Anda di halaman 1dari 3

PENATALAKSANAAN

ASMA BRONKIAL
SOP/
No.
: UKP/BP/
Dokumen 018/ 2017

SOP No. Revisi : 00


Tanggal 06 Juni
:
Terbit 2017
Halaman : 1/3

PUSKESMAS MUCHTAR EFFENDY, SKM, MKP


JARAKKULON NIP. 197103132000031004
1. Pengertian Asma bronkial adalah gangguan inflamasi kronik saluran nafas yang
melibatkan banyak sel inflamasi dan mediator.
2. Tujuan Sebagai pedoman bagi petugas dalam menerapkan langkah-langkah
penanganan pasien dengan Asma Bronkial di Poli Umum Puskesmas
Jarakkulon .
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor: 188.4/130.1/415.17.24/2017 tentang
Standar Operasional Prosedur Puskesmas Jarakkulon.
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.
02.02 /Menkes/514/2015 Tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter
di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama.
5. Alat dan Alat :
bahan 1. Stetoskop
2. Tensimeter
3. Termometer
Bahan : -
6. Prosedur 1. Pasien dipanggil di ruang pemeriksaan umum;
2. Petugas mencuci tangan sebelum kontak dengan pasien;
3. Petugas melakukan anamnesa;
Hasil anamnesa:
Gejala khas untuk Asma, jika ada maka meningkatkan
kemungkinan pasien memiliki Asma, yaitu :
a. Terdapat lebih dari satu gejala (mengi, sesak, dada terasa
berat) khususnya pada dewasa muda;
b. Gejala sering memburuk di malam hari atau pagi dini hari;
c. Gejala bervariasi waktu dan intensitasnya;
d. Gejala dipicu oleh infeksi virus, latihan, pajanan allergen,
perubahan cuaca, tertawa atau iritan seperti asap kendaraan,
rokok atau bau yang sangat tajam
4. Petugas melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
jika diperlukan;
Pemeriksaan Fisik :
Pemeriksaan fisik pasien asma biasanya normal. Abnormalitas
yang paling sering ditemukan adalah mengi ekspirasi saat
pemeriksaan auskultasi, tetapi ini bisa saja hanya terdengar saat
1
ekspirasi paksa.
Pemeriksaan Penunjang
a. Arus Puncak Ekspirasi (APE) menggunakan Peak Flowmeter;
b. Pemeriksaan darah (eosinofil dalam darah).
5. Petugas menegakkan diagnosis;
Diagnosis Klinis:
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang, yaitu terdapat kenaikan ≥15 % rasio
APE sebelum dan sesudah pemberian inhalasi salbutamol;
Diagnosis Banding:
Disfungsi pita suara, Hiperventilasi, Bronkiektasis, Kistik fibrosis,
Gagal jantung, Defisiensi benda asing.
6. Petugas memberikan terapi:
a. Bila dirujuk, petugas membuatkan surat rujukan
b. Bila pulang, petugas memberikan resep
- Asma persisten ringan  glukokortikosteroid inhalasi (200-400
µg BB/hari atau ekuivalennya)
- Asma persisten sedang  kombinasi inhalasi
glukokortikosteroid (400-800 µg BB/hari atau ekuivalennya) dan
agonis beta-2 kerja lama
- Asma persisten berat  Kombinasi inhalasi glukokortikosteroid
(>800 µg BB atau ekuivalennya) dan agonis beta-2 kerja lama.
Ditambah ≥ 1 di bawah ini: teofilin lepas lambat, leukotriene
modifiers, glukokortikosteroid oral
7. Petugas melaksanakan konseling dan edukasi;
Konseling dan Edukasi:
a. Memberikan informasi kepada individu dan keluarga mengenai
seluk beluk penyakit, sifat penyakit, perubahan penyakit (apakah
membaik atau memburuk), jenis dan mekanisme kerja
obatobatan dan mengetahui kapan harus meminta pertolongan
dokter;
b. Kontrol secara teratur antara lain untuk menilai dan monitor berat
asma secara berkala (asthma control test/ ACT);
c. Pola hidup sehat;
d.Menjelaskan pentingnya melakukan pencegahan dengan:
a) Menghindari setiap pencetus.
b) Menggunakan bronkodilator/ steroid inhalasi sebelum
melakukan exercise untuk mencegah exercise induced
asthma.
8. Petugas melakukan rujukan apabila:
Kriteria rujukan :
a. Bila sering terjadi eksaserbasi.

2
b. Pada serangan asma akut sedang dan berat.
c. Asma dengan komplikasi.
Persiapan dalam melakukan rujukan bagi pasien asma, yaitu:
a. Terdapat oksigen.
b. Pemberian steroid sistemik injeksi atau inhalasi disamping
pemberian bronkodilator kerja cepat inhalasi.
c. Pasien harus didampingi oleh dokter/tenaga kesehatan terlatih
selama perjalanan menuju ke pelayanan sekunder.
9. Petugas mendokumentasikan dalam rekam medik pasien.
7. Hal-hal yang -
perlu
diperhatikan
8. Unit Terkait 1. Ruang Pemeriksaan Umum;
2. Ruang Lansia;
3. Ruang Tindakan;
4. Ruang Pemeriksaan KIA/KB;
5. Ruang Farmasi;
6. Ruang Laboratorium;
7. Pustu ;
8. Polindes.
9. Dokumen 1. Buku rujukan;
terkait 2. Rekam medis.
10.Rekaman
historis No. Yang diubah Isi perubahan Tanggal
perubahan mulai
diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai