Anda di halaman 1dari 11

ASMA BRONKIAL (ASMA STABIL)

No. Dokumen : 445.4/SOP/


/PKM-BTR/I/2018
SOP No. Revisi
TanggalTerbit
: 00
:8 / 1 / 2018
Halaman : 1/11
UPTD
H.Tedy Setyadi, SKM,M.Si
PUSKESMAS NIP. 197405231995 03 1 001
BANTAR

1. Pengertian Asma adalah penyakit heterogen, selalu dikarakteristikkan


dengan inflamasi kronis di saluran napas dengan riwayat
gejala respirasi seperti mengi, sesak, rasa berat di dada
dan batuk yang intensitasnya berberda-beda berdasarkan
variasi keterbatasan aliran udara ekspirasi.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam penatalaksanaan pasien dengan
asma bronkial di UPTD Puskesmas Bantar
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Bantar No 445.4/
/PKM-BTR/I/2018 tentang Layanan Klinis
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/Menkes/514/2015 tentang Panduan Praktik
Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Tingkat Pertama
5. Langkah - A. Pada Dewasa
langkah
1. Anamnesa
1) Menanyakan apakah terdapat lebih dari satu gejala
(mengi, sesak, dada terasa berat) khususnya pada
dewasa muda
2) Menanyakan apakah ada gejala memburuk di malam
hari atau pagi dini hari
3) Menanyakan apakah gejala bervaariasi waktu dan
intensitasnya
4) Menanyakan apakah gejala dipicu oleh infeksi virus,
latihan, pajanan allergen, perubahan cuaca, tertawa
atau iritan seperti asap kendaraan, rokok atau bau
yang sangat tajam
5) Menanyakan apakah ada faktor risiko asma bronkial
baik faktor pejamu, faktor lingkungan yang
mempengaruhi berkembangnya asma dan faktor
lingkungan yang mencetuskan eksaserbasi
2. Pemeriksaan Klinis
Pada pemeriksaan auskultasi paru ditemukan mengi
saat ekspirasi tetapi dapat juga tidak terdengar selama

1/11
eksaserbasi asma yang berat karena penurunan aliran
napas yang dikenal dengan “silent chest”
3. Pemeriksaam Penunjang
1) Arus Puncak Ekspirasi (APE) menggunakan Peak
Flowmeter
2) Pemeriksaan darh (eosinofil dalam darah)
4. Diagnosis
1) Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, yaitu
terdapat kenaikan ≥15 % rasio APE sebelum dan
sesudah pemberian inhalasi salbutamol.
2) Klasifikasi derajat asma
a. Intermiten
Gejala Gejala Faal Paru
Malam
Bulanan APE >80%
Gejala< 1x/minggu < 2 kali VEP1≥ 80% nilai
prediksi
sebulan
Tanpa gejala diluar APE ≥ 80% nilai
serangan terbaik
Serangan singkat Variabiliti APE <
20%

b. Persisten ringan
Gejala Gejala Faal Paru
Malam
Mingguan APE >80%
Gejala > 1 >2 kali VEP1 ≥ 80% nilai
x/minggu, tetapi < sebulan prediksi
1 x/hari
Serangan dapat APE ≥ 80% nilai
mengganggu terbaik
aktivitas dan tidur
Variabiliti APE 20%-
30%

c. Persisten sedang
Gejala Gejala Faal Paru
Malam
Harian APE 60%-80%
Gejala setip hari >1 kali VEP1 60% - 80%

2/11
seminggu nilai prediksi
Serangan APE 60% - 80% nilai
mengganggu terbaik
aktivitas dan tidur
Membutuhkan Variabiliti APE >
bronkodilator setiap 30%
hari

d. Persisten berat
Gejala Gejala Faal Paru
Malam
Kontinyu APE < 60%
Gejala terus Sering VEP1 < 60% nilai
menerus prediksi
Sering kambuh APE < 60% nilai
terbaik
Aktivitas fisik Variabiliti APE >
terbatas 30%

3) Derajat Kontrol Asma


a. Terkontrol
 Gejala harian tidak ada (< 2/minggu)
 Keterbatasan fisik tidak ada
 Gejala malam/terbangun tidak ada
 Butuh pelega/pemakaian inhler tidak ada (<
2/minggu)
 Fungsi paru (APE atau KVP1) normal
b. Terkontrol sebagian
 Gejala harian > 2/minggu
 Keterbatasan fisik ada
 Gejala malam/terbangun ada
 Butuh pelega/pemakaian inhler ada (>
2/minggu)
 Fungsi paru (APE atau KVP1) < 80% prediksi
atau nilai yang terbaik
c. Tidak terkontrol
 Terdapat tiga atau lebih gambaran asma
terkontrol sebagian
5. Diagnosis Banding
1) Disfungsi pita suara
2) Hiperventilasi

3/11
3) Bronkiektasis
4) Kistik fibrosis
5) Gagal Jantung
6) Defisiensi benda asing
6. Tata Laksana
1) Pada semua derajat asma diberikan agonis beta-2
kerja singkat untuk pelega bila dibutuhkan, tidak
melebihi 3-4 kali sehari
2) Pemberian medikasi pengontrol harian berdasarkan
derajat asma
Berat Medikasi Alternatif / Alternatif
Asma pengontrol Pilihan lain lain
harian
Asma Tidak perlu ---- ----
Intermite
n
Asma Glukokortiko ----
Persisten ster oid • Teofilin lepas
Ringan inhalasi lambat
(200- 400 μg • Leukotriene
BB/hari atau modifiers
ekuivalennya
)

Asma Kombinasi
Persisten inhalasi • •
Sedang glukokortikos Glukokortikoste Ditambah
tero id (400- roid inhalasi agonis
800 μg (400-800 μg BB beta-2
BB/hari atau atau kerja lama
ekuivalennya ekuivalennya) oral, atau
) dan agonis ditambah •
beta-2 kerja Teofilin lepas Ditambah
lama lambat, atau teofilin
• lepas
Glukokortikoste lambat
roid inhalasi
(400-800 μg
BB/hari atau
ekuivalennya)
ditambah
agonis beta-2
kerja lama oral,
atau

Glukokortikoste
roid inhalasi
dosis tinggi
(>800 μg BB
atau
ekuivalennya)

4/11
atau

Glukokortikoste
roid inhalasi
(400-800 μg BB
atau
ekuivalennya)
ditambah
leukotriene
modifiers
Asma Kombinasi Prednisolon/
Persisten inhalasi metilprednisolo
Berat glukokortikos n oral selang
tero id (> 800 sehari 10 mg
μg BB atau ditambah
ekuivalennya agonis beta-2
) dan agonis kerja lama oral,
beta-2 kerja ditambah
lama. teofilin lepas
Diambah ≥ 1 lambat
di bawah ini :
• Teofilin
lepas lambat
• Leukotriene
modifiers

Glukokortiko
st eroid oral

7. Komplikasi
1) Pneumothoraks
2) Pneumomediastinum
3) Gagal napas
4) Asma resisten terhadap steroid
8. Konseling dan Edukasi
1) Memberikan informasi kepada individu dan keluarga
mengenai seluk beluk penyakit, sifat penyakit,
perubahan penyakit (apakah membaik atau
memburuk.
2) Kontrol secara teratur antara lain untuk menilai
dan monitor berat asma secara berkala (asthma
control test/ ACT)
3) Pola hidup sehat.
4) Menjelaskan pentingnya melakukan pencegahan
dengan menghindari setiap pencetus, menggunakan
bronkodilator/ steroid inhalasi sebelum melakukan

5/11
exercise untuk mencegah exercise induced asthma,
jenis dan mekanisme kerja obatobatan dan
mengetahui kapan harus meminta pertolongan
dokter.
9. Rujukan
Pasien dirujuk bila sering terjadi eksaserbasi, pada
serangan asma akut sedang dan berat serta asma
dengan komplikasi.

B. Asma pada Anak


1. Anamnesa
1) Menanyakan apakah anak mengalami serangan
mengi atau serangan mengi berulang?
2) Menanyakan apakah anak sering terganggu oleh
batuk pada malam hari?
3) Menanyakan apakah anak mengalami mengi atau
batuk setelah berolahraga?
4) Menanyakan apakah anak mengalami gejala mengi,
dada terasa berat, atau batuk setelah terpajan
alergen atau polutan?
5) Menanyakan apakah jika mengalami pilek, anak
membutuhkan >10 hari untuk sembuh?
6) Menanyakan apakah gejala membaik setelah
pemberian pengobatan anti-asma?
2. Pemeriksaan Klinis
1) Pada umumnya tidak ditemukan kelainan saat
pasien tidak mengalami serangan
2) Pada pasien dengan derajat lebih berat dapat
ditemukan mengi di luar serangan
3) Pemeriksaan Penunjang
4) Arus Puncak Ekspirasi (APE) dengan peak flow
meter.
Cara mengukur nilai diurnal APE terbaik adalah
pengukuran selama paling sedikit 1 minggu dan
hasilnya dinyatakan sebagai persen nilai terbaik dari
selisih nilai APE pagi hari terendah dengan nilai APE
malam hari tertinggi. Variabilitas APE diurnal > 20%

6/11
menujukkan petanda adanya perburukan asma.
3. Diagnosis
1) Klasifikasi asma pada anak
Parameter Asma Asma Asma
klinis, episodik episodik persisten
kebutuhan jarang sering (Asma
obat dan faal (Asma (Asma berat)
paru ringan) sedang)
Frekuensi < 1 x/bulan >1 x/bulan Sering
serangan
Lama < 1 minggu ≥ 1 minggu Hampir
serangan sepanjang
tahun tidak
ada remisi
Diantara Tanpa gejala Sering ada Gejala siang
serangan gejala dan malam
Tidur dan Tidak Sering Sangat
aktivitas terganggu terganggu terganggu
Pemeriksaan Normal (tidak Mungkin Tidak
fisik di luar ada kelainan) terganggu pernah
serangan (ada normal
kelainan)
Obat Tidak perlu Nonsteroid Steroid
pengendali /steroid hirupan/ora
(anti hirupan l
inflamasi) dosis
rendah
Uji faal paru PEF/VEP1 > PEF/VEP1 PEF/VEP1 <
(di luar 80 % 60-80% 60 %
serangan)* Variabilitas
20-30 %
Variabilitas Variabilitas > Variabilitas Variabilitas
faal paru 15 % > 30 % > 50
(bila ada
serangan)*

2) Asma Eksaserbasi
a. Eksaserbasi (serangan) asma adalah episode
perburukan gejala-gejala asma secara progresif.
Gejala yang dimaksud adalah sesak napas, batuk,
mengi, dada rasa tertekan, atau berbagai
kombinasi gejala tersebut.
b. Derajat Serangan Asma
Parameter Ringan Sedang Berat
klinis, fungsi Tanpa Ancaman
paru, ancama henti
laboratorium n henti napas
napas
Sesak Berjalan Berbica Istirahat
(breathless) Bayi: ra Bayi:

7/11
menangis Bayi : tidak
keras tangis mau
pendek minum/
dan maka n
lemah
kesulita
n
menyus
u
/makan
Posisi Bisa Lebih Duduk
berbaring suka bertopan
duduk g lengan
Bicara Kalimat Penggal Kata-
kalimat kata
Kesadaran Mungkin Biasany Biasany Kebingun
irritable a a gan
irritable irritable
Sianosis Tidak Tidak Ada Nyata
ada ada
Mengi Sedang. Nyaring Sangat Sulit/
Sering , nyaring, tidak
hanya sepanja terdenga terdengar
pada ng r tanpa
akhir ekspira stetosko
ekspirasi si ± p
inspiras sepanja
i ng
ekspiras
i dan
inspirasi

Penggunaan Biasanya Biasany Ya Gerakan


otot bantu tidak a ya paradox
repiratorik torako-
abdomina
l
Retraksi Dangkal, Sedang, Dalam, Dangkal/
retraksi ditamba diatamb hilang
interkost h ah
al retraksi napas
suprast cuping
ernal hidung
Frekuensi Takipnea Takipne Takipne Bradipne
napas a a a
Pulsus Tidak Ada Ada Tidak ada
paradoksus ada 10-20 >20 tanda
<10mmH mmHg mmHg kelelahan
g otot
napas
VEP atau KVP1 (% nilai prediksi/ % nilai terbaik
Pra >60% 40-60% <40%
bronkodilato
r
Pasca > 80% 60 – <60%,

8/11
bronkodilato 80% respon <
r 2 jam
SaO2 % >95% 91-95% < 90%
PaO2 Normal > 60 <
mmHg 60mmH
g

4. Terapi
1) Terapi asma stabil

2) Terapi serangan asma


a. Nebulisasi B2agonis 1-2x, selang 20 menit
b. Nebulisasi kedua + atikolinergik jika serangan
sedang/berat
c. Nebulisasi langsung dengan B2agonis +
antiolinergik
5. Indikasi rujukan
1) Asma eksaserbasi sedang-berat
2) Asma tidak terkontrol
3) Asma mengancam jiwa
4) Asma Persisten
6. Komplikasi
1) Pneumotoraks
2) Pneumomediastinum dan emfisema subkutis
3) Atelektasis
4) Gagal Napas
5) Bronkitis
6) Fraktur Iga

9/11
6. Diagram Alir
Petugas dengan gejala
asma bronkial

Anak
......

Pemeriksaan Arus
Dewasa Puncak Ekspirasi
1 Anamnesa (APE) menggunakan
2 Pemeriksaan fisik Peak Flowmeter dan
pemeriksaan darah
(eosinofil dalam darah)
untuk konfirmasi

tida ya
Diagnosis Lain k Terapi
1.Disfungsi pita suara 1. Medikamentosa
a. Pelega / reliever
2.Hiperventilasi b. Pegontrol harian
3.Bronkiektasis (sesuai indikasi)
4.Kistik fibrosis 2. Edukasi dan konseling

5.Gagal Jantung
6.Defisiensi benda asing
Indikasi Rujukan
1. Bia sering terjadi
eksaserbasi
2. Pada serangan asma sedang
dan berat
3. Asma dengan komplikasi
a. Pneumothraks
b. Pneumomediastinum
c. Gagal napas
d. Asma resisten steroid

10/11

Dewasa
7. Unit Terkait - Poli KIA
- Poli Umum
8. Rekaman Diberlakukan
No Halaman Yang dirubah Perubahan
Tgl.
Historis
Perubahan

11/11

Anda mungkin juga menyukai