Anda di halaman 1dari 31

Case Report Study

SKABIES + INFEKSI SEKUNDER


Disusun oleh:
Mike Jamila Wanane

Pembimbing:
Dr. Gina Triana Sutedja, Sp.KK

KEPANITERAAN ILMU KULIT DAN KELAMIN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA
PERIODE 22 FEBRUARI – 20 MARET 2021
Identitas Pasien
Nama : An. BAR
Tempat, tanggal lahir : Kab.Bogor, 30 November 2003
Umur : 17 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Kampung Pabuaran
Pekerjaan : Siswa kelas 3 SMA
Tanggal Masuk RS : 22 Februari 2021
Anamnesis
• Keluhan Utama: Pasien mengaku gatal-gatal pada perut dan dada yang menjalar ke
tangan – paha.
• Riwayat Penyakit Sekarang: Gatal-gatal tersebut dirasakan selama 1 bulan, awalnya di
dada dan perut lalu menjalar ke tangan dan paha. Keluhan gatal makin berat di malam
hari sehingga pasien sering menggaruk yg menyebabkan kulitnya memerah dan lecet
terutama di bagian ketiak.
• Riwayat Penyakit Dahulu: Riwayat DBD sekitar 2 tahun yang lalu sehingga harus dirawat
di Rumah Sakit.
• Riwayat Penyakit Keluarga: Ayah pasien mengalami rasa gatal yg sama, Darah tinggi
(kakek)
• Riwayat Pengobatan: Terkait keluhan ini, sudah 4x berobat, namun belum ada perbaikan.
Anamnesis
• Riwayat alergi: tidak ada data.
• Lingkungan dan kebiasaan: sering nongkrong bersama teman-
temannya di kampung yang diketahui mengalami gatal-gatal
juga pada kulit. Mandi dengan menggunakan air sumur.
Pemeriksaan Fisik
• Keadaan umum: Tampak sakit ringan, compos mentis
• Tanda-tanda Vital:
Tekanan darah : 90/60 mmHg
Nadi : 84x/menit, regular, isi cukup
Suhu : 36°C
Frekuensi napas : 20x/menit
Pemeriksaan Fisik
• Kepala : Normocephali, rambut terdistribusi merata & berwarna hitam
• Mata : Tidak dilakukan pemeriksaan
• THT : Tidak dilakukan pemeriksaan
• Mulut : Tidak dilakukan pemeriksaan
• Cor : Tidak dilakukan pemeriksaan
• Pulmo : Tidak dilakukan pemeriksaan
• Abdomen : Tidak dilakukan pemeriksaan
• Ekstremitas : akral hangat, CRT <2 , edem (-)
• Neurologi : Tidak dilakukan pemeriksaan
Status Dermatologikus
• Distribusi: acral, truncal, axilla & intertriginosa
• Regio/Lokasi: ektremitas atas & bawah, ketiak, punggung, perut
dan selangkangan.
• Karakter lesi: lesi multipel, diskret, bentuk tidak teratur, batas
tegas, ukuran milier hingga lentikuler.
• Efloresensi: makulopapul eritematosa, Pustule, ekskoriasi dan
plak hiperpigmentasi berskuama kasar
Pemeriksaan Penunjang
• Pada pasien ini, tidak dilakukan pemeriksaan penunjang
• Namun dapat dilakukan pemeriksaan kerokan kulit/mikroskop
cahaya untuk menemukan tungau, telur atau tinjanya.
Resume
Telah dilakukan pemeriksaan pada pasien anak laki-laki usia 17
tahun dengan keluhan gatal-gatal pada perut dan dada yang
menjalar ke tangan – lipat paha dan memberat pada malam hari.
Pasien memiliki riwayat kontak dengan teman-temannya yang juga
mengalami gatal-gatal di kulit.
Pemeriksaan status dermatologikus di temukan lesi berupa
makulopapul eritematosa, Pustule, ekskoriasi dan plak
hiperpigmentasi berskuama kasar, tersebar di area lipatan kulit,
tangan,punggung, dada dan perut.
Diagnosa
• Diagnosis utama: Skabies + infeksi sekunder
• Diagnosis banding: dermatitis atopi, dishidrosis eksema, pyoderma,
insect bite.

• Clinical reasoning:
Keluhan gatal makin berat pada malam hari, ditemukan lesi pada
daerah lipatan kulit seperti sela-sela jari/ selangkangan/ perut, lesi
bernanah, dan riwayat kontak dengan carrier.
Rencana tatalaksana
• Claneksi kaps (amoxicilin 500 mg + asam klavulanat 125 mg),
diminum 3x/hari, dihabiskan.
• Cetirizine tablet 10 mg, diminum 1x/hari bila gatal.
• Fuladic 5g krim2%, dioleskan pada area lesi.
Edukasi
• Menjaga hygiene individu dan lingkungan.
• Kembali lagi untuk control, jika pengobatan infeksi telah
selesai.
• Jika ada perbaikan kondisi  terapi tungau
Prognosis
• Quo ad vitam : bonam
• Quo ad funtionam : dubia ad bonam
• Quo ad sanactionam : bonam
TINJAUAN PUSTAKA
Skabies
• Adalah penyakit kulit yg disebabkan oleh investasi dan sensitisasi dari
Sarcoptes scabiei var hominis dan produknya.
• Penyakit ini di seluruh dunia dan menyerang semua usia, ras, dan tingkat
sosial ekonomi.
• Prevalensinya sangat bervariasi di negara berkembang yaitu antara 4%-100%
• Keadaan ini sangat menular & siapapun yang berkeliaran di daerah sekitar
pasien ini  risiko tertular.
• Bahkan dalam satu penelitian, tungau hidup ditemukan dari sampel debu
yang diambil dari lantai kamar tidur, kursi empuk, dan sofa di setiap rumah
pasien.
Etiologi
• Sarcoptes scabiei termasuk filum arthropoda
kelas arachnida.
• Mrpkan tungau kecil berbentuk oval, punggung
cembung, bagian perut rata dan miliki 8 kaki,
tungau ini translusen, berwarna putih kotor dan
tidak bermata serta jantan berukuran < betina.
• Kopulasi terjadi diatas kulit  tungau betina
m’gali terowongan di str.korneum dgn kec.2-
3mm/hari sambil meletakkan telurnya 2-50.
PATOGENESIS
Gejala Klinis dan Diagnosis
1. Pruritus Nokturna: gatal pada malam hari a/ aktivitas tungau ↑
pd suhu yang lembab dan panas.
2. Penyakit ini menyerang pula orang-orang disekitar penderita.
Penderita = carrier
3. Ditemukannya terowongan (kunikulus) pd tempat predileksi yg
berwarna putih atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau
berkelok, pada ujung terowongan ditemukan papul / vesikel.
4. Menemukan tungau satu/lebih stadium hidup tungau, ataupun
ditemukan telur / kotoran tungau (skibala).
Diagnosis
Pemeriksaan Penunjang (Menemukan Tungau)
• Mula-mula cari terowongan kemudian pd ujung yg terlihat papul/vesikel
dicongkel dengan jarum dan diletakkan di atas sebuah kaca objek 
tutup dgn kaca penutup  lihat di bawah mikroskop cahaya.
• Dengan cara menyikat dengan sikat & ditampung diatas selembar kertas
putih dan dilihat dengan kaca pembesar
• Dengan membuat biopsi irisan (epidermal shave biopsy). Caranya: lesi
dijepit dengan 2 jari  buat irisan tipis dengan pisau periksa dengan
mikroskop cahaya.
• Dengan Biopsi eksisional & periksa dengan pewarnaan hematoksilin Eosin
(HE)
Pemeriksaan Penunjang (Menemukan terowongan)
Diagosis banding
Tatalaksana
Syarat obat yg ideal:
• Harus efektif terhadap semua stadium tungau
• Tidak menimbulkan iritasi dan tidak toksik
• Tidak berbau/kotor serta tidak merusak/menodai pakaian
• Mudah diperoleh dan harganya murah.

Cara pengobatan: semua anggota keluarga harus diobati pada


jam & hari yang sama.
Tatalaksana medikamentosa
Tatalaksana non-medikamentosa
• Rembug dan tentukan hari serta jam yang sama untuk pemakaian salep kutu.
• Pemakaian salep harus serempak pada semua anggota keluarga yang tinggal serumah
dengan penderita.
• Penggunaan salep dimulai dari kulit belakang telinga, leher, badan, lengan-jari-jari
tangan, tungkai bawah- jari & sela jari kaki. KECUALI wajah.
• Diamkan salep di tubuh selama 8 jam.
• Mandi dan rendam semua pakaian (kotor & bersih),kain sprei, selimut dll ke dalam air
Panas ( min.60°C) atau dimasukkan ke dalam kantong plastik, diikat rapat dan
dibiarkan selama 3 hari 3 malam.
• Selanjutnya karpet, kasur, bantal, tempat duduk terbuat dari bahan busa atau berbulu
perlu dijemur di bawah terik matahari ( min.4 jam) atau dilakukan penyedotan debu.
Komplikasi
• Kerusakan epidermis pd infeksi skabies, memudahkan infeksi
Streptococcus pyogenes (Group A Streptococcus [GAS]) atau
Staphylococcus aureus.
• Keduanya dapat menyebabkan infeksi lokal jaringan seperti impetigo,
selulitis, & abses, serta dapat menyebar sistemik lewat aliran darah &
limfe (terutama pd skabies berkrusta dapat terjadi limfadenitis &
septikemia).
• Infeksi kulit pada GAS dapat menimbulkan komplikasi akhir berupa post-
streptococcal glomerulonephritis yg dapat berkembang menjadi
gangguan ginjal kronis.
Prognosis
• Quo ad vitam : bonam
• Quo ad funtionam : dubia ad bonam
• Quo ad sanactionam : bonam
Daftar Pustaka
• Menaldi SL, Bramono K, Indriatmi W. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. Edisi 7.
Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2015
• Wolff K, Johnson RA, Saavedra AP. Fitzpatrick’s Color atlas and synopsis of
clinical dermatology. 7th Edition. McGrawHill education; 2013.
• Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, Wolff K, editors.
Fitzpatrick’s dermatology in general medicine. 8th ed. New York: The McGraw-
Hill Companies, Inc.; 2012
• Widaty S, Soebono H, Nilasari H, Listiawan MY, Siswati AS, Triwahyudi
Danang D. Panduan praktek klinis bagi dokter spesialis kulit dan
kelamin di Indonesia. Jakarta: Perdoski. 2017.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai