Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

ANEMIA

Di Susun Oleh:
Nama Mahasiswa :
Nim :

PROGRAM STUDI D.III KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2018
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Konsep Dasar
1. Pengertian
Anemia adalah suatu kondisi dimana terjadi penurunan kadar
hemoglobin (Hb) atau sel darah merah (eritrosit) sehingga menyebabkan
penurunan kapasitas sel darah merah dalam membawa oksigen (Badan POM,
2011). Anemia adalah keadaan dimana jumlah sel darah merah atau
konsentrasi hemoglobin turun dibawah normal.(Wong, 2003)
Anemia didefinisikan sebagai penurunan volume eritrosit atau kadar Hb
sampai di bawah rentang nilai yang berlaku untuk orang sehat.  Anemia adalah
gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen darah,
elemen tidak adekuat atau kurang nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan
sel darah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah
dan ada banyak tipe anemia dengan beragam penyebabnya. (Doenges , 2002).
Jadi anemia adalah suatu kondisi dimana terjadi penurunan kadar
hemoglobin (Hb) atau sel darah merah (eritrosit) yang mengakibatkan
penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah.

2. Etiologi:
Menurut Badan POM (2011), Penyebab anemia yaitu:
a. Kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi, vitamin B12,
asam folat, vitamin C, dan unsur-unsur yang diperlukan untuk
pembentukan sel darah merah.
b. Darah menstruasi yang berlebihan. Wanita yang sedang menstruasi rawan
terkena anemia karena kekurangan zat besi bila darah menstruasinya
banyak dan dia tidak memiliki cukup persediaan zat besi.

c. Kehamilan. Wanita yang hamil rawan terkena anemia karena janin


menyerap zat besi dan vitamin untuk pertumbuhannya.
d. Penyakit tertentu. Penyakit yang menyebabkan perdarahan terus-menerus
di saluran pencernaan seperti gastritis dan radang usus buntu dapat
menyebabkan anemia.

e. Obat-obatan tertentu. Beberapa jenis obat dapat menyebabkan perdarahan


lambung (aspirin, anti infl amasi, dll). Obat lainnya dapat menyebabkan
masalah dalam penyerapan zat besi dan vitamin (antasid, pil KB,
antiarthritis, dll).

f. Operasi pengambilan sebagian atau seluruh lambung (gastrektomi). Ini


dapat menyebabkan anemia karena tubuh kurang menyerap zat besi dan
vitamin B12.

g. Penyakit radang kronis seperti lupus, arthritis rematik, penyakit ginjal,


masalah pada kelenjar tiroid, beberapa jenis kanker dan penyakit lainnya
dapat menyebabkan anemia karena mempengaruhi proses pembentukan sel
darah merah.

h. Pada anak-anak, anemia dapat terjadi karena infeksi cacing tambang,


malaria, atau disentri yang menyebabkan kekurangan darah yang parah.

3. Tanda dan Gejala


Tanda dan gejala menurut Wong, 2003, yaitu :
a. Lemah, letih, lesu dan lelah
b. Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang
c. Gejala lanjut berupa kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak tangan
menjadi pucat. Pucat oleh karena kekurangan volume darah dan Hb,
vasokontriksi
d. Takikardi dan bising jantung (peningkatan kecepatan aliran darah)
Angina (sakit dada)
e. Dispnea, nafas pendek, cepat capek saat aktifitas (pengiriman O2
berkurang)
f. Sakit kepala, kelemahan, tinitus (telinga berdengung) menggambarkan
berkurangnya oksigenasi pada SSP
g. Anemia berat gangguan GI dan CHF (anoreksia, nausea, konstipasi atau
diare)

4. Patofisiologi
Adanya suatu anemia mencerminkan adanya suatu kegagalan sumsum atau
kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum
(misalnya berkurangnya eritropoesis) dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi,
pajanan toksik, invasi tumor atau penyebab lain yang belum diketahui. Sel
darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemolisis (destruksi).
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik atau
dalam system retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa.  Hasil
samping proses ini adalah bilirubin yang akan memasuki aliran darah.  Setiap
kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera direfleksikan dengan
peningkatan bilirubin plasma (konsentrasi normal ≤ 1 mg/dl, kadar diatas 1,5
mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera).
Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi,
(pada kelainan hemplitik) maka hemoglobin akan muncul dalam plasma
(hemoglobinemia).  Apabila konsentrasi plasmanya melebihi kapasitas
haptoglobin plasma (protein pengikat untuk hemoglobin bebas) untuk mengikat
semuanya, hemoglobin akan berdifusi dalam glomerulus ginjal dan kedalam
urin (hemoglobinuria). 
Kesimpulan  mengenai apakah suatu anemia pada pasien disebabkan
oleh penghancuran sel darah merah atau produksi sel darah merah yang tidak
mencukupi biasanya dapat diperoleh dengan dasar:1. hitung retikulosit dalam
sirkulasi darah; 2. derajat proliferasi sel darah merah muda dalam sumsum
tulang dan cara pematangannya, seperti yang terlihat dalam biopsi; dan ada
tidaknya hiperbilirubinemia dan hemoglobinemia.
5. Komplikasi yang muncul
Komplikasi umum akibat anemia adalah:
a. Gagal jantung.
b. kejang.
c. Perkembangan otot buruk ( jangka panjang )
d. Daya konsentrasi menurun
e. Kemampuan mengolah informasi yang didengar menurun

6. Pemeriksaan penunjang
a. Kadar Hb, hematokrit, indek sel darah merah, penelitian sel darah putih,
kadar Fe, pengukuran kapasitas ikatan besi, kadar folat, vitamin B12,
hitung trombosit, waktu perdarahan, waktu protrombin, dan waktu
tromboplastin parsial. 
b. Aspirasi dan biopsy sumsum tulang. Unsaturated iron-binding capacity
serum

c. Pemeriksaan diagnostic untuk menentukan adanya penyakit akut dan


kronis serta sumber kehilangan darah kronis

7. Pathway
(Terlampir)
B. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian Primer
a. Airway
Adanya sumbatan/obstruksi jalan napas oleh adanya penumpukan sekret
akibat kelemahan reflek batuk, terjadi karena adanya penurunan
kesadaran/koma sebagai akibat dari gangguan transport oksigen ke otak.
b. Breathing
Frekuensi napas, apakah ada penggunaan otot bantu pernapasan, retraksi
dinding dada, adanya sesak napas. Kelemahan menelan/ batuk/
melindungi jalan napas, timbulnya pernapasan yang sulit dan / atau tak
teratur, suara nafas terdengar ronchi /aspirasi.
c. Circulation
Kesemutan dibagian ekstremitas, keringat dingin, hipotermi, nadi lemah,
tekanan darah menurun.
d. Dissability
Perubahan tingkat kesadaran, GCS, GDS, serta ukuran dan reaksi pupil.
Penurunan suplay O2 pada otak dapat menyebabkan penurunan
kesadaran.

2. Pengkajian Skunder
a. Kepala
Pemeriksaan kepala meliputi ada atau tidak lesi di kepala, kelainan pada
kepala klien, klien mengeluh pusing atau tidak.
b. Rambut
Dimulai warna, kelebatan, distribusi serta karakteristik lain rambut.
c. Mata
Periksa pupil dan ketajaman penglihatan. Keadaan sklera dan
konjungtiva
d. Telinga
Periksa tanda-tanda adanya infeksi seperti pembengkakan dan nyeri di
daerah belakang telinga, keluar cairan dari telinga, berkurangnya
pendengaran.
e. Hidung
Adanya pernapasan cuping hidung. Terdapat polip yang menyumbat
jalan napas. Sekret yang keluar dari hidung, bagaimana konsistensi dan
jumlahnya.
f.Mulut
Tanda-tanda sianosis, bibir pucat dan kering. Ada stomatitis atau tidak.
g. Leher
Tanda-tanda kaku kuduk, ada tidaknya pembesaran kelenjar tiroid, ada
tidaknya peningkatan JVP.
h. Thorax
Bunyi napas normal vesikuler, tidak ada wheezing maupun ronkhi,
pemeriksaan pekusi yaitu sonor, bentuk normal.
i. Jantung
Bunyi jantung redup (yang berhubungan dengan peningkatan diameter
AP dada). Kondisi ictus cordis tampak atau tidak, terdapat pelebaran
jantung atau tidak.
j. Abdomen
Terjadi distensia abdomen dan kekakuan otot pada abdomen atau tidak.
Jumlah peristaltik usus, ada tidaknya pembesaran lien dan hepar .
k. Kulit
Kondisi turgor kulit, warna kulit, kebersihan kulit, ada tidaknya
kerusakan integritas kulit.
l. Ekstremitas
Edema pada ekstrimitas, sianosis, pengukuran CRT, dan kekuatan pada
otot ekstrimitas atas dan bawah, terdapat ganggren, ulkus atau tidak.
(Black and Jane, 2002)
3. Diagnosa keperawatan
a. Perfusi jaringan tidak efektif b.d  perubahan ikatan O2 dengan Hb,
penurunan konsentrasi Hb dalam darah.
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d inadekuat
intake makanan.
c. Defisit perawatan diri b.d kelemahan
d. Intoleransi aktifitas b.d ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan
oksigen.
e. Gangguan pertukaran gas b.d ventilasi perfusi
f.Ketidakefektifan pola nafas b.d keletihan
N Tujuan dan kriteria
Diangosa Intervensi
o hasil
1 Perfusi Setelah dilakukan Peripheral Sensation Management
jaringan tidak tindakan keperawatan (Manajemen sensasi perifer)
efektif b/d selama (..) jam 1. Monitor adanya daerah tertentu
penurunan perfusi jaringan klien yang hanya peka terhadap panas /
konsentrasi adekuat dengan dingin / tajam / tumpul
Hb dan darah, kriteria : 2. Monitor adanya paretese
suplai - Membran mukosa 3. Instruksikan keluarga untuk
oksigen merah mengobservasi kulit jika ada lesi
berkurang - Konjungtiva tidak atau laserasi
anemis 4. Gunakan sarun tangan untuk
- Akral hangat proteksi
- Tanda-tanda vital 5. Batasi gerakan pada kepala, leher
dalam rentang normal dan punggung

2 Ketidakseimb Setelah dilakukan NIC :


angan nutrisi tindakan keperawatan Nutrition Management
kurang dari selama (..) status 1. Kaji adanya alergi makanan
kebutuhan nutrisi  klien adekuat 2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
tubuh b/d dengan criteria menentukan jumlah kalori dan
intake yang - Adanya nutrisi yang dibutuhkan pasien.
kurang, peningkatan berat 3. Anjurkan pasien untuk
anoreksia badan sesuai meningkatkan intake Fe
dengan tujuan 4. Anjurkan pasien untuk
- Beratbadan ideal meningkatkan protein dan
sesuai dengan vitamin C
tinggi badan 5. Berikan substansi gula
- Mampu 6. Yakinkan diet yang dimakan
mengidentifikasi mengandung tinggi serat untuk
kebutuhan nutrisi
- Tidk ada tanda mencegah konstipasi
tanda malnutrisi 7. Berikan makanan yang terpilih
- Tidak terjadi ( sudah dikonsultasikan dengan
penurunan berat ahli gizi)
badan yang berarti 8. Ajarkan pasien bagaimana
- Membran membuat catatan makanan harian.
konjungtiva dan 9. Monitor jumlah nutrisi dan
mukos tidk pucat kandungan kalori
- Nilai Lab.: 10. Berikan informasi tentang
Protein total: 6-8 gr% kebutuhan nutrisi
Albumin: 3.5-5,3 gr 11. Kaji kemampuan pasien untuk
% mendapatkan nutrisi yang
Globulin 1,8-3,6 gr % dibutuhkan
HB tidak kurang dari
10 gr %
3 Defisit Setelah dilakukan NIC :
perawatan tindakan keperawatan Self Care assistane : ADLs
diri b/d selama (..) jam 1. Monitor kemempuan klien untuk
kelemahan kebutuhan mandiri perawatan diri yang mandiri.
fisik klien terpenuhi 2. Monitor kebutuhan klien untuk
dengan criteria : alat-alat bantu untuk kebersihan
- Klien terbebas dari diri, berpakaian, berhias, toileting
bau badan dan makan.
- Menyatakan 3. Sediakan bantuan sampai klien
kenyamanan mampu secara utuh untuk
terhadap melakukan self-care.
kemampuan untuk 4. Dorong klien untuk melakukan
melakukan ADLs aktivitas sehari-hari yang normal
- Dapat melakukan sesuai kemampuan yang dimiliki.
ADLS dengan 5. Dorong untuk melakukan secara
bantuan mandiri, tapi beri bantuan ketika
klien tidak mampu
melakukannya. 
4. Intoleransi Setelah dilakukan Toleransi aktivitasi
aktifitas b.d tindakan keperawatan 1. Menentukan penyebab intoleransi
ketidakseimb selama …….. klien aktivitas&menentukan apakah
angan suplai dapat beraktivitas penyebab dari fisik,
dan dengan criteria : psikis/motivasi
kebutuhan - Berpartisipasi dalam 2. Observasi adanya pembatasan
oksigen aktivitas fisik dgn klien dalam beraktifitas.
TD, HR, RR yang 3. Kaji kesesuaian
sesuai aktivitas&istirahat klien sehari-
-Menyatakan gejala hari
memburuknya efek 4. ↑ aktivitas secara bertahap,
dari OR & biarkan klien berpartisipasi dapat
menyatakan onsetnya perubahan posisi, berpindah &
segera perawatan diri
-Warna kulit 5. Pastikan klien mengubah posisi
normal ,hangat & secara bertahap. Monitor gejala
kering intoleransi aktivitas
- Peningkatan 6. Ketika membantu klien berdiri,
toleransi aktivitas observasi gejala intoleransi spt
mual, pucat, pusing, gangguan
kesadaran&tanda vital
7. Lakukan latihan ROM jika klien
tidak dapat menoleransi aktivitas
5. Ketidakefekti Setelah dilakukan Airway Management
fan pola nafas tindakan keperawatan 1. Buka jalan nafas, guanakan
b.d keletihan selama …….… status teknik chin lift atau jaw thrust
respirasi klien bila perlu
membaik dengan 2. Posisikan pasien untuk
criteria : memaksimalkan ventilasi
- Menunjukkan jalan 3. Identifikasi pasien perlunya
nafas yang paten pemasangan alat jalan nafas
(klien tidak merasa buatan
tercekik, irama 4. Auskultasi suara nafas, catat
nafas, frekuensi adanya suara tambahan
pernafasan dalam 5. Lakukan suction
rentang normal, 6. Berikan bronkodilator bila perlu
tidak ada suara
nafas abnormal)
- Tanda Tanda vital
dalam rentang
normal (tekanan
darah, nadi,
pernafasan)
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 8 vol 3.
Jakarta: EGC

Carpenito, L.J. 2000. Diagnosa Keperawatan, Aplikasi pada Praktik Klinis, edisi
6. Jakarta: EGC

Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second


Edition. New Jersey: Upper Saddle River

Marlyn E. Doenges, 2002. Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta, EGC

Mc Closkey, C.J., et all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC) Second


Edition. New Jersey: Upper Saddle River

Patrick Davay, 2002, At A Glance Medicine, Jakarta, EMS

Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006.


Jakarta: Prima Medika

Smeltzer & Bare. 2002. Keperawatan Medikal Bedah II. Jakarta: EGC

Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan, edisi 7. EGC :


Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai