Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTOLOGI

DENGAN SKABIES
Tugas Mata Kuliah Keperawatan Gerontologi
Dosen: Budhi Ernawan S. Kp

Disusun oleh :
Irwan suryanto : 04. 03. 0183
Islachudin : 04. 03. 0184
Siti nurkhasanah : 04. 03. 0185
Dina nurvitasari : 04. 03. 0168
Purwanto : 04. 03

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


SURYA GLOBAL
YOGYAKARTA
2006
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTOLOGI
DENGAN SKABIES
A. Definisi
Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi
sarcoptes scabiei var, hominis dan produknya (DERBER 1971). Adapun ada teori
lain yang menyebutkan bahwa Skabies itu merupakan suatu infestasi tungau yang
menyebabkan beruntus-beruntuk kecil kemerahan dan rasa gatal yang hebat.

B. Etiologi
Sarcoptes scabiei termasuk filum arthropoda, kelas arachnida, ordo
ackarima, super famili sarcopes. Pada manusia disebut sarcoptes scabiei var,
hominis. Secara morfologi merupakan tungau kecil, berbentuk oval, punggungnya
cembung dan bagian perutnya rata. Tungau ini traslusen, berwarna putih kotor, dan
tidak bermata. Ukurannya, yang betina berkisar antara 330-450 mikron x 250-350
mikron, sedangkan yang jantan lebih kecil, yakni 200-240 mikron x 150-200
mikron. Bentuk dewasa mempunyai 4 pasang kaki, 2 pasang kaki di depan sebagai
alat melekat dan 2 pasang kaki kedua pada betina berakhir dengan rambut,
sedangkan pada yang jantan pasangan kaki ketiga berakhir dengan rambut dan
keempat berakhir dengan alat perekat.

Siklus hidup tungau ini sebagai berikut. Setelah kopulasi (perkawinan) yang
terjadi di atas kulit, yang jantan akan mati, kadang-kadang masih bisa hidup
beberapa hari dalam terowongan yang digali oleh betina. Tungau betina yang telah
dibuahi menggali terowongan dalam stratum korneum, dengan kecepatan 2-3
millimeter sehari sambil meletakkan telurnya 2-4 butir sehari samapi mencapai
jumlah 40 atau 50. bentuk betina yang dibuahi ini dapat hidup sebulan lamanya.
Telur akan menetas biasanya dalam waktu 3-5 hari, dan menjadi larva yang
mempunyai 3 pasang kaki. Larva ini dapat tinggal dalam terowongan, tetapi dapat
juga keluar. Setelah 2-3 hari larva akan menjadi nimfa yang mempunyai 2 macam
bentuk, jantan dan betina, dengan 4 pasang kaki. Siklus hidupnya dari larva sampai
dewasa memerlukan waktu 8-12 hari.
Tungau ini mudah menyebar dari orang ke orang melalui kontak fisik dan
sering menyerang seluruh penghuni dalam satu rumah.

C. Patofisiologi dan patogenesis


Kelainan kulit tidak hanya disebabkan oleh tungau Skabies, tetapi oleh
penderita sendiri akibat garukan. Gatal yang terjadi disebabkan oleh sensitisasi
terhadap sekreta dan eksreta tungau yang memerlukan waktu kira-kira sebulan
setelah infestasi. Pada saat itu kelainan kulit menyerupai dermatitis dengan
ditemukannya papul, vesikel, urtika, dan lain-lain. Dengan garukan dapat timbul
erosi, ekskoriasi, krusta, dan infeksi sekunder.

D. Manifetasi klinik
Ada 4 tanda cardinal :
1. Pruritus nokturna, artinya gatal pada malam hari yang disebabkan oleh
aktifitas tungau ini lebih tinggi pada suhu yang lebih lembab dan panas.
2. Penyakit ini menyerang manusia secara berkelompok, misalnya dalam
sebuah keluarga biasanya seluruhnya terkena infeksi. Begitu pula dalam sebuah
perkampungan yang padat penduduknya, sebagian besar tetangga yang
berdekatan akan deserang oleh tungau tersebut. Dikenal keadaan
Hiposensitisasi, yang seluruh anggota keluarganya terkena. Walaupun terkena
infeksi tungau, tetapi tidak memberikan gejala. Penderita ini bersifat sebagai
pembawa (Carrier).
3. Adanya terowongan (Kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang
berwarna putih atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, rata-rata
panjang 1 cm , pada ujung terowongan ditemukan papul atau vesikel. Jika
timbul infeksi sekunder ruam kulitnya menjadi polimort (pustul, ekskoriasi, dan
lain-lain). Tempat predileksinya biasanya merupakan tempat stratum korneum
yang tipis, yaitu : sela-sela jari tangan, pergelangan tangan bagian volar, siku
bagian luar, lipat ketiak bagian depan, areola mamae (wanita). Umbilikus,
bokong, genetalia eksterna (pria), dan perut bagian bawah. Pada bayi dapat
menyerang telapak tangan dan telapak kaki.
4. Menemukan tungau, merupakan hal yang paling diagnostic. Dapat
ditemukan satu atau lebih stadium hidup tungau ini.
Diagnosis dapat dibuat dengan menemukan 2 dari 4 kardinal tersebut.

E. Pemeriksaan diagnostic
Diagnosis dipastikan dengan menemukan Sarcoptes scabiei atau produk
samping kutu tersebut dari kulit. Sample jaringan superficial epidermis dikerok
pada daerah diatas terowongan atau papula dengan menggunakan mata pisau skapel
yang kecil. Hasil kerokan diletakkan pada slide mikroskop dan diperiksa lewat
mikroskop dengan pembesaran rendah untuk melihat kutu pada setiap stadium
(dewasa, telur, cangkang telur, larva, nimfa) dan butiran fesesnya.

Diagnosis banding, ada pendapat yang mengatakan penyakit scabies ini


merupakan The Great Imitator karena dapat menyerupai banyak penyakit kulit
dengan keluhan gatal. Sebagai diagnosis banding ialah : prurigo, pedikulosis,
korporis, dermatitis, dan lain-lain.

F.Penatalaksanaan
 Pasien diminta mandi dengan air hangat dan memakai sabun.
Untuk menghilangkan debris yang melepas dari krusta dan kemudian kulit
dibiarkan kering benar serta menjadi dingin.
 Preparat skabisida, seperti lindane (kwell) atau krotamiton (krim atau
lotion Eurax).
Dioleskan tipis-tipis pada permukaan kulit mulai dari leher ke bawah dengan
hanya meninggalkan daerah muka dan kulit kepala (yang pada skabies tidak
terkena) dan dibiarkan selama 12-24 jam dan sesudah itu, dan dicuci bersih, dan
disarankan terapi ini diulangi sesudah 1 minggu sebab 1 kali sudah dapat
memberikan efek kuratif.dipakai segera sesudah mandi.
 Pendidikan pasien dan pertimbangan perawatan di rumah.
Pasien harus mengenakan pakaian bersih dan tidur di atas seprei yang baru
dicuci di binatu (sprei, sarung bantal dll).pakaian harus dicuci dengan air yang
sangat panas dan dikeringkan dengan alat pengering panas karena kutu Skabies
dapat hidup sampai 36 jam pada linen. Setelah terapi dilakukan, salep di oleskan
seperti kortikosteroid topikal pada lesi kulit karena skabisida dapat mengiritasi
kulit dan hipersensitif jika diberikan terlalu banyak, serta tidak sering mandi
dengan air panas (karena tindakan ini membuat kulit menjadi kering serta
menimbulkan gatal). Semua anggota keluarga atau yang berhubungan erat harus
di obati secara bersamaan untuk menghilangkan kutu Skabies.
 Pertimbangan gerontologik
Meskipun pasien yang lebih tua akan merasakan gatal yang sangat hebat,
reaksi inflamasi tampak nyata pada orang yang lebih muda jarang terjadi.
Skabies mungkin tidak dikenali pada orang yang berusia lanjut dan keluhan
gatal bisa saja keliru dikaitkan dengan kulit orang tua yang kering atau dengan
ansietas.
Petugas kesehatan harus mengenakan sarung tangan ketika melakukan
perawatan bagi pasien dengan kecurigaan Skabies sampai diagnosisnya
dipastikan dan terapi selesai dilakukan. Dianjurkan agar semua residen, staff
perawat dan keluarga pasien diobati secara bersamaan untuk mencegah infeksi
ulang.
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTOLOGI
DENGAN SKABIES
I. PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan
untuk mengumpulkan data atau informasi tentang pasien agar dapat
mengidentifikasi, mengenali masalah-masalah, kebutuhan kesehatan, dan
keperawatan pasien baik mental, sosial dan lingkungan.
(isi kapan pengkajian dilakukan, jam berapa, siapa yang melakukan, data
diperoleh dari pasien, keluarga, catatan medik, perawat, dokter atau tim kesehatan
yang lain).
A. Identitas diri klien
1. pasien (diisi lengkap) : nama, umur, jenis kelamin, status
perkawinan,agama, pendidikan, pekerjaan, suku bangsa, tgl mrs, no.cm,
alamat.
2. penanggung jawab(diisi lengkap) : nama, umur, jenis kelamin,
agama, pendidikan, pekerjaan, alamat.
B. Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan akan berisi informasi yang spesifik mengenai awitan, tanda
dan gejala, lokasi dan durasi nyeri, gatal-gatal, ruam atau ganguan rasa nyaman
lainnya yang dialami pasien.
Adakah riwayat alergi kulit, reaksi alergik terhadap makanan, obat serta zat
kimia, masalah kulit sebelumnya dan riwayat kanker kulit. Nama-nama
kosmetika, sabun, sampo atau produk personal higiene lainnya juga harus
ditanyakan jika terdapat masalah kulit yang terjadi setelah memakai produk
tersebut. Pemeriksaan fisik
C. Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit yang pernah diserita oleh klien.
D. Riwayat kesetan keluarga
Riwayat penyakit keluarga yang memiliki hubungan dengan
penderitaan/penyakit klien baik bersifat genetis maupun tidak.
E. Pemeriksaan fisik (cephalokaudal)
1. keluhan utama yang dirasakan saat pengkajian
2. tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, pernafasan, suhu) &
kesadaran.
3. kepala & leher
rambut, kulit, mata, telinga, hidung, mulut, gigi & leher.
4. thorax (inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi).
5. abdomen(inspeksi, auskultasi, palpasi, perkusi).
6. inguinal & genetalia
7. ekstremitas (atas &bawah)
F. Pola fungsi kesehatan
1. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan
2. Pengetahuan tentang penyakit/perawatan
3. Pola nutrisi dan metabolik
Program diet rs (intake makanan/intake cairan)
4. Pola eliminasi (bab &bak)
5. Pola aktifitas & latihan
Makan/minum, mandi, toileting, berpakaian, mobilitas ditempat tidur,
berpindah, ambulasi/rom.
6. Pola tidur & istirahat
7. Pola kognitif & perseptual
Penglihatan, pendengaran, pengecapan, sensasi.
8. Pola persepsi diri
9. Pola seksual dan reproduksi
10. Pola peran hubungan
11. Pola koping stress
12. Pola nilai & keyakinan.
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang bisa diangkat pada kasus Skabies adalah :
1. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan sensasi
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera (lesi kulit)
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri eraksi
4. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan penyakit
II. INTERVENSI
N DIAGNOSA PERENCANAAN
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
O KEPERAWATAN
1 Kerusakan Setelah dilakukan 1. Lindungi kulit 1. maserasi pada
integritas kulit pendekatan proses yang sehat kulit yang sehat
berhubungan keperawatan terhadap dapat
dengan perubahan gangguan integritas kemungkinan menyebabkan
sensasi kulit dapat maserasi (hidrasi pecahnya kulit
diminimalkan stratum korneum dan perluasan
dengan kreteria : yang berlebihan). kelainan primer.
 klien 2. Hilangkan 2. Friksi dan
memperlihatkan kelembaban dari maserasi
mempertahanka kulit dengan memainkan
n integritas menutulkan untuk peranan yang
kulitnya. menghisap dan penting dalam
 Tidak ada menghindari proses terjadinya
maserasi. friksi. sebagian penyakit
 Tidak ada tanda- 3. Jaga dengan kulit.
tanda cedera cermat terhadap 3. Penderita dapat
termal. risiko terjadinya mengalami
 Tidak ada cedera termal penurunan
infeksi. akibat penggunaan sensitivitas
 Memberikan kompres hangat terhadap panas.
obat topikal dengan suhu yang
yang terlalu tinggi dan
diprogramkan. akibat cedera
 Menggunakan panas yang tidak
obat yang terasa (bantalan 4. Banyak masalah
diresepkan pemanas, kosmetika pada
sesuai jadwal. radiator). hakekatnya
4. Nasihati pasien kelainan
untuk malignitas kulit
menggunakan dapat dikaitkan
kosmetik dan dengan kerusakan
preparat tabir kulit kronik.
surya.
2 Nyeri akut Setelah dilakukan 1. Periksa 1. Pemahaman
berhubungan tindakan daerah yang tentang luas dan
dengan agen cidera keperawatan terlibat. karakteristik
(lesi kulit) diharapkan nyeri kkulit meliputi
dapat berkurang bantuan dalam
atau hilang, dengan menyusun
kreteria : a. Upaya rencana
 Klien kan untuk intervensi.
mengatakan menemukan a. Mem
nyeri berkurang penyebab bantu
atau hilang. gangguan rasa mengidentifik
 Mengutarak nyaman. asi tindakan
an dengan kata- b. Menc yang tepat
kata bahwa gatal atat hasil-hasil untuk
telah reda. observasi memberi
 Memperliha secara rinci kenyamanan.
tkan tidak dengan b. Desk
adanya gejala memakai ripsi yang
ekskoriasi kulit terminologi akurat tentang
karena garukan. deskriptif. erupsi kulit
 Mematuhi diperlukan
terapi yang untuk
diprogramkan. diagnosis dan
 Mempertaha pengobatan.
nkan Banyak
keadekuatan c. Meng kondisi kulit
hidrasi dan antisipasi tampak
lubrikasi kulit. reaksi alergi serupa tetapi
 Menunjukka yang mungkin mempunyai
n kulit utuh; kulit terjadi; etiologi yang
menunjukkan mendapatkan berbeda.
kemampuan riwayat Respons
dalam pemakaian inflamasi
penampilan yang obat. kutan
sehat. mungkin mati
2. Kendalikan pada pasien
faktor-faktor lansia.
iritan. c. Rua
m
a. Pertah menyeluruh
ankan terutama
kelembaban dengan
kira-kira 60%; awitan yang
gunakan alat mendadak
pelembab. dapat
b. Pertah menunjukkan
ankan reaksi alergi
lingkungan terhadap obat.
dingin. 2. Rasa gatal
c. Gunak diperburuk oleh
an sabun panas, kimia dan
ringan (Dove) fisik.
atau sabun a. Deng
yang dibuat an
untuk kulit kelembaban
sensitif rendah,kulit
(Neutrogena, akan
Avveno). kehilangan
d. Lepas air.
kan kelebihan b. Kesej
pakaian atau ukan
peralatan mengurangi
ditempat tidur. gatal.
e. Cuci c. Upay
linen tempat a ini
tidur dan mencakup
pakaian tidak adanya
dengan sabun larutan
ringan. deterjen,zat
f. Henti pewarna atau
kan pemajanan bahan
berulang pengeras.
terhadap d. Meni
deterjen, ngkatkan
pembersih, lingkungan
dan pelarut. yang sejuk.

e. Sabu
3. Menggunaka n yang keras
n tindakan dapat
perawatan kulit menimbulkan
untuk iritasai kulit.
mempertahankan
integritas kulit dan f. Setia
meningkatkan p substansi
kenyamanan yang
pasien. menghilangka
a. Melak n air,lipid atau
sanakan protein dari
kompres epidermis
penyejuk akan
dengan air mengubah
suam-suam fungsi barier
kuku atau kulit.
kompres 3. Kulit
dingin guna merupakan barier
meredakan yang penting
rasa gatal. yang harus
b. Meng dipertahankan
atasi keutuhannya agar
kekeringan dapat berfungsi
(serosis) dengan benar.
sebagaimana
dipreskripsika a. Pengi
n. satan air yang
bertahap dari
kasa kompres
akan
menyejukkan
kulit dan akan
meredakan
c. Meng pruritus.
oleskan losion
dan krim kulit b. Kulit
segera setelah yang kering
mandi. dapat
menimbulkan
gejala
d. Menja kemerahan,ga
ga agar kuku tal,
selalu deskuamasi
terpangkas. dan pada
bentuk yang
e. Meng lebih berat,
gunakan pembengkaka
terapi topikal n,
seperti yang pembentukan
dipreskripsika lepuh,
n. keretakan dan
f. Memb pembentukan
antu pasien eksudat.
untuk c. Hidra
menerima si yang efektif
terapi yang pada
lama yang pembentukan
diperlukan stratum
untuk korneum
beberapa mencegah
kelainan kulit. gangguan
g. Menas lapisan barier
ehati pasien pada kulit.
untuk d. Pemo
menghindari tongan kuku
pemakaian akan
salep atau mengurangi
losion yang kerusakan
dibeli tanpa kulit karena
resep dokter. garukan.
e. Tinda
kan ini
membantu
meredakan
gejala.

f. Tinda
kan koping
biasanya akan
meningkatkan
kenyamanan.

g. Masa
lah pasien
dapat
disebabkan
oleh iritasi
atau
sensitisasi
karena
pengobatan
sendiri.

3 Gangguan pola Setelah dilakukan 1. Cegah dan 1. Pruritus


tidur berhubungan pendekatan proses obati kulit yang noktunal
dengan nyeri eraksi keperawatan klien kering. menganggu tidur
diharapkan : a. Menas yang normal.
 mencapai ehati pasien a. Udar
tidur yang untuk menjaga a yang kering
nyenyak. kamar tidur membuat
 Melaporkan agar tetap kulit terasa
peredaan rasa memiliki gatal.
gatal. ventilasi dan Lingkungan
 Mempertaha kelembaban yang nyaman
nkan kondisi yang baik. meningkatkan
lingkungan yang b. Menja relaksasi .
tepat. ga kulit agar b. Tinda
 Menghindar selalu lembab. kan ini
i konsumsi mencegah
kafein pada sore kehilangan
hari dan air. Kulit yang
menjelang tidur c. Mandi kering dan
pada malam hari. hanya gatal biasanya
 Mengenali diperlukan jika tadak dapat
tindakan untuk kulit sangat disembuhkan
meningkatkan kering, jangan tetapi bisa
tidur. gunakan sabun dikendalikan.
 Mengalami atau sabun c. Semu
pola tidur / yang lembut, a tindakan ini
istirahat yang oleskan akan
memuaskan. losion / krim memelihara
kulit segera kelembaban
sesudah mandi kulit.
sementara kulit
masih lembab.
2. Nasihati
pasien untuk
melakukan hal
berikut yang dapat
membantu
meningkatkan
tidur. a. Deng
a. Menja an
ga jadwal tidur kelembababn
yang teratur, yang rendah
pergi tidur kulit akan
pada saat yang kehilangan
sama, bangun air.
pada saat yang
sama. b. Kafei
b. Meng n memiliki
hindari efek puncak
minuman yang 2-4 jam
mengandung sesudah
kafein dikonsumsi.
menjelang
tidur di malam c. Gera
hari. k badan
c. Melak memberikan
sanakan gerak efek yang
badan secara menguntungk
teratur. an untuk tidur
jika
dilaksanakan
d. Meng pada sore
erjakan hal-hal hari.
yang ritual dan d. Tinda
rutin kan ini
menjelang memudahkan
tidur. peralihan dari
keadaan
tertidur .
4 Gangguan citra Setelah dilakukan 1. Kaji adanya 1. Gangguan citra
tubuh berhubungan pendekatan proses gangguan pada diri akan
dengan penyakit keperawatan klien citra diri pasien menyertai setiap
diharapkan : (menghindari penyakit atau
 mengembangkan kontak mata, keadaan yang
peningkatan ucapan yang tampak nyata
kemauan untuk merendahkan diri bagi pasien.
menerima sendiri, ekspresi Kesan seseorang
keadaan diri. perasaan muak terhadap dirinya
 Mengikuti dan terhadap kondisi sendiri akan
turut kulitnya). berpengaruh pada
berpartisipasi 2. Identifikasi konsep diri.
dalam tindakan stdaium 2. Terdapat
keperawatan- psikososial tahap hubungan antara
mandiri. perkembangan. stadium
 Melaporkan perkembangan,
perasaan dalam citra diri dan
pengendalian reaksi serta
situasi. 3. Berikan pemahaman
 Menguatkan kesempatan untuk pasien terhadap
kembali pengungkapan, kondisi kulitnya.
dukungan positif dengarkan (dengan 3. Pasien
dari diri sendiri. cara terbuka, tidak membutuhkan
 Mengutarakan menghakimi) pengalaman
perhatian untuk didengarkan dan
terhadap diri mengekspresikan dipahami.
sendiri yang berduka / ansietas
lebih sehat. tentang citra
 Tampak tidak tubuh.
begitu 4. Nilai rasa 4. Tindakan ini
memperhatikan keprihatinan dan memberikan
kondisi. ketakutan pasien, kesempatan pada
 Menggunakan bantu pasien yang petugas kesehatan
teknik cemas dalam untuk
menyembunyika mengembangkan menetralkan
n kekurangan kemampuan untuk kecemasan yang
dan menekankan menilai diri dan tidak perlu terjadi
teknik untuk mengenali serta dan memulihkan
meningkatkan mengatasi realitas situasi .
penampilan. masalah. Ketakutan
merupakan unsur
5. Mendukung upaya yang merusak
pasien untuk adaptasi pasien.
memperbaiki citra -8. Pendekatan
diri (turut dan sasaran yang
berpartisipasi positif tentang
dalam penanganan teknik-teknik
kulitnya; merias kosmetik sering
atau merapikan kali membantu
diri). dan
6. Membantu pasien meningkatkan
kearah penerimaan penerimaan diri
diri. dan sosialisasi.
7. Mendorong
sosialisasi dengan
orang lain.
8. Nasehati pasien
mengenai cara-
cara perawatan
kosmetik untuk
mnyembunyikan
kulit yang
abnormal.
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth, 2001, Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta : EGC


Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8. Jakarta :
EGC
Handoko, Ronny p. 1999. Ilmu penyakit kulit dan kelamin edisi III. Jakarta : FKUI
Kapita Selekta Kedokteran edisi III, Jilid II Media Aesculapius FKUI 2000
Nanda, International, 2005, Nursing Diagnosis : Definition & Classification,
Philadelphia

Anda mungkin juga menyukai