Anda di halaman 1dari 3

SKABIES

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/3

UPTD Ferdinandus Suwardi


PUSKESMAS NIP:197502271999011003
WANING
1.Pengertian Skabies adalah penyakit yang disebabkan infestasi dan sensitisas kulit oleh tungau
Sarcoptes scabiei dan produknya. Penyakit ini berhubungan erat dengan higiene yang
buruk.
Penularan dapat terjadi karena:
1. Kontak langsung kulit dengan kulit penderita skabies, seperti menjabat
tangan, hubungan seksual, atau tidur bersama.
2. Kontak tidak langsung (melalui benda), seperti penggunaan perlengkapan
tidur bersama dan saling meminjam pakaian, handuk dan alat-alat pribadi
lainnya, tidak memiliki alat-alat pribadi sendiri sehingga harus berbagi
dengan temannya.
Tungau hidup dalam epidermis, tahan terhadap air dan sabun dan tetap
hidup bahkan setelah mandi dengan air panas.
Faktor Risiko:
1. Masyarakat yang hidup dalam kelompok yang padat seperti tinggal di asrama
atau pesantren.
2. Higiene yang buruk.
3. Hubungan seksual yang sifatnya promiskuitas.

2. Tujuan Sebagi acuan bagi petugas dalam penatalaksanaan Penyakit Skabies


3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Waning Nomor: Pusk.Waning.440/ /
AKR/KEP/III/I/2023 Tentang Kebijakan Pelayanan Klinis
4. Referensi 1. Djuanda, A., Hamzah, M., Aisah, S. 2013. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin.
Edisi keenam. Jakarta. Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
2. Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin.2011.Pedoman
Pelayanan Medik. Jakarta.
5. Prosedur 1. Petugas melakukan anamnesis gejala klinis:
a. Pruritus nokturna, yaitu gatal yang hebat terutama pada malam hari atau saat
penderita berkeringat.
b. Lesi timbul di stratum korneum yang tipis, seperti di sela jari, pergelangan
tangan dan kaki, aksila, umbilikus, areola mammae dan di bawah payudara
(pada wanita) serta genital eksterna (pria).
2. Petugas melakukan pemeriksaan vital sign yang diperlukan sesuai indikasi.
3. Petugas melakukan pemeriksaan fisik Lesi kulit berupa terowongan (kanalikuli)
berwarna putih atau abu-abu dengan panjang rata-rata 1 cm. Ujung terowongan
terdapat papul, vesikel, dan bila terjadi infeksi sekunder, maka akan terbentuk
pustul, ekskoriasi, dan sebagainya. Pada anak-anak, lesi lebih sering berupa
vesikel disertai infeksi sekunder akibat garukan sehingga lesi menjadi bernanah.
4. Jika ada indikasi, petugas melakukan pemeriksaan penunjang Pemeriksaan
mikroskopis dari kerokan kulit untuk menemukan tungau.
5. Petugas menegakkan diagnosis dan atau diagnosis banding berdasarkan
anamnesa, pemeriksaan vital sign, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang
(jika diperlukan).

Terdapat 4 tanda kardinal untuk diagnosis skabies, yaitu:


1. Pruritus nokturna.
2. Penyakit menyerang manusia secara berkelompok.
3. Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang
berwarna putih atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok-
kelok, rata-rata panjang 1 cm, pada ujung terowongan ditemukan papul atau
vesikel.
4. Ditemukannya tungau dengan pemeriksaan mikroskopis.
Diagnosis ditegakkan dengan menemukan 2 dari 4 tanda tersebut.
6. Penatalaksanaan

1. Melakukan perbaikan higiene diri dan lingkungan, dengan:


a. Tidak menggunakan peralatan pribadi secara bersama-sama dan alas
tidur diganti bila ternyata pernah digunakan oleh penderita skabies.
b. Menghindari kontak langsung dengan penderita skabies.
2. Terapi tidak dapat dilakukan secara individual melainkan harus serentak dan
menyeluruh pada seluruh kelompok orang yang ada di sekitar penderita
skabies.
3. Terapi diberikan dengan salah satu obat topikal (skabisid) di bawah ini:
a. Salep 2-4 dioleskan di seluruh tubuh, selama 3 hari berturut-turut,
dipakai setiap habis mandi.
b. Krim permetrin 5% di seluruh tubuh. Setelah 10 jam, krim permetrin
dibersihkan dengan sabun.
Terapi ini tidak dianjurkan pada anak < 2 tahun.
4. Konseling dan Edukasi
Dibutuhkan pemahaman bersama agar upaya eradikasi skabies bias
melibatkan semua pihak.
Bila infeksi menyebar di kalangan santri disebuah pesantren, diperlukan
keterbukaan dan kerjasama dari pengelola pesantren.
Bila sebuah barak militer tersebar infeksi, mulai dari prajurit sampai
komandan barak harus bahu membahu membersihkan semua benda yang
berpotensi menjadi tempat penyebaran penyakit.
5. Kriteria Rujukan
Pasien skabies dirujuk apabila keluhan masih dirasakan setelah 1 bulan paska
terapi.
7. Jika ada indikasi, petugas melakukan rujukan ke unit pelayanan lainnya.
8. Petugas menyerahkan resep kepada pasien untuk diserahkan ke unit farmasi.
9. Petugas mendokumentasikan semua hasil anamnesis, pemeriksaan, diagnosa,
terapi, rujukan yang telah dilakukan ke dalam rekam medis pasien.

6. Hal-hal yang Semua hasil Pengkajian, analisa, pengobatan dan tindakan medis didokumentasikan
Perlu dalam rekam medis.
Diperhatikan
7. Unit Terkait BP Umum
8.Dokumen Rekam Medik
Terkait
9.Rekaman No Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Dimulai
Historis Diberlakukan
Perubahan

Anda mungkin juga menyukai