Oleh:
Rokhis Amalia
11101-061
Pembimbing:
dr. Nurshal Hasbi, Sp.B
penulis
c. Fibrokistik
Fibrokistik digambarkan sebagai variasi dari morfologi payudara yang
berespon terhadap perubahan fisiologis pada jaringan payudara. Biasanya gejala
timbul sebelum menopause. Gejala dapat menetap jika wanita diberikan terapi
hormon pada periode postmenopause.2
Kelainan fibrokistik dapat timbul pada berbagai usia, terjadi akibat
ketidak seimbangan hormonal, dan terkait dengan proses penuaan alami. Gejala
yang biasanya membuat pasien pergi ke dokter adalah bengkak, adanya
benjolan yang kadang nyeri disentuh, adanya pergeseran sebelum periode haid,
sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Gambaran fibrokistik antara lain
adenosis, epiteliosis, fibrosis stroma, kista multiple yang disertai fibrosis,
d. Sklerosing Adenosis
Sklerosing adenosis adalah proliferasi jinak baik jaringan stromal
(sclerosis) berhubungan dengan peningkatan ductules terminalis yang kecil
(adenosis). Biasanya merupakan komponen fibrocystic disease dan
bermanifestasi sebagai mikrokalsifikasi yang ditemukan saat screening
mammogram. Stereotactic core atau wire localization biopsy adalah diagnosis
pastinya. Terapi lebih jauh dilakukan bila lesi ini ditemukan sebagai etiologi
mikrokalsifikasi saat biopsy.4
e. Nekrosis Lemak
Nekrosis lemak adalah inflamasi jinak non supuratif yang sering terjadi
akibat trauma atau iatrogenik payudara. Karena bukan kelainan epithelial,
maka tidak mempunyai potensiasi menjadi ganas. Nekrosis lemak muncul
sebagai massa atau densitas mamografi dengan distorsi jaringan sekeliling
sekunder disebabkan oleh inflamasi kronis, sehingga menstimulasi Ca. Dapat
diikuti episode trauma, intervensi bedah atau pendulous breast. Biasanya
dibiopsi untuk membedakan dengan Ca.4
f. Papilloma Intraduktus
Solitary intraductal papilloma adalah lesi papillary breast. Biasanya
terjadi pada wanita usia 35-55 tahun, sebagai lesi tunggal, pada ductus
subareolar, dan bermanifestasi sebagai bloody nipple discharge. Papiloma
intraductal pada ductus perifer muncul sebagai massa yang teraba atau dalam
mamografi.4
Tabel 1. ANDI Classification Of Benign Breast Disorder
Normal Disorder Disease
Early Lobular Fibroadenoma. Giant fibroadenoma.
reproductive development. Gigantomastia.
years (15-25 Stromal Adolescent
tahun development. hypertrophy. Subareolar abscess.
Nipple eversion. Nipple eversion. Mammary duct
M : metastasis jauh
USG (Ultrasonografi)
Dengan USG selain dapat membedakan tumor padat atau kistik, juga dapat
membantu untuk membedakan suatu tumor jinak atau ganas. Ca mammae
yang klasik pada USG akan tampak gambaran suatu lesi padat, batas
ireguler, tekstur tidak homogen. Posterior dari tumor ganas mammae
terdapat suatu Shadowing. Selain itu USG juga dapat membantu staging
tumor ganas mammae dengan mencari dan mendeteksi penyebaran lokal
(infiltrasi) atau metastasis ke tempat lain, antara lain ke KGB regional atau
ke organ lainnya (misalnya hepar).3
2.8.2 Pemeriksaan Fine Needle Aspiration Biopsy (FNAB)
FNAB dilanjutkan dengan FNAC (Fine Needle Aspiration Cytology)
merupakan teknik pmeriksaan sitologi dimana bahan pemeriksaan diperoleh
dari hasil punksi jarum terhadap lesi dengan maupun tanpa guiding USG.
FNAB sekarang lebih banyak digunakan dibandingkan dengan cutting needle
biopsy karena cara ini lebih tidak nyeri, kurang traumatic, tidak menimbulkan
hematoma dan lebih cepat menghasilkan diagnosis. Cara pemeriksaan ini
memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi, namun tidak dapat
memastikan tidak adanya keganasan. Hasil negatif pada pemeriksaan ini dapat
berarti bahwa jarum biopsi tidak mengenai daerah keganasan sehingga biopsy
eksisi tetap diperlukan untuk konfirmasi hasil negative tersebut.3
Stadium I, II, III awal (stadium operable) sifat pengobatan adalah kuratif.
Pengobatan pada stadium I, II dan IIIa adalah operasi primer, terapi lainnya
bersifat adjuvant. Untuk stadium I dan II pengobatannya adalah radikal
mastectomy atau modified radikal mastectomy dengan atau tanpa radiasi dan
sitostatika adjuvant.4
B. Total Mastectomy
Total mastectomy kadang disebut juga dengan simple mastectomy yang
mencakup operasi pengangkatan seluruh mammae, axillary tail dan fascia
pectoralis. Total mastectomy tidak mencakup diseksi axilla dan sering
dikombinasi dengan terapi radiasi post operasi. Prosedur ini didasarkan pada teori
bahwa KGB merupakan sumber suatu barrier terhadap sel-sel Ca mammae dan
seharusnya tidak diangkat, juga ada alasan bahwa terapi radiasi akan dapat
menahan penyebaran sel-sel ganas sebagai akibat trauma operasi.4
C. Segmental Mastectomy
Berdasarkan cara operasinya, prosedur ini dibagi dalam 3 cara:
Eksisi terbatas hanya mengangkat seluruh tumornya saja. Cara ini tidak
dianjurkan untuk Ca mammae
Eksisi seluruh tumor beserta jaringan mammae yang melekat pada tumor
untuk meyakinkan batas jaringan bebas tumor.
Eksisi seluruh tumor beserta seluruh quadrant mammae yang mengandung
tumor dan kulit yang menutupinya (quadranectomy).
Sebagian besar ahli bedah membatasi segmental mastectomy pada pasien-
pasien degan tumor yang kecil (<4cm atau dalam beberapa kasus <2 cm).
Mastectomy segmental harus dilanjutkan dengan terapi radiasi karena tanpa
radiasi resiko kekambuhannya tinggi2
D. Hormonal terapi
Sekitar 30-40 % Ca mammae adalah hormon dependen. Hormonal terapi
adalah terapi utama pada stadium IV disamping khemoterapi. Untuk wanita
premenopause terapi hormonal berupa terapi ablasi yaitu bilateral
oophorectomy. Untuk post menopause terapinya berupa pemberian obat anti
esterogen, dan untuk 1-5 tahun menopause jenis terapi tergantung dari aktivitas
E. Chemoterapy
Terapi ini bersifat sistemik dan bekerja pada tingkat sel. Terutama diberikan
pada Ca mammae yang sudah lanjut, bersifat paliatif, tapi dapat pula diberikan
pada Ca mammae yang sudah dilakukan mastectomy bersifat terapi adjuvant.
Biasanya diberikan kombinasi CMF (Cyclophosphamide, Methotrexate,
Fluorouracil).2
Efek samping dari kemoterapi bisa berupa mual, lelah, muntah, luka terbuka
di mulut yang menimbulkan nyeri atau kerontokan rambut yang sifatnya
sementara. Pada saat ini muntah relatif jarang terjadi karena adanya obat
ondansetron. Tanpa ondansetron, penderita akan muntah sebanyak 1-6 kali
selama 1-3 hari setelah kemoterapi. Berat dan lamanya muntah bervariasi,
tergantung kepada jenis kemoterapi yang digunakan dan penderita. Selama
beberapa bulan, penderita juga menjadi lebih peka terhadap infeksi dan
perdarahan. Tetapi pada akhirnya efek samping tersebut akan menghilang.4
F. Neoadjuvant chemoterapy
Kemoterapi yang diberikan sebelum tindakan bedah ataupun terapi radiasi.
Dengan adanya terapi ini, maka ahli bedah dapat melakukan terapi bedah
konservatif pada Ca mammae stadium lanjut. Tujuan dari terapi ini adalah
untuk menyusutkan tumor yang besar sehingga dapat dilakukan bedah
konservatif untuk mengangkat tumor Tindakan bedah konservatif adalah yang
dikenal dengan nama Breast Conserving Treatment yaitu tindakan bedah
dengan hanya mengangkat tumor yang diikuti diseksi axilla dan radiasi
kuratif.2
e. Reseptor hormon
Pasien dengan kanker yang bersifat ER positif mempunyai waktu
survival yang lebih lama dibandingkan pasien dengan kanker yang bersifat ER
negatif.
3. American Cancer Society. 2014. Breast Cancer Facts and Figures. Available
From : https://www.cancer.org/content/dam/cancer-org/research/cancer-facts-
and-statistics/breast-cancer-facts-and-figures/breast-cancer-facts-and-figures-
2013-2014.pdf
4. Syamsuhidayat dan W. de Jong, 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah, ed.3. Penerbit
Buku Kedokteran EGC : Jakarta
10. American cancer society. Breast cancer. American cancer society. 2012
Identitas pasien
Nama : Ny. TH
Usia : 46 tahun
Alamat : Jl. Cendana, Jaya Murti
Agama : Islam
Masuk RS : Kamis, 2 Maret 2017
Berat badan : 48 kg
Anamnesis
Keluhan utama
Pasien datang dengan keluhan terdapat benjolan sebesar telur puyuh sejak ± 3,5
bulan yang lalu.
Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang dengan keluhan benjolan di payudara kiri sejak ± 3,5 bulan
yang lalu. Benjolan berukuran ± sebesar telur puyuh, dapat digerakkan. Disekitar
benjolan tidak ada kemerahan, nyeri hilang timbul, permukaannya rata dan tidak
ada kelainan kulit. Benjolan dirasakan menetap walaupun pasien sedang haid,
dan tidak berkurang setelah haid. Pasien tidak sedang menyusui. Awalnya
benjolan dirasakan mendenyut hilang timbul. Pasien mengatakan sejak 3,5 bulan
ini benjolan semakin membesar. Keluhan keluar cairan dari puting susu
disangkal. Keluhan sering demam disangkal. keluhan ada benjolan dan nyeri di
ketiak dan leher disangkal. Keluhan nyeri tulang dada dan punggung disangkal.
Keluhan nyeri ulu hati disangkal. Keluhan nyeri kepala disangkal. Keluhan sesak
nafas dan batuk disangkal. Keluhan mual dan muntah disangkal. Pasien
mengatakan tidak pernah menimbang berat badan, namun rasanya tidak ada
penurunan berat badan secara drastis. Nafsu makan baik. Buang air kecil dalam
batas normal. Buang air besar tidak ada keluhan.
Riwayat Pengobatan
Pasien mengatakan ini baru pertama kali memeriksakan benjolan pada
payudaranya
Pemeriksaan umum
Kesadaran : compos mentis keadan umum: tampak sakit sedang
Tekanan darah: 100/60 mmHg
Nadi : 80x/ menit
Suhu : 37,1 oc
Pernafasan : 24x/ menit
Pemeriksaan fisik
Kepala : Normocephal, simetris
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Leher : Pembesaran KGB (-), peningkatan JVP (-)
THT : Dalam batas normal
STATUS LOKALIS
Regio Thorakalis :
Inspeksi : payudara simetri kanan dan kiri, edema (-), eritema (-), erosi (-), ulserasi
(-), retraksi papilla mammae/inverted papil (-), peau d’orange (-)
benjolan tidak terlihat
Palpasi : teraba satu buah benjolan pada kuadran bawah mammae sinistra, ±
ukuran 2x3cm, konsistensi kenyal, permukaan rata, bentuk bulat, batas
tegas, tepi rata, imobile, discharge nipple (-), pembesaran KGB axila (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
DARAH RUTIN
Hemoglobin : 12,6 g/dL
Hematokrit : 36 %
Leukosit : 6.000/ mm3
Trombosit : 180.000/ mm3
MCV : 84 fl
MCH : 30 pg
MCHC : 36 %
Waktu perdarahan : 4’ menit
Waktu pembekuan : 3’ menit
Glicosa darah ad rabdom 82 mg/dl
Ureum : 16 mg/dL
Creatinin : 1,2 mg/dl
Natrium :123 MMOL/L
Kalium : 5,5 MMOL/L
Chloride : 93 MMOL/L
DIAGNOSIS KERJA
Fibrokistik Mammae sinistra
DIAGNOSIS BANDING :
Ca Mammae sinista stadium 2A
TATALAKSANA
IVFD RL 24 tpm + tofedex drip 2 amp
Asam tranexamat 1 gr/8 jam
Inj. Ceftriaxon 1 gr ivskin test
Persiapan operasi
PROGNOSIS
Quo ad Vitam : dubia ad bonam
Quo ad Functionam : dubia ad bonam
Quo ad Sanactionam : dubia ad bonam
Pasien perempuan usia 46 tahun masuk via poli bedah RSUD Dumai dengan
diagnosis tumor mammae sinistra. Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis
dan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
Pada anamnesis didapatkan adanya keluhan benjolan pada payudara sebelah
kiri dengan ukuran kurang lebih sebesar telur puyuh, dapat digerakkan sejak
kurang lebih 3,5 bulan yang lalu. Keluhan disertai nyeri yang hilang timbul. Pasien
tidak sedang menyusui dan tidak sedang haid. Pada saat haid dan setelah haid
keluhan benjolan menetap atau tidak bertambah besar. Riwayat keluar cairan dari
puting disangkal. Riwayat sering demam disangkal. Benjolan dirasakan semakin
membesar sejak 3,5 bulan ini. Penurunan berat badan (-).
Dari hasil anamnesis terlihat keluhan khas dari tumor payudara berupa
benjolan yang tidak dapat digerakkan, tidak dipengaruhi oleh menstruasi. Nyeri
dirasakan hilang timbul. Nipple discharge (-), inverted papil (-), tidak ada
perubahan warna kulit dan KGB sekitar tidak membesar. Tumor payudara
memiliki beberapa klasifikasi yaitu jinak dan ganas. Tumor jinak payudara
memiliki klasifikasi lagi salah satunya yaitu fibrokistik mammae yang biasanya
dijumpai pada premenopause atau bisa pada semua usia. Benjolan kadang nyeri
disentuh dan mengganggu aktivitas. Pada pemeriksaan USG biasanya tampak
gambaran mammae padat dan tidak ada kelainan lain.4
Dari pemeriksaan fisik tidak terlihat benjolan, eritem (-), teraba satu buah
benjolan pada kuadran bawah mammae sinistra, ukuran 2x3cm, konsistensi
kenyal, permukaan rata, bentuk bulat, batas tegas, tepi rata, imobile, discharge
nipple (-), pembesaran KGB axila (-). Pada pemeriksaan penunjang darah rutin
tidak terdapat kelainan. Pada hasil USG dinyatakan bahwa terdapat tumor
mammae sinista.
Setelah didiagnosis tumor mammae pasien dianjurkan untuk mengangkat
tumor pada payudaranya, dan setelah dilakukan informed consent pasien
menyetujui. Dan dilakukan pengangkatan tumor mammae sinistra pada tanggal 2
maret 2017.