Anda di halaman 1dari 13

BAGIAN KULIT DAN KELAMIN LAPORAN KASUS

PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER MARET 2023


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

PITIRIASIS VERSIKOLOR

OLEH
ST. ISLAMI RAHMADINI HUSRIN PUTRI
111 2022 2158

PEMBIMBING
Dr. dr. Dian Amelia Abdi, M.Kes.,Sp.KK

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN KULIT DAN KELAMIN

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2023
HALAMAN PENGESAHAN

Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa :

Nama : St. Islami Rahmadini Husrin Putri

NIM : 111 2022 2158

UNIVERSITAS : Universitas Muslim Indonesia

Judul Referat : “Pitiriasis Versikolor”

Telah menyelesaikan laporan kasus yang berjudul “Pitiriasis Versikolor”

dan telah disetujui serta telah dibacakan dihadapan dokter pendidik klinik

dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian Ilmu Penyakit Kulit dan

Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia.

Makassar, 9 Maret 2023

Menyetujui,

Dokter Pembimbing Klinik, Penulis,

Dr.dr.Dian Amelia Abdi,M.Kes.,Sp.KK St.Islami Rahmadini Husrin


Stb. 11120222158
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan
Karunia-Nya serta salam dan shalawat kepada Rasulullah Muhammad
SAW beserta sahabat dan keluarganya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan kasus ini yang berjudul “Pitiriasis Versikolor”
sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan Kepaniteraan Klinik di
Bagian Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Muslim
Indonesia.
Selama persiapan dan penyusunan Laporan kasus ini rampung, penulis
mengalami kesulitan dalam mencari referensi. Namun berkat bantuan,
saran, dan kritik dari berbagai pihak akhirnya refarat ini dapat
terselesaikan serta tak lupa penulis mengucapkan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian tulisan ini.
Semoga amal dan budi baik dari semua pihak mendapatkan pahala
dan rahmat yang melimpah dari Allah SWT. Penulisan laporan kasus ini
masih jauh dari kesempurnaan. Dengan kerendahan hati, penulis
memohon maaf yang sebesar-besarnya dan mengharapkan kritik dan
saran yang membangun sebagai penyempurnaan penulisan laporan
kasus ini. Semoga penulisan refarat ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak. Aamiin.

Makassar, 9 Maret 2023

Hormat Saya,

Penulis
BAB I

LAPORAN KASUS

1.1 Identitas Pasien

 Nama : An. D

 Umur : 7 Tahun

 Jenis Kelamin : Laki-laki

 Alamat : Perum Mutiara Makassar

 Pekerjaan : Pelajar

 Agama : Katolik

 Pendidikan Terakhir : SD

1.2 Anamnesis

 Keluhan Utama : Bercak- bercak putih diseluruh badan kurang

lebih 3 bulan yang lalu

 Anamnesis : Seorang anak laki-laki berusia 7 tahun datang

ke poli kulit & kelamin RS. Ibnu Sina Makassar dengan keluhan

bercak- bercak putih diseluruh badan kurang lebih 3 bulan yang

lalu. Awalnya bercak-bercak putih tersebut muncul di sekitaran

leher namun lama kelamaan menjalar dan memperluas ke area

punggung. Keluhan terjadi terus menerus berlangsung selama 3

bulan. Terdapat Riwayat pasien sering berenang akhir-akhir ini, dan


jika telah selesai berenang baju renangnya di biarkan di badan

hingga mengering. Tidak terdapat riwayat keluaga dan tidak

terdapat Riwayat alergi.

1.3 Pemeriksaan Fisik

 Keadaan Umum : Baik

 Kesadaran : Compos Mentis

 Tanda-tanda Vital : TTV = 96/63

Nadi = 100x/menit

Berat badan = 40,4

Suhu = -

1.4 Status Venereologis

 Inspeksi : Tampak bercak-bercak putih pada bagian

punggung, leher dan juga perut,

 Palpasi : Lesi terasa sangat gatal

 Lokasi : Regio ekstremitas superficial, truncus,

abdomen

 Effloresensi : Makula berbatas tegas (+), hipopigmentasi(+),

berskuama halus(+)

 Distribusi : Generalisata
1.5 Pemeriksaan Penunjang

Tidak dilakukan Pemeriksaan penunjang

1.6 Diagnosis

Malasseezia furfur

1.7 Diagnosis Banding

 Dermatitis seboroik

 Morbus Hansen

 Pityriasis alba

 Tinea

 Vitiligo
1.8 Terapi

 Medikamentosa

 Topikal

- Katekonazole sulfide 30 gr (shampo)

- Myconazole cream

- Asam salisilat 2%

- Sulfur 4%

 Non-Medikamentosa

- Menjaga kebersihan diri

- Hindari pakaian yang lembab dan terlalu ketat

- Jangan menggaruk Lesi

1.9 Pembahasan Kasus

Pityriasis versicolor adalah infeksi jamur superfisial yang disebabkan

oleh spesies Malassezia dan ditandai dengan makulopatch berbentuk

bulat hingga oval dengan berbagai warna mulai dari hipopigmentasi

hingga merah hingga hiperpigmentasi. Lokasi tipikal yang biasanya terlibat

adalah batang tubuh bagian atas, leher, dan lengan atas.1

Pitirasis Versikolor disebabkan oleh Malassezia spp. , ragi bersifat

lipofilik yang merupakan flora normal pada kulit. Jamur ini juga bersifat

dimorfik, bentuk ragi dapat berubah menjadi hifa. Dahulu ragi ini
digolongkan sebagai genus Pityrosporum (terdiri atas Pityrosporum ovale

dan Pityrosporum orbi- cu/are), tetapi kemudian mengalami reklasifikasi

sebagai genus Malassezia. Berdasarkan analisis genetik, diidentifikasi 6

spesies lipofilik pada kulit manusia yakni M. furfur, M. sympodialis, M.

globosa, M. restricta, M. slooffiae, M. obtusa; dan satu spesies yang

kurang lipofilik dan biasa terdapat pada kulit hewan, M. pachydermatis.

Selanjutnya dilapor- kan spesies lain: M. dermatis, M. yaponica, M. nana,

M. caprae, M. equine. Sifat lipofilik menyebabkan ragi ini banyak

berkolonisasi pada area yang kaya sekresi kelenjar sebasea. Beberapa

studi terpisah menunjukkan bahwa M. g/obosa banyak berhubungan

dengan PV, tetapi studi lain menunjukkan bahwa M. sympodialis dan M.

furfur yang predominan pada PV.2

Lesi PV terutama terdapat pada badan bagian atas, leher, dan perut,

ektremitas sisi proksimal. Kadang ditemukan pada wajah dan skalp; dapat

juga ditemukan pada aksila, lipat paha, genitalia. Lesi berupa makula

berbatas tegas, dapat hipopigmentasi, hiperpigmentasi dan kadang

eritematosa, terdiri atas berbagai ukuran , dan berskuama halus

(pitiriasiformis). Umumnya tidak disertai gejala subyektif, hanya berupa

keluhan kosmetis , meskipun kadang ada pruritus ringan. 2

Pemeriksaan dengan lampu Wood dapat memperlihatkan fluoresensi

kekuningan akibat metabolit asam dikarboksilat, yang digunakan se- bagai

petunjuk lesi PV dan mendeteksi sebaran lokasi lesi. Perlu diwaspadai


hasil pemeriksaan fluoresensi positif palsu yang antara lain dapat karena

penggunaan salap yang mengandung asam salisilat, tetrasiklin . Hasil

negative palsu dapat terjadi pada orang yang rajin mandi. 2

Pemeriksaan mikologis langsung sediaan kerokan kulit akan

menunjukkan kumpulan hifa pendek dan sel ragi bulat, kadang oval.

Gambaran demikian menyebabkan sebutan serupa 'spaghetti and

meatballs' atau 'bananas and grapes'. Sediaan diambil dengan kerokan

ringan kulit menggunakan skalpel atau dengan merekatkan selotip.

Pemerik- saan dengan menggunakan larutan KOH 20%, dan dapat

ditambahkan sedikit tinta biru-hitam untuk memperjelas gambaran elemen

jamur. 2

Beberapa kelainan dengan klinis yang mirip dan perlu dibedakan dari

PV, antara lain pitiriasis alba, eritrasma, vitiligo, dermatitis seboroik,

pityriasis rosea, morbus Hansen tipe tuberkuloid, dan tinea. Perbedaan

karakteristik klinis perlu dicermati , dan pemeriksaan penunjang yang

sesuai dapat membantu untuk menegakkan atau menyingkirkan

diagnosis. 2

Mengidentifikasi faktor predisposisi dan menyingkirkan yang dapat

dihindari merupakan hal yang penting dalam tatalaksana PV selain terapi.

Terapi dapat menggunakan terapi topikal atau sistemik, dengan beberapa

pertimbangan, antara lain luas lesi, biaya, kepatuhan pasien, kontra

indikasi, dan efek samping. 2


Sebagai obat topikal dapat digunakan antara lain selenium sulfide

bentuk sampo 1,8% atau bentuk losio 2,5% yang dioleskan tiap hari

selama 1-.30 menit dan kemudian dibilas. Aplikasi yang dibiarkan

sepanjang malam dengan frekuensi 2 kali seminggu juga dapat

digunakan, dengan perhatian akan kemungkinan reaksi iritasi. Pengolesan

dianjurkan di seluruh badan selain kepala dan genitalia. Ketokonazol 2%

bentuk sampo juga dapat digunakan serupa dengan sampo selenium

sulfid . Alternatif lain adalah solusio natrium hiposulfit 20%, solusio

propilen glikol 50%. Untuk lesi terbatas, berbagai krim derivat azol

misalnya mikonazol , klotrimazol, isokonazol , ekonazol dapat digunakan ;

demikian pula krim tolsiklat, tolnaftat, siklopiroksolamin, dan haloprogin.

Obat topikal sebaiknya diteruskan 2 minggu setelah hasil pemeriksaan

dengan lampu Wood dan pemeriksaan mikologis langsung kerokan kulit

negatif. 2

Obat sistemik dipertimbangkan pada lesi luas, kambuhan, dan gagal

dengan terapi topikal, antara lain dengan ketokonazol 200 mg/hari selama

5-1 O hari atau itrakonazol 200 mg/hari selama 5-7 hari. 2

Pengobatan rumatan (maintenance) dipertim- bangkan untuk

menghindari kambuhan pada pasien yang sulit menghindari faktor

predisposisi; antara lain dengan sampo selenium sulfide secara periodis

atau dengan obat sistemik ketokonazol 400 mg sekali setiap bulan atau

200 mg sehari selama 3 hari tiap bulan. 2


Prognosis baik jika pengobatan dilakukan secara tekun dan konsisten,

serta faktor predis- posisi dapat dihindari. Lesi hipopigmentasi dapat

bertahan sampai beberapa bulan setelah jamur negatif, hal ini perlu

dijelaskan pada pasien. 2


BAB II

KESIMPULAN

Pityriasis versicolor merupakan infeksi jamur umum pada kulit yang

menyebabkan pembentukan lesi dan perubahan warna pada kulit yang

biasanya terletak pada badan bagian atas, leher, dan perut, ektremitas sisi

proksimal. Kadang ditemukan pada wajah dan skalp; dapat juga

ditemukan pada aksila, lipat paha, genitalia. Lesi berupa makula berbatas

tegas, dapat hipopigmentasi, hiperpigmentasi dan kadang eritematosa,

terdiri atas berbagai ukuran , dan berskuama halus (pitiriasiformis).

Umumnya tidak disertai gejala subyektif, hanya berupa keluhan kosmetis,

meskipun kadang ada pruritus ringan. Penegakan diagnosis dapat

dilakukan dengan Pemeriksaan dengan lampu Wood dapat

memperlihatkan fluoresensi kekuningan akibat metabolit asam

dikarboksilat, yang digunakan se- bagai petunjuk lesi PV dan mendeteksi

sebaran lokasi lesi. Juga dapat dilakukan Pemeriksaan mikologis

langsung sediaan kerokan kulit akan menunjukkan kumpulan hifa pendek

dan sel ragi bulat, kadang oval. Pada PV dapat dikatakan Prognosis baik

jika pengobatan dilakukan secara tekun dan konsisten, serta faktor predis-

posisi dapat dihindari.


DAFTAR PUSTAKA

1. Menaldi SL, Bramono K, Indriatmi W, editor. Ilmu penyakit kulit dan

kelamin. Edisi ke 7. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2016.

2. Chang YM, Wu PY. Atrofi pityriasis versicolor: Varian langka dengan

tinjauan literatur. Dermatologica Sinica . 2021.

Dermatologica Sinica:(Vol. 39, Issue 2):1.

Anda mungkin juga menyukai