Anda di halaman 1dari 3

Refluks Gastroesofageal

No Dokumen :
/SOP/KLK I/16
SOP No Revisi :
Tgl Terbit :
Halaman :1/2
Kepala Puskesmas Benda
Baru

PUSKESMAS BENDA BARU


Bd Yayah Samsiah, S.St

Nip 196003011981022005

1.Pengertian Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) adalah


mekanisme refluks melalui sfingter esofagus.
2.Tujuan Sebagai acuan bagi petugas kesehatan di dalam melakukan
diagnosis dan penatalaksanaan kasus Gastroesophageal
Reflux Disease (GERD) di Klinik Mitra Sehat
3.Kebijakan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5
Tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer.
4. Referensi Konsensus Nasional Penatalaksanaan Penyakit Refluks
Gastroesofageal (Gastroesofageal Reflux Disease/GERD)
Indonesia. 2004
5. Prosedur Hasil Anamnesis (Subjective)

Keluhan
Rasa panas dan terbakar di retrosternal atau epigastrik dan
dapat menjalar ke leher disertai muntah, atau timbul rasa
asam di mulut. Hal ini terjadi terutama setelah makan
dengan volume besar dan berlemak. Keluhan ini diperberat
dengan posisi berbaring terlentang. Keluhan ini juga dapat
timbul oleh karena makanan berupa saos tomat,
peppermint, coklat, kopi, dan alkohol. Keluhan sering
muncul pada malam hari.

Faktor risiko
Usia > 40 tahun, obesitas, kehamilan, merokok, konsumsi
kopi, alkohol, coklat, makan berlemak, beberapa obat di
antaranya nitrat, teofilin dan verapamil, pakaian yang ketat,
atau pekerja yang sering mengangkat beban berat.

Hasil Pemeriksaan Fisik dan penunjang sederhana


(Objective)
Pemeriksaan Fisik
Tidak terdapat tanda spesifik untuk GERD. Tindakan untuk
pemeriksaan adalah dengan pengisian kuesioner GERD.
Bila hasilnya positif, maka dilakukan tes dengan
pengobatan PPI (Proton Pump Inhibitor).

Penegakan Diagnostik
(Assessment)
Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis yang cermat.
Kemudian untuk di pelayanan primer, pasien diterapi
dengan PPI test, bila memberikan respon positif terhadap
terapi, maka diagnosis definitif GERD dapat disimpulkan.
Standar baku untuk diagnosis definitif GERD adalah dengan
endoskopi saluran cerna bagian atas yaitu ditemukannya
mucosal break di esophagus namun tindakan ini hanya
dapat dilakukan oleh dokter spesialis yang memiliki
kompetensi tersebut.

Diagnosis Banding
Angina pektoris, Akhalasia, Dispepsia, Ulkus peptik, Ulkus
duodenum, Pankreatitis

Komplikasi
Esofagitis, Ulkus esophagus, Perdarahan esofagus, Striktur
esophagus, Barret’s esophagus, Adenokarsinoma, Batuk
dan asma, Inflamasi faring dan laring, Aspirasi paru.

Penatalaksanaan komprehensif (Plan)


Penatalaksanaan
1.PPI dosis tinggi berupa omeprazol 2x20 mg/hari dan
lansoprazol 2x 30 mg/hari.
2.Setelah ditegakkan diagnosis GERD, obat dapa
t diteruskan sampai 4 minggu dan boleh ditambah dengan
prokinetik seperti domperidon 3x10 mg.
3.Pada kondisi tidak tersedianya PPI, maka penggunaan H2
Blocker 2x/hari: ranitidin 150 mg

6. Unit Terkait  BP Umum



7. Dokumen Rekam medis
Terkait

Anda mungkin juga menyukai