DERMATITIS ATOPIK
Disusun Oleh :
Pembimbing :
Menyetujui,
Makassar, April 2023
i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim. Assalamu’alaikum Wr. Wb
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ i
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................3
2.1 Definisi .............................................................................................3
2.2 Epidemiologi ....................................................................................3
2.3 Etiologi dan Patogenesis.................................................................4
2.4 Gejala Klinis dan Diagnosis ..........................................................11
2.5 Penunjang Diagnosis ....................................................................15
2.6 Diagnosis Banding ........................................................................17
2.7 Tatalaksana ...................................................................................17
2.8 Pencegahan ..................................................................................21
2.9 Prognosis .....................................................................................22
iii
BAB I
PENDAHULUAN
disebut eksim pada beberapa negara) yang paling sering dijumpai pada
bayi dan anak. Penyakit ini dimulai pada usia bayi yang dapat berlanjut
rhinitis atau keduanya dikemudian hari yang dikenal dengan istilah atopic
march.1
penderitanya memberikan reaksi kulit yang didasari oleh Ig E.2 Penyakit ini
menimbulkan masalah bagi orang tua dan dokter.3 Banyak faktor yang
berperan pada DA, baik faktor eksogen atau endogen maupun kombinasi
keduanya.1,3
membaik.3
1
Alergen hirup seperti tungau debu rumah juga berperan dalam
pengamatan klinis, uji kulit dan kadarIg E spesifik yang tinggi serta
Alergen makanan lebih berpengaruh pada usia bayi kurang dari 1 tahun
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 . Definisi1,2
hebat yang bersifat kronik residif yang didasari oleh faktor herediter
atau iritan.
2.2 Epidemiologi14
Estimasi terbaru mengindikasikan bahwa DA adalah problem
dan Asia. Rasio wanita/pria adalah 1.3 : 1.0. Beberapa faktor risiko
3
penyakit alergi mungkin dapat dicegah dengan infeksi pada awal
saudaranya.
kemudian hari.
4
Imunopatologi DA
lesi kulit dan sedikit dalam kulit tanpa lesi, menampakkan molekul
dalam dermis dari lesi akut, tampak influx sel T. Infiltrat limfositik
dalam dermis atas dari kulit berlesi (major basic protein dengan
5
dengan mensekresikan sitokin dan mediator yang meningkatkan
Sitokin TNF-α dan IL-1 dari keratinosit, sel mast, dan sel
infeksi.
DA akut disertai dengan produksi sitokin dari sel Th2, IL-4 dan
hidup eosinofil, dan hal ini dominan pada DA kronik. Produksi GM-
6
kronik melibatkan pula sitokin sel Th1-like, IL-12 dan IL-18, IL-11,
dan TGF-β1.
dimediasi oleh kemokin dari makrofag dan sitokin dari timus dan
7
penghasil IL-4. Sel LC yang membawa reseptor IgE, hanya didapati
(pDC) dalam jumlah kecil dalam lesi kulit DA. Sel ini yang terdapat
jenis sel di atas, didapati pula subset sel T, yaitu sel T regulator
8
(Treg) yang mempunyai fungsi imunosupresi dan mempunyai profil
sitokin yang berbeda dari sitokin sel Th1 dan Th2. Sel Treg mampu
Defek ini diperoleh akibat pengaruh sitokin sel Th2 (IL-4, IL-10, IL-
9
Faktor genetik
10
Peranan pruritus pada DA
belum banyak diketahui. Histamin yang berasal dari sel mast bukan
Molekul yang dikaitkan dengan pruritus adalah sitokin IL-31 dari sel
eosinofil.
(Tabel 1-1). DA tipikal mulai selama bayi. Kisaran 50% timbul pada
11
Gambar 1.1 Dermatitis atopik pada bayi.
Lesi kulit
anak yang lebih tua, dan pada yang telah menderita dalam waktu
12
Gambar 1.2. Dermatitis atopik pada anak dengan likenifikasi pada
fosa antecubiti dan plakat ekzematosa generalisata.
13
3. Tencency toward 4. Facial pallor/facial other viruses,
chronic or erytherma warts,
chronically 5. Pityriasis alba molluscum,
relapsing dermatitis 6. Keratosis pilaris dermatophytes)
4. Personal or family 7. Ichthyosis vulgaris 17. Perifollicular
history of atopy (eg, 8. Hyperlinearity of accentuation
asthma, alergic palms and soles 18. Early age of
rhinitis, atopic 9. White onset
dermatitis dermographism 19. Impaired cell-
(white line appear on mediated
skin within 1 minute immunity
of being stroked with 20. Anterior neck
blunt instrument) folds
10. Conjunctivitis 21. Course
11. Keratoconus influenced by
12. Anterior environment/
subcapsular emotional factors
cataracts 22. Pruritus with
13. Elevated total sweating
serum IgE 23. Intolerance to
wool and lipid
solvents
24. Peripheral blood
eosinophilia
25. Hand and/or foot
dermatitis
26. Cheilitis
27. Nipple eczema
14
rhinitis, Atopic
dermatitis)
Immunoglobulin
dicurigai menderita DA. Tempat uji adalah pada volar lengan bawah
15
menit kemudian dan dikatakan positif bila dijumpai rasa gatal,
dijumpai eritema, papul, kulit terasa gatal, dan pada yang ekstrim
16
dan apabila dalam tiga kali provokasi di waktu yang berbeda
infestasi yang mempunyai gejala dan tanda yang sama dengan DA,
2. Dermatitis seboroik
3. Skabies
4. Psoriasis
5. Iktiosis vulgaris
6. Dermatofitosis
7. Eczema asteatotik
9. Dermatitis numularis
2.7 Tatalaksana11,14
Untuk memperoleh keberhasilan terapi DA, diperlukan
17
stadium penyakit dan faktor pencetus unik dari masing-masing
pasien.
Terapi topical
kulit dan xerosis yang berkontribusi untuk terjadinya fissure mikro kulit
dioleskan pada lesi dan emolien diberikan pada kulit yang tidak
singkat dan pada area likenifikasi (tetapi tidak pada wajah atau
18
kronik pada badan dan ekstremitas. Efek samping local meliputi
anamnesis detil, uji tusuk selektif, dan level IgE spesifik. Uji kulit
19
Bayi dan anak lebih banyak mengalami alergi makanan, sedang
anak yang lebih tua dan dewasa lebih banyak alergi terhadap
aeroallergen lingkungan.
herpetikum diseminata.
dan kulit kering, sering mengurangi keluhan gatal. Alergen hirup dan
20
mendapat keutungan minimal terhadap terapi antihistamin.
alergika.
reseptor H1 dan H2. Obat ini dapat diberikan dengan dosis 10-75
2.8 Pencegahan 7
Prinsip utama dalam pencegahan DA adalah dengan
21
Mandi dapat membantu hidrasi pada kulit, memperbaiki penetrasi
pada penderita DA
2.9 Prognosis8,9,10
Prognosis dermatitis atopik (DA) cenderung lebih berat dan
20% pasien bayi dan anak, dan pada sekitar mengalami perbaikan.
buruk dapat dikaitkan dengan lesi yang luas pada masa kecil,
orang tua atau saudara kandung, onset usia dini, anak tunggal, dan
22
berhubungan dengan kesehatan anak-anak maupun keluarganya.
23
BAB III
PENUTUP
alergen hirup ) lebih berpengaruh pada usia diatas dua tahun. Bila
peliharaan sejak dini, karena dermatitis atopik dengan onset dini akan
kemudian hari.4
24
DAFTAR PUSTAKA
4. Suh KY. Food Allergy and Atopic Dermatitis: Separating Fact from
Fiction. Elsevier.
https://doi.org/10.1007/s13555-019-00332-3
25
10. Irvine, A. D., Mclean, W. I., Leung, D. Y. Filaggrin Mutations
p.1315-1328.
(Atopic Eczema). In: Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA,
158.
13. Spergel & Schneider, 1999. Atopic dermatitis. The Internet Journal
14. Leung DY et al. New insights into atopic dermatitis. J Clin Invest
2004;113:651.
26