Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

DENGAN DIAGNOSA MEDIS ANEMIA

M. Luqni Maulana
NIM : 16.1911.P

PRODI DIII KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
PEKAJANGAN PEKALONGAN
TAHUN 2019
A. Definisi
Anemia adalah suatu kondisi dimana terjadi penurunan kadar hemoglobin (Hb) atau
sel darah merah (eritrosit) sehingga menyebabkan penurunan kapasitas sel darah
merah dalam membawa oksigen (Badan POM, 2011).
Anemia didefinisikan sebagai penurunan volume eritrosit atau kadar Hb sampai di
bawah rentang nilai yang berlaku untuk orang sehat. Anemia adalah gejala dari
kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen darah, elemen tidak adekuat
atau kurang nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah, yang
mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah dan ada banyak tipe
anemia dengan beragam penyebabnya. (Marilyn E, Doenges, Jakarta, 2002).
Anemia adalah keadaan dimana jumlah sel darah merah atau konsentrasi hemoglobin
turun dibawah normal.(Wong, 2003).
Batasan umum seseorang dikatakan anemia dapat menggunakan kriteria sebagai
berikut (Handayani & Andi, 2008):
 Laki-laki dewasa Hb < 13 gr/dl
 Perempuan dewasa tidak hamil Hb < 12 gr/dl
 Perempuan dewasa hamil Hb < 11 gr/dl
 Anak usia 6-14 tahun Hb < 12 gr/dl
 Anak usia 6 bulan
 6 tahun Hb < 11 gr/d
B. Macam-macam anemia
1. Anemia defiensi besi
Anemia defisiensi besi adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi
dalam darah. Pengobatannya adalah pemberian tablet besi yaitu keperluan zat besi
untuk wanita hamil, tidak hamil dan dalam laktasi yang dianjurkan. Untuk
menegakkan diagnosis anemia defisiensi besi dapat dilakukan dengan anamnese.
Hasil anamnesa didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-
kunang dan keluhan mual muntah pada hamil muda. Pada pemeriksaan dan
pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan metode sahli, dilakukan
minimal 4 kali selama kehamilan.
2. Anemia megaloblastik
Anemia dalam kehamilan disebabkan karena kekurangan asam folat dan Vitamin
B12.
3. Anemia Hipoplastik dan Aplastik
Anemia disebabkan karena sum-sum tulang belakang kurang mampu membuat
sel-sel darah baru.
4. Anemia Hemolitik
Anemia disebabkan karena penghancuran sel darah merah berlangsung lebih cepat
daripada pembuatannya. Menurut penelitian, ibu hamil dengan anemia paling
banyak disebabkan oleh kekurangan zat besi (Fe) serta asam folat dan viamin
B12. Pemberian makanan atau dietpada ibu hamil dengan anemia pada dasarnya
ialah memberikan makanan yang banyak mengandung protein, zat besi (Fe), asam
folat,
dan vitamin B12.

C. Etilogi
1. Gangguan produksi eritrosit yang dapat terjadi karena:
a. Perubahan sintesa Hb yang dapat menimbulkan anemi difisiensi Fe,
Thalasemia, dan anemi infeksi kronik.
b. Perubahan sintesa DNA akibat kekurangan nutrien yang dapat menimbulkan
anemi pernisiosa dan anemi asam folat.
c. Fungsi sel induk (stem sel) terganggu , sehingga dapat menimbulkan anemia
aplastik dan leukemia.
d. Infiltrasi sumsum tulang, misalnya karena karsinoma.

2. Kehilangan darah
a. Akut karena perdarahan atau trauma atau kecelakaan yang terjadi secara
mendadak.
b. Kronis karena perdarahan pada saluran cerna atau menorhagia.

3. Meningkatnya pemecahan eritrosit (hemolisis) Hemolisis dapat terjadi karena


a. Faktor bawaan, misalnya, kekurangan enzim G6PD (untuk mencegah
kerusakan eritrosit.
b. Faktor yang didapat, yaitu adanya bahan yang dapat merusak eritrosit
misalnya, ureum pada darah karena gangguan ginjal atau penggunaan obat
acetosal.
4. Bahan baku untuk pembentukan eritrosit tidak ada Bahan baku yang dimaksud
adalah protein , asam folat, vitamin B12, dan mineral Fe. Sebagian besar anemia
anak disebabkan oleh kekurangan satu atau lebih zat gizi esensial (zat besi, asam
folat, B12) yang digunakan dalam pembentukan sel-sel darah merah. Anemia bisa
juga disebabkan oleh kondisi lain seperti penyakit malaria, infeksi cacing
tambang.
D. Patofisiologi
Adanya suatu anemia mencerminkan adanya suatu kegagalan sumsum atau
kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum (misalnya
berkurangnya eritropoesis) dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik,
invasi tumor atau penyebab lain yang belum diketahui. Sel darah merah dapat hilang
melalui perdarahan atau hemolisis (destruksi).
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik atau dalam system
retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Hasil samping proses ini adalah
bilirubin yang akan memasuki aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah
merah (hemolisis) segera direfleksikan dengan peningkatan bilirubin plasma
(konsentrasi normal ≤ 1 mg/dl, kadar diatas 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada
sclera).
Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi, (pada kelainan
hemplitik) maka hemoglobin akan muncul dalam plasma (hemoglobinemia). Apabila
konsentrasi plasmanya melebihi kapasitas haptoglobin plasma (protein pengikat untuk
hemoglobin bebas) untuk mengikat semuanya, hemoglobin akan berdifusi dalam
glomerulus ginjal dan kedalam urin (hemoglobinuria).
Kesimpulan mengenai apakah suatu anemia pada pasien disebabkan oleh
penghancuran sel darah merah atau produksi sel darah merah yang tidak mencukupi
biasanya dapat diperoleh dengan dasar:1. hitung retikulosit dalam sirkulasi darah; 2.
derajat proliferasi sel darah merah muda dalam sumsum tulang dan cara
pematangannya, seperti yang terlihat dalam biopsi; dan ada tidaknya
hiperbilirubinemia dan hemoglobinemia.
E. Pathways

F. Manifestasi klinis
1. Lemah, letih, lesu dan lelah
2. Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang
3. Gejala lanjut berupa kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak tangan menjadi
pucat. Pucat oleh karena kekurangan volume darah dan Hb, vasokontriksi
4. Takikardi dan bising jantung (peningkatan kecepatan aliran darah) Angina (sakit
dada)
5. Dispnea, nafas pendek, cepat capek saat aktifitas (pengiriman O2 berkurang)
6. Sakit kepala, kelemahan, tinitus (telinga berdengung) menggambarkan
berkurangnya oksigenasi pada SSP
7. Anemia berat gangguan GI dan CHF (anoreksia, nausea, konstipasi atau diare)
G. Pemeriksaan penunjang
1. Kadar Hb, hematokrit, indek sel darah merah, penelitian sel darah putih, kadar Fe,
pengukuran kapasitas ikatan besi, kadar folat, vitamin B12, hitung trombosit,
waktu perdarahan, waktu protrombin, dan waktu tromboplastin parsial.
2. Pemeriksaan diagnostic untuk menentukan adanya penyakit akut dan kronis serta
sumber kehilangan darah kronis.
H. Penatalaksanaan
Tindakan umum: Penatalaksanaan anemia ditunjukan untuk mencari penyebab dan
mengganti darah yang hilang.
1. Transpalasi sel darahmerah.
2. Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi
3. Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah merah.
4. Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang membutuhkan
oksigen
5. Obati penyebab perdarahan abnormal bila ada.
6. Diet kaya besi yang mengandung daging dan sayuran hijau.
Pengobatan (untuk pengobatan tergantung dari penyebabnya) :
1. Anemia defisiensi besi
Mengatur makanan yang mengandung zat besi, usahakan makanan yang diberikan
seperti ikan, daging, telur dan sayur
2. Anemia pernisiosa: pemberian vitamin B12
3. Anemia asam folat: asam folat 5 mg/hari/oral
4. Anemia karena perdarahan : mengatasi perdarahan dan syok dengan pemberian
cairan dan transfuse darah.

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


A. Pengkajian
1. Dapatkan riwayat kesehatan, termasuk riwayat diet
2. Observasi adanya manifestasi anemia
a. Manifestasi umum
 Kelemahan otot
 Mudah lelah
 Kulit pucat
b. Manifestasi system saraf pusat
 Sakit kepala
 Pusing
 Kunang-kunang
 Peka rangsang
 Proses berpikir lambat
 Penurunan lapang pandang
 Apatis
 Depresi
c. Syok (anemia kehilangan darah)
 Perfusi perifer buruh
 Kulit lembab dan dingin
 Tekanan darah rendah dan tekanan darah setral
 Peningkatan frekwensi jatung
B. Diagnosa Keperawatan
1. Perfusi jaringan tidak efektif b.d perubahan ikatan O2 dengan Hb, penurunan
konsentrasi Hb dalam darah.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d inadekuat intake
makanan.
3. Defisit perawatan diri b.d kelemahan
4. Resiko infeksi b.d pertahanan sekunder tidak adekuat (penurunan Hb)
5. Intoleransi aktifitas b.d ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen.
6. Gangguan pertukaran gas b.d ventilasi perfusi
7. Ketidakefektifan pola nafas b.d keletihan
8. Keletihan b.d anemia
C. Intervensi Keperawatan
DIANGOSA
N TUJUAN DAN
KEPERAWATAN INTERVENSI
O KRITERIA HASIL
DAN KOLABORASI
1 Perfusi jaringan tidak Setelah dilakukan tindakan Peripheral Sensation
efektif b/d penurunan keperawatan selama ……… Management (Manajemen
konsentrasi Hb dan jam perfusi jaringan klien sensasi perifer)
darah, suplai oksigen adekuat dengan kriteria :  Monitor adanya daerah
berkurang - Membran mukosa merah tertentu yang hanya peka
- Konjungtiva tidak anemis terhadap
- Akral hangat panas/dingin/tajam/tumpul
- Tanda-tanda vital dalam  Monitor adanya paretese
rentang normal  Instruksikan keluarga untuk
mengobservasi kulit jika ada lesi
atau laserasi
 Gunakan sarun tangan untuk
proteksi
 Batasi gerakan pada kepala,
leher dan punggung
 Monitor kemampuan BAB
 Kolaborasi pemberian
analgetik
 Monitor adanya tromboplebitis
 Diskusikan menganai
penyebab perubahan sensasi

2 Ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan NIC :


nutrisi kurang dari keperawatan selama Nutrition Management
kebutuhan tubuh b/d ………. status nutrisi klien  Kaji adanya alergi makanan
intake yang kurang, adekuat dengan kriteria  Kolaborasi dengan ahli gizi
anoreksia  Adanya peningkatan berat untuk menentukan jumlah kalori
badan sesuai dengan tujuan dan nutrisi yang dibutuhkan
 Beratbadan ideal sesuai pasien.
dengan tinggi badan Anjurkan pasien untuk
 Mampumengidentifikasi meningkatkan intake Fe
kebutuhan nutrisi Anjurkan pasien untuk
 Tidk ada tanda tanda meningkatkan protein dan vitamin
malnutrisi C
  Berikan substansi gula
 Nilai Lab.:  Yakinkan diet yang dimakan
Protein total: 6-8 gr% mengandung tinggi serat untuk
Albumin: 3.5-5,3 gr % mencegah konstipasi
Globulin 1,8-3,6 gr %  Berikan makanan yang terpilih
HB tidak kurang dari 10 gr % ( sudah dikonsultasikan dengan
ahli gizi)
 Ajarkan pasien bagaimana
membuat catatan makanan harian.
 Monitor jumlah nutrisi dan
kandungan kalori
 Berikan informasi tentang
kebutuhan nutrisi
 Kaji kemampuan pasien untuk
mendapatkan nutrisi yang
dibutuhkan

Nutrition Monitoring
 BB pasien dalam batas normal
 Monitor adanya penurunan
berat badan
 Monitor tipe dan jumlah
aktivitas yang biasa dilakukan
 Monitor interaksi anak atau
orangtua selama makan
 Monitor lingkungan selama
makan
 Jadwalkan pengobatan dan
tindakan tidak selama jam makan
 Monitor kulit kering dan
perubahan pigmentasi
 Monitor turgor kulit
 Monitor kekeringan, rambut
kusam, dan mudah patah
 Monitor mual dan muntah
 Monitor kadar albumin, total
protein, Hb, dan kadar Ht
 Monitor makanan kesukaan
 Monitor pertumbuhan dan
perkembangan
 Monitor pucat, kemerahan, dan
kekeringan jaringan konjungtiva
 Monitor kalori dan intake
nuntrisi
 Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik papila lidah
dan cavitas oral.
 Catat jika lidah berwarna
magenta, scarlet

3 Defisit perawatan diri Setelah dilakukan tindakan NIC :


b/d kelemahan fisik keperawatan selama Self Care assistane : ADLs
………. jam kebutuhan  Monitor kemempuan klien
mandiri klien terpenuhi untuk perawatan diri yang
dengan kriteria mandiri.
 Klien terbebas dari bau  Monitor kebutuhan klien untuk
badan alat-alat bantu untuk kebersihan
 Menyatakan kenyamanan diri, berpakaian, berhias, toileting
terhadap kemampuan untuk dan makan.
melakukan ADLs  Sediakan bantuan sampai klien
 Dapat melakukan ADLS mampu secara utuh untuk
dengan bantuan melakukan self-care.
 Dorong klien untuk melakukan
aktivitas sehari-hari yang normal
sesuai kemampuan yang dimiliki.
 Dorong untuk melakukan
secara mandiri, tapi beri bantuan
ketika klien tidak mampu
melakukannya.
 Ajarkan klien/ keluarga untuk
mendorong kemandirian, untuk
memberikan bantuan hanya jika
pasien tidak mampu untuk
melakukannya.
 Berikan aktivitas rutin sehari-
hari sesuai kemampuan.
 Pertimbangkan usia klien jika
mendorong pelaksanaan aktivitas
sehari-hari.

4 Resiko infeksi Setelah dilakukan tindakan NIC :


keperawatan selama Infection Control (Kontrol
………. jam status imun infeksi)
klien meningkat dengan  Bersihkan lingkungan setelah
kriteria dipakai pasien lain
 Klien bebas dari tanda dan  Pertahankan teknik isolasi
gejala infeksi  Batasi pengunjung bila perlu
 Menunjukkan kemampuan  Instruksikan pada pengunjung
untuk mencegah timbulnya untuk mencuci tangan saat
infeksi berkunjung dan setelah
 Jumlah leukosit dalam batas berkunjung meninggalkan pasien
normal  Gunakan sabun antimikrobia
 Menunjukkan perilaku hidup untuk cuci tangan
sehat  Cuci tangan setiap sebelum dan
sesudah tindakan kperawtan
 Gunakan baju, sarung tangan
sebagai alat pelindung
 Pertahankan lingkungan aseptik
selama pemasangan alat
 Ganti letak IV perifer dan line
central dan dressing sesuai
dengan petunjuk umum
 Gunakan kateter intermiten
untuk menurunkan infeksi
kandung kencing
 Tingktkan intake nutrisi
 Berikan terapi antibiotik
bila perlu

Infection Protection (proteksi


terhadap infeksi)
 Monitor tanda dan gejala
infeksi sistemik dan lokal
Monitor hitung granulosit,
WBC
Monitor kerentanan terhadap
infeksi
 Batasi pengunjung
Saring pengunjung terhadap
penyakit menular
 Partahankan teknik aspesis
pada pasien yang beresiko
 Pertahankan teknik isolasi k/p
 Berikan perawatan kuliat pada
area epidema
Inspeksi kulit dan membran
mukosa terhadap kemerahan,
panas, drainase
Ispeksi kondisi luka / insisi
bedah
Dorong masukkan nutrisi yang
cukup
 Dorong masukan cairan
 Dorong istirahat
Instruksikan pasien untuk
minum antibiotik sesuai resep
Ajarkan pasien dan keluarga
tanda dan gejala infeksi
Ajarkan cara menghindari
infeksi
 Laporkan kecurigaan infeksi
 Laporkan kultur positif

5 Intoleransi aktifitas b.d Setelah dilakukan tindakan Toleransi aktivitasi


ketidakseimbangan keperawatan selama ……..1. Menentukan penyebab
suplai dan kebutuhan klien dapat beraktivitas intoleransi aktivitas&menentukan
oksigen dengan kriteria apakah penyebab dari fisik,
- Berpartisipasi dalam psikis/motivasi
aktivitas fisik dgn TD, HR,2. Observasi adanya pembatasan
RR yang sesuai klien dalam beraktifitas.
-Menyatakan gejala3. Kaji kesesuaian
memburuknya efek dari aktivitas&istirahat klien sehari-
OR&menyatakan onsetnya hari
segera 4. ↑ aktivitas secara bertahap,
-Warna kulit biarkan klien berpartisipasi dapat
normal,hangat&kering perubahan posisi, berpindah &
Memverbalisa-sikan perawatan diri
pentingnya aktivitasseca-ra5. Pastikan klien mengubah posisi
bertahap secara bertahap. Monitor gejala
Mengekspresikan intoleransi aktivitas
pengertian pentingnya6. Ketika membantu klien berdiri,
keseimbangan observasi gejala intoleransi spt
latihan&istira mual, pucat, pusing, gangguan
Hat kesadaran&tanda vital
- Peningkatan toleransi7. Lakukan latihan ROM jika klien
aktivitas tidak dapat menoleransi aktivitas
8. Bantu klien memilih aktifitas
yang mampu untuk dilakukan
6 Gangguan pertukaran Setelah dilakukan tindakan Terapi Oksigen
gas b.d ventilasi-perfusi keperawatan selama ……..  Bersihkan mulut, hidung dan
status respirasi : pertukaran secret trakea
gas membaik dengan Pertahankan jalan nafas yang
kriteria : paten
 Mendemonstrasikan Atur peralatan oksigenasi
peningkatan ventilasi dan  Monitor aliran oksigen
oksigenasi yang adekuat  Pertahankan posisi pasien
 Memelihara kebersihan paru  Onservasi adanya tanda tanda
paru dan bebas dari tanda hipoventilasi
tanda distress pernafasan  Monitor adanya kecemasan pasien
Mendemonstrasikan batuk terhadap oksigenasi
efektif dan suara nafas yang
bersih, tidak ada sianosis Vital sign Monitoring
dan dyspneu (mampu  Monitor TD, nadi, suhu,
mengeluarkan sputum, dan RR
mampu bernafas dengan  Catat adanya fluktuasi
mudah, tidak ada pursed tekanan darah
lips)
 Monitor VS saat pasien
Tanda tanda vital dalam
berbaring, duduk, atau
rentang normal
berdiri
 Auskultasi TD pada kedua
lengan dan bandingkan
 Monitor TD, nadi, RR,
sebelum, selama, dan
setelah aktivitas
 Monitor kualitas dari nadi
 Monitor frekuensi dan
irama pernapasan
 Monitor suara paru
 Monitor pola pernapasan
abnormal
 Monitor suhu, warna, dan
kelembaban kulit
 Monitor sianosis perifer
 Monitor adanya cushing
triad (tekanan nadi yang
melebar, bradikardi,
peningkatan sistolik)

Identifikasi penyebab dari



perubahan vital sign
7 Ketidakefektifan pola Setelah dilakukan tindakan Airway Management
nafas b.d keperawatan selama …….
… status respirasi klien
membaik dengan kriteria  Buka jalan nafas, guanakan
 Mendemonstrasikan batuk teknik chin lift atau jaw thrust bila
efektif dan suara nafas yang perlu
bersih, tidak ada sianosis  Posisikan pasien untuk
dan dyspneu (mampu memaksimalkan ventilasi
mengeluarkan 
sputum, Identifikasi pasien perlunya
mampu bernafas dengan pemasangan alat jalan nafas
mudah, tidak ada pursed buatan
lips)  Pasang mayo bila perlu
 Menunjukkan jalan nafas  Lakukan fisioterapi dada jika
yang paten (klien tidak perlu
merasa tercekik, irama  Keluarkan sekret dengan batuk
nafas, frekuensi pernafasan atau suction
dalam rentang normal, tidak Auskultasi suara nafas, catat
ada suara nafas abnormal) adanya suara tambahan
Tanda Tanda vital dalam  Lakukan suction pada mayo
rentang normal (tekanan  Berikan bronkodilator bila
darah, nadi, pernafasan) perlu
 Berikan pelembab udara Kassa
basah NaCl Lembab
 Atur intake untuk cairan
mengoptimalkan keseimbangan.

8 Keletihan b.d anemia Setelah dilakukan tindakan Energi manajemen


keperawatan selama Monitor respon klien terhadap
…….. .keletihan klien aktivitas takikardi, disritmia,
teratasi dengan kriteria : dispneu, pucat, dan jumlah
Kemampuan aktivitas respirasi
adekuat  Monitor dan catat jumlah tidur
Mempertahankan nutrisi klien
adekuat  Monitor ketidaknyamanan atauu
Keseimbangan aktivitas nyeri selama bergerak dan
dan istirahat aktivitas
Menggunakan teknik  Monitor intake nutrisi
energi konservasi  Instruksikan klien untuk mencatat
Mempertahankan tanda-tanda dan gejala kelelahan
interaksi sosial  Jelakan kepada klien hubungan
Mengidentifikasi faktor- kelelahan dengan proses penyakit
faktor fisik dan psikologis  Catat aktivitas yang dapat
yang menyebabkan meningkatkan kelelahan
kelelahan  Anjurkan klien melakukan yang
Mempertahankan meningkatkan relaksasi
kemampuan untuk
 Tingkatkan pembatasan bedrest
konsentrasi dan aktivitas
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 8 vol 3. Jakarta: EGC
Carpenito, L.J. 2000. Diagnosa Keperawatan, Aplikasi pada Praktik Klinis, edisi 6. Jakarta: EGC
Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition. New Jersey: Upper
Saddle River
Marlyn E. Doenges, 2002. Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta, EGC
Mc Closkey, C.J., et all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC) Second Edition. New Jersey:
Upper Saddle River
Patrick Davay, 2002, At A Glance Medicine, Jakarta, EMS
Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta: Prima Medika
Smeltzer & Bare. 2002. Keperawatan Medikal Bedah II. Jakarta: EGC
Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan, edisi 7. EGC : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai