SKABIES
Disusun Oleh :
Pembimbing :
Menyetujui,
Makassar, 14 April 2023
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat,karunia,serta taufik dan hidayah-Nyalah sehingga penulis
dapat menyelesaikan laporan kasus ini dengan topik “Skabies” disusun
sebagai salah satu syarat menyelesaikan studi program profesi dokter bagian
Ilmu Kesehatan Kulit & Kelamin di Fakultas Kedokteran Universitas Muslim
Indonesia.
Keberhasilan penyusunan laporan kasus ini adalah berkat
bimbingan,kerja sama,serta bantuan moril dan materil dari berbagai pihak
yang telah diterima penulis sehingga penyusunan laporan kasus ini dapat
terselesaikan dengan baik.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan
memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya secara tulus dan ikhlas
kepada dr. Hj. Ratih Deviyanti pembimbing yang telah ikhlas memberikan
petunjuk dan saran serta nasehat penyusunan laporan kasus ini
Semoga amal dan budi baik dari semua pihak mendapatkan pahala
dan rahmat yang melimpah dari Allah SWT. Sebagai manusia biasa,penulis
menyadari sepenuhnya akan keterbatasan baik dalam penguasaan ilmu
maupun pengalaman, sehingga laporan kasus ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk saran dan kritik yang sifatnya membangun dari
berbagai pihak sangat diharapkan demi penyempurnaan karya tulis ilmiah ini.
Aamiin ya robbal alamin. Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
BAB V PENUTUP 15
DAFTAR PUSTAKA16
BAB I
PENDAHULUAN
Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau (kutu kecil)
yaitu Sarcoptes scabiei varietas hominis. Penyakit tersebut merupakan masalah
kesehatan masyarakat terutama di wilayah beriklim tropis dan subtropis.
Jumlah penderita skabies di dunia lebih dari 300 juta setiap tahun dengan
angka yang bervariasi di setiap negara.1
BAB II
LAPORAN KASUS
Status Dermatologis
1) Distribusi : Generalisata
2) Lokasi : Region truncus anterior et inferior
3) Bentuk :reguler
4) Ukuran : miliar
5) Effloresensi : papul eritem, makula hiperpigmentasi, ekskoriasi
2.4 Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan
2.5 Diagnosa
Skabies
2.6 Terapi
1) Permethrin Cr III
2) Cetirizine 3 x ½
2.7 Prognosis
1) Quo ad Vitam : bonam
2) Quo ad Functionam : bonam
3) Quo ad Sanationam : bonam
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 . Definisi
Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau (kutu
kecil) yaitu Sarcoptes scabiei varietas hominis. Penyakit tersebut
merupakan masalah kesehatan masyarakat terutama di wilayah beriklim
tropis dan subtropis. Jumlah penderita skabies di dunia lebih dari 300
juta setiap tahun dengan angka yang bervariasi di setiap negara.1
3.2 . Epidemiologi
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengadopsi skabies sebagai
penyakit tropis yang terabaikan (NTD) pada tahun 2017. 3 Menurut Global
Burden of Disease Study tahun 2015, sekitar 204 juta orang terkena
skabies di seluruh dunia. Infeksi lebih sering terjadi di lingkungan yang
kurang mampu dan miskin sumber daya di mana terdapat kepadatan
penduduk dan kurangnya kebersihan. Di negara berkembang, skabies
sering terjadi sebagai wabah institusional. Prevalensinya lebih tinggi
pada anak-anak.4
Menurut data KEMENKES RI prevalensi penyakit kulit di
Indonesia di tahun 2012 adalah 8,46% kemudian meningkat di
tahun 2013 sebesar 9% dan skabies menduduki urutan ketiga dari 12
penyakit kulit yang sering terjadi. Sebanyak 14 provinsi mempunyai
prevalensi penyakit kulit diatas prevalensi nasional dan provinsi
Sumatera Barat salah satunya.5
3.3 . Cara Penularan (transmisi)
Cara Penularan (transmisi) :
1) Kontak langsung (kontak kulit dengan kulit), misalnya berjabat
tangan, tidur bersama, dan hubungan seksual. 2
2) Kontak tak langsung (melalui benda), misalnya pakaian, handuk,
sprei, bantal, dan lain-lain. Penularannya biasanya oleh Sarcoptes
scabiei betina yang sudah dibuahi atau kadang-kadang oleh
bentuk larva. Dikenal juga Sarcoptes scabiei var. animalis yang
kadang-kadang dapat menulari manusia, terutama pada mereka
yang banyak memelihara binatang peliharaan, misalnya anjing.2
3.4 . Etiologi dan Patogenesis
Sarcoptes scabiei termasuk filum Arthropoda, kelas Arachnida,
ordo Ackarima, super famili Sarcoptes, penemunya adalah seorang ahli
biologi Diacinto Cestoni (1637-1718). Pada manusia disebut Sarcoptes
scabiei var.hominis. Selain itu, terdapat S. scabiei yang lain, misalnya
pada kambing dan babi. Secara morfologik merupakan tungau kecil,
berbentuk oval, punggung cembung, bagian perut rata, dan mempunyai
8 kaki. Tungau ini translusen, berwama putih kotor, dan tidak bermata.
Ukuran yang betina berkisar antara 330-450 mikron x 250- 350 mikron,
sedangkan yang jantan lebih kecil, yakni 200-240 mikron x 150-200
mikron. Bentuk dewasa mempunyai 4 pasang kaki, 2 pasang kaki di
depan sebagai alat untuk melekat dan 2 pasang kaki kedua pada betina
berakhir dengan rambut, sedangkan pada yang jantan pasangan kaki
ketiga berakhir dengan rambut dan keempat berakhir dengan alat
perekat. 2
Gambar 1. Siklus Hidup Sarcoptes scabiei9
Siklus hidup tungau ini sebagai berikut; setelah kopulasi
(perkawinan) yang tejadi di atas kulit, tungau jantan akan mati, kadang-
kadang masih dapat hidup beberapa hari dalam terowongan yang digali
oleh tungau betina. Tungau betina yang telah dibuahi menggali
terowongan dalam stratum komeum dengan kecepatan 2-3 milimeter
sehari sambil meletakkan telumya 2 hingga 50. Bentuk betina yang
dibuahi ini dapat hidup sebulan lamanya. Telur akan menetas biasanya
dalam waktu 3 sampai 10 hari dan menjadi larva yang mempunyai 3
pasang kaki. Larva ini dapat tinggal dalam terowongan, tetapi dapat juga
keluar. Setelah 2-3 hari larva akan menjadi nimfa yang mempunyai 2
bentuk, jantan dan betina, dengan 4 pasang kaki. Seluruh siklus hidup
mulai dari telur sampai bentuk dewasa memerlukan waktu antara 8-12
hari. 2
Aktivitas S.scabiei di dalam kulit menyebabkan rasa gatal dan
menimbulkan respons imunitas selular dan humeral serta mampu
meningkatkan lgE baik di serum maupun di kulit. Masa inkubasi
berlangsung lama 4-6 minggu. Skabies sangat menular, transmisi
melalui kontak langsung dari kulit ke kulit, dan tidak langsung melalui
berbagai benda yang terkontaminasi (seprei, sarung bantal, handuk
dsb). Tungau skabies dapat hidup di luar tubuh manusia selama 24-36
jam. Tungau dapat ditransmisi melalui kontak seksual, walaupun
menggunakan kondom, karena kontak melalui kulit di luar kondom.
Kelainan kulit dapat tidak hanya disebabkan oleh tungau skabies, tetapi
juga oleh penderita sendiri akibat garukan. Gatal yang terjadi disebabkan
oleh sensitisasi terhadap sekreta dan eksreta tungau yang memerlukan
waktu kira-kira sebulan setelah investasi. Pada saat itu, kelainan kulit
menyerupai dermatitis dengan ditemukannya papul, vesikel, urtika, dan
lain-lain. Dengan garukan dapat timbul erosi, ekskoriasi, krusta dan
infeksi sekunder.2
3.5 . Gejala Klinis dan Diagnosis
Gambar 2. Skabies8
Gambar 1.Prurigo
Gambar 2. Dermatitis
3.8 . Tatalaksana
Cara pengobatan ialah seluruh anggota keluarga harus diobati
(termasuk penderita yang hiposensitisasi). Jenis obat topikal: 2
1) Belerang endap (sulfur presipitatum) dengan kadar 4-20% dalam
bentuk salap atau krim. Preparat ini karena tidak efektif terhadap
stadium telur, maka penggunaan dilakukan selama 3 hari berturut-
turut. Kekurangan yang lain ialah berbau dan mengotori pakaian
serta kadang-kadang menimbulkan iritasi. Dapat dipakai pada
bayi berumur kurang dari 2 tahun.
2) Emulsi benzil-benzoas (20-25%), efektif terhadap semua stadium,
diberikan setiap malam selama 3 hari. Obat ini sulit diperoleh,
sering memberi iritasi, dan kadang-kadang makin gatal dan panas
setelah dipakai.
3) Gama benzena heksa klorida (gemeksan = gammexane)
kadarnya 1 % dalam krim atau losio, termasuk obat pilihan karena
efektif terhadap semua stadium, mudah digunakan, dan jarang
memberi iritasi. Obat ini tidak dianjurkan pada anak di bawah 6
tahun dan ibu hamil karena toksis terhadap susunan saraf pusat.
Pemberian cukup sekali, kecuali jika masih ada gejala, diulangi
seminggu kemudian .
4) Krotamiton 10% dalam krim atau losio juga merupakan obat
pilihan, mempunyai dua efek sebagai antiskabies dan antigatal;
harus dijauhkan dari mata, mulut dan uretra.
5) Permetrin dengan kadar 5% dalam krim, efektivitas sama, aplikasi
hanya sekali, dan dibersihkan dengan mandi setelah 8-10 jam.
Pengobatan diulangi setelah seminggu. Tidak dianjurkan pada
bayi di bawah umur 2 bulan. Di luar negeri dianjurkan pemakaian
iverrnectin (200 µg/kg) per oral, terutama pasien yang persisten
atau resisten terhadap permetrin.
3.9 . Pencegahan
Skabies menyebar dengan cepat dari orang ke orang melalui
kontak kulit biasa atau penularan melalui pakaian atau
seprai. Penatalaksanaan meliputi penanganan segera orang yang
terinfeksi dan kontak dekat mereka serta dekontaminasi tempat tidur,
handuk, dan pakaian.6
Isolasi penting dilakukan pada lingkungan yang ramai seperti
rumah sakit, untuk menghentikan penyebaran infeksi. Tempat tidur,
handuk, dan pakaian dari individu yang terinfeksi harus dicuci dengan
mesin dalam air panas (setidaknya 75 derajat Celcius) dan dikeringkan
dengan udara panas. Obat topikal dapat diberikan untuk menutup kontak
untuk terapi profilaksis 7
3.10. Prognosis
Dengan memerhatikan pemilihan dan cara pemakaian obat, serta syarat
pengobatan dan menghilangkan faktor predisposisi, antara lain higiene,
serta semua orang yang berkontak erat dengan pasien harus diobati, maka
penyakit ini dapat diberantas dan prognosis baik2
BAB IV
DIAGNOSTIK HOLISTIK
A. IDENTITAS PASIEN
a. Nama : An. AM
b. Umur : 8 tahun
c. Jenis kelamin : Laki - Laki
d. Agama : Islam
e. Pekerjaan : Pelajar
f. Alamat : BTN. Minasa Upa F2/13
g. Status : Belum menikah
h. Tanggal Kunjungan : 13 April 2023
B. Penetapan Masalah Pasien :
a. Riwayat medis : Scabies
b. Riwayat penyakit keluarga :-
c. Riwayat kebiasaan :
Memakai handuk secara bersamaan dengan orang tua dan
saudara
Sehari-harinya melakukan aktivitas sekolah
Tidak menjaga kebersihan tubuh dengan baik
Tn.HI
C. Fungsi Keluarga :
No Fungsi Isian
B. Riwayat melahirkan:
Melahirkan: pasien merupakan anak ke
2 dari 3 bersaudara, dan lahir secara
normal
anak ke 2 dari 3 bersaudara
Riwayat penyakit lain: -
C. Penyakit yang pernah diderita:
Penyakit Menular : -
Penyakit kronis : -
D. Penyakit yang diderita saat ini :
-
E . Riwayat komsumsi
obat :
2 Sosial A. Kedudukan sosial dalam masyarakat :
Masyarakat biasa
B. Keaktifan dalam
kegiatan masyarakat
: Tetangga ramah
3 Psikologi A. Penderita tinggal serumah dengan :
Orang tua dan saudaranya
B. Hubungan antar
anggota keluarga
: Harmonis
C. Penyelesaian
masalah dalam
keluarga : Baik
4 Ekonomi dan A. Penghasilan utama keluarga dari : ayah
Pemenuhan
Kebutuhan B. Pekerjaan Penderita : siswa SD
C. Pekerjaan anggota keluarga lain :
ayahnya pegawai swasta, ibunya IRT
D. Sehari – hari
makan dengan :
nasi, sayur, ayam,
tempe, ikan, tahu
E. Biaya Berobat :
Jamkesda
5 Penguasaan A. Keputusan penting
Masalah dan keluarga dipegang oleh :
Kemampuan
Eradaptasi Musyawarah kekeluargaan
B. Cara menyelesaikan masalah
dengan keluarga : Diskusi
keluarga
C. Hubungan dengan
masyarakat
sekitarnya : Baik
2 1 0
Keterangan :
LAKI - LAKI
PEREMPUAN
PASIEN
G. Pola Interaksi Keluarga
Ayah Ibu
Hubungan Baik
I. Denah Rumah
J. Daftar Masalah
- Masalah medis : penderita adalah seorang anak berusia 8
tahun, dengan keluhan gatal pada daerah tangan, badan, dan
kaki
- Masalah non medis : kurangnya pengetahuan pasien
mengenai factor – factor yang dapat menyebabkan scabies
serta hal – hal apa saja yang dapat mencegahnya
EDUKASI :
BAB V
PENUTUP
Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau (kutu kecil)
yaitu Sarcoptes scabiei varietas hominis. Penyakit tersebut merupakan masalah
kesehatan masyarakat terutama di wilayah beriklim tropis dan subtropis. 1
Ditandai gatal malam hari, mengenai sekelompok orang, dengan tempat
predileksi di lipatan kulit yang tipis, hangat, dan lembab. Gejala klinis dapat
terlihat polimorfi tersebar di seluruh badan.2
Infeksi lebih sering terjadi di lingkungan yang kurang mampu dan miskin
sumber daya di mana terdapat kepadatan penduduk dan kurangnya
kebersihan. Prevalensinya lebih tinggi pada anak-anak.4
Skabies menyebar dengan cepat dari orang ke orang melalui kontak kulit
biasa atau penularan melalui pakaian atau seprai. Penatalaksanaan meliputi
penanganan segera orang yang terinfeksi dan kontak dekat mereka serta
dekontaminasi tempat tidur, handuk, dan pakaian.6
Perspektif Islam :
Nabi Muhammad SAW yang mengatakan: “Sesungguhnya Allah SWT itu suci
dan menyukai hal-hal yang suci, Dia Maha Bersih yang menyukai kebersihan,
Dia Maha Mulia yang menyukai kemuliaan, Dia Maha Indah yang menyukai
keindahan, karena itu bersihkanlah tempat-tempatmu.” (HR Tirmidzi)
DAFTAR PUSTAKA
27