Disusun Oleh:
Ahmad Mulyana
Indri Puji Astuti
Nenny Budiarti Rachim
Sylvia Novita Sari
Yunita Sari
B. Etiologi
Penyebab tersering dari anemia adalah kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk
sintesis eritrosit, antara lain besi, vitamin B12 dan asam folat. Selebihnya merupakan
akibat dari beragam kondisi seperti perdarahan, kelainan genetik, penyakit kronik,
keracunan obat, dan sebagainya.
Menurut Soekarti (2011) penyebab terjadinya anemia adalah:
1. Pada umunya masyarakat Indonesia (termasuk remaja putri) lebih banyak
mengkonsumsi makanan nabati yang kandungan zat besi nya sedikit dibandingkan
dengan makanan hewani, sehingga kebutuhan tubuh akan zat besi tidak terpenuhi.
2. Remaja putri biasanya membatasi asupan makanan.
3. Setiap hari manusia kehilangan zat besi 0,6 mg yang dikeluargan melalui feses
(Tinja)
4. Remaja putri mengalami haid setiap bulan, sehingga kehilangan zat besi kurang
lebih 1,3 mg per hari, sehingga kebutuhan zat besi lebih banyak daripada pria
C. Klasifikasi Anemia
Menurut Prawirohadjo (2009) yaitu:
a) Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya
mineral Fe. Kekurangan ini dapat disebbakan karena masukya unsur besi
dengan makanan karena gangguan absorbsi atau terpantau banyaknya besi
keluar dari tubuh, misalnya perdarahan.
b) Anemia megaloblastic adalah anemia yang disebabkan oleh defisiensi asam
folat, seting ditemukan pada Wanita yang jarang mengkonsumsi sayuran atau
makanan dengan protein hewani yang tinggi.
c) Anemia hemolitik adalag anemia yang disebabkan olehg penghancuran sel
darah merah berlangsung lebih cepat dari pembuatannya.
d) Anemia hipoplastik dan aplastic adalah anemia yang disebabkan karena
sumsum tulang belakang kurang mampu membuat sel-sel darah yang baru.
D. Patofisiologi
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sum-sum tulang atau kehilangan
sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sum-sum tulang dapt terjadi
akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, inuasi tumor, atau kebanyakan akibat
penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau
hemolisis (destruksi) pada kasus yang disebut terakhir, masalah dapat akibat efek sel
darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah normal atau akibat
beberapa factor diluar sel darah merah yang menyebabkan destruksi sel darah merah.
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam system fagositik atau dalam
system retikuloendotelial terutama dalam hati dan limpa. Sebagai hasil samping
proses ini bilirubin yang sedang terbentuk dalam fagosit akan masuk dalam aliran
darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera direpleksikan
dengan meningkatkan bilirubin plasma (konsentrasi normalnya 1 mg/dl atau kurang ;
kadar 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera.
G. Komplikasi
1. Infeksi
2. Gagal pernafasan
3. Kardiovaskuler
4. fungsi ginjal
5. Gangguan fungsi hati.
Anemia juga menyebabkan daya tahan tubuh berkurang. Akibatnya, penderita anemia
akan mudah terkena infeksi. Gampang batuk-pilek, gampang flu, atau gampang
terkena infeksi saluran napas, jantung juga menjadi gampang lelah, karena harus
memompa darah lebih kuat. Pada kasus ibu hamil dengan anemia, jika lambat
ditangani dan berkelanjutan dapat menyebabkan kematian, dan berisiko bagi janin.
Selain bayi lahir dengan berat badan rendah, anemia bisa juga mengganggu
perkembangan organ-organ tubuh, termasuk otak (Sjaifoellah, 2012).
H. Pemeriksaan Penunjang
Tindakan umum :
Penatalaksanaan anemia ditunjukan untuk mencari penyebab dan mengganti darah
yang hilang.
1. Transpalasi sel darah merah.
2. Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi.
3. Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah merah.
4. Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang membutuhkan oksigen
5. Obati penyebab perdarahan abnormal bila ada.
6. Diet kaya besi yang mengandung daging dan sayuran hijau.
Penatalaksanaan :
Mengatur makanan yang mengandung zat besi, usahakan makanan yang diberikan
seperti ikan, daging, telur dan sayur.
Pemberian preparat fe
Perrosulfat 3x 200mg/hari/per oral sehabis makan
Peroglukonat 3x 200 mg/hari /oral sehabis makan.
A. Pengkajian
Pengkajian pasien dengan anemia (Doenges, 1999) meliputi :
1)Aktivitas / istirahat
2)Sirkulasi
3) Integritas ego
Gejala : keyakinanan agama/budaya mempengaruhi pilihan pengobatan, misalnya
penolakan transfusi darah.
Tanda : depresi.
4) Eleminasi
5) Makanan/cairan
6) Neurosensori
7) Nyeri/kenyamanan
Gejala : riwayat TB, abses paru. Napas pendek pada istirahat dan aktivitas.
Tanda : takipnea, ortopnea, dan dispnea.
9) Keamanan
Gejala : riwayat pekerjaan terpajan terhadap bahan kimia,. Riwayat terpajan pada
radiasi; baik terhadap pengobatan atau kecelekaan. Riwayat kanker, terapi kanker.
Tidak toleran terhadap dingin dan panas. Transfusi darah sebelumnya. Gangguan
penglihatan, penyembuhan luka buruk, sering infeksi.
Tanda : demam rendah, menggigil, berkeringat malam, limfadenopati umum.
Ptekie dan ekimosis (aplastik).
10) Seksualitas
B. Diagnosa keperawatan
1. Intoleransi Aktivitas
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dnegan tidak adekuatya
pertahanan sekunder (penurunan Hb leukopenia atau penurunan grnulosit
(respon inflamsi tertekan )
4. Resiko keerusakan integritas kulit
5. Konstipasi/diare berhubungan dengan penurunan masukan diet, perubahan
pencernaan, efek samping terapi oral.
6. Perubahan perfusi jaringan
D. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah perbandingan yang sistemik atau terencana tentang kesehatan
pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara
berkesinambungan, dengan melibatkan pasien, keluarga dan tenaga kesehatan
lainnya. (Lynda Juall Capenito, 1999:28)
Evaluasi pada pasien dengan anemia adalah :
1) Infeksi tidak terjadi.
2) Kebutuhan nutrisi terpenuhi.
3) Pasien dapat mempertahankan/meningkatkan ambulasi/aktivitas.
4) Peningkatan perfusi jaringan.
5) Dapat mempertahankan integritas kulit.
6) Membuat/kembali pola normal dari fungsi usus.
7) Pasien mengerti dan memahami tentang penyakit, prosedur diagnostic dan
rencana pengobatan.
BAB IV
PENUTUP
a. Kesimpulan
Anemia adalah berkurangnya kadar eritrosit (sel darah merah) dan kadar
hemoglobin (Hb) dalam setiap milimeter kubik darah dalam tubuh manusia.
Hamper semua gangguan pada system peredaran darah disertai dengan anemia
yang ditandai dengan warna kepucatan pada tubuh, penuruan kerja fisik dan
penurunan daya tahan tubuh. Penyebab anemia macam-macam diantaranya
adalah defisiensi zat besi. (Ani, 2016)
anemia bukan merupakan suatu diagnosis atau penyakit, melainkan
merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit atau gangguan fungsi tubuh
dan perubahan patotisiologis yang mendasar yang diuraikan melalui
anemnesis yang seksama, pemeriksaan fisik dan informasi laboratorium.
b. Saran
Dari Asuhan Keperawatan yang telah kami buat, kami menyarankan bagi
pembuat Asuhan Keperawatan berikutnya agar lebih teliti dan akurat dalam
pengkajian agar diagnosa yang diangkat sesuai dengan keluhan pasien.
Daftar Pustaka