Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN FARMAKOTERAPI

SCABIES
Diajukan Untuk Memenuhi dan Melengkapi

Persyarat Program Pendidikan Profesi Dokter

Bagian Ilmu Kedokteran Keluarga dan Komunitas

Pembimbing:
dr. Tika Pratiwi B.D
dr. Safaatun

Oleh :
Intan Rensiska 112170043

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS GUNUNG JATI
CIREBON
2019

1
LAPORAN KASUS

1 Identitas Pasien
Nama : Ny. U
Usia : 34 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Pasalakan
Status Marital : Sudah Menikah
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

2 Anamnesis
a. Keluhan Utama
Gatal di lengan
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien Ny. U datang ke poliklinik Puskesmas Karangsari dengan keluhan
gatal di lengan sejak 2 minggu yang lalu. Gatal dirasakan muncul tiba-tiba.
Gatal dirasakan bertambah berat saat malam hari. Gatal dirasakan disertai rasa
perih, dan panas. Seringkali karena tidak tahan pasien menggaruknya. Pada
awalnya berupa bintil kecil berwarna merah, namun semakin lama semakin
meluas. Kebiasaan mengganti sprei tidak tentu (kadang-kadang lebih dari 4
minggu), handuk digunakan sekitar 1 minggu.
c. Riwayat Penyakit Dahulu :
Penderita tidak pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya.
d. Riwayat Keluarga :
Menurut pengakuan pasien, bahwa ayah pasien yang tinggal serumah
mengalami keluhan yang sama 4 minggu yang lalu, namun sudah sembuh.
e. Riwayat Alergi :
Pasien tidak memiliki alergi terhadap makanan maupun obat.

2
f. Riwayat Sosial
Pasien tinggal di rumah, bersama suami, dua orang anak, beserta 3 orang

anggota keluarga lainnya. Sprei diganti tidak tentu (kadang-kadang lebih dari

4 minggu). Pencahayan dan ventilasi kurang baik.

3 Pemeriksaan Fisik.
2.3.1 Status Generalis
Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Compos Mentis

1. Tanda Vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg

Respiratory rate : 20 x/mnt

Nadi : 88 x/menit

Suhu :36,6C

 Kepala :
 Rambut : warna rambut hitam , distribusi merata, tidak ada
kelainan kulit kepala
 Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-)
 Hidung : deviasi septum (-/-), secret (-/-)
 Telinga : normotia, tidak ada kelainan kulit
 Mulut : tidak kering, lidah tidak kotor
 Leher : tidak teraba pembesaran KGB
 Thorax :
 Jantung : S1 – S2 murni reguler, murmur (-), gallop (-)
 Pulmo : Suara dasar vesikuler (+/+),rhonki (-/-), wheezing (-/-)

3
 Abdomen : Datar, supel, bising usus (+) normal, nyeri
tekan (-), hepar dan lien tidak teraba, ginjal tidak teraba
 Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2 detik, terdapat kelainan kulit
pada ekstremitas inferior (lihat status dermatologikus)
 Kulit : Lihat status dermatologikus
 Status Dermatologikus
2.3.2 Status Dermatologi

1. Lokasi: Regio Brachii Sinistra


2. Efloresensi : Papul eritema, makula hiperpigmentasi, tidak teratur,
batas tegas, bagian tepi tampak multiple papul, eritema pada tepi lesi,
skuama dan erosi
4. Diagnosis Kerja
 Skabies
5. Diagnosis Banding
 Pioderma
 Dermatitis kontak alergi

4
6. Resume
Pasien Ny. U datang ke poliklinik Puskesmas Karangsari dengan
keluhan gatal di lengan sejak 2 minggu yang lalu. Gatal dirasakan muncul
tiba-tiba. Gatal dirasakan bertambah berat saat malam hari. Gatal dirasakan
disertai rasa perih, dan panas. Seringkali karena tidak tahan pasien
menggaruknya. Pada awalnya berupa bintil kecil berwarna merah, namun
semakin lama semakin meluas. Kebiasaan mengganti sprei tidak tentu
(kadang-kadang lebih dari 4 minggu), handuk digunakan sekitar 1 minggu.
Status dermatologi pada regio brachii sinistra dengan efloresensi : Papul
eritema, makula hiperpigmentasi, tidak teratur, batas tegas, bagian tepi
tampak multiple papul, eritema pada tepi lesi, skuama dan erosi.
7 Usulan Pemeriksaan
Usulan pemeriksaan penunjang untuk menyingkirkan diagnosis banding :
 Pemeriksaan histopatologi
 Kerokan kulit
8 Penatalaksanaan
1) Non medikamentosa
 Menjelaskan kepada pasien/keluarga mengenai penyakit pasien.
 Merendam pakaian, handuk, sprei yang dipakai oleh penderita dengan air
mendidih, kemudian dicuci dengan deterjen (dicuci terpisah), selanjutnya
dijemur dibawah sinar matahari dan diseterika.
 Mandi air dingin menggunakan sabun.
 Menjaga kebersihan badan (mandi minimal 2x sehari)
 Menghindari banyak keringat.
 Menggunakan obat sesuai penjelasan dokter.
 Menganjurkan keluarga pasien yang tinggal serumahn untuk diperiksa.

5
2) Medika mentosa
 CTM 2x1 tablet
 Permetrin krim 5% 1x oles malam hari, didiamkan selama 8 jam lalu
dibilas.

9 Prognosis
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad fungtionam : ad bonam
Quo ad sanationam : ad bonam
Quo ad kosmetikum : ad bonam

6
FARMAKOLOGI
A. Penatalaksanaan Scabies
Penatalaksanaan scabies adalah secara farmakologis (pengobatan). Pengobatan
untuk scabies tersedia dalam beberapa bentuk yaitu: krim dan salep. Namun, ada
beberapa syarat yang harus dipenuhi antara lain: tidak berbau, efektif terhadap semua
stadium kutu (telur, larva, maupun kutu dewasa), tidak menimbulkan iritasi kulit,
mudah diperoleh, dan juga murah harganya

Pengobatan Scabies
Semua keluarga atau orang terdekat yang berkontak dengan penderita harus ikut
serta diobati. Beberapa macam obat yang dapat digunakan untuk mengobati scabies
adalah:
a. Permetrin
Obat dengan tingkat keamanan yang cukup tinggi, mudah pemakaiannya dan
tidak mengiritasi kulit. Dapat digunakan di kepala dan leher anak usia kurang dari 2
tahun. Penggunaannya dengan cara dioleskan di tempat lesi lebih kurang 8 jam
kemudian dicuci bersih.
b. Malation
Malation 0,5% dengan dasar air digunakan selama 24 jam. Pemberian
berikutnya diberikan beberapa hari kemudian.
c. Emulsi benzil-benzoas (20-25%)
Efektif terhadap semua stadium, diberikan setiap malam selama tiga hari.
Sering terjadi iritasi dan kadang-kadang semakin gatal setelah memakainya.
d. Sulfur
Dalam bentuk parafin lunak, sulfur 10% secara umum efektif dan aman
digunakan. Dalam konsentrasi 2,5% dapat digunakan pada bayi. Obat ini digunakan
pada malam hari selama 3 malam.

7
e. Monosulfiran
Tersedia dalam bentuk losion 25%, yang sebelum digunakan harus ditambah 2-
3 bagian dari air dan digunakan selama 2-3 hari.
f. Gama Benzena Heksa Klorida (gameksan)
Kadarnya 1% dalam krim atau losion, termasuk obat pilihan karena efektif
terhadap semua stadium, mudah digunakan dan jarang terjadi iritasi. Tidak dianjurkan
pada anak dibawah 6 tahun dan wanita hamil karena toksik terhadap susunan saraf
pusat. Pemberian cukup sekali, kecuali jika masih ada gejala ulangi seminggu
kemudian.
g. Krotamiton
Krotamiton 10% dalam krim atau losion merupakan obat pilihan. Mempunyai
2 efek sebagai antiskabies dan antigatal.

Pencegahan Scabies
Penyakit scabies dapat dicegah melalui tindakan-tindakan:
a. Penyuluhan kepada masyarakat dan komunitas kesehatan tentang cara penularan
b. Diagnosis dini
c. Cara pengobatan penderita scabies dan orang-orang yang kontak
d. Pengobatan yang dilakukan secara massal jika sudah dikatakan sebagai kejadian luar
biasa (KLB)
e. Sediakan sabun, sarana pemandian, dan pencucian umum. Sabun Tetmosol jika ada
sangat membantu dalam pencegahan terjadinya infeksi
f. Tidak berganti-ganti pasangan hubungan seksual
g. Tidak berganti-ganti pakaian, handuk, sprei, dan alat atau benda-benda yang
menempel pada tubuh
h. Selalu menjaga kebersihan sanitasi dan hygiene personal dan lingkungan
i. Jika ada salah satu orang terdekat yang mengalami gejala atau tanda scabies segera
lakukan pemeriksaaan dan pengobatan baik secara individu maupun serentak

8
j. Berikan vaksin atau obat antiscabies pada hewan peliharaan yang dekat dengan
manusia, seperti anjing

9
DAFTAR PUSTAKA

1. Boediardja S. 2003. Skabies pada Bayi dan Anak. Editor: Boediardja S,


Sugito T, Kurniati D, Elandari. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
2. Bratawidjaja, K.G. 2007. Imunologi Dasar. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. pp: 260-262.
3. Brown R.G., Burns T. 2002. Lecture Notes Dermatology. Edisi ke- 8. Jakarta:
Penerbit Erlangga. pp: 42-47
4. Bruckner D.A., Garcia L.S. 2007. Diagnostik Parasitologi Kedokteran.
Dalam: Padmasutra L. (ed). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. p: 335

10

Anda mungkin juga menyukai