners ini penulis dapat

mengembangkan pengetahuan serta wawasan khususnya mengenai ilmu

riset keperawatan maternitas tentang penerapan teknik relaksasi napas

dalam dalam manajemen nyeri terhadap menurunkan intenstas nyeri. Dan

dapat menjadi acuan bagi perawat dalam mengembangkan penulisan sejenis

dan KIA-N inidapat dijadikan sebagai dasar untuk penulisan lebih lanjut.
6

3. Bagi layanan

Dapat dijadikan pertimbangan pihak rumah sakit khususnya ruang

Internis untuk menggunakan penatalaksanaan non farmakologi dalam

memberikan askep mengurangi rasa nyeri pada pasien gastritis.


6

DAFTAR PUSTAKA

Le Mone P, Karene, dan Gerene. 2016. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah

edisi 5 Vol. 1. Jakarta: EGC

Sukarmin. 2012. Keperawatan Pada Sistem Pencernaan. Yogyakarta: Pustaka

Belajar

Tussakinah, W., Masrul, dan I.R Burhan 2018. Hubungan Pola Makan dan

Tingkat Stres terhadap Kekambuhan Gastritis di Wilayah Kerja

Puskesmas Tarok Kota Payakumbuh Tahun 2017. Jurnal Kesehatan

Andalas. Vol.7 (no.2): 218.

Sylvia, (2012). Buku Patologias : Penerbit buku kedokteran : EGC

World Health Organization, (2018). Data Kesehatan Dunia.

Kementrian Kesehatan, (2017 ). Data Jumlah Kasus Gastritis di Indonesia.

Dewi. 2013. Hubungan Perilaku makan dengan Kejadian Gastritis Pada Remaja.

Suratum, L. 2010. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Gastrointestinal.

Jakarta: Trans Info Medi

Mutaqqin, A., dan K. Sari. 2013. Gangguan Gastrointestinal. Jakarta: Salemba

Medika.

Anggraini, A. 2015. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Gastritis

Di Puskesmas Rengat Kabupaten Indragiri Hulu [skripsi]. Pekanbaru

(ID): STIKes Payung Negeri Pekanbaru.


6

Rika. 2016. Hubungan Antara Pengetahuan Dan Perilaku Pencegahan Gastritis

Pada Mahasiswa Jurusan Keperawatan [skripsi]. Makassar (ID): UIN

Allauddin Makassar.

Anggarini, K.D. 2018. Gambaran Asuhan Keperawatan Pada Pasien Gastritis

Dalam Pemenuhan Gangguan Nyeri Akut Di Wilayah Kerja UPT Kesmas

Sukawati I Gianyar [skripsi]. Gianyar (ID): Politeknik Kesehatan

Denpasar.

Tarwoto dan Wartonah. 2015. Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses

Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Khanza, N., N. Isnandari., dan O.P. Lestari. 2017. Asuhan Keperawatan Pasien

Gastritis [skripsi]. Klaten (ID): STIKes Muhammadiyah Klaten.

Mardalena, I. 2018. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem

Pencernaan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Sukarmin. 2012. Keperawatan Pada Sistem Pencernaan. Yogyakarta: Pustaka

Belajar

Mutaqqin, A., dan K. Sari. 2013. Gangguan Gastrointestinal. Jakarta: Salemba

Medika

Debora, O. 2017. Proses Keperawatan Dan Pemeriksaan Fisik. Jakarta: Salemba

Medika

Setiadi. 2012. Konsep Dan Penulisan Dokumentasi Asuhan keperawatan.

Yogyakarta: Graha Ilmu.


6

Ambarwati, R. 2014. Konsep Kebutuhan Dasar Manusia. Yogyakarta: Parama

Ilmu.

Mubarak., Indrawati, dan J. Susanto. 2015. Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar.

Jakarta: Salemba Medika.

Estrada, R. 2014. Pemeriksaan Fisik Diagnostik. Hafizah N, editor. Batam (ID):

Binarupa Aksara

Bickley, Lynn S. 2015. Buku Saku Pemeriksaan Fisik & Riwayat Kesehatan

Bates, edisi 7. Jakarta: EGC

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia:

Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan, edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

Zakiyah, A. 2015. Nyeri: Konsep Penatalaksanaan dalam Praktik Keperawatan

Berbasis Bukti. Jakarta: Salemba Medika

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.

Jakarta: DPP PPNI.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia:

Definisi dan Tindakan Keperawatan, edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

Alimul, A., dan Uliyah, M. 2014. Buku Pengantar Keperawatan Dasar Manusia.

Jakarta: Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai