Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN ANAK

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK PADA An.M.P DENGAN DIAGNOSA


MEDIS ANEMIA DI RUMAH SAKIT KEDIRI

OLEH :

FEBRI TRI HAMUNANGAN

NIM : 01.3.20.00448

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RS. BAPTIS KEDIRI


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
STIKES RS BAPTIS KEDIRI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK PADA An.M.P

DENGAN DIAGNOSA MEDIS ANEMIA DI RUMAH SAKIT KEDIRI

Kediri, 10 November 2020


Mengetahui, Mengetahui,
PJMK Keperawatan Anak Pembimbing Keperawatan Anak

Kili Astarani, S.Kep., Ns., M.Kep Kili Astarani, S.Kep., Ns., M.Kep
LAPORAN PENDAHULUAN
ANEMIA PADA ANAK
1.1 Konsep Medis
A. Pengertian

Anemia adalah keadaan rendahnya jumlah sel darah merah dan kadar hemoglobin
(Hb) atau hematokrit (Ht) dibawah normal. Anemia menunjukkan suatu status
penyakit atau perubahan fungsi tubuh (Smeltzer, 2001). Anemia merupakan keadaan
dimana masa eritrosit dan atau masa hemoglobin yang beredar tidak memenuhi
fungsinya untuk menyediakan oksigen bagi jaringan tubuh. Secara laboratoris,
anemia dijabarkan sebagai penurunan kadar hemoglobin serta hitung eritrosit dan
hematokrit di bawah normal (Handayani & Andi, 2008). Secara fisiologis, anemia
terjadi apabila terdapat kekurangan jumlah hemoglobin untuk mengangkat oksigen ke
jaringan (Smeltzer, 2001).
Batasan umum seseorang dikatakan anemia dapat menggunakan kriteria WHO
pada tahun 1968, dengan kriteria sebagai berikut (Handayani & Andi, 2008):
1. Laki-laki dewasa Hb < 13 gr/dl
2. Perempuan dewasa tidak hamil Hb < 12 gr/dl
3. Perempuan dewasa hamil Hb < 11 gr/dl
4. Anak usia 6-14 tahun Hb < 12 gr/dl
5. Anak usia 6 bulan – 6 tahun Hb < 11 gr/dl
Untuk kriteria anemia di klinik, rumah sakit, atau praktik klinik pada umumnya
dinyatakan anemia bila terdapat nilai sebagai berikut (Handayani & Andi, 2008):
1. Hb < 10 gr/dl
2. Hematokrit < 30%
3. Eritrosit < 2,8 juta/mm2
Derajat anemia ditentukan oleh kadar Hb. Klasifikasi derajat anemia yang
umum dipakai adalah (Handayani & Andi, 2008):
1. Ringan sekali Hb 10 gr/dl – 13 gr/dl
2. Ringan Hb 8 gr/dl – 9,9 gr/dl
3. Sedang Hb 6 gr/dl – 7,9 dr/dl
4. Berat Hb < 6 gr/dl
B. Etiologi

Menurut Price & Wilson (2005) penyebab anemia dapat dikelompokan sebagai
berikut:
1. Gangguan produksi eritrosit yang dapat terjadi karena:
a. Perubahan sintesa Hb yang dapat menimbulkan anemi difisiensi Fe,
Thalasemia, dan anemi infeksi kronik.
b. Perubahan sintesa DNA akibat kekurangan nutrien yang dapat menimbulkan
anemi pernisiosa dan anemi asam folat.
c. Fungsi sel induk (stem sel) terganggu , sehingga dapat menimbulkan anemia
aplastik dan leukemia.
d. Infiltrasi sumsum tulang, misalnya karena karsinoma.
2. Kehilangan darah
a. Akut karena perdarahan atau trauma atau kecelakaan yang terjadi secara
mendadak.
b. Kronis karena perdarahan pada saluran cerna atau menorhagia.
3. Meningkatnya pemecahan eritrosit (hemolisis)
Hemolisis dapat terjadi karena:
a. Faktor bawaan, misalnya, kekurangan enzim G6PD (untuk mencegah kerusakan
eritrosit.
b. Faktor yang didapat, yaitu adanya bahan yang dapat merusak eritrosit misalnya,
ureum pada darah karena gangguan ginjal atau penggunaan obat acetosal.
4. Bahan baku untuk pembentukan eritrosit tidak ada
Bahan baku yang dimaksud adalah protein , asam folat, vitamin B12, dan
mineral Fe. Sebagian besar anemia anak disebabkan oleh kekurangan satu atau
lebih zat gizi esensial (zat besi, asam folat, B12) yang digunakan dalam
pembentukan sel-sel darah merah. Anemia bisa juga disebabkan oleh kondisi lain
seperti penyakit malaria, infeksi cacing tambang.
C. Manifestasi Klinis

Menurut Baughman (2000), tanda dan gejala dari anemia, meliputi:


1. Lemah, Letih, Lesu, Lelah, Lunglai (5L).
2. Sering mengeluhkan pusing dan mata berkunang-kunang.
3. Gejala lebih lanjut, adalah kelopak mata, bibir, lidah, kulit, dan telapak
tangan menjadi pucat.
Sedangkan menurut Handayani & Andi (2008), tanda dan gejala anemia dibagi
menjadi tiga golongan besar, yaitu sebagai berikut:
1. Gejala umum anemia
Gejala umum anemia atau dapat disebur juga sindrom anemia adalah gejala
yang timbul pada semua jenis anemia pada kadar Hb yang sudah menurun di
bawah titik tertentu. Gejala-gejala tersebut dapat diklasifikasikan menurut organ
yang terkena, yaitu:
a. Sistem kardiovaskuler: lesu, cepat lelah, palpitasi, takikardi, sesak nafas
saat beraktivitas, angina pektoris, dan gagal jantung.
b. Sistem saraf: sakit kepala, pusing, telinga mendenging, mata berkunang-
kunang, kelemahan otot, iritabilatas, lesu, serta perasaan dingin pada
ekstremitas.
c. Sistem urogenital: gangguan haid dan libido menurun.
d. Epitel: warna pucat pada kulit dan mukosa, elastisitas kulit menurun, serta
rambut tipis dan halus.
2. Gejala khas masing-masing anemia
Gejala khas yang menjadi ciri dari masing-masing jenis anemia adalah sebagai
berikut:
a. Anemia defisiensi besi: disfagia, atrofi papil lidah, stomatitis angularis,
keletihan, kebas dan kesemutan pada ekstremitas
b. Anemia defisiensi asam folat: lidah merah (buffy tongue).
c. Anemia hemolitik: ikterus dan hepatosplenomegali.
d. Anemia aplastik: perdarahan kulit atau mukosa dan tanda-tanda infeksi.
3. Gejala akibat penyakit yang mendasari
Gejala ini timbul karena penyakit-penyakit yang mendasari anemia tersbut.
Misalnya anemia defisiensi besi yang disebabkan oleh infeksi cacing tambang
berat akan menimbulkan gejala seperti pembesaran parotis dan telapak tangan
berwatna kuning seperti jerami.
D. Klasifikasi
Menurut Baughman (2010), klasifikasi anemia adalah:
1. Anemia Aplastik
Anemia aplastik (hipoproliferatif) disebabkan oleh penurunan pada prekusor
sel-sel sumsum tulang dan penggantian sumsum dengan lemak. Anemia ini
dapat disebabkan oleh kongenital atau didapat, idiopati akibat dari infeksi
tertentu, obat-obatan dan zat kimia, serta kerusakan akibat radiasi.
Penyembuhan sempurna dan cepat mungkin dapat diantisipasi jika pemajanan
pada pasien dihentikan secara dini. Jika pemajanan tetap berlangsung setelah
terjadi tanda-tanda hipoplasi, depresi sumsum tulang hampir dapat berkembang
menjadi gagal sumsum tulang dan irreversible.
2. Anemia Defisiensi Besi
Anemia defisiensi besi adalah kondisi dimana kandungan besi dalam tubuh
menurun dibawah kadar normal. Zat besi yang tidak adekuat menyebabkan
berkurangnya sintesis Hb sehingga menghambat proses pematangan eritrosit.
Ini merupakan tipe anemia yang paling umum. Anemia ini dapat ditemukan
pada pria dan wanita pasca menopause karena perdarahan (misal, ulkus,
gastritis, tumor gastrointestinal), malabsopsi atau diit sangat tinggi serat
(mencegah absorpsi besi). Alkoholisme kronis juga dapat menyebabkan
masukan besi yang tidak adekuat dan kehilangan besi melalui darah dari
saluran gastrointestinal.
3. Anemia Megaloblastik (Defisiensi Vitamin B12 dan Defisiensi Asam Folat)
Anemia yang disebabkan oleh defisiensi vitamin B12 dan defisiensi asam
folat memperlihatkan perubahan-perubahan sumsum tulang dan darah perifer
yang identik. Defisiensi vitamin B12 sangat jarang terjadi tetapi dapat terjadi
akibat ketidakadekuatan masukan pada vegetarian yang ketat, kegagalan
absorpsi saluran gantrointestinal, penyakit yang melibatkan ilium atau
pankreas yang dapat merusak absorpsi vitamin B12. Tanpa pengobatan pasien
akan meninggal setelah beberapa tahun, biasanya akibat gagal jantung
kongesti sekunder akibat dari anemia. Sedangkan defisiensi asam folat terjadi
karena asupan makanan yang kurang gizi asam folat, terutama dapat
ditemukan pada orang tua, individu yang jarang makan sayuran dan buah,
alkoholisme, anoreksia nervosa, pasien hemodialisis.
4. Anemia Sel Sabit
Anemia sel sabit adalah anemia hemolitik berat yang diakibatkan oleh defek
molekul Hb dan berkenaan dengan serangan nyeri. Anemia ini ditemukan
terutama pada orang Mediterania dan populasi di Afrika, serta terutama pada
orang-orang kulit hitam. Anemia sel sabit merupaka gangguan resesif otosom
yang disebabkan oleh pewarisan dua salinan gen hemoglobin defektis, satu
buah dari masing-masing orang tua. Hemoglobin yang cacat itu disebut
hemoglobin S (HbS), menjadi kaku dan membentuk konfigurasi seperti sabit
apabila terpajan oksigen berkadar rendah.
5. Anemia Hemolitik
Anemia hemolitik adalah anemia yang disebabkan oleh proses hemolysis,
yaitu pemecahan eritrosit dalam pembuluh darah sebelum waktunya. Anemia
hemolitik adalah jenis yang tidak sering dijumpai, tetapi bila dijumpai
memerlukan pendekatan diagnostik yang tepat. Anemia hemolitik dapat
disebabkan oleh anemia sel sabit, malaria, penyakit hemolitik pada bayi baru
lahir, dan reaksi transfuse.
E. Patofisiologi

Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum tulang atau


kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum tulang
dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor, atau akibat
penyebab yang tidak diketahui. Lisis sel darah merah terjadi dalam sel fagositik atau
dalam sistem retikulo endothelial, terutama dalam hati dan limpa. Sebagai hasil
sampingan dari proses tersebut, bilirubin yang terbentuk dalam fagositi akan
memasuki aliran darah. Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam
sirkulasi, maka hemoglobin akan muncul dalam plasma. Apabila konsentrasi
plasmanya melebihi kapasitas hemoglobin plasma, makan hemoglobin akan berdifusi
dalam glomerulus ginjal dan ke dalam urin. Pada dasarnya gejala anemia timbul
karena dua hal, yaitu anoksia organ target karena berkurangnya jumlah oksigen yang
dapat dibawa oleh darah ke jaringan dan mekanisme kompensasi tubuh terhadap
anemia. Kombinasi kedua penyebab ini akan menimbulkan gejala yang disebut
sindrom anemia (Handayani & Andi, 2008).
Berdasarkan proses patofisiologi terjadinya anemia, dapat digolongkan pada tiga
kelompok (Edmundson, 2013 dalam Rokim dkk, 2014):
1. Anemia akibat produksi sel darah merah yang menurun atau gagal
Pada anemia tipe ini, tubuh memproduksi sel darah yang terlalu sedikit atau
sel darah merah yang diproduksi tidak berfungsi dengan baik. Hal ini terjadi
akibat adanya abnormalitas sel darah merah atau kekurangan mineral dan
vitamin yang dibutuhkan agar produksi dan kerja dari eritrosit berjalan normal.
Kondisi kondisi yang mengakibatkan anemia ini antara lain sickle cell anemia,
gangguan sumsum tulang dan stem cell, anemia defisiensi zat besi, vitamin B12,
dan Folat, serta gangguan kesehatan lain yang mengakibatkan penurunan
hormon yang diperlukan untuk proses eritropoesis.
2. Anemia akibat penghancuran sel darah merah
Bila sel darah merah yang beredar terlalu rapuh dan tidak mampu bertahan
terhadap tekanan sirkulasi maka sel darah merah akan hancur lebih cepat
sehingga menimbulkan anemia hemolitik. Penyebab anemia hemolitik yang
diketahui atara lain:
a. Keturunan, seperti sickle cell anemia dan thalassemia.
b. Adanya stressor seperti infeksi, obat obatan, bisa hewan, atau beberapa
jenis makanan.
c. Toksin dari penyakit liver dan ginjal kronis.
d. Autoimun.
e. Pemasangan graft, pemasangan katup buatan, tumor, luka bakar, paparan
kimiawi, hipertensi berat, dan gangguan thrombosis.
Mutasi sel eritrosit/perubahan pada sel eritrosit

Antigesn pada eritrosit berubah

Dianggap benda asing oleh tubuh

sel darah merah dihancurkan oleh limposit

Anemia hemolisis

3. Anemia akibat kehilangan darah


Anemia ini dapat terjadi pada perdarahan akut yang hebat ataupun pada
perdarahan yang berlangsung perlahan namun kronis. Perdarahan kronis
umumnya muncul akibat gangguan gastrointestinal (misal ulkus, hemoroid,
gastritis, atau kanker saluran pencernaan), penggunaan obat obatan yang
mengakibatkan ulkus atau gastritis (misal OAINS), menstruasi, dan proses
kelahiran.
Pathway

Gangguan
Perfusi
Jaringan

Disfungsi Motilitas
Keletihan
Gastrointestinal

Intoleran Aktivitas

Risiko dan/atau
Defisit Nutrisi

F. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaa penunjang yang dapat dilakukan pada pasien dengan diagnose


anemia adalah (Handayani & Andi, 2009):

1. Pemeriksaan laboratorium hematologis


a. Tes penyaring: dilakukan pada tahap awal pada setiap kasus anemia.
Pemeriksaan ini meliputi pengkajian pada komponen-komponen, seperti
kadar hemoglobin, indeks eritrosit (MCV, MCH, dan MCHC), asupan
darah tepi.
b. Pemeriksaan rutin: untuk mengetahui kelainan pada sistem leukosit dan
trombosit. Pemeriksaan yang dikerjakan meliputi laju endap darah (LED),
hitung diferensial, dan hitung retikulosit.
c. Pemeriksaan sumsum tulang: dilakukan pada kasus anemia dengan
diagnosis definitive meskipun ada beberapa kasus diagnosisnya tidak
memerlukan pemeriksaan sumsum tulang.
2. Pemeriksaan laboratorium nonhematologis
a. Faal ginjal
b. Faal endokrin
c. Asam urat
d. Faat hati
e. Biakan kuman
3. Pemeriksaan penunjang lain
a. Biopsi kelenjar yang dilanjutkan dengan pemeriksaan hispatologi.
b. Radiologi: torak, bone survey, USG, atau limfangiografi.
c. Pemeriksaan sitogenetik.
d. Pemeriksaan biologi molekuler (PCR: polymerase chain reaction, FISH:
fluorescence in situ hybridization).
G. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan yang tepat dilakukan untuk pasien anemia sesuai jenisnya, dapat
dilakukan dengan (Baughman, 2000):

1. Anemia Aplastik
a. Transplantasi sumsum tulang.
b. Pemberian terapi imunosupresif dengan globulin antitimosit (ATG).
c. Hentikan semua obat yang menyebabkan anemia tersebut.
d. Cegah timbulnya gejala-gejala dengan melakukan transfuse sel-sel darah
merah dan trombosit.
e. Lindungi pasien yang rentan terhadap leukopenia dari kontak dengan
orang-orang yang menderita infeksi.
2. Anemia defisiensi besi
a. Teliti sumber penyebab yang mungkin dapat berupa malignasi
gastrointestinal, fibroid uteri, atau kanker yang dapat disembuhkan.
b. Lakukan pemeriksaan feses untuk mengetahui darah samar.
c. Berikan preparat besi orang yang diresepkan.
d. Hindari tablet dengan salut enteric, karena diserap dengan buruk.
e. Lanjutkan terapi besi sampai setahun setelah perdarahan terkontrol.
3. Anemia megaloblastik (defisiensi vitamin B12 dan defisiensi asam folat)
Anemia defisiensi vitamin B12:
a. Pemberian suplemen vitamin atau susu kedelai difortifikasi (pada vege
tarian ketat).
b. Suntikan vitamin B12 secara IM untuk kelainan absorpsi atau tidak
terdapatnya faktor-faktor instriksik.
c. Cegah kambuhan dengan vitamin B12 selama hidup untuk pasien anemia
pernisiosa atau malabsorpsi yang tidak dapat diperbaiki.
Anemia defisiensi asam folat:
a. Pemberian diit nutrisi dan 1 mg gram asam folat setiap hari.
b. Asam folat IM untuk sindrom malabsorpsi.
c. Asam folat oral diberikan dalam bentuk tablet (kecuali vitamin prenatal).
4. Anemia sel sabit
a. Arus utama terapi adalah hidrasi dan analgesia.
b. Hidrasi dengan 3-5L cairan intravena dewasa per hari.
c. Berikan dosis adekuat analgesik narkotik.
d. Gunakan obat anti inflamasi non steroid untuk nyeri yang lebih ringan.
e. Transfusi dipertahankan untuk krisis aplastik, krisis yang tidak responsive
terhadap terapi, pada preoperasi untuk mengencerkan darah sabit, dan
kadang-kadang setengah dari masa kehamilan untuk mencegah krisis.
1.2 Konsep Keperawatan
A. Pengkajian
1. Biodata
Terdiri dari nama, umur/tanggal lahir, jenis kelamin, agama, anak keberapa,
jumlah saudara dan identitas orang tua
2. Keluhan Utama
Pada anak dengan anemia keluhan ya g sering tampak adalah
ketidakmampuan melakukan aktivitas bermain karena cepat lelah dan juga
terjadinya penurunan berat badan atau nafsu makan.
3. Riwayat kehamilan dan persalinan
Bagaimana proses persalinan, apakah spontan, premature, aterm, letak bayi
belakang kaki atau sungsang
4. Kebutuhan dasar
a) Pola Nutrisi
Pada anak dengan anemia terjadi tanda gejala adanya deficit nutrisi
b) Pola Eliminasi
Mengkaji apakah adanya perdarahan saat buang air besar atau kecil dengan
kejadian anemia
c) Kebersihan diri
Perawat dan keluarga pasien harus menjaga kebersihan pasien
d) Pola tidur
Biasanya istirahat tidur kurang karena tubuh tidak nyaman dan hospitalisasi
5. Pemeriksaan fisik
a) Keadaan umum
Pada umumnya pasien dengan anemia dalam keadaan lemah, pucat,
bergantung penuh kepada orangtua dan perawat dalam memenuhi
kebutuhannya
b) Tanda-tanda Vital
c) Kulit : pada kulit biasanya terdapat sianosis
d) Kepala
Inspeksi : Bentuk kepala, luka, nyeri tekan, keadaan rambut
e) MataP : konjungtiva anemis atau pucat karena terjadi penurunan HB
f) Hidung : bentuk, nyeri tekan, pengeluaran cairan misalnya anak mengalami
ISPA
g) Dada : Bentuk, ictus cordis, suara napas, suara jantung
h) Neurologi : status kesadaran, refleks
B. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang muncul pada Asuhan Keperawatan pada An. A


adalah :

1. Ketidak efektivan jaringan perifer


2. Risiko deficit nutrisi berhubungan dengan Keenganan untuk makan
C. SDKI, SLKI dan SIKI
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer

Resiko Perfusi Perifer Tidak Efektif (D.0015)


Kategori: Fisiologis
Subkategori: Sirkulasi

Definisi: Beresiko mengalami penurunan sirkulasi darah pada level kapiler yang
dapat menggangu metabolism tubuh

Faktor Resiko 6. Trauma


1. Hiperglikemia 7. Kurang terpapar informasi tentang
2. Gaya hidup kurang gerak faktor pemberat
3. Hipertensi
4. Merokok
5. Prosedur endovakular
Kondisi klinis terkait
1. Arterosklerosis
2. Raynaud’s disease
3. Thrombosis arteri
4. Altritis rheumatoid
5. Leriche’s syndrome
6. Aneurisma
7. Bueger’s syndrome
8. Varises
9. Diabetes militus
10. Hipotensi
11. kanker
SIKI

Perawatan Sirkulasi I.02079

Definisi : mengidentifikasi dan merawat area local dengan keterbatasan sirkulasi


perifer

Tindakan

Observasi

- periksa sirkulasi perifer ( nadi perifer, edema, warna, suhu)


- identifikasi faktor resiko gangguan sirkulasi ( diabetes, perokok, hipertensi,
kadar kolestrol tinggi)
- monitor panas, kemerahan, nyeri, atau bengkak pada ekstremitas

Terapeutik

- hindari pemasangan infus atau pengambilan darah di area keterbatasan


perfusi
- lakukan pencegahan infeksi
- hindari pengukuran tekanan darah pada ekstremitas dengan keterbatasan
perfusi
- lakukan hidrasi

Edukasi

- anjurkan berhenti merokok


- anjurkan berolahraga rutin
- anjurkan minum obat pengontrol darah secara teratur
- anjurkan program rehabilitas vaskuler
- informasikan tanda dan gejala darurat yang harus di laporakan

SIKI

Manajemen Syok I.02048

Definisi : mengidentifikasi dan mengolah ketidakmampuan tubuh menyediakan


oksigen dan nutrsi untuk mencukupi kebutuhan jarringan

Tindakan

Observasi
- Memonitor status kardiopulmonal (frekuensi dan kekuatan nadi, frekuensi
nafas, TD, MAP)
- Monitor status oksigenasi
- Monitor tingkat kesadaran dan respon pupil
- Periksa seluruh permukaan tubuh terhadap adanya DOTS

Terapeutik

- Pertahankan jalan nafas paten


- Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen
- Berikan posisi syok
- Pasang jalur IV
- Pasang kateter urine untuk menilai produksi urine
- Pasang selang masograstrik untuk dekompresi lambung

Edukasi

- Kalaborasi pemberian infus cairan kristaloid 1-2l pada dewasa


- Kalaborasi pemberian infus cairan kristaloid 20ml/kgBB pada anak
- Kalaborasi pemberian tranfusi darah jika diperlukan
SLKI

Perfusi Perifer L.02011

Definisi: Keadekuatan aliran darah pembuluh darah disfal untuk menunjang fungsi
jaringan

Ekspektasi: meningkat

Kriteria Hasil

Denyut nadi Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat


perifer menurun meningkat

Penyembuhan 1 2 3 4 5
luka

sensasi 1 2 3 4 5

Warna kulit Meningkat Cukup Sedang Cukup Meningkat


pucat menurun meningkat

Edema parifer 1 2 3 4 5

Nyeri ekstremitas 1 2 3 4 5

Kelemahan otot 1 2 3 4 5

Kram otot 1 2 3 4 5

nekrosis 1 2 3 4 5

Bruit femoralis 1 2 3 4 5
Pengisian Memburuk Cukup Sedang Cukup Meningkat
kapiler akral menurun meningkat
tugor kulit

Tekanan darah 1 2 3 4 5
sistolik

Tekanan darah 1 2 3 4 5
diastolic

Tekanan arteri 1 2 3 4 5
rata-rata

Indeks ankie 1 2 3 4 5
brachiai

SLKI

Fungsi Sensori L.06048

Definisi: kemampuan untuk merasakan stimulasi suara, rasa, aroma, raba, dan
gambar visual

Ekspektasi: meningkat

Kriteria Hasil

Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat


menurun meningkat

Ketajaman 1 2 3 4 5
pendengaran

Ketajaman 1 2 3 4 5
pengelihatan

Persepsi 1 2 3 4 5
stimulasi kulit

Persepsi posisi 1 2 3 4 5
kepala

Persepsi posisi 1 2 3 4 5
tubuh

Perbedaan rasa 1 2 3 4 5

2. Risiko Defisit Nutrisi berhubungan dengan Keengganan Untuk Makan

Risiko Defisit Nutrisi (D.0032)


Kategori : Fisiologis
Subkatagori : Nutrisi dan Cairan
Definisi : Berisiko mengalami asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme

Penyebab

1. Ketidakmampuan menelan makanan


2. Ketidakmampuan mencerna makanan
3. Ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient
4. Peningkatan kebutuhan metabolism
5. Faktor ekonomi (missal : finansial tidak mencukupi)
6. Faktor psikologis (misal : stress, keengganan untuk makan)

Kondisi Klinis Terkait

1. Stroke
2. Parkinson
3. Mobius syndrome
4. Cerebral palsy
5. Cleft lip
6. Cleft palate
7. Amytropic lateral sclerosis
8. Kerusakan neuromuscular
9. Luka bakar
10. Kanker
11. Infeksi
12. AIDS
13. Penyakit Chron’s
14. Enterokolitis
15. Fibrosis kistik

Status nutrisi................................................................................ L.03030


Definisi : keedukuatan asupan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan metabolisme
Ekspetasi Membaik
Kriteria Hasil

Men Cuku Sedan Cuku Meni


uru p g p ngkat
n Menu Meni
run ngkat
Porsi makanan yang dihabiskan 1 2 3 4 5
Kekuatan otot mengunyah 1 2 3 4 5
Kekuatan otot menelan 1 2 3 4 5
Serum albumin 1 2 3 4 5
Verbalisasi keinginan untuk meningkatkan 1 2 3 4 5
nutrisi
Pengetahuan tentang pilihan makanan yang 1 2 3 4 5
sehat
Pengetahuan tentang minuman yang sehat 1 2 3 4 5
Pengetahuan tentang standart asupan 1 2 3 4 5
nutrisi yang tepat
Penyiapan dari penyimpanan makanan 1 2 3 4 5
yang aman
Penyiapan dari penyimpanan minuman 1 2 3 4 5
yang aman
Sikap terhadap makanan/minuman sesuai 1 2 3 4 5
dengan tujuan kesehatan
Men Cuku Sedan Cuku Menu
ingk p g p run
at Meni Menu
ngkat run
Perasaan cepat kenyang 1 2 3 4 5
Nyeri abdomen 1 2 3 4 5
Sariawan 1 2 3 4 5
Rambut rontok 1 2 3 4 5
Diare 1 2 3 4 5

Me Cuku Sedan Cuku Mem


mbu p g p baik
ruk mem mem
buru baik
k
Berat badan 1 2 3 4 5
Indeks masa tubuh (IMT) 1 2 3 4 5
Frekuensi makanan 1 2 3 4 5
Nafsu makan 1 2 3 4 5
Bising usus 1 2 3 4 5
Tebal lipatan kulit trisep 1 2 3 4 5
Membran mukosa 1 2 3 4 5
Berat badan................................................................................ L.03018
Definisi : akumulasi bobot tuuh sesuai dengan usia dan jenis kelamin
Ekspetasi Membaik
Kriteria Hasil

Men Cuku Sedan Cuku Meni


uru p g p ngkat
n Menu Meni
run ngkat
Berat badan 1 2 3 4 5
Tebal lipatan kulit 1 2 3 4 5
Indeks masa tubuh 1 2 3 4 5
Manajemen nutrisi (I.03119)
Definisi: mengidentifikasi dan mengelola asupan yang seimbang
Tindakan
Observasi:
1. Identifikasi status nutrisi
2. Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
3. Identifikasi makanan yang disukai
4. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrisi
5. Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastrik
6. Monitor asupan makanan
7. Monitor berat badan
8. Manitor hasil pemeriksaan labolatorium
Teraperutik:
1. Lakukan oral hygiene sebelum maka jika perlu
2. Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis. Piramida makanan)
3. Sajikan makanan secara mekanik dan suhu yang sesuai
4. Berikanan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
5. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi proterin
6. Berikan suplemen makanan jika perlu
7. Hentikan pemberian makanan melalui selang nasogastrik jika asupan oral dapat
ditoleransi

Edukasi:
1. Anjurkan posisi duduk jika perlu
2. Anjurkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi:
1. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis. Pereda nyeri, antiemetik)
jika perlu
2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien
yang dibutuhkan jika perlu

DAFTAR PUSTAKA

Baughman, D. C. (2000). Keperawatan medikal bedah: buku saku untuk Brunner dan
Suddarth. Jakarta: EGC.
Handayani, W., Andi, S. H. (2008). Buku ajar asuhan keperawatan pada klien
dengan gangguan siste hematologi. Jakarta: Salemba Medika.
Price, S. A., Wilson, L. M. (2005). Patofisiologi: Konsep klinis proses-proses
penyakit. Jakarta: EGC.
Rokim, K. F., Eka, Y., Firdaus, W. (2014). Hubungan usia dan status nutrisi
terhadap kejadian anemia pada pasien kanker kolorektal. (Karya Tulis Ilmiah).
Malang: Universitas Diponegoro.
Smeltzer, S. C. (2001). Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner & Suddart.
Jakarta: EGC.
STIKES RS. BAPTIS KEDIRI

PRODI PENDIDIKANPROFESI NERS PROGRAM PROFESI


FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN ANAK

NAMA MAHASISWA : Febri Tri Hamunangan


NIM : 01.3.20.00448
TANGGAL : 10 November 2020

1. BIODATA
A. Identitas Pasien
Nama Pasien : An.M.P No. Reg : -
Nama Panggilan : An.M.P
TTL : 26 Juni 2019
Umur : 14Tahun
Jenis Kelamin : perempuan
Agama : Kristen
Pendidikan : SMP
Alamat : Oefatu
Diagnosa Medis : Anemia aplastik
Tanggal MRS : 26 Juni 2019
Tanggal Pengkajian : 26 Juni 2019
Golongan Darah : belum diketahui

B. Identitas Orang Tua


NamaAyah : Tidak terkaji NamaIbu : Tidak terkaji
Umur : tidak terkaji Umur : tidak terkaji
Agama : Kristen Agama : tidak terkaji
Pendidikan : tidak terkaji Pendidikan : tidak terkaji
Pekerjaan : tidak terkaji Pekerjaan : tidak terkaji
Penghasilan : tidak terkaji Penghasilan : tidak terkaji
Alamat : Boking Alamat : Boking

2. ALASAN KUNJUNGAN / KELUHAN UTAMA


Alasan Kunjungan :
-

Keluhan Utama :
Keluhan utama An M.P adalah mengeluh lemas seluruh badan &pusing.
Keluhan lain yang dirasakan oleh An M.P adalah sulit beraktifitas, tidak ada nafsu
makan dan sering muntah

3. RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN


A. Prenatal :
tempat pemeriksaan umum(posyandu), frekuensi pemeriksaan kehamilan ( 5
kali), dengan keluhan sakit kepala.
B. Intratal :
Bersalin dirumah, dengan jenis pertolongan spontan.

C. Post Natal :
pasien waktu bayi mendapat ASI kurang lebih 1 tahun, dan ASI yang didapat
adalah ASI ekslusif, imunisasi lengkap.
4. RIWAYAT PENYAKIT MASA LALU
A. Penyakit – Penyakit Waktu Kecil
keluarga mengatakan bahwa waktu kecil pasien pernah menderita panas
tinggi, tapi tidak pernah dirawat di rumah sakit. Tidak mempunyai riwayat
alergi dan juga tidak pernah mengalami kecelakaan serta imunisasi dasar yang
didapat lengkap.

B. Pernah di Rawat di rumah Sakit


Keluarga mengatakan pernah dirawat sakit saat usia 3 tahun
C. Penggunaan Obat – Obatan
Tidak pernah dirawat di rumah sakit.

D. Tindakan (misalnya operasi atau tidakan lainya) :


-

E. Alergi
Tidak mempunyai riwayat alergi

F. Kecelakaan :
tidak pernah mengalami kecelakaan

G. Imunisasi :
Keluarga mengatkan imunisasi dasar yang didapat lengkap

5. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA :


-

GENOGRAM
X X

Keterangan :

Pria (Ayah) Garis pernikahan


Wanita (ibu) Garis keturunan
Pasien X Meninggal

6. DATA PSIKOSOSIAL
A. Yang Mengasuh Anak :
Keluarga mengatakan anak diasuh oleh orang tua sendiri

B. Hubungan Dengan Anggota Keluarga :


Keluarga mengatakan hubungan orang tua dan anak baik, hidup rukun dan
saling menolong

C. Hubungan Dengan Teman Sebaya :


Keluarga mengatkan anak selalu bersikap baik dengan teman-teman sebayanya

D. Pembawaan Secara Umum :


-

7. KEBUTUHAN DASAR / POLA SEHARI – HARI


A. Makanan yang disukai / tidak disukai
Keluarga mengatakan anak tidak menyukai sayur dan telur

Selera makan :
Keluarga mengatakan selera makan pasien menurun

Alat makan yang digunakan


Keluarga mengatakan anak menggunakan piring dan sendok

Jam makan :
pola makan 3x sehari, hanya menghabiskan ½ porsi makan

B. Pola tidur :
pasien tidur siang dari jam 1- jam 4 dan jam tidur malam dari jam 9 -jam 6
pagi.

Kebiasaan-kebiasaan sebelum tidur (Apakah perlu mainan, perlu


dibacakan cerita sebelum dibawakan tidur?) :
kebiasaan pasien sebelum tidur adalah menonton TV

Mandi
Personal hygiene pasien mandi 2x sehari, sikat gigi 2x sehari. Saat
sakit eliminasi (urin dan bowel) dibantu keluarga. Saat dilakukan pengkajian
pasien tidak mempunyai tindakan operasi, status nutrisi (tidak ada nafsu
makan, mual dan muntah), status cairan (pasien menghabiskan 400cc per
hari).

Aktifitas bermain
Menonton Tv

Eliminasi :
Keluarga mengatkan anak BAK biasanya 3-4x sehari dan BAB 1-2x sehari

8. KEADAAN KESEHATAN SAAT INI / PENAMPILAN UMUM PASIEN


A. Diagnosa Medis
Anemia

B. Tindakan Operasi
Tidak ada tindakan operasi

C. Status Nutrisi
tidak ada nafsu makan, mual dan muntah), status cairan (pasien menghabiskan
400cc per hari).
D. Status Hidrasi
-
E. Obat – obatan
omeprazole 1 x 60 mg secara intravena,
ceftriaxon 1 x 50 mg secara intravena,
dexametazon 1 x 2 mg per oral,
IVFD NaCl 0,9 % 20 tetes per menit secara IV,
sucralfat 4 x 1 gram,
transfusi darah O (PRC) 500 cc 25 tetes per menit).

F. Aktifitas
Pasien hanya berbaring ditempat tidur

G. X – ray : tidak terkaji


…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
……………………………………………………………….

9. TANDA – TANDA VITAL


Suhu tubuh : 36,3oC
Denyut nadi : 76 x/menit
Pernapasan : 20x/menit
Tekanan darah : 90/60 mmHg
BB / TB : sakit 39 Kg , sebelum sakit 41 kg, ideal 19,2 kg/ 140 cm

10. PEMERIKSAAN FISIK


A. Keadaan Umum
sakit sedang, kesadaran composmenstis

B. Pemeriksaan Kepala dan Leher


ubun-ubun anterior tidak ada kelainan, ubun-ubun posterior tidak ada
kelainan, leher tidak kaku kuduk, tidak ada pembesaran limfe, kunjungtiva
anemis, warna sklera putih, telinga bersih, tidak ada gangguan pendengaran,
tidak ada secret, membran mukosa lembab, lidah bersih, gigi bersih,

C. Pemeriksaan Dada / Thorak


Dada : bentuk dada simetris
Lingkar dada 60 cm
Jantung : suara jantung lup dup, tidak ada pembesaran jantung
Paru-paru : auskultasi paru vesikuler

D. Pemeriksaan Abdomen
perut tidak kembung, ada bising usus 38 kali per menit, ada mual dan muntah

E. Pemeriksaan Genetalia dan Sekitarnya


pemeriksaan genetalia preputium bersih, tidak ada hipospadia, tidak terdapat
skrotum

F. Punggung (Skoliosis, Kiposis, Hiperlordose) : tidak terkaji


…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………

G. Pemeriksaan Neurologi :
Kesadaran komposmentis, GCS : E4 V5 M6

H. Pemeriksaan Integumen : tidak terkaji


…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………

I. Pemeriksaan Ekstremitas (Oedema, kelainan kongenital, reflek pattela)


Pergerakan sendi bebas tidak ada hambatan pada ekstremitas aras dan bawah,
tidak mampu berjalan karena lemas, tidak ada fraktur, ketrampilan motorik
baik.

11. PEMERIKSAAN TINGKAT PERKEMBANGAN


A. Adaptasi Sosial : tidak terkaji
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………
B. Bahasa : tidak terkaji
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………
C. Motorik Halus : tidak terkaji
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………

D. Motorik Kasar tidak terkaji


…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………

E. Kesimpulan dari Pemeriksaan Tumbuh Kembang : tida terkaji


…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………

12. INFORMASI LAIN ; NILAI NORMAL DAN ITERPRETASI


1. Pengetahuan orang tua
mengatakan sudah paham tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala,
serta penanganan
.
2. Persepsi orang tua terhadap penyakit anaknya
ibu mengatakan hanya pasrah dan berdoa kepada Tuhan dan berharap
anaknya cepat sembuh.
Laboratorium
Segmen Hasil Nilai Normal Intepretasi
HB 2,4 g/dl (12 - 16 g/dl), Menurun
eritrosit 1,09 106/ uL (4,50 - 6,20 Menurun
106/uL),
hematokrit 9,2 % (40,0 - 54,0 Menurun
%),

trombosit 17 10 3/uL (40,0 - 54,0 %), Menurun


gulah darah 135 mg/dL (70 - 150 normal
sewaktu mg/dL),

BUN 11 mg/dl (< 48 mg/dL), menurun


Kreatinin 0,59 mg/dl (0,71,3). meurunun

Kediri, 10 November 2020


Tanda Tangan Mahasiswa

(Febri Tri Hamunangan)


ANALISA DATA

NAMA PASIEN : An.M.P

UMUR : 14 tahun

NO. REGISTER : -

DATA OBYEKTIF (DO) FAKTOR YANG MASALAH


DATA SUBYEKTIF (DS) BERHUBUNGAN/RISIKO KEPERAWATAN
(E) (SDKI)
DS : Pasien mengatakan penurunan konsentrasi ketidak efektifan
pusing dan lemas seluruh hemoglobin dalam darah perfusi jaringan
badan perifer

DO :
1. pasien nampak lemas,
2. pusing,
3. counjunctiva anemis,
4. CR >3 detik,
5. pucat seluruh badan,
6. TTV: TD 90/60
mmHg,
7. Nadi: 76 kali per
menit,
8. suhu: 36,30c,
9. RR: 20 kali per meni,
Hb: 2,4 g/dl

DS : pasien mengatakan Kekurangan asupan nutrisi nutrisi kurang dari


bahwa tidak ada nafsu makan, esensial kebutuhan tubuh
mual muntah

DO :
1. pasien nampak lemah,
hanya menghabiskan
(1/2) porsi makan, ada
penurunan berat badan
2 kg, Hb 2,4 g/dl.
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

NAMA PASIEN : An.M.P

UMUR : 14 tahun

NO. REGISTER : -

NO TANGGAL DIAGNOSA TANGGAL TANDA


MUNCUL KEPERAWATAN TERATASI TANGAN
(SDKI)

1. 26 Juni 2019 ketidak efektifan perfusi -


jaringan perifer b.d
penurunan konsentrasi
hemoglobin dalam darah
ditandai dengan Pasien
mengatakan pusing dan
lemas seluruh badan pasien
nampak lemas, pusing,
counjunctiva anemis, CR >3
detik, pucat seluruh badan,
TTV: TD 90/60 mmHg,
Nadi: 76 kali per menit,
suhu: 36,30c, RR: 20 kali
per meni, Hb: 2,4 g/dl.

2. 26 Juni 2019 -
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh b.d
Kekurangan asupan nutrisi
esensial ditandai dengan
pasien mengatakan bahwa
tidak ada nafsu makan, mual
muntah pasien nampak
lemah, hanya menghabiskan
(1/2) porsi makan, ada
penurunan berat badan 2 kg,
Hb 2,4 g/dl.
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

NAMA PASIEN : An.M.P

UMUR : 14 tahun

NO. REGISTER : -

DIAGNOSA KEPERAWATAN : perfusi jaringan perifer

1. SLKI : Tingkat keletihan

a. kelemahan otot Dipertahankan/ditingkatkan pada 4/5


b. Tekanan darah sistolik Dipertahankan/ditingkatkan pada 4/5
c. Verbalisasi Lelah Dipertahankan/ditingkatkan pada 4/5……
d. Lesu Dipertahankan/ditingkatkan pada 4/5
e. Sakit kepala Dipertahankan/ditingkatkan pada 4/5
f. Pola istirahat Dipertahankan/ditingkatkan pada 4/5
g. Dipertahankan/ditingkatkan pada
h. Dipertahankan/ditingkatkan pada

2. SLKI :

a. Dipertahankan/ditingkatkan pada
b. Dipertahankan/ditingkatkan pada
c. Dipertahankan/ditingkatkan pada
d. Dipertahankan/ditingkatkan pada
e. Dipertahankan/ditingkatkan pada
f. Dipertahankan/ditingkatkan pada
g. Dipertahankan/ditingkatkan pada
h. Dipertahankan/ditingkatkan pada
3. SLKI :

a. Dipertahankan/ditingkatkan pada
b. Dipertahankan/ditingkatkan pada
c. Dipertahankan/ditingkatkan pada
d. Dipertahankan/ditingkatkan pada
e. Dipertahankan/ditingkatkan pada
f. Dipertahankan/ditingkatkan pada
g. Dipertahankan/ditingkatkan pada
h. Dipertahankan/ditingkatkan pada

Keterangan : (dipertahankan/ditingkatkan) coret salah satu


RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

NAMA PASIEN : An.M.P

UMUR : 14 tahun

NO. REGISTER : -

DIAGNOSA KEPERAWATAN: Defisit Nutrisi berhubungan dengan keengganan


untuk makan

1. SIKI : Status Nutrisi


a. Kekuatan otot menelan Dipertahankan/ditingkatkan pada 4/5
b. Verbalisasi keinginan untuk
Meningkatka nutrisi Dipertahankan/ditingkatkan pada 4/5
c. Dipertahankan/ditingkatkan pada
d. Dipertahankan/ditingkatkan pada
e. Dipertahankan/ditingkatkan pada
f. Dipertahankan/ditingkatkan pada
g. Dipertahankan/ditingkatkan pada
h. Dipertahankan/ditingkatkan pada

2. SIKI :
a. Dipertahankan/ditingkatkan pada
b. Dipertahankan/ditingkatkan pada
c. Dipertahankan/ditingkatkan pada
d. Dipertahankan/ditingkatkan pada
e. Dipertahankan/ditingkatkan pada
f. Dipertahankan/ditingkatkan pada
g. Dipertahankan/ditingkatkan pada
h. Dipertahankan/ditingkatkan pada
3. SLKI :

a. Dipertahankan/ditingkatkan pada
b. Dipertahankan/ditingkatkan pada
c. Dipertahankan/ditingkatkan pada
d. Dipertahankan/ditingkatkan pada
e. Dipertahankan/ditingkatkan pada
f. Dipertahankan/ditingkatkan pada
g. Dipertahankan/ditingkatkan pada
h. Dipertahankan/ditingkatkan pada

Keterangan : (dipertahankan/ditingkatkan) coret salah satu


RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

NAMA PASIEN : An.M.P

UMUR : 14 tahun

NO. REGISTER : -

N DIAGNOSA KEPERAWATAN INTERVENSI RASIONAL


O (SIKI)
1. ketidak efektifan perfusi jaringan Tindakan
perifer b.d penurunan konsentrasi
hemoglobin dalam darah Observasi
ditandai dengan Pasien - periksa sirkulasi perifer ( nadi
mengatakan pusing dan lemas perifer, edema, warna, suhu)
seluruh badan pasien nampak - identifikasi faktor resiko gangguan
lemas, pusing, counjunctiva sirkulasi ( diabetes, perokok,
anemis, CR >3 detik, pucat hipertensi, kadar kolestrol tinggi)
seluruh badan, TTV: TD 90/60 - monitor panas, kemerahan, nyeri,
mmHg, Nadi: 76 kali per menit, atau bengkak pada ekstremitas
suhu: 36,30c, RR: 20 kali per Terapeutik
meni, Hb: 2,4 g/dl.
- hindari pemasangan infus atau
pengambilan darah di area
keterbatasan perfusi
- lakukan pencegahan infeksi
- hindari pengukuran tekanan darah
N DIAGNOSA KEPERAWATAN INTERVENSI RASIONAL
O (SIKI)
pada ekstremitas dengan
keterbatasan perfusi
- lakukan hidrasi
Edukasi

- anjurkan berhenti merokok


- anjurkan berolahraga rutin
- anjurkan minum obat pengontrol
darah secara teratur
- anjurkan program rehabilitas
vaskuler
- informasikan tanda dan gejala
darurat yang harus di laporakan
Jurnal
1) Kaji jenis perdarahan.
2) Anjurkan pasien untuk makan makanan
yang tinggi zat besi.
3) Nilai CRT.
4) ukur tanda tanda vital.
5) Kolaborasi pemberian transfusi & obat
antikoagulan.
6) Pasang transfusidarah O (PRC) 20 tts/m. Dengan mengetahui status nutrisi, kebutuhan kalori, jenis nutrisi
2 Deficit nutrisi berhubungan 7)Kolaborasi pemeriksaan laboratorium yang dibutuhkan pasien dapat memudahkan perawat dalam
Manajemen nutrisi (I.03119)
N DIAGNOSA KEPERAWATAN INTERVENSI RASIONAL
O (SIKI)
dengan Keenganan untuk makan Observasi: menentukan dan melakukan tindakan selanjutnya
yang ditandai dengan DS : 1. Identifikasi status nutrisi Dengan mengetahui asupan makanan, BB dan hasil lab terkait
Keluarga mengatakan anak 2. Identifikasi alergi dan intoleransi nutrisi pasien, dapat memudahkan perawat mengambil tindakan
mengalami penurunan nafsu makanan tepatselanjutnya
makan, makanan yang diberikan 3. Identifikasi makanan yang disukai
selalu tidak habis 4. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis
DO : Mukosa bibir pucat, nutrisi Mulut dan lidah yang bersih dapat meningkatkan kenyaman
Konjungtiva anemis, Hb : 6,0 5. Monitor asupan makanan pasien untuk makan sehingga dapat meningkatkan nafsu makan
mg/dL, BB sakit 18kg, BB 6. Monitor berat badan
sebelum sakit 24kg, BB Ideal 7. Manitor hasil pemeriksaan labolatorium
21,6kg, Bising usus 8x/mnt Anjuran yang dimaksud adalah mengedukasi keluarga untuk
Teraperutik: mendukung pasien dalam pemenuhan nutrisi yang telah
1. Lakukan oral hygiene sebelum maka dikolaborasikan dengan ahli gizi sesuai dengan kebutuhan dan
jika perlu kondisi kesehatan pasien anak
2. Berikan makanan tinggi kalori dan
tinggi proterin
3. Berikan suplemen makanan jika perlu
Edukasi:
1. Anjurkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi:
1. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan jika perlu
N DIAGNOSA KEPERAWATAN INTERVENSI RASIONAL
O (SIKI)
Jurnal
1) Berikan makanan yang hangat dan
menarik sesuai kesukaan pasien.
2) Beri makanan dalam porsi kecil tapi
sering.
3) Timbang BB.
4) ajarkan pasien tidak konsumsi makanan
berbumbu dab bergas.
5) ajak anak makan sambil bercerita.
6) kolaborasi dengan dokter untuk
pemberian suplimen, vitamin, zat besi dan
folat.
7) kolaborasi dengan ahli gizi untuk rubah
makan TKTP kalori dan nutrisi yang
dibutuhkan pasien dengan rasional kalori
dan nutrisi yang sesuai dapat
menyeimbangkan kebutuhan pasien.
TINDAKAN KEPERAWATAN
NAMA PASIEN : An.M.P

UMUR : 14 tahun

NO. REGISTER : -

NO NO.DX TGL/JAM TINDAKAN KEPERAWATAN TANDA


TANGAN
1. DX I 27 mei 2019 1. mengkaji jenis perdarahan hasilnya
tidak terdapat perdarahan.
2. Menganjurkan pasien untuk makan
makanan yang tinggi zat besi hasilnya
pasien mengatakan bersdia makan
makanan tinggi zat besi.
3. menilai CRT, hasilnya CRT>3 detik.
4. mengukur tanda-tanda vital, hasilnya
TD: 90/60 mmHg, Nadi: 78x/menit,
Suhu: 36,30c.
5. Melakukan kolaborasi dengan dokter
untuk pemberian transfusi darah & obat
antikoagulan (pasien menyetujui
pemberian transfusi darah O (PRC).
6. memasang transfusi darah O PRC 20
tts/m, hasilnya pasien terpasang PRC
20 tts/m
7. kolaborasi pemeriksaan laboratorium,
hasilnya pasien menyetujui
pemeriksaan laboratorium.
8. Memberikan obat sucralfat 1 x1 gram
(IV). Hasil pasien mau dan obat
diberikan

2. DX II 1. memberikan makanan yang hangat


sesuai kesukaan pasien hasilnya pasien
menyukai makanan yang diberikan.
2. memberi makanan dalam porsi kecil tapi
sering hasilnya pasien makan sesuai
porsi yang diberikan.
3. menimbang BB hasilnya BB 32 kg.
4. melakukan kolaborasi dengan dokter
tentang kebutuhan suplemen makanan
dengan rasional suplemen makanan
dapat meningkatkan nafsu makan
sehingga intake adekuat hasilnya dokter
menyetujui makan yg diberikan.
5. memberikan makanan pada pasien
NO NO.DX TGL/JAM TINDAKAN KEPERAWATAN TANDA
TANGAN
sambil bercerita. Hasilnya pasien mau
makan dan menghabiskan ½ porsi saja.

28 Mei 2019 1. mengkaji jenis perdarahan hasilnya


1. DX I tidak terdapat perdarahan .
2. menganjurkan pasien untuk makan
makanan yang tinggi zat besi hasilnya
pasien mengatakan bersedia makan
makanan tinggi zat besi.
3. menilai CRT, hasilnya CRT>3 detik.
4. mengukur tanda tanda vital, hasilnya
TD:90/60 mmHg, Nadi: 78x/menit,
Suhu: 36,30C.
5. memberikan obat sucralfat 1 x 1gran
secara intra vena dan hasilnya pasien
menyetujui dan obat diberikan.
6. memasang transfusi darah O PRC 20
tts/m hasilnya: pasien terpasang PRC
20 tts/m.
7. melakukan kolaborasi pemeriksaan
laboratorium, hasilnya pasen
menyetujui pemeriksaan laboratorium

2. DX II 1. memberikan makanan yang hangat


sesuai kesukaan pasien hasilnya
pasien menyukai makanan yang
diberikan.
2. memberikan makanan dalam porsi
kecil tapi sering hasilnya pasien
makan sesuai porsi yang diberikan.
3. menimbang BB hasilnya BB 39 kg.
4. memberikan obat omeprazole 1 x 60
mg secara intra vena
NO NO.DX TGL/JAM TINDAKAN KEPERAWATAN TANDA
TANGAN
5. Memberikan makan pada pasien :
diet TKTP
CATATAN PERKEMBANGAN

NAMA PASIEN : An.M.P

UMUR : 14 tahun

NO. REGISTER : -

NO NO DX TGL EVALUASI TTD


1. DX I 27 Mei S: pasien mengatakan masih pusing.
2019
O: nampak pucat pada seluruh badan,
pasien nampak lemas, CRT >3 detik,
conjungtiva anemis, HB: 2,4 g/dl.

A: masalah belum teratasi.

P: lanjutkan intervensi 1-7 padahari


kedua.

S: pasien mengatakan masih tidak ada


2 DX 2 nafsu makan.

O: menghabiskan ½ porsi makan,


nampak mual dan muntah, BB 32kg.

A: masalah belum teratasi.

P: lanjutkan intervensi 1-7padahari


kedua.

1 DX I 28 Mei S: pasien mengatakan masih pusing.


2019
O: nampak pucat pada seluruh badan,
pasien nampak lemas, CRT >3 detik,
conjungtiva anemis, HB: 2,4 g/dl.

A: masalah belum teratasi.

P: lanjutkan intervensi 1-7 padahari


kedua.
NO NO DX TGL EVALUASI TTD
2 DX II S: pasien mengatakan masih tidak ada
nafsu makan.

O: menghabiskan ½ porsi makan,


nampak mual dan muntah, BB 32 kg.

A: masalah belum teratasi.

P: lanjutkan intervensi 1-7 padahari


kedua.

Anda mungkin juga menyukai