SCABIES
Oleh:
SITI SARAH
Pembimbing:
dr. MASYITHTHAH
1
berbeda pada dewasa dan anak-anak. Pada dewasa umumnya lesi
terdapat di daerah flexor pergelangan tangan, sela-sela jari, dorsum pedis,
axilla, elbow, pinggang, bokong, dan alat genitalia. Sedangkan pada anak-
anak umumnya lesi terdapat pada wajah, kulit kepala, leher, telapak
tangan dan telapak kaki. Menemukan tungau merupakan hal yang paling
diagnostik. Cukup dengan dua tanda kardinal sudah dapat menegakkan
diagnosis skabies. 2,3
2
dicuci dengan air panas, diperbaikinya sirkulasi rumah sehingga sinar
5, 6
matahari dapat masuk ke dalam ruangan.
BAB II
LAPORAN KASUS
2.2 Anamnesis
Keluhan utama: Gatal pada daerah ketiak
Riwayat penyakit saat ini:
Pasien mengeluh gatal pada daerah ketiak, kedua tangan,dan
seluruh badan sejak 1 bulan yang lalu. Gatal awalnya terjadi pada
daerah jari – jari tangan, kemudian menyebar ke seluruh
tangan,ketiak dan seluruh badan. Gatal dirasakan terus-menerus,
memberat terutama pada saat malam hari, dan berkeringat. Gatal
awalnya disertai bintil kemerahan, kadang disertai nanah. Sejak 1
minggu terkahir pasien mengeluh luka di kulitnya menjadi kasar,
pasien juga sering menggaruk luka tersebut jika gatal.
Riwayat penyakit dahulu:
Pasien tidak pernah mengalami sakit seperti ini sebelumnya. Tidak
ada riwayat alergi.
Riwayat kontak dan keluarga:
3
Teman yang tinggal satu kamar dengan pasien di pondok pesantren
juga mengalami gejala yang sama dengan pasien. Beberapa anak
yang tinggal di kamar lain juga ada yang mengalami keluhan yang
sama, bahkan hampir di setiap kamar.
Riwayat pengobatan:
Pasien mendapat obat gentamisin salep dari tempat pelayanan
kesehatan yang ada di pondok tersebut. Pasien mengaku sudah
menggunakan obat tersebut namun pasien masih mengeluh gatal-
gatal hingga akhirnya pasien memutuskan untuk berobat ke poli kulit
.
Riwayat sosial dan lifestyle:
Pasien merupakan santri dari Pondok Pesantren .Pasien dalam
keseharian tidur satu kamar dengan lima santri yang lain. Pasien
juga mengaku jika beberapa dari teman kamarnya memeiliki keluhan
yang sama dengan pasien dan beberapa santri lain juga memiliki
keluhan yang sama. Pasien juga mengatakan jika sering bertukar
tempat tidur dengan santri yang lain. Riwayat kebersihan pasien
mengaku sehari mandi dua kali dengan air bersih, dan terkadang
pasien juga mengaku memakai handuk dari santri yang lain dan juga
meminjam sarung dari santri yang lain.
Lokasi : ketiak
Distribusi: Tersebar
4
Ruam : Plak hiperpigmentasi berbatas tegas, disertai nodul
ukuran ø 1 cm
5
Gambar 2.2 Lesi kulit pada jari-jari tangan
6
Gambar 2.4 Lesi pada badan
7
2.5 Pemeriksaan Penunjang
Tidak tersedia alat di puskesmas. Seharus dilakukan pemeriksaan
Scrapping dengan tetesan minyak emersi di bawah mikroskop
pembesaran 40x biasanya ditemukan telur, scybala, maupun
bentuk dewasa dari Sarcoptes scabiei.
2.6 Diagnosis
Skabies
2.7 Penatalaksanaan
- Medikamentosa
o Permethrin lotion 5%
KIE penggunaan obat:
Krim digunakan pada malam hari sebelum tidur. Krim
dioleskan seluruh tubuh mulai dari belakang telinga
kemudian merata ke seluruh tubuh.
Krim digunakan selama 8-10 jam, lalu dibilas saat pagi
dengan menggunakan air bersih.
Satu minggu kemudian pengobatan diulangi, dengan cara
yang sama.
Pengobatan dilakukan semua santri yang memiliki
keluhan yang sama dengan pasien
o Cetirizine tab 10 mg sehari sekali bila gatal
- Non-medikamentosa
o Semua baju, sarung, handuk, dan perlengkapan tidur direndam
dengan air panas kurang lebih 15 menit, kemudian dicuci
dengan detergen.
o Kasur, bantal dan guling dijemur dibawah sinar matahari.
o Anggota santri yang lain yang memiliki keluhan yang sama
diperiksa dan diobati secara bersamaan.
8
2.8 Prognosis
Quo ad Vitam : bonam, tidak ada kegawatan mengancam
nyawa.
Quo ad Functionam : bonam dengan penanganan berkelanjutan
untuk meningkatkan kualitas hidup pasien
Quo ad Sanam : bonam terutama jika kepatuhan berobat dan
penggunaan obat-obatan berjalan baik dan benar
Quo ad kosmetikam : bonam, bekas luka dapat kembali seperti
semula
BAB III
PEMBAHASAN
9
pada pasien ini mengarah pada suatu diagnosa skabies, dimana skabies
yang menimbulkan gatal pada tubuh memiliki kekhasan yakni gatal
terutama dirasakan saat malam hari. Hal ini dikarenakan tungau betina
Sarcoptes scabiei membuat terowongan di dalam kulit dan bertelur ± 40-
50 butir/hari terutama pada malam hari. 2.7
Dari hasil pemeriksaan fisik ruam pada pasien ini bervariasi, meliputi
makula-papulae – vesikula yang disertai krusta, erosi dan ekskorisi. Selain
itu ruam yang bervariasi tersebut terdapat pada tempat-tempat predileksi
seperti, tangan dan ketiak,badan yang merupakan kekhasan dari skabies.
3, 8
10
Namun demikian untuk menegakan diagnosa skabies pada pasien
ini. Menurut literatur disebutkan bahwa skabies memiliki empat tanda
kardinal yaitu : pruritus nokturnal, menyerang sekelompok manusia,
adanya makula-vesikel-papula-erosi-ekskoriasi-krusta pada tempat-
tempat predileksi, dan ditemukannya Sarcoptes scabiei pada pemeriksaan
mikroskopik dari kerokan kulit. Cukup dengan adanya dua tanda kardinal
sudah dapat menegakkan diagnosis skabies. Pada pasien ini sudah
menunjukkan tiga tanda kardinal yaitu, pruritus nokturnal, terjadi pada satu
kelompok dan lesi terdapat pada tempat predeleksi sehingga sudah dapat
didiagnosis sebagai infeksi skabies walaupun tidak ditemukan tungau
3
Sarcoptes scabiei pada pemeriksaan penunjang.
11
paginya krim dibilas dengan air bersih. Krim juga diberikan serentak pada
seluruh anggota keluarga yang tinggal serumah, dengan cara
penggunaan yang sama. Pengobatan lalu diulang 1 minggu kemudian,
dengan cara yang sama. Hal ini sesuai dengan teori pemberian terapi,
dimana permethrin dikatakan merupakan terapi lini pertama dari skabies.
Cara mengaplikasikan obat juga sudah disampaikan dengan baik, sesuai
dengan teori pemberian obat topikal tersebut. Selain itu, diberikan juga
obat cetirizine sistemik, yang merupakan anti histamin 1, untuk
mengurangi keluhan gatal pada pasien. Diberikan dosis 1 x 10 mg jika
perlu pada pasien, sesuai dengan dosis dari obat tersebut yaitu 5 – 10 mg
per hari. Tidak kalah penting dengan terapi medikamentosa, KIE kepada
pasien untuk memutus rantai penularan skabies juga sudah dilakukan. Hal
tersebut sesuai dengan teori pemutusan rantai penularan dari skabies. 10
BAB IV
RINGKASAN
12
awalnya disertai bintil kemerahan, kadang disertai nanah. Sejak 1
minggu terkahir pasien mengeluh luka di kulitnya menjadi kasar,
pasien juga sering menggaruk luka tersebut jika gatal.
. Riwayat kontak positif, dimana pasien mengaku jika beberapa dari
teman kamarnya memiliki keluhan yang sama dengan pasien. Pasien juga
mengatakan jika sering bertukar tempat tidur dengan santri yang lain,
memakai handuk dari santri yang lain dan juga meminjam sarung dari
santri yang lain. Dari hasil pemeriksaan fisik ruam pada pasien ini
bervariasi, meliputi makulae-papulae – vesikulae yang disertai krusta,
erosi dan ekskorisi. Selain itu ruam yang bervariasi tersebut terdapat pada
tempat-tempat predileksi seperti tangan dan ketiak, yang merupakan
kekhasan dari skabies. Penanganan yang menjadi pilihan utama pada
pasien ini adalah primethrin 5% topikal yang dioleskan di kulit 8-12 jam
serta edukasi pasien. Sebagai terapi simptomatis, diberikan cetirizine
sistemik 1 x 10 mg untuk mengurangi gatal. Prognosis pada pasien ini,
secara keseluruhan adalah baik terutama jika pengobatan baik
medikamentosa maupun non-medikamentosa dilaksanakan dengan baik
dan sesuai dengan aturan.
DAFTAR PUSTAKA
13
4. The Health Proteection Team. 2007. Guidelines for The
Management of Scabies. NHS Highland.
10. Currie J.B., and James S. McCarthy. Permethrin and Ivermectin for
Scabies. New England J Med. 2010. February : 362/717-724.
14