Anda di halaman 1dari 13

SMF KULIT DAN PENY KELAMIN RSMTH

KEPANITERAAN KLINIK FK USAKTI

STATUS PASIEN
Nama Mahasiswa : Asfi Raihan
NIM : 030.15.033
Periode : 25 Januari-11 Februari 2021
IDENTITAS
Nama : Tn. A
Nomor rekam medik :-
Jenis kelamin : Laki-Laki
Tanggal lahir/usia : 22 tahun
Alamat : Tebet, Jakarta Selatan
Nomor telepon :-

ANAMNESIS
Pasien mengeluh timbul lepuh merah terasa gatal di skitar pergelangan tangan sejak 2
minggu yang lalu. Pasien mengeluh kulit terasa gatal sepanjang hari memberat di malam
hari sehingga pasien sering menggaruknya. Tinggal satu rumah dengan orang tua dan kakak,
kakak pasien mengeluhkan hal serupa sejak 2 bulan.
Riwayat penyakit cacar air saat kecil disangkal. Riwayat alergi disangkal. Riwayat
penyakit yang sama dalam keluarga dikeluhkan kakak pasien. Riwayat penyakit hipertensi
dan diabetes melitus disangkal.

DIAGNOSIS BANDING
· Scabies
· Prurigo nodular
· Varicella

PEMERIKSAAN FISIK
· Keadaan umum : tampak sakit ringan
· Kesadaran : compos mentis
Status gizi : normal
· Tinggibadan : 175 cm
· Beratbadan : 65 kg
· IMT : 21,22 kg/cm2
· Kesan Gizi : Gizi baik
Tanda vital
· Tekanan darah : 110/80 mmHg
· Nadi : 98 kali/mnt
· Pernapasan : 20 kali/mnt
· Suhu : 380C

Status dermatologi

Regio : Palmar Manus Sinistra


Lesi kulit : papula eritema, dan eksoriasi.

RESUME
Pria, 22 tahun dengan papula eritem dan eksoriasi pada palmar manus kiri serta, gatal (+),
nodul eritem (+),. Riwayat alaergi (-), riwayat HT (-), DM (-). Tanda vital normal.
Status dermatologis tampak papul eritema dengan ekskoriasi.

DIAGNOSIS KERJA
Skabies
PENATALAKSANAAN

R/ Permethrin5 % no I

∫1 dd ue (malam dibiarkan 10 jam)

R/ Cetrizine 10 mg tab no X

∫1 dd 1 (malam)

R/ Amoksisilin 500 mg tab no XV

∫3 dd 1

· Menjaga kebersihan diri


· Menencuci pakaian dengan air panas mendidih dan mendiamkan cucian selama 3 hari
sebelum pemakaian
· Hindari penggunaan handuk atau pakaian bergantian dengan orang lain

EDUKASI
“Bapak, berdasarkan keluhan yang disampaikan dan hasil pemeriksaan yang dilakukan,
saat ini Bapak mengalami skabies yang menyerang kulit bapak. Saya beri obat salep untuk
mengatasi skabiesnya, dioleskan malam hari setelah mandi dan diberikan merata di seluruh
tubuh kemudian didiamkan dan jagan dibilas sampai 8 sampai 10 jam. Kerja obat krim yang
saya berikan efektif selama 1 minggu, jika timbul gatal dan lepuh baru akan dilanjutkan
penggunaan krim. Saya berikan obat antibiotik selama 5 hari dan diminum 3 kali sehari untuk
mengatasi infeksi kulit yang terjadi. Hindari garukan sekalipun gatal agar terhindar dari
infeksi yang timbul akibat garukan. Untuk bapak saya juga memberikan obat untuk mengatasi
gatal bapak diminum malam hari
Ada baiknya semua penghuni rumah bapak diobati dengan cara yang sama agar tidak
terjadi kejadian berulang. Saya sarankan mencuci pakaian dengan air panas mendidih atau
didiamkan selama 3 hari ditempat terpisah setelah pencucian dan sebelum digunakan.”

PROGNOSIS
Ad vitam : bonam
Adsanationam : bonam
Ad functionam : bonam
Ad kosmetikum : bonam
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) TATA LAKSANA KASUS SMF ILMU KESEHATAN
KULIT DAN PENYAKIT KELAMIN RSAL Dr. MINTOHARDJO, JAKARTA
2016 - 2018

SKABIES (ICD 10 : B86)

1. Pengertin (definisi) AdaIah penyakit kulit akibat infestasi kutu skabies (Sarcoptes
scabiel var humanus) pada kulit manusia.

· Gatal sepanjang waktu dan sangat-sangat gatal pada


malam hari.
· Gatal kronik di daerah predileksi yang tidak jelas
2. Anamnesis penyebabnya
· Dalam satu komunitas dijumpal Iebih dart 1 (satu) pasien
dengan keluhan yang mirip/sama.
· Biasanya pada orang yang tinggal di pesantren atau
kontak dengan komunitas pesantren

· Dijumpai papul eritem, ekskoriasi, daerah erosi, krusta


atau pustul multipel di daerafl predileksi skabies.
· Daerah predileksi: sela jail tangan, telapak tangan,
pergelangan tangan sebelah dalam, daerah genitalia
ekstema dan pantat. Pasien dewasa, hampir tidak pemah
3. Pemeriksaan Fisik terdapat lesi di wajah.
· Pada anak—anak terutama bayi dapat mengenai bagian
lain seperti telapak kaki, telapak tangan, maupun muka
(pipi)
· Pada pasien laki-laki, terdapat tanda pathognomonik
berupa papul atau nodul eritem tunggal atau multipel,
diarea genitalia ekstema.

4. Kriteria Diagnosis 1. Sesuai kriteria anamnesis


2. Sesuai hasil pemeriksaan fisik
5. Diagnosis Kerja Skabies (ICD 10 : B 86)

6. Diagnosis Banding 1. Prurigo


2. Dermatitis atopik

7. Pemeriksaan Penunjang Tidak diperlukan


Sistemik
· Anti histamin sedatif (oral) CTM 3x1 tablet (dewasa)
ataucetirizin lx 10mg (dewasa) selama I rninggu. Untuk
pasien usia anak, dosis menyesuaikan.
· Antibiotik sistemik (bila ada nfeksi sekunder) amoksisilin
3x 500mg, atau dprofolksasin 2x 500mg, atau azitromisin
lx 500mg (selama 5 hart).
· Invermectin oral 0,2 mg/kg dosis tunggal 2-3 dosis setiap
8. Terapi 1- 2 minggu (bila ada obat ivermectin di pasaran)
· Metilprednisolon sampai 0,5mg/kgBB/hari (3-5 hart)
apabila pruritus akibat elemen tungau atau terjadi reaksi
inflamasi akibat efek samping obat skabies topikal
dirasakan berat.

Topikal berupa :
· Krim Permethrin5 % dioleskan tipis-tipis tetapi rata
diseluruh tubuh kecuali wajah (pada pasien dewasa) dan
dibiarkan selama paling tidak 10 jam (semalaman)

· Semua pakaian dan bahan yang sudah kontak dengan


pasien dijemur dalam plastik tertutup selama 3 han
(Hospital Health Promotion) atau direndam air mendidih
9. Edukasi sampai air menjadi dingin sendiri baru dicuci.
· Semua anggota keluarga atau orang seisi rumah yang
(Hospital Health Primotion)
kontak dengan pendenta hams diasumsikan telah
tertular skabies sehingga juga diobati secara bersamaan
dengan pasiennya meskipun gejala gatalnya masih
ringan.
Ad Vitam : dubia ad bonam

10. Prognosis Ad Sanationam : dubia ad bonam

Ad Fungsionam : dubia ad bonam

11. Tingkat Evidens IV

12. Tingkat Rekomendasi C

1. dr. Suswardana, M.kes Sp.KK

13. Penelaah Kritis 2. dr. Syarief H., Sp.KK

3. dr Abdul Gayum, Sp.KK

Pasien skabies dan seluruh komunitas terðekatnya dapat


terdiagnosis dengan tepat dan sembuh sempuma tanpa
komplikasi setelah menja!ani pengobatan selama 1 minggu.
14. Indikator Medis Target: 80% pasien skabies dan seluruh komunitas
terdekatnya dapat terciiagnosis dengan tepat dan sembuh
sempuma tanpa komplikasi setelah menjalani pengobatan
selama 1 minggu
1. Burkhart CN, Burkhart CG. Scabies in Stanley JR.
Scabies in Fitzpatrick’s Dermatology in General
Medicine.Goldsmith LA,Katz Sl,Gilchrest BA,Paller
AS,Leffell DJ,Wolff K. 8 th Ed; New York: Mc Graw Hill;
15. Kepustakaan 2012. p.2569-72

2. Perdoski, Skabies dalam Panduan Pelayanan Medis


Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia ,
Sekretanat Perdoski, Jakarta: 2011. p. 112-5
PPK PERDOSKI 2017
1. Skabies (B86)

I. Definisi
Penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi Sarcoptes scabiei var. hominis.1

I. Kriteria

Diagnostik

Klinis
Diagnosis perkiraan (presumtif)1-3 apabila ditemukan trias:
1. Lesi kulit pada daerah predileksi.
· Lesi kulit: terowongan (kunikulus) berbentuk garis lurus atau berkelok, warna
putih atau abu-abu dengan ujung papul atau vesikel. Apabila terjadi infeksi
sekunder timbul pustul atau nodul.
· Daerah predileksi pada tempat dengan stratum korneum tipis, yaitu: sela jari
tangan, pergelangan tangan bagian volar, siku bagian luar, lipat ketiak, areola
mamae, umbilikus, bokong, genitalia eksterna, dan perut bagian bawah. Pada bayi
dapat mengenai wajah, skalp, telapak tangan dan telapak kaki.
2. Gatal terutama pada malam hari (pruritus nocturnal).
3. Terdapat riwayat sakit serupa dalam satu rumah/kontak.

Diagnosis pasti apabila ditemukan: tungau, larva, telur atau kotorannya melalui pemeriksaan
penunjang (mikroskopis).1,2

Diagnosis Banding1,2
1. Dermatitis atopik
2. Dermatitis kontak
3. Urtikaria papular
1. Insect bite
4. Dishidrosis
5. Pioderma

Pemeriksaan Penunjang
Beberapa cara untuk menemukan terowongan:
1. Burrow ink test5 (B,2)
2. Uji tetrasiklin6 (D,5)
3. Dermoskopi7 (B,2)

III. Penatalaksanaan
Non
Medikamentosa
1. Menjaga higiene individu dan lingkungan.8 (B,3)
1. Dekontaminasi pakaian dan alas tidur dengan mencuci pada suhu 60°C atau disimpan
dalam kantung plastik tertutup selama beberapa hari. Karpet, kasur, bantal, tempat
duduk terbuat dari bahan busa atau berbulu perlu dijemur di bawah terik matahari
setelah dilakukan penyedotan debu.1,3,9 (D,5)
Medikamentosa
Prinsip: tata laksana menyeluruh meliputi penggunaan skabisida yang efektif untuk semua stadium
Sarcoptes scabiei untuk pasien dan nara kontak secara serempak, menjaga higiene, serta penanganan
fomites yang tepat. Terdapat beberapa obat yang dapat dipilih sesuai dengan indikasi sebagai berikut:
1. Topikal
· Krim permetrin 5% dioleskan pada kulit dan dibiarkan selama 8 jam. Dapat diulang setelah
satu pekan.1,2,4,10,11 (A,1)
· Krim lindane 1% dioleskan pada kulit dan dibiarkan selama 8 jam. Cukup sekali
pemakaian, dapat diulang bila belum sembuh setelah satu pekan. Tidak boleh digunakan
pada bayi, anak kecil, dan ibu hamil.1,2,4,10,11 (A,1)
· Salep sulfur 5-10%, dioleskan selama 8 jam, 3 malam berturut-turut. 1,4,10,12 (B,3)
· Krim krotamiton 10% dioleskan selama 8 jam pada hari ke-1,2,3, dan 1,2,4,13
· Emulsi benzil benzoat 10% dioleskan selama 24 jam penuh. 1,4,10,14 (B,2)8. (B,1)
2. Sistemik
· Antihistamin sedatif (oral) untuk mengurangi gatal.1,2 (D,5)
· Bila infeksi sekunder dapat ditambah antibiotik sistemik. 1,2,4 (D,5)
· Pada skabies krustosa diberikan ivermektin (oral) 0,2 mg/kg dosis tunggal, 2-3 dosis setiap
8-10 hari. Tidak boleh pada anak-anak dengan berat kurang dari 15 kg, wanita hamil dan
menyusui.1,2,4,10,11 (A,1)

IV. Edukasi
1. Menjaga higiene perorangan dan lingkungan.1-3,8 (B,3)
1. Pemakaian obat secara benar dan kepada seluruh orang yang kontak secara serempak. 1-3,8 (B,3)

I. Prognosis
Prognosis sangat baik bila dilakukan tata laksana dengan tepat. Pruritus dapat bertahan beberapa
minggu setelah pengobatan akibat reaksi hipersensitif terhadap antigen tungau. Skabies nodular
dapat bertahan beberapa bulan setelah pengobatan. Skabies krustosa relatif sulit diobati. 3,4 (D,5)
Quo ad vitam : bonam
Quo ad funtionam : dubia ad bonam Quo ad
sanactionam : bonam
VI. Kepustakaan
1. Burkhart CN, Burkhart CG. Scabies, other mites, and pediculosis. Dalam: Wolff K, Goldsmith
LA, Freedberg IM, Kazt SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, editor. Fitzpatrick’s
dermatology in general medicine. Edisi ke-8. New York:McGraw-Hill; 2012.h.2569-72.
2. Shimose L, Munoz-Price LS. Diagnosis, prevention, and treatment of scabies. Curr Infect Dis
Rep. 2013;15: 426-31.
3. Sungkar S. Skabies etiologi, patogenesis, pengobatan, pemberantasan, dan pencegahan. Jakarta:
Badan Penerbit FKUI; 2016.
4. Chouela E, Abeldano A, Pellerano G, Hernandez MI. Diagnosis and treatment of scabies: a
practical guide. Am J Clin Dermatol. 2002; 3(1):9-18.
5. Woodley D, Saurat JH. The burrow ink test and the scabies mite. J Am Acad Dermatol 1981;
4(6):715.
1. Gupta LK, Singhi MK. Wood’s lamp. Indian J Dermatol Venereol Leprol. 2004; 70(2):131.
6. Dupuy A, Dehen L, Bourrat E, Lacroix C, Benderdouche M, Dubertret L, dkk. Accuracy of
standard dermoscopy for diagnosing scabies.J Am Acad Dermatol. 2007; 56: 53-62.
7. Talukder K, Talukder MQ, Farooque MG, Khairul M, Sharmin F, Jerin I, dkk. Controlling
scabies in madrasahs (Islamic religious schools) in Bangladesh. Public health 2012; 127:83-91.
2. Heukelbach J, Feldmeier H. Scabies. Lancet. 2006;367:1767-74.
8. Tucker WF, Powell JB. Scabies. Dalam: Lebwohl MG, Hetmann WR, Jones JB, Coulson I,
editor. Treatment of skin disease. Edisi ke-4. China: Elsevier Sauders, 2014.h.697-9.
9. Strong M, Johnstone P. Interventions for treating scabies. Cochrane Database Syst Rev. 2007.
doi: 10.1002/14651858.CD000320.pub2.
10. Alipour H, Goldust M. The efficacy of oral ivermectin vs. sulfur 10% ointment for the
treatment of scabies. Anna Parasitol. 2015;61(2):79-84.
11. Taplin D, Meinking TL, Chen JA, Sanchez R. Comparison of crotamiton 10% cream (Eurax)
and permethrin 5% cream (Elimite) for the treatment of scabies in children. Pediatr Dermatol
1990;7(1):67-73.
12. Bachewar NP, Thawani VR, Mali SN, Gharpure KJ, Shingade VP, Dakhale GN. Comparison of
safety, efficacy, and cost effectiveness of benzyl benzoate, permethrin, and ivermectin in
patients of scabies. Indian J Pharmacol. 2009;41:9–1
VII. Bagan Alur

Pasien dengan gatal nokturnal


pada tempat predileksi scabies,
mengenai sekelompok orang

DIAGNOSIS

Apakah gejala klinis dan hasil


laboratorium menyokong skabies?
Diagnosis banding:
Dermatitis atopik
Dermatitis kontak
Urtikaria papular Tidak Ya
Insect bite
Dishidrosis
Pioderma

Terapi untuk pasien dan semua kontak risiko


tinggi
Edukasi pasien
Non Medikamentosa
Higiene individu dan lingkungan
Dekontaminasi pakaian dan alas tidur
Medikamentosa
Skabisid topikal:
Permetrin
Benzil benzoat
Krotamiton
Lindane
Sulfur
Sistemik:
Antihistamin oral
Antibiotik bila terdapat infeksi sekunder
Ivermektin oral untuk skabies krustosa

Tindak lanjut
Pemeriksaan ulang setiap minggu
hingga gejala hilang

PPK di Fasyankes Primer


7. SKABIES
No. ICPC-2 No. : S72 Scabies/other acariasis
ICD-10 : B86 Scabies
Tingkat Kemampuan 4A

Masalah Kesehatan
Skabies adalah penyakit yang disebabkan infestasi dan sensitisasi kulit oleh tungau Sarcoptes scabiei dan
produknya. Penyakit ini berhubungan erat dengan higiene yang buruk. Prevalensi skabies tinggi pada populasi
yang padat. Dari hasil penelitian di Brazil, prevalensi skabies dua kali lebih tinggi di daerah kumuh perkotaan
yang padat penduduk daripada di masyarakat nelayan dimana mereka tinggal di tempat yang lebih luas.
Penularan dapat terjadi karena:
1. Kontak langsung kulit dengan kulit penderita skabies, seperti menjabat tangan, hubungan seksual, atau
tidur bersama.
1. Kontak tidak langsung (melalui benda), seperti penggunaan perlengkapan tidur bersama dan saling
meminjam pakaian, handuk dan alat-alat pribadi lainnya, tidak memiliki alat-alat pribadi sendiri sehingga
harus berbagi dengan temannya.
Tungau hidup dalam epidermis, tahan terhadap air dan sabun dan tetap hidup bahkan setelah mandi dengan
air panas setiap.
Hasil Anamnesis (Subjective)
Gejala klinis:
1. Pruritus nokturna, yaitu gatal yang hebat terutama pada malam hari atau saat penderita berkeringat.
2. Lesi timbul di stratum korneum yang tipis, seperti di sela jari, pergelangan tangan dan kaki, aksila,
umbilikus, areola mammae dan di bawah payudara (pada wanita) serta genital eksterna (pria).
Faktor Risiko:
1. Masyarakat yang hidup dalam kelompok yang padat seperti tinggal di asrama atau pesantren.
2. Higiene yang buruk.
3. Sosial ekonomi rendah seperti di panti asuhan, dan sebagainya.
4. Hubungan seksual yang sifatnya promiskuitas.
Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)
Pemeriksaan Fisik
Lesi kulit berupa terowongan (kanalikuli) berwarna putih atau abu- abu dengan panjang rata-rata 1 cm. Ujung
terowongan terdapat papul, vesikel, dan bila terjadi infeksi sekunder, maka akan terbentuk pustul, ekskoriasi,
dan sebagainya.Pada anak-anak, lesi lebih sering berupa vesikel disertai infeksi sekunder akibat garukan
sehingga lesi menjadi bernanah.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan mikroskopis dari kerokan kulit untuk menemukan tungau.

Penegakan Diagnosis (Assessment)


Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Terdapat 4 tanda kardinal untuk
diagnosis skabies, yaitu:
1. Pruritus nokturna.
2. Penyakit menyerang manusia secara berkelompok.
3. Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang berwarna putih atau keabu-abuan,
berbentuk garis lurus atau berkelok-kelok, rata-rata panjang
1 cm, pada ujung terowongan ditemukan papul atau vesikel.
4. Ditemukannya tungau dengan pemeriksaan mikroskopis.

Diagnosis ditegakkan dengan menemukan 2 dari 4 tanda tersebut.


Diagnosis Banding
Skabies adalah penyakit kulit yang disebut dengan the great imitator dari kelainan kulit dengan keluhan gatal.
Diagnosis bandingnya adalah: Pioderma, Impetigo, Dermatitis, Pedikulosis korporis
Komplikasi
Infeksi kulit sekunder terutama oleh S. aureus sering terjadi, terutama pada anak. Komplikasi skabies dapat
menurunkan kualitas hidup dan prestasi belajar.
Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)
Penatalaksanaan
1. Melakukan perbaikan higiene diri dan lingkungan, dengan:
a. Tidak menggunakan peralatan pribadi secara bersama-sama dan alas tidur diganti bila ternyata pernah
digunakan oleh penderita skabies.
b. Menghindari kontak langsung dengan penderita skabies.
2. Terapi tidak dapat dilakukan secara individual melainkan harus serentak dan

menyeluruh pada seluruh kelompok orang yang ada di sekitar penderita skabies. Terapi diberikan dengan salah satu
obat topikal (skabisid) di bawah ini:
a. Salep 2-4 dioleskan di seluruh tubuh, selama 3 hari berturut- turut, dipakai setiap habis mandi.
b. Krim permetrin 5% di seluruh tubuh. Setelah 10 jam, krim permetrin dibersihkan dengan sabun.

Terapi skabies ini tidak dianjurkan pada anak < 2 tahun.


Konseling dan Edukasi
Dibutuhkan pemahaman bersama agar upaya eradikasi skabies bisa melibatkan semua pihak. Bila infeksi
menyebar di kalangan santri di sebuah pesantren, diperlukan keterbukaan dan kerjasama dari pengelola
pesantren. Bila sebuah barak militer tersebar infeksi, mulai dari prajurit sampai komandan barak harus bahu
membahu membersihkan semua benda yang berpotensi menjadi tempat penyebaran penyakit.
Kriteria Rujukan
Pasien skabies dirujuk apabila keluhan masih dirasakan setelah 1 bulan paska terapi.

Peralatan
1. Lup
1. Peralatan laboratorium untuk pemeriksaan sediaan langsung kerokan kulit.

Prognosis
Prognosis umumnya bonam, namun tatalaksana harus dilakukan juga terhadap lingkungannya.
Referensi
1. Djuanda, A., Hamzah, M., Aisah, S. 2013. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi keenam. Jakarta. Balai
Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
2. Heukelbach, J. & Feldmeier, H. 2006. Scabies. The Lancet, 367, 1767-74. June 8, 2014. http://
Search.Proquest.Com/Docview/199054155/ Fulltextpdf/Afbf4c2fd1bd4016pq/6?Accoun tid=17242
3. James, W.D., Berger, T.G., Elston, D.M. 2000. Andrew’s Diseases of the Skin: Clinical Dermatology.
10th Ed. Canada. Saunders Elsevier.
4. Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin.2011.Pedoman Pelayanan Medik. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai