Anda di halaman 1dari 2

OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK

No. ICD-10 : H66.1 Chronic tubotympanic suppurative otitis media


H66.2 Chronic atticoantral suppurative otitis media
H66.3 Other chronic suppurative otitis media

No. Dokumen : 440/ /SOP/PKM-LD/ /2018


No. Revisi :0
SOP
Tanggal Terbit : 5 Maret 2018
Halaman : 1/2

Puskesmas ERLESYA, A.Md. Keb


Lebuh Dalem NIP. 197006271991012002

1. Pengertian Otitis media supuratif kronik (OMSK) adalah peradangan kronik telinga tengah
dengan perforasi membran timpani dan riwayat keluarnya sekret dari telinga lebih
dari 2 bulan, baik terus menerus maupun hilang timbul. Terdapat dua tipe OMSK,
yaitu OMSK tipe aman (tanpa kolesteatoma) dan tipe bahaya (dengan
kolesteatoma).
2. Tujuan Sebagai acuan bagi petugas di dalam penatalaksanaan kasus Otitis media supuratif kronik
(OMSK) di UPTD Puskesmas Lebuh Dalem.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No: 440/02.b/SK/PKM-LD/I/2018 tentang Pelayanan Klinis.
4. Referensi Buku Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama,
Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia, Cetakan II tahun 2017, Hal 147 – 148.
5. Prosedur/ 1. Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut antrian.
Langkah- 2. Petugas melakukan anamnesis kepada pasien, menanyakan keluhan berupa :
langkah a. Keluar cairan dari liang telinga secara terus menerus atau hilang timbul lebih
dari 2 bulan.
b. Ada riwayat pernah keluar cairan dari liang telinga sebelumnya.
c. Keluar cairan berwarna kuning/ kuning-kehijauan/ bercampur darah/ jernih/
berbau.
d. Ada gangguan pendengaran.
3. Petugas melakukan pemeriksaan fisik, dengan melakukan pemeriksaan pada telinga
pasien dengan menggunakan heat lamp/lampu kepala atau pen light didapatkan :
a. OMSK tipe aman (tubotimpani).
 Perforasi pada sentral atau pars tensa berbentuk ginjal atau bundar.
 Sekret biasanya mukoid dan tidak terlalu berbau.
 Mukosa kavum timpani tampak edema, hipertrofi, granulasi, atau
timpanosklerosis.
b. OMSK tipe bahaya.
 Perforasi atik, marginal, atau sental besar (total).
 Sekret sangat berbau, berwarna kuning abu-abu, purulen, dan dapat terlihat
kepingan berwarna putih mengkilat.
 Kolesteatoma.
4. Petugas menegakkan diagnosis berdasarkan hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik
terhadap pasien.
5. Petugas melakukan penatalaksanaan terapi kepada pasien, berupa :
a. Non-Medikamentosa : Membersihkan dan mengeringkan saluran telinga dengan
kapas lidi atau cotton bud. Obat cuci telinga dapat berupa NaCl 0,9%, Asam Asetat
2%, atau Hidrogen Peroksida 3%.
b. Medikamentosa :
 Antibiotik topikal golongan Ofloxacin, 2 x 4 tetes per hari di telinga yang
sakit.
 Antibiotik oral :
1. Dewasa :
a. Lini pertama : Amoxicillin 3 x 500 mg per hari selama 7 hari, atau
Amoxicillin-Asam clavulanat 3 x 500 mg per hari selama 7 hari, atau
Ciprofloxacin 2 x 500 mg selama 7 hari.
b. Lini kedua : Levofloxacin 1 x 500 mg per hari selama 7 hari, atau
Cefadroxil 2 x 500 – 100 mg per hari selama 7 hari.
2. Anak-anak :
a. Amoxicillin – Asam clavulanat 25 – 50 mg/kgBB/hari, dibagi
menjadi 3 dosis per hari, atau,
b. Cefadroxil 25 – 50 mg/kgBB/hari, dibagi menjadi 2 dosis per hari.
6. Petugas memberikan edukasi kepada pasien mengenai :
 Menjaga kebersihan telinga dan tidak mengorek-ngorek telinga dengan benda tajam.
 Menjaga agar telinga tidak kemasukan air.
 Menjelaskan bahwa penyakit ini merupakan penyakit infeksi sehingga dengan
penanganan yang tepat dapat disembuhkan, tetapi bila dibiarkan dapat
mengakibatkan hilangnya pendengaran serta komplikasi lainnya.
7. Petugas melakukan pemantauan perkembangan pengobatan pasien, dengan
menganjurkan pasien untuk kontrol / datang berobat kembali ke Puskesmas setelah obat
habis. Rencana Tindak Lanjut : Respon atas terapi dievaluasi setelah pengobatan selama
7 hari.
8. Apabila hasil evaluasi pengobatan tidak berhasil / tidak sembuh, maka petugas merujuk
pasien ke rumah sakit dengan Kriteria Rujukan :
a. OMSK tipe bahaya.
b. Tidak ada perbaikan atas terapi yang dilakukan.
c. Terdapat komplikasi ekstrakranial maupun intrakranial.
d. Perforasi menetap setelah 2 bulan telinga kering.
9. Petugas menulis resep.
10. Petugas memberiksan kertas resep kepada pasien.
11. Petugas menulis hasil anamnesa, pemeriksaan fisik, penatalaksanaan kedalam rekam
medis pasien.

6. Diagram Alir -
7. Unit Terkait Ruang Pemeriksaan Umum, Ruang KIA.

Anda mungkin juga menyukai