Anda di halaman 1dari 43

CLINICAL REPORT SESION

SKABIES
PRECEPTOR :

DEIS HIKMAWATI, DR., SPKK

DISUSUN OLEH:

L U T H F I A N I S S A R AY YA N I AT I A M A N S O O R A H S I T I FA U Z I Y YA H U TA M I
1 2 1 0 0 11 8 0 2 9 1 2 1 0 0 11 8 0 6 6 1 2 1 0 0 11 8 1 3 4

SMF ILMU KULIT DAN KELAMIN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2019
IDENTITAS PASIEN

• Nama : An. R
• Usia : 7 Tahun
• Pekerjaan : Pelajar
• Alamat : Baleendah
• Tanggal pemeriksaan : 4 Maret 2019
ANAMNESIS

KELUHAN UTAMA
Beruntus bernanah yang disertai gatal pada bagian sela-sela jari
kedua tangan, punggung dan telapak tangan, perut, bokong, dan
kedua kaki sejak 2 minggu sebelum datang ke rumah sakit.


ANAMNESA KHUSUS

Pasien datang ke poliklinik kulit dan kelamin Rumah Sakit Al Ihsan


Bandung bersama ibunya dengan keluhan beruntus bernanah yang disertai gatal
pada bagian sela-sela jari kedua tangan, punggung dan telapak tangan, perut,
bokong, dan kedua kaki sejak 2 minggu sebelum datang ke rumah sakit.
Awalnya keluhan hanya berupa beruntus kemerahan yang gatal. Mula-mula
gatal dirasakan di sela-sela jari, kemudian gatal menyebar ke bagian tubuh
lainnya seperti perut hingga bokong dan kedua kaki. Gatal semakin memburuk
ketika malam hari, sehingga pasien merasa sulit tidur di malam hari.
Pasien merupakan seorang santri di salah satu pesantren di Semarang. Pasien
mengatakan teman satu asramanya mengeluhkan hal yang sama dengan pasien.
Pasien juga mengatakan sering bertukar pakaian dengan temannya dan tidur di
kasur temannya.

Sebelumnya pasien belum pernah mengalami kejadian seperti ini. Pasien


mengatakan belum pernah datang ke dokter dan diobati.
Sebelum keluhan ini muncul pasien tidak berkontak dengan bahan kimia dan
tidak terkena gigitan serangga. Pasien mengatakan tidak ada binatang peliharaan
di pesantrennya. Keluhan gatal ini juga tidak memburuk ketika pasien
berkeringat. Pasien tidak pernah melihat kutu disekitar lipat pakaian pasien.
Pasien juga tidak memiliki riwayat alergi makanan, meler pada pagi hari, dan
asma.
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis

• Keadaan umum : tampak sakit ringan


• Kesadaran : compos mentis
• Tanda vital
TD : dbn
PR : dbn
RR : dbn
T : dbn
Kepala :
- Kulit kepala tidak terdapat alopecia
- Mata konjungtiva tidak anemis dan sklera tidak ikterik
Leher : KGB (-), lainnya dalam batas normal
Ekstrimitas :
Kulit : lihat status dermatologikus
Kuku : dalam batas normal
Thoraks : dalam batas normal
Abdomen : dalam batas normal
Genitalia : dalam batas normal
STATUS DERMATOLOGI
• Distribusi : regional bilateral asimetris
• Ad region : generalisata kecuali leher dan kepala
• Karakteristik lesi
A. Jumlah : multiple, sebagian confluent sebagian discrete
B. Ukuran :
0,2x0,2x0,3 (cm) sampai 0,2x0,1x,0,4 (cm) (timbul)
3x2cm – 2mmx1mm (flat)
C. Batas : ada yang berbatas tegas dan tidak tegas
D. Lesi menimbul dan datar
E. Lesi ada yang terlihat kering dan ada yang basah
F. Bentuk lesi ada yang bulat, oval dan irreguler
EFLORESENSI
• Primer : papula, vesikel, makula eritema, hiperpigmentasi
• Khusus : burrow (sulit untuk diidentifikasi)
GAMBAR
RESUME
Pasien berumur 7 tahun datang ke poliklinik rawat jalan kulit dan kelamin
mengeluhkan adanya papul, pruritus nokturna sejak 2 minggu sebelum dibawa ke
rumah sakit, pada bagian sela-sela jari kedua tangan, punggung dan telapak
tangan, perut, bokong, dan kedua kaki. Mula-mula pasien mengeluhkan adanya
papul dan pruritus nokturna berawal dirasakan di sela-sela jari, kemudian gatal
menyebar ke bagian tubuh lainnya seperti perut hingga bokong dan kedua kaki.
Pasien merupakan santri yang tinggal di asrama. Pasien mengatakan
temannya memiliki keluhan yang sama.
Sebelumnya pasien tidak pernah menderita hal serupa. Riwayat di keluarga
mengeluhkan hal yang serupa (-), riwayat alergi (-), binatang peliharaan (-),
riwayat kontak dengan bahan iritan (-).
Pemeriksaan fisik generalisata dalam batas normal, status dermatologikus
ditemukan papula, vesikel, makula eritema, hiperpigmentasi.
DIAGNOSIS BANDING

• Skabies dengan infeksi sekunder


• Pedikulosis korporis dengan infeksi sekunder
• Gigitan serangga dengan infeksi sekunder
• Dermatitis kontak dengan infeksi sekunder
DIAGNOSIS
• Skabies
USULAN TATA LAKSANA
NON FARMAKOLOGI FARMAKOLOGI
EDUKASI R/ Scabimite 30gram cream tube I
• Penjelasan penyakit, bahwa merupakan penyakit menular
∫ ue malam seluruh badan
• Cuci pakaian, sprei , handuk, sarung bantal dkk dengan air
panas, bila perlu biarkan mendidih (mati 50 derajat R/ Loratadine tab no X
celcius) ∫ 2 dd tab I
• Apabila tidak bisa dicuci seperti Kasur dan bantal, tutupi
R/ Cefadroxil 500mg cap no XV
pakai plastic selama 2 minggu atau jemur
• Kemudian untuk penggunaan salep scabiesnya, digunakan ∫ 3 dd cap I
sehabis isya (sebelum tidur) pada seluruh badan dan
diamkan hingga pagi hari, kemudian mandi.
• Pasien disarankan untuk tidak bertukar pakaian dengan
orang lain
PROGNOSIS
• Quo Ad Vitam : Ad Bonam
• Quo Ad Functionam : Ad Bonam
• Quo Ad Sanationam : Ad Bonam
• Quo Ad Estetikum : Ad Bonam
PEMBAHASAN KASUS
SCABIES
SINONIM
Penyakit ini disebut juga the itch, seven year itch, Norwegian
itch, gudikan, gatal agogo, budukan, penyakit ampere.
DEFINISI
Penyakit kulit yang sangat menular yang disebabkan oleh
infeksi dan sensitisasi Sarcopthes scabiei var, hominis, family
Sarcoptidae, class Arachnida
EPIDEMIOLOGI
- 300 juta orang di dunia terinfeksi scabies
- Prevalensi : 4 dari 100% populasi
- Lebih sering pada sosioekonomi rendah, anak-anak, daerah padat penduduk, dan
higiene yang buruk

Cara Penularan :
- Kontak langsung (kontak kulit dengan kulit), misalnya berjabat tangan, tidur bersama
dan hubungan seksual
- Kontak tak langsung (melalui benda), misalnya pakaian, handuk sprei, bantal dll
ETIOLOGI & PATGEN
•Scabies disebabkan oleh mite sarcoptes scabiei
yang pada manusia disebut sarcoptes scabiei
varian hominis
•Sarcoptes scabiei varian hominis merupakan
tungau kecil yang berbentuk oval, translusen,
tidak bermata serta memiliki 4 pasang short
stubby legs
•Ukurannya betina (0,4x0,3mm) lebih kecil dari
pada jantan (0,24x0,2mm)
•Scabies ditularkan oleh kutu betina yang telah
dibuahi, melalui kontak fisik yang erat
ETIOLOGI & PATGEN
•Kutu jantan membuahi betina dan kemudian
mati. Kutu betina setelah impregnasi, akan
menggali lobang ke dalam epidermis, kemudian
membentuk terowongan di dalam stratum
corneum
•Kecepatan menggali terowongan 1-5 mm/hari
•Dua hari setelah fertilisasi, scabies betina mulai
mengeluarkan telur yang kemudian berkembang
melalui stadium larva, nimpa, dan kemudian
menjadi kutu dewasa dalam 10-14 hari
•Lama hidup kutu betina kira-kira 30 hari
•Kemudian kutu mati di ujung terowongan
FAKTOR RISIKO
1. Kontak langsung dengan orang penderita scabies, seperti berjabat tangan,
tidur bersama dan berhubungan seksual
2. Kontak secara tak langsung, missal pakaian, handuk, sprei, bantal dan
lainnya
MEKANISME
MANIFESTASI KLINIS
• Gejala berkembang 3-6 minggu setelah infeksi pertama, atau dapat terjadi 24-48 jam pada
individu yang pernah terinfeksi sebelumnya
• Gejala yang timbul berupa gatal dan ruam, dengan gatal yang bertambah parah saat malam hari
• Lesi → merah, scale, eksoriasi, dan nodul pada daerah sela jari, lateral pergelangan tangan,
siku, skrotum, penis, labia, dan areola pada wanita
• Pada skabies krusta:
Hiperkeratis pada palmar dan plantar
Penebalan dan dystrophy kuku
• Lesi patogenik → membentuk terowongan berbentuk linear dengan panjang 1 – 10 mm pada
stratum korneum yang terlihat pada pergelangan tangan atau siku
DIAGNOSIS
1. Anamnesis
Diagnosis ditentukan dengan menemukan tanda-tanda cardinal. Setidaknya 2 dari 4 tanda
cardinal harus ada yaitu :
– Gatal saat malam hari
– Menyerang manusia secara berkelompok,
– Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat predileksi
– Ditemukan tungau pada pemeriksaan mikroskopis

2. Pemeriksaan fisik
Ada eskoriasi, eczematous dermatitis yang terdapat pada sela – sela jari, sisi jari, pergelangan dan
telapak tangan
PREDILEKSI SCABIES
PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Uji KOH
Meneteskan KOH di sekitar lesi kemudian di scrapping menggunakan blunt of scalpel, lalu di
taruh ke objek glass dan tutup pake cover glass yang telah dilapisi Vaseline di tepinya.
b. Solatip
Ambil solatip kemudian tempelkan pada tempat lesi dan gesekkan dengan blunt of scalpel , lalu
copot solasinya dan taruh di object glass , lakukan hal yang sama selama 7 kali di tempat lesi yang
sama
c. Epidermal shave biopsy
Jepit lesi dengan dua jari kemudian iris tipis dan periksa dibawah mikroskop cahaya
E. BURROW INK TEST
Area yang terinfeksi scabies diberikan tinta,
jika ada kutu, akan ada pola zigzag atau
huruf S pada kulit
MANAGEMENT
Terapi Sistemik

– Antihistamin sedative (oral) untuk mengurangi gatal

– Bila infeksi sekunder dapat ditambah antibiotik sistemik


EDUKASI
• Menjelaskan higiene perorangan dan lingkungan

• Pengobatan secara cepat dan benar, serta menganjurkan seluruh orang yang tinggal serumah
atau satu tempat tinggal harus serempak mendapatkan pengobatan

• Beritahu pasien, setelah melakukan pengobatan secara adekuat, ruam masih dapat menetap
hingga 4 minggu (post scabetic itch)

• Gunakan baju, celana, handuk, sprei dan bahan kain lainnya yang pernah digunakan, yang
sebelumnya telah di siram dan direndam dengan air mendidih kemudian di keringkan pada
temperature tinggi.

• Semua karpet, selimut, kasur harus dicuci atau dijemur dibawah sinar matahari
PENCEGAHAN
• Semua anggota keluarga dan orang yang terdekat di obati serentak
• Setelah pengobatan, pasien harus menggunakan pakaian yang bersih dan semua
pakaian, sarung bantal, bed cover, handuk yang telah digunakan di cuci oleh air
mendidih
• Lantai, karpet, area tempat bermain dan furniture di bersihkan/ di vakum
DIAGNOSIS BANDING
KOMPLIKASI
• Ekzimatisasi
• Secondary Impetigination
• Trigerring Bullous Pemphigoid
• Lymphangitis and Septicimia
• Trigerring Pyoderma by Streptococcus Pyogenes
PROGNOSIS
• Quo Ad Vitam : Ad Bonam
• Quo Ad Functionam : Ad Bonam
• Quo Ad Sanationam : Ad Bonam
• Quo Ad Estetikum : Ad Bonam
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai