SKABIES
Oleh :
Kholifa Nur Ardhina
14711022
Pembimbing :
dr. Rahajeng Musy, Sp.KK
MANAJEMEN KASUS
SKABIES
Oleh :
14711022
22 April 2019
Mengetahui,
Dokter Pembimbing/penguji
B. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan terhadap Sdr. F pada tanggal 9 April 2019
1. Keluhan Utama
Gatal di seluruh tubuh.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Sejak 1 minggu yang lalu pasien megeluhkan gatal. Keluhan disertai
rasa perih, kadang-kadang nyeri dan pegal. Saat ini pasien tidak
mengeluhkan pusing dan demam, namun sebelum sakit gatal pasien
mengeluhkan sakit demam dan badan tidak enak. Keluhan gatal dirasakan
ketika sore menjelang hingga malam hari. Pasien merupakan anak pondok
yang tidurnya diatas karpet bersama dengan teman-teman lain. Temannya
ada yang memiliki keluhan serupa seperti pasien. Pasien jarang mengganti
sarung bantalnya. Pasien juga tidak menggunakan handuk setelah mandi,
namun menggunakan sarung seperti teman-teman yang lain. Pasien sudah
periksa ke dokter keluarga dan diberi obat salep 2-4 2 x sehari, namun
keluhan tidak berkurang.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien memiliki keluhan serupa sebelumnya, namun hanya di
bagian kaki saja yang terasa gatal.
4. Riwayat Alergi
Alergi makanan dan alergi obat disangkal.
5. Riwayat Kebiasaan
Pasien tidur bersama teman-temannya di karpet. Pasien jarang
mengganti sarung bantalnya dan pasien tidak menggunakan handuk setelah
mandi, melainkan menggunakan sarung. Pasien tidak bergantian pakaian
dengan teman yang lain.
6. Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu pasien memiliki keluhan serupa saat masih kecil.
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Status Generalis
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Komposmentis
GCS : E4 V5 M6
2. Pemeriksaan Tanda Vital
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Frekuensi nadi : 90 kali/menit
Frekuensi napas : 18 kali/menit
Suhu : 36,20C
Kesimpulan : Pemeriksaan fisik dalam batas normal
D. STATUS DERMATOLOGI
1. Ujud Kelainan Kulit
Pada regio generalisata terdapat papul dasar eritem miliar, berbatas
tegas, multiple, tersebar.
Pada regio tungkai bawah kanan – kiri ekstensor terdapat macula
hiperpigmentasi numular, berbatas tegas, multiple tersebar.
2. Dokumentasi UKK
H. TERAPI
1. Sistemik
Antihistamin/ : tablet cetirizine 10 mg 1 x sehari diminum peroral
anti gatal pada malam hari selama 7 hari.
2. Topikal
Antiparasitik/ : cream permethrin 5% 30 gram (scabimite 5%)
anti skabies sebanyak 3 tube dipakai malam hari seluruh tubuh
selama 8-10 jam lalu dibilas atau dimandikan.
I. PENULISAN RESEP
K. SARAN
1. Menyarankan kepada pasien agar meningkatkan kebersihan diri dan
lingkungan.
2. Menyarankan kepada pasien dan keluarga untuk mencuci bersih pakaian,
sprei, bantal, guling, atau selimut menggunakan air panas, kemudian
dijemur dibawah terik matahari, serta disetrika untuk mematikan tungau
skabies.
3. Menyarankan pasien untuk menghindari menggaruk kulit agar mencegah
infeksi sekunder.
4. Mengkonsumsi obat sesuai anjuran.
5. Pasien kontrol 1 minggu kemudian atau bila memburuk segera datang
kembali.
6. Teman pondok yang mengalami keluhan serupa disuruh berobat pula.
L. PROGNOSIS
1. Ad vitam : bonam
2. Ad sanationam : bonam
3. Ad fungsionam : bonam
TINJAUAN TEORI
SKABIES
A. DEFINISI
Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi
tungau yang disebut Sarcoptes scabiei jenis manusia dan produknya pada tubuh.
Sarcoptes scabiei merupakan tungau kecil berbentuk oval, punggungnya
cembung dan bagian perutnya rata. Tungau ini translusen, berwarna putih kotor,
tidak bermata dan mampu menggali terowongan di kulit yang dapat
menyebabkan rasa gatal (FK UI, 2015). Tungai ini biasanya menyerang pada
sela jari tangan, pergelangan tangan, ketiak, sekitar pusat, paha bagian dalam,
genitalia pria, dan bokong. Pada bayi, biasa di kepala, telapak tangan dan kaki.
Penyakit ini sering disebut dengan gudig, kudis, maupun the itch. (Siregar, R.S,
2004; FK UI, 2015; CDC, 2017).
B. EPIDEMIOLOGI DAN PENYEBAB
Di Indonesia, skabies merupakan urutan ketiga dari 12 penyakit kulit
tersering yang terjadi di masyarakat. Prevalensi tiap masing-masing daerah
berbeda yaitu sekitar 4,6% hingga 12,95%. Lingkungan yang padat oleh
populasi manusia di suatu tempat dapat memudahkan penularan penyakit ini
terutama di daerah pemukiman padat penghuni seperti TPA (taman pendidikan
anak), penjara, barak, rumah susun, pondok pesantren. Selain itu, daerah yang
kumuh dengan kebersihan dan hygiene yang buruk serta seseorang yang
kekebalan tubuhnya sedang menurun juga mempermudah penularan. Frekuensi
yang sama pada pria dan wanita. Penyakit ini sering menyerang pada anak-anak
meskipun orang dewasa juga dapat terkena (Ibadurrahmi, dkk., 2017 dan
Siregar, R.S, 2004).
Penyebab dari penyakit skabies yaitu Sarcoptes scabiei jenis manusia yang
mana tergolong famili artropoda kelas araknida, orde akarina, famili sarkoptes
(Siregar, R.S, 2004). Spesies betina berukuran 300 x 350 μm, sedangkan jantan
berukuran 150 x 200 μm. Stadium dewasa mempunyai 4 pasang kaki, 2 pasang
kaki depan dan 2 pasang kaki belakang. Kaki depan pada betina dan jantan
memiliki fungsi yang sama sebagai alat untuk melekat, akan tetapi kaki
belakangnya memiliki fungsi yang berbeda. Kaki belakang betina berakhir
dangan rambut, sedangkan pada jantan kaki ketiga berakhir dengan rambut dan
kaki keempat berakhir dengan alat perekat (FK UI, 2015).
C. PATOGENESIS
Mekanisme penularan skabies dapat melalui dua cara yaitu secara langsung
maupun tidak langsung. Secara langsung yaitu dapat ditularkan melalui kontak
kulit dengan kulit orang yang menderita skabies, sedangkan secara tidak
langsung dapat bersamaan dirumah atau asrama, dengan berbagi barang-barang
seperti pakaian, handuk, atau tempat tidur yang digunakan oleh orang yang
terinfeksi (Siregar, 2015 dan CDC, 2017). Penularan paling utama adalah
melalui kontak dari kulit ke kulit terutama pada pasien yang aktif berhubungan
seksual. Oleh karena itu, skabies dipertimbangkan sebagai penyakit menular
seksual (Barry et al., 2018).
A. RESUME PASIEN
Pasien laki-laki usia 14 tahun beralamat di Kepet RT 03 RW 01 Dagangan,
Madiun beragama Islam datang dengan keluhan gatal di seluruh tubuh. Gatal
dirasakan sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan disertai rasa perih, kadang-kadang
nyeri dan pegal. Saat ini pasien tidak mengeluhkan pusing dan demam, namun
sebelum sakit gatal pasien mengeluhkan sakit demam dan badan tidak enak.
Keluhan gatal dirasakan ketika sore menjelang hingga malam hari. Pasien
merupakan anak pondok yang tidurnya diatas karpet bersama dengan teman-
teman lain. Temannya ada yang memiliki keluhan serupa seperti pasien. Pasien
jarang mengganti sarung bantalnya. Pasien juga tidak menggunakan handuk
setelah mandi, namun menggunakan sarung seperti teman-teman yang lain.
Pasien sudah periksa ke dokter keluarga dan diberi obat salep 2-4 digunakan 2
x sehari, namun keluhan tidak berkurang. Pasien memiliki keluhan serupa
sebelumnya, namun hanya di bagian kaki saja yang terasa gatal. Pasien
menyangkal memiliki alergi makanan maupun obat. Pasien tidak biasa
bergantian pakaian dengan teman yang lain. Ibu pasien memiliki keluhan serupa
saat masih kecil.
Pemeriksaan fisik dalam batas normal. Pada pemeriksaan UKK didapatkan
pada regio generalisata terdapat papul dasar eritem miliar, berbatas tegas,
multiple, tersebar, pada regio tungkai bawah kanan dan kiri ekstensor terdapat
makula hiperpigmentasi numular, berbatas tegas, multiple tersebar. Pada
pemeriksaan skin scraping dari kerokan skuama di regio lengan bawah kanan
ekstensor dilihat pada mikroskop dengan perbesaran 10x ditemukan adanya
gambaran telur tungau Sarcoptes scabiei dan skuama pada preparat tersebut.
B. ANALISIS KASUS
Berdasarkan kasus dan teori yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya,
maka di bawah ini ditampilkan bentuk analisis kasus dalam penegakkan
diagnosis dengan mengacu kepada diagnosis banding yang telah dijabarkan
sebelumnya.
(-)
(+)
(-)
Kesimpulan +5 +4 +4
Barry, M., et al., 2018. Scabies. [cited 2019 Apr 20]. Available from:
https://emedicine.medscape.com/article/1109204-overview#showall
Centers of Disease Control and Prevention. 2010. Parasites – Scabies. [cited 2019
Apr 20]. Available from: https://www.cdc.gov/parasites/scabies/
Centers of Disease Control and Prevention. 2017. Parasites – Scabies. [cited 2019
Apr 19]. Available from: https://www.cdc.gov/parasites/scabies/
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI). 2015. Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin. Edisi ke-7. Jakarta: FK UI.
Siregar, R.S. 2015. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. Jakarta: EGC.