Anda di halaman 1dari 2

DERMATITIS KONTAK ALERGIK

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :

UPTD Ferdinandus Suwardi


PUSKESMAS NIP:197502271999011003
WANING
1.Pengertian Dermatisis kontak alergik (DKA) adalah reaksi peradangan kulit imunologik karena
reaksi hipersensitivitas. Kerusakan kulit terjadi didahului oleh proses sensitisasi
berupa alergen (fase sensitisasi) yang umumnya berlangsung 2-3 minggu. Bila terjadi
pajanan ulang dengan alergen yang sama atau serupa, periode hingga terjadinya gejala
klinis umumnya 24-48 jam (fase elisitasi). Alergen paling sering berupa bahan kimia
dengan berat molekul kurang dari 500-1000 Da. DKA terjadi dipengaruhi oleh adanya
sensitisasi alergen, derajat pajanan dan luasnya penetrasi di kulit.
2. Tujuan Sebagi acuan bagi petugas dalam penatalaksanaan Penyakit Dermatisis Kontak
Alergik (DKA)
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Waning Nomor: Pusk.Waning.440/ /
AKR/KEP/III/I/2023 Tentang Kebijakan Pelayanan Klinis
4. Referensi Permenkes Nomor 5 tahun 2014 Tentang Panduan Praktek Klinis Bagi Dokter di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
5. Prosedur 1. Petugas memanggil pasien sesuai nomor urutan pelayanan dan mengidentifikasi
Klien
2. Petugas melakukan anamnesis (keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat
penyakit dahulu, riwayat alergi, dan riwayat keluarga).
3. Petugas melakukan pemeriksaan vital sign yang diperlukan sesuai indikasi.
4. Petugas melakukan pemeriksaan fisik yang diperlukan sesuai indikasi.
5. Jika ada indikasi, petugas melakukan pemeriksaan penunjang.
6. Petugas menegakkan diagnosis dan atau diagnosis banding berdasarkan anamnesa,
pemeriksaan vital sign, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang (jika
diperlukan).
7. Petugas menentukan klasifikasi diagnosis berdasarkan:
kriteria roma III, dispepsia fungsional adalah terdapat satua tau lebih dari gejala:
a. rasa penuh (kekenyangan) setelah makan
b. perasaan cepat kenyang
c. nyeri ulu hati
d. rasa terbakar di uluhati.
8. Petugas memberikan terapi sesuai dengan diagnose yang ditegakkan.
9. Bila ada indikasi dispepsia dengan penyakit penyerta/indikasi khusus, petugas
memberikan terapi sesuai indikasi khusus tersebut.
10. Petugas memberika edukasi kepada pasien dan atau keluarganya tentang
modifikasi gaya hidup.
11. Jika ada indikasi, petugas melakukan rujukan ke unit pelayanan lainnya.
12. Petugas menyerahkan resep kepada pasien untuk diserahkan ke unit farmasi.
13. Petugas mendokumentasikan semua hasil anamnesis, pemeriksaan, diagnosa,
terapi, rujukan yang telah dilakukan ke dalam rekam medis pasien.
14. Petugas menyerahkan rekam medis ke petugas simpus dan P-care untuk dientry.
15. Petugas mendokumentasikan hasil anamnesis, pemeriksaan, diagnosa, terapi,
rujukan yang sudah tercatat ke dalam rekam medis ke aplikasi simpus dan P-care.
6. Hal-hal yang semua hasil Pengkajian,analisa, pengobatan dan tindakan medis didokumentasikan
Perlu dalam rekam medis.
Diperhatikan
7. Unit Terkait Poli Umum
8. Dokumen Rekam Medik
Terkait
9. Rekaman No Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Dimulai
Historis Diberlakukan
Perubahan

Anda mungkin juga menyukai