Anda di halaman 1dari 2

PENATALAKSANAAN

SCABIES
No. Dokumen : 445/100/IX/PKM-TWL/2022
No. Revisi : 01
SOP Tanggal Terbit : 13 September 2022
Halaman : 1/2
UPTD Puskesmas Muh. Yakin, SKM
Tawaeli NIP. 19730428 199303 1 007

1. Pengertian penyakit yang disebabkan infestasi dan sensitisasi kulit


oleh tungau Sarcoptes scabiei dan produknya
2. Tujuan Sebagai acuan petugas untuk penanganan scabies dengan baik
dan benar.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No. 445/056/II/PKM-TWL/2020 tentang
Kebijakan Layanan Klinis
4. Referensi KMK No. HK.01.07/MENKES/1186/2022 tentang Panduan
Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Tingkat Pertama
5. Prosedur/ 1. Petugas menggunakan APD.
Langkah-langkah 2. Petugas melakukan identifikasi pasien.
3. Petugas menanyakan keluhan utama pasien, yaitu adanya
pruritus nokturna, yaitu gatal yang hebat terutama
pada malam hari atau saat penderita berkeringat.
4. Petugas melakukan anamnesa lanjutan, yaitu : adanya lesi
timbul di stratum korneum yang tipis, seperti di sela
jari, pergelangan tangan dan kaki, aksila, umbilikus,
areola mammae dan di bawah payudara (pada
wanita) serta genital eksterna (pria).
5. Petugas melakukan hand hygiene
6. Petugas melakukan pemeriksaan fisik dengan hasil : Lesi
kulit berupa terowongan (kanalikuli) berwarna putih
atau abu- abu dengan panjang rata-rata 1 cm. Ujung
terowongan terdapat papul, vesikel, dan bila
terjadi infeksi sekunder, maka akan terbentuk
pustul, ekskoriasi, dan sebagainya.Pada anak-anak,
lesi lebih sering berupa vesikel disertai infeksi
sekunder akibat garukan sehingga lesi menjadi
bernanah.
7. Petugas mengarahkan penderita untuk melakukan
pemeriksaan penunjang, yaitu Pemeriksaan mikroskopis
dari kerokan kulit untuk menemukan tungau.
8. Petugas menegakkan diagnosa berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang yang
ditemukan.
9. Petugas memberikan penanganan non medikamentosa,
dengan memberikan edukasi berupa :
a. Melakukan perbaikan higiene diri dan
lingkungan, dengan: Tidak menggunakan
peralatan pribadi secara bersama- sama dan alas
PENATALAKSANAAN
SCABIES
No. Dokumen : 445/100/IX/PKM-TWL/2022
No. Revisi : 01
SOP Tanggal Terbit : 13 September 2022
Halaman : 2/2

tidur diganti bila ternyata pernah digunakan oleh


penderita skabies.
b. Menghindari kontak langsung dengan penderita
skabies.
10. Petugas memberikan terapi :
a. Terapi tidak dapat dilakukan secara individual
melainkan harus serentak dan menyeluruh pada
seluruh kelompok orang yang ada di sekitar
penderita skabies.
b. Terapi diberikan dengan salah satu obat topikal
(skabisid) di bawah ini:
1) Salep 2-4 dioleskan di seluruh tubuh,
selama 3 hari berturut-turut, dipakai setiap
habis mandi.
2) Krim permetrin 5% di seluruh tubuh.
Setelah 10 jam, krim permetrin dibersihkan
dengan sabun.
c. Terapi skabies ini tidak dianjurkan pada anak < 2
tahun.
11. Petugas menuliskan hasil anamnesa, pemeriksaan fisik dan
perencanaan terapi pasien di dalam buku rekam medis.
12. Petugas menjelaskan kriteria rujukan yaitu Pasien skabies
dirujuk apabila keluhan masih dirasakan setelah 1
bulan paska terapi.
6. Hal-hal yang perlu Rujuk pasien apabila memenuhi kriteria rujukan yang ada.
diperhatikan
7. Unit Terkait 1. Poliklinik
2. Laboratorium
3. Apotik
8. Dokumen Terkait Rekam Medis
9. Rekaman Historis No. Yang diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai
Perubahan Diberlakukan
1. SOP Ulkus Pada Kebijakan, 20 September
Tungkai No. Referensi, 2021
397/SOP/UKP/RJ/ Prosedur/
X/2016 Tanggal Langkah-
Terbit 03 Oktober langkah
2016
2.

Anda mungkin juga menyukai