Anda di halaman 1dari 2

SKABIES

No. ICD-10 : B86 Scabies

No. Dokumen : 440/ /SOP/PKM-LD/ /2018


No. Revisi :0
SOP
Tanggal Terbit : 26 Maret 2018
Halaman : 1/2

Puskesmas ERLESYA, A.Md. Keb


Lebuh Dalem NIP. 197006271991012002

1. Pengertian Skabies adalah penyakit yang disebabkan infestasi dan sensitisasi kulit oleh tungau
Sarcoptes scabieidan produknya. Penyakit ini berhubungan erat dengan higiene yang
buruk. Prevalensi skabies tinggi pada populasi yang padat.
2. Tujuan Sebagai acuan bagi petugas di dalam penatalaksanaan kasus penyakit Herpes Zoster di
UPTD Puskesmas Lebuh Dalem.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No: 440/02.b/SK/PKM-LD/I/2018 tentang Pelayanan Klinis.
4. Referensi Buku Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama,
Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia, Cetakan II tahun 2017, Hal 302 – 304.
5. Prosedur/ 1. Petugas memanggil pasien sesuai nomor antrian.
Langkah- 2. Petugas melakukan anamnesa kepada pasien, dengan menanyakan keluhan : gatal yang
langkah hebat terutama pada malam hari atau saat penderita berkeringat, timbul lesi di stratum
korneum yang tipis, seperti di sela jari, pergelangan tangan dan kaki, aksila,
umbilikus, areola mammae dan di bawah payudara (pada wanita) serta genital
eksterna (pria)
3. Petugas menanyakan hal-hal yang berhubungan dengan faktor resiko, antara lain :
a. Masyarakat yang hidup dalam kelompok yang padat seperti tinggal di asrama atau
pesantren.
b. Higiene yang buruk.
c. Sosial ekonomi rendah seperti di panti asuhan, dan sebagainya.
d. Hubungan seksual yang sifatnya promiskuitas.
4. Petugas melakukan pemeriksaan fisik terhadap pasien, dengan melihat keadaan kulit
didapatkan : Lesi kulit berupa terowongan (kanalikuli) berwarna putih atau abu-abu
dengan panjang rata-rata 1 cm. Ujung terowongan terdapat papul, vesikel, dan bila
terjadi infeksi sekunder, maka akan terbentuk pustul, ekskoriasi, dan
sebagainya.Pada anak-anak, lesi lebih sering berupa vesikel disertai infeksi sekunder
akibat garukan sehingga lesi menjadi bernanah.
5. Petugas melakukan penegakan diagnosis berdasarkan hasil anamnesa dan pemeriksaan
fisik. Terdapat 4 tanda kardinal untuk diagnosis skabies, yaitu:
a. Pruritus nokturna.
b. Penyakit menyerang manusia secara berkelompok.
c. Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang berwarna putih
atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok-kelok, rata-rata panjang 1
cm, pada ujung terowongan ditemukan papul atau vesikel.
d. Ditemukannya tungau dengan pemeriksaan mikroskopis.

Diagnosis ditegakkan dengan menemukan 2 dari 4 tanda tersebut.


6. Petugas memberikan penatalaksanaan terapi kepada pasien, berupa :
a. Terapi tidak dapat dilakukan secara individual melainkan harus serentak dan
menyeluruh pada seluruh kelompok orang yang ada di sekitar penderita skabies.
b. Terapi diberikan dengan salah satu obat topikal (skabisid) di bawah ini :
1. Salep 2-4 dioleskan di seluruh tubuh, selama 3 hari berturut-turut, dipakai
setiap habis mandi.
2. Krim permetrin 5%di seluruh tubuh. Setelah 10 jam, krim permetrin
dibersihkan dengan sabun.

Terapi skabies ini tidak dianjurkan pada anak < 2 tahun.


7. Petugas memberikan edukasi kepada pasien :
a. Melakukan perbaikan higiene diri dan lingkungan, dengan:
1. Tidak menggunakan peralatan pribadi secara bersama-sama dan alas tidur
diganti bila ternyata pernah digunakan oleh penderita skabies.
2. Menghindari kontak langsung dengan penderita skabies.
b. Memberikan pemahaman bersama agar upaya eradikasi skabies bisa melibatkan
semua pihak. Bila infeksi menyebar di kalangan santri di sebuah pesantren,
diperlukan keterbukaan dan kerjasama dari pengelola pesantren. Bila sebuah barak
militer tersebar infeksi, mulai dari prajurit sampai komandan barak harus bahu
membahu membersihkan semua benda yang berpotensi menjadi tempat penyebaran
penyakit.
8. Petugas dapat merujuk pasien ke rumah sakit apabila keluhan masih dirasakan setelah 1
bulan pasca terapi.
9. Petugas menulis resep.
10. Petugas memberiksan kertas resep kepada pasien.
11. Petugas menulis hasil anamnesa, pemeriksaan fisik, penatalaksanaan kedalam rekam
medis pasien.

6. Diagram Alir -
7. Unit Terkait Ruang Pemeriksaan Umum, Ruang KIA.

Anda mungkin juga menyukai