ACNE VULGARIS
Disusun Oleh :
Pembimbing :
dr. I Nyoman Sutama, Sp.KK
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
kasih dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas referat pada Kepaniteraan
Klinik Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin dengan judul “Acne Vulgaris”
tepat waktu. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada sejumlah pihak
informasi.
memberi motivasi bagi kami sehingga penulisan referat ini boleh berjalan
dengan lancar.
dan pembaca pada umumnya.Penulisan referat ini masih jauh dari kata sempurna,
untuk itu segala kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi
Penulis
ii
3
HALAMAN PENGESAHAN
di Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes
Kupang.
Pembimbing Klinik
Ditetapkan di : Kupang
BAB 1
iii
PENDAHULUAN
pustule, nodus dan kista pada tempat predileksinya. 1 Acne vulgaris bersifat self
4
limited dengan predileksi d wajah, leher, lengan atas, dada, dan punggung serta
dapat menimbulkan jaringan parut dan sikatrik. Walaupun penyakit ini tidak
cepat hingga remaja dan menurun ketika makin dewasa. Acne merupakan
penyakit kulit yang sering terjadi dan multifaktorial, hampir setiap orang pernah
ketika usia dewasa. Acne menyerang antara 80-100% populasi remaja. Acne
dianggap sebagai hal fisiologis, muncul pada usia remaja umur 15-18 tahun baik
pada pria maupun wanita. Pada wanita, acne timbul sekitar 1 tahun menjelang
menarke, meningkat pada usia remaja dan membaik pada pertengahan usia 20-an,
lingkungan, merokok dan musim. Tetapi secara garis besar ada 4 faktor yang
pilosebasea, produksi sebum yang berlebihan, adanya aktivitas P.acne dan proses
inflamasi.3
Gambaran klinis acne vulgaris berupa lesi yang biasanya polimorf, berlokasi
terutama di wajah, dada, punggung, leher dan bahu dengan jumlah dan bentuk lesi
yang bervariasi tetapi ada bentuk lesi yang dominan yang dipakai untuk
menentukan jenis dan derajat keparahan. Lesi dapat dikelompokan menjadi dua
5
jenis yaitu lesi non inflamasi (komedo tertutup dan komedo terbuka) dan lesi
Ada beberapa pendekatan terapi untuk menangani acne vulgaris antara lain
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISIS
Acne vulgaris (AV) merupakan penyakit yang dapat sembuh sendiri, berupa
Pada umumnya AV dimulai pada usia (12-15 tahun), dengan puncak tingkat
keparahan pada 17-21 tahun. Akne vulgaris adalah penyakit terbanyak remaja usia
15-18 tahun.2
Selain akne vulgaris, akne dapat dibagi menjadi beberapa tipe klinis laian
yaitu :2
- Akne juvenilis dan infantil
- Occupational acne
- Drug-induced acne
- Akne kosmetika
- Akne ekskorial
- Gram negative folliculitis\
2.2 ETIOLOGI
AV masih belum diketahui. Beberapa etiologi yang diduga terlibat, berupa
faktor intrinsik, yaitu genetic, ras hormonal; dan faktor ekstrinsik berupa stress,
2.3 PATOGENESIS
Terdapat empat patogenesis paling berpengaruh pada timulnya AV, yaitu:2
1. Produksi sebum yang meningkat
2. Hiperproliferasi folikel pilosebasea
3. Kolonisasi Propionibacterium acnes (PA)
4. Proses inflamasi
1. Produksi sebum yang meningkat
Pada individu akne, secara umum ukuran folikel sebasea serta jumlah lobul
tiap kelenjar bertambah. Ekskresi sebum ada di bawah kontrol hormon androgen.
Telah diketahui bahwa akibat stimulus hormone androgen kelenjar sebasea
mulai berkembang pada usia individu 7-8 tahun. Hormone androgen berperan
pada peubahan sel-sel sebosit demikian pula sel-sel keratinosit folikular sehingga
pada sel sebosit basal yang belum diferensiasi. Setelah sel-sel sebosit
duktus pilosebasea. Proses diferensiasi sel-sel sebosit tersebut dipicu oleh hormon
androgen yang akan berikatan dengan reseptornya pada inti sel sebosit,
yang berbeda dari unit folikel pilosebasea masing-masing organ target, atau
produksi sebum berlebih pada lokasi wajah, dada dan punggung, meskipun
terlihat dengan mata telanjang, komedo pertama kali terbentuk dimulai dengan
deskuamasi abnormal pada pasien akne. Epitel tidak dilepaskan satu persatu
mediator inflamasi.2
3. Kolonisasi Propionibacterium acnes
Propionibacterium acnes (P.acnes) merupakan mikroorganisme utama yang
kulit dengan mengikuti aliran sebum. P.acnes akan meningkat jumlahnya seiring
bagi P.acnes.2
4. Proses inflamasi
P.acnes diduga berperan penting menimbulkan inflamasi pada akne vulgaris
dengan menghasilkan faktor kemotaktik dan enzim lipase yang akan mengubah
trigliserida menjadi asam lemak bebas, serta dapat menstimulasi aktivasi jalur
Hiperproliferasi
Komedo Granul_kerato-hyalin↑
terbuka Deskuamasi_terganggu
Keratinosit folikular
2.4 PATOFISIOLOGI
9
kombinasi sebagai terapi inisial, guna menekan secara simultan 2 atau 3 fakto-
faktor patogenesis tersebut. Pada akne vulgaris ringan, terutama akne komedonal
dengan beberapa lesi inflamasi, retinoid topikal merupakan terapi pilihan. Semua
retinoid topikal bekerja pada mikrokomedo dan mengurangi komedo serta lesi
inflamasi.
akne dan komedo pada terapi dengan retinoid topikal yang dikombinasi dengan
antimikroba. Pada akne dengan lesi inflamasi yang dominan, terpi benzoil
digunakan antibiotik oral dikombnasi dengan retinoid topikal. Pada kasus akne
berat dan refrakter, misalnya akne nodular atau akne konglobata, isotretinoin oral
adalah terapi pilihan. Untuk kasu yang tidak responsif terhadap terapi
punggung (60%), dada (15%) serta bahu dan lengan atas. Kadang-kadang pasien
mengeluh gatal dan nyeri. Sebagian pasien merasa terganggu secara estetis. Kulit
AV cenderung lebuh berminyak atau sebore, tetapi semua orang dengan sebore
disertai AV.
10
papul, pustul, nodus, kista, jaringan parut, perubahan pigmentasi. Komedo terbuka
(black head) dan komedo tertutup (white head) merupakan lesi non-inflamasi,
Manifestasi klinis akne dapat berupa lesi non inflamasi (komedo terbuka
dan komedo tertutup), lesi inflamasi (papul dan pustul), nodul dan kista: 3
1) Komedo
Komedo adalah tanda awal dari akne. Sering muncul 1-2 tahun sebelum
lesi non inflamasi yaitu komedo terbuka dan komedo tertutup atau dapat juga
a. Komedo terbuka
b. Komedo tertutup
Disebut juga whitehead secara klinis dijumpai lesinya kecil dan jelas
berdiameter 0,1-3mm, komedo jenis inidisebabkan oleh sel-sel kulit mati dan
kelenjar minyak yang berlebihan pada kulit. Secara berkala pada kulit terjadi
penumpukan sel-sel kulit mati, minyak dipermukaan kulit kemudian menutup sel-
2) Jerawat biasa
Jerawat jenis ini mudah dikenal, tonjolan kecil berwarna pink atau
dipermukaan kulit, dapat juga dari waslap, kuas make up, jari tangan juga telepon.
Stres, hormon dan udara lembab dapat memperbesar kemungkinan infeksi jerawat
a. Papula
tegas dan berukuran diameter <5mm. Papul superfisial sembuh dalam 5-10 hari
dengan sedikit jaringan parut tetapi dapat terjadi hiperpigmentasi pasca inflamasi
terutama remaja dengan kulit yang berwarna gelap. Papul yang lebih dalam
jaringan parut.3
b. Pustula
Pustul akne vulgaris merupakan papul dengan puncak berupa pus. Letak
dibandingkan papula dan pustula sering dijumpai pada akne vulgaris yang parah.3
c. Nodul
diseluruh muka. Penonjolan diatas permukaan kulit berupa kantong yang berisi
cairan serosa atau setengah padat atau padat. Kista jarang terjadi, bila terbentuk
besar akan didapati material kental berupa krem berwarna kuning. Lesi dapa
biasanya juga memiliki keluarga dekat yang juga menderita akne yang serupa.3
4) Parut
Jaringan ikat yang menggantikan epidermis dan dermis yang sudah hilang. Sering
garis rahang (jaw line) dan telinga, lebih sering ditemukan pada orang
berkulit gelap.
2.6 DIAGNOSIS
Akne vulgaris ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
menentukan derajat AV. Yaitu ringan, sedang, dan berat, adalah klasifikasi
menurut Lehmann dkk.(2002). Klasifikasi tersebut diadopsi dari 2nd Acne Round
14
munculnya lesi, karena penyakit ini merupakan penyakit yang muncul pada
daerah yang menghasilkan sebum. Lesi acne vulgaris lebih sering muncul pada
muncul. Untuk memastikan hal ini dilakukan pemeriksaan inspeksi pada pasien.
punggung, dada dan bahu. Pada daerah badan, lesi lebih sering pada garis tengah
tubuh. Penyakit ini memiliki beberapa tipe lesi secara klinis. Walaupun salah satu
tipe mungkin lebih dominan. Inspeksi yang lebih cermat dapat memperlihatkan
bahwa adanya beberapa lesi. Lesi-lesi yang muncul bias lesi non-inflamasi
ataupun lesi inflamasi. Lesi non-inflamasi adalah komedo yang terdiri dari
komedo tertutup dan komedo terbuka (blackhead). Komedo yang terbuka Nampak
datar dengan sedikit elevasi pada sentral lesi dan adanya folikel lipid dan keratin
terbuka karena agak susah diamati. Komedo ini pucat, sedikit elevasi berupa papul
15
kecil. Saat melakukan pemeriksaan fisik dibutuhkan peregangan pada kulit dapat
Derajat Lesi
Akne ringan Komedo < 20, atau
Lesi inflamasi < 15, atau
Total lesi < 30
Akne sedang Komedo 20-100, atau
16
1. Erupsi akneiformis
mendadak tanpa adanya komedo hampir diseluruh bagian tubuh, dapat disertai
2. Folikulitis
klinisnya rasa gatal dan rasa gatal di daerah rambut berupa makula eritem disertai
3. Folikulitis pityrosporum
Malassezia. Lesi biasanya terdapat di dada, punggung, leher, dan lengan, berupa
17
papul eritematosa atau pustul perifolikular berukuran 2-3 mm. Gatal lebih sering
dijumpai.
4. Dermatitis perioral
Gejala klinis berupa papul eritema atau papulo pustul dengan ukuran 1-3mm
terletak didagu, cekungan nasolabial dan sekitar mulut disertai skuama dan rasa
gatal.
5. Rosacea
ditandai dengan eritema yang persisten, disertai telangiektasis, papul dan pustul,
6. Dermatitis seboroik
kelainan kulit papuloskuamosa kronis yang umum dijumpai pada anak dan
7. Akne agminata
Adalah penyakit inflamasi kronik yang ditandai dengan papul yang berwarna
8. Adenoma sebaseum
sebagai papul merah muda sampai merah diwajah yang timbul sejak usai anak-
2.8 TATALAKSANA
Tujuan pengobatan acne vulgaris terdiri dari mempercepat penyembuhan,
mencegah pembentukan acne baru, dan mencegah jaringan parut yang permanen.
Untuk memilih pengobatan topical yang tepat perlu ditentukan oleh keadaan kulit
pasien, tipe lesi akne vulgarisnya apakah non inflamasi (komedo terbuka dan
tertutup) atau inflamasi (papul dan pustula) dan derajat keparahannya. Penderita
dengan akne vulgaris yang ringan biasanya cukup dengan terapi topikal. Beberapa
sediaan topical antara lain asam salisilat, sulfur, benzoil peroksida, asam azeleat
dan beberapa antibiotik. Pembagian terapi akne vulgaris topical terdiri dari terapi
klindamisin dan asam azeleat sedangkan terapi lini kedua ada agen keratolitik
penderita acne non inflamasi atau inflamasi ringan atau sedang. Obat
pada kulit yang bersih dan kering, karena dapat mengiritasi terutama
pada penggunaan ulang. Obat ini biasanya digunakan mulai 2-3 kali
terapi dan terapi dapat diberhentikan atau diturunkan. Pada ibu hamil
tretinoin. Sediaannya gel, krim dan solusio 0,1% yang diberikan satu
kali sehari pada sore hari. Studi menunjukkan bahwa gel adapalen 0,1%
0,025%. Campuran adapalen 0,1% dengan BPO 2,5% dalam bentuk gel
yang dapat terjadi adalah iritasi kulit, ekseserbasi lesi akne pada awal
untuk pengobatan akne vulgaris yang ringan sampai sedang dan bersifat
keratolitik dan anti inflamasi. Tazaroten 0,1% dan 0,05% gel dan krim
sangat efektif daripada vehikulum untuk terapi acne vulgaris. 0,1% gel
Efek samping dari penggunaan tazaroten adalah eritem, gatal, nyeri, dan
2 kali sehari hanya selama 2-5 menit. Pada ibu hamil tidak dianjurkan
cepat dan bactericidal terhadap P.acne. BPO tersedia dalam bentuk sabun,
lotion, krim, gel serta berkisar dari konsentrasi 1-5%. Konsentrasi 10%
tidak tepat diberikan karena memberikan iritasi. Sediaan gel lebih baik
digunakan daripada sediaan lotion, krim dan sabun. Kulit yang basah lebih
pemakaian terapi topical BPO diberikan pada kulit yang kering (30menit
setelah mandi) untuk menurunkan iritasi. bPO sangat sensitive jika terkena
matahari dan kulit bagian periorbital, perinasal, dan perioral skin sehingga
glikolisis bakteri. Asam azeleat digunakan untuk terapi akne yang ringan
sampai sedang yang tidak toleran terhadap BPO. Asam azeleat tersedia
dalam bentuk krim atau gel 20% (azelex) yang digunakan 2 kali sehari
pada area bersih dan kering. Efek samping yang dpat terjadi adalah kulit
d. Eritromisin
Eritromisin termasuk antibiotic golongan makrolid, efektif untuk
pilosebaseus.
Kombinasi dari eritromisin dengan BPO lebih baik daripada kombinasi
lemak bebas dalam sebum dan tersedia dalam sediaan solusio, gel dan
e. Klindamisin
Klindamisin adalah antibiotic semisintetik golongan linkosamid yang
antiinflamasi. 3,5
f. Asam salisilat
Asam salisilat merupakan agen keratolitik yang digunakan sebagai obat
betahydroxy acids yang larut dalam lemak dan mengurangi adhesi dari
korneosit. 4
Asam salisilat adalah zat keratolitik yang tertua yang dikenal dalam
pengobatan topical, terdapat dalam tumbuhan atau buah; larut dalam lemak
(lipofilik), air, etanol dan eter; tersedia dalam konsentrasu 2-3% dalam
bentuk krim dan losio; dan bekerja di lapisan atas epidermis. Bahan ini
daripada BPO maupun asam salisilat sendiri. Sebagai bahan peeling, asam
merusak sel epitel selain itu terdapat juga, eritema, deskuamasi, dan kulit
kering.3,4
g. Sulfur
Sulfur merupakan unsur yang telah digunakan berabad-abad dalam
akne, anti scabies, anti bakteri gram positif dan anti jamur. Sulfur
konsentrasi 4-8%.1,4
25
bebas. Tetrasiklin memiliki afinitas sel radang dan bakteri, dan antiinflamasi.
Tetrasiklin memegang peranan dalam menejemen akne dan
pada akne. Yang paling sering dipakai adalah golongan pertama (tetrasiklin
dengan peroral.
Keuntungan efek tetrasiklin berhubungan dengan inhibisi P.acnes yang
berkaitan dengan reduksi asam lemak bebas sebum dan lipase ekstrasel. Efek
tetrasiklin pada akne bukan hanya pada efek antimikrobanya tetapi pada
(40mg/hari) menurunkan sebagian besar lesi inflamasi dan lesi non inflamasi
selama paling sedikit 6 minggu atau 1-2 bulan. Dengan adanya perbaikan
akne, dosis dapat dikurangi sampai 250-500 mg/hari. Dapat diberikan dosis
tinggi sampai 1500 mg/hari bahkan lebih besar pada akne konglobata.
Kondisi pasien harus di amati setiap 3 bulan, dilihat apakah ada respon yang
memuaskan atau tidak. Oabat sebaiknya diminum saat perut kosong atau
paling tidak 1 jam sebelum makan dan jangan minum bersamaan dengan
susu.
Efek samping termasuk traktus gastrointestinal mungkin terjadi pada
dibawah 10 tahun atau pada wanita yang hamil karena resiko pelunturan
berat. Terapi oral dapat diberikan 6-8 bulan, yang dikombinasikan dengan
terapi topical. Jika setelah 3 bulan tidak ada perbaikan makan terapu topical
perlu dipertimbangkan.8
b) Doksisiklin
Doksisiklin adalah tetrasiklin yang sering digunakan untuk akne
sedang sampai berat. Ini lebih efektif dan cenderung kurang menyebabkan
Doksisiklin dapat diberikan dalam dosis terbagi 100/200 mg/hari dan dapat
bersifat fototoksik. Dosis dimulai dari dua kali 200 mg sehari hingga tiga kali
500 mg per hari. Efek samping pemberian beberapa pasien adalah diare,
terapi alternative untuk akne inflamasi yang sedang dan berat. Dengan waktu
pseudomembranous colitis. 5
f) Dapson
Dapson bermanfaat pada inflamasi akne yang berat dan dipilih dengan
kasus sudah resisten dengan pengobatan. Dosisnya 50-100 mg per hari selama
selektif yang berefek pada seluruh etiologi dan factor yang mempengaruhi
scar, akne yang relapsnya kronik dan mereka yang mengalami akne yang
mukosa mulut, hidung, mata. Jarang mempengaruhi mukosa genito anal. Pada
kolesterol darah dan trigliserid, fungsi hati dan lipid serum harus di
monitoring biasanya pada awal terapi, minggu ke 4 dan ke 8. Efek yang serius
selama 6 bulan sudah cukup untuk pasien, tetapi perlu diamati yang dosis
sembuh daripada papul atau nodul. Walaupun obat ini mahal, tetapi
makanan seperti ikan, coklat, makanan yang manis, susu, dan makanan
yang berlemak untuk diet pasien yang menderita akne. Belum ada bukti
glikemik harus dengan pola makan makanan rendah glikemik akan sangat
membantu dalam menjadi bagian dari kehidupan setiap hari. Pasien harus
kali sehari.
c. Jangan membersihkan wajah dengan bahan eksfoliatifa yang kasar
banyak sebum.
e. Jangan memijat-mijat akne dengan jari atau alat apapun karena dapat
yang lebih parah dan juga dapat terjadi kerusakan pada kulit
pori-pori kulit.
g. Banyak penelitian membuktikan bahwa makanan tidak berhubungan
2.9 PROGNOSIS
32
sembuh sebelum mencapai 30-40an. Jarang terjadi akne vulgaris yang menetap
sampai tua atau mencapai gradasi sangat berat sehingga perlu dirawat inap
dirumah sakit.
BAB 3
33
KESIMPULAN
ditandai dengan adanya komedo, papul, pustul, nodul, dan jaringan parut. Tempat
predileksi dari AV antara lain di muka, bahu, leher, dada, punggung bagian atas
usia 15-18 tahun, 12% pada wanita usia >25 tahun dan 3% pada usia 35-44 tahun.
prekursor untuk semua lesi AV. Secara umum pencegahan AV yaitu dengan
menghindari pemencetan lesi dengan non higienis, memilih kosmetik yang non
DAFTAR PUSTAKA
34
Dermatology Acne New Concepts and Challenges Sub Terapi Sistemik Untuk
2. Sitohang I.B.S, Wasitatmadja S.M. Menaldi SL. Akne Vulgaris dalam buku
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Menaldi SL, Bramono K, Indriatmi W.7 th.
2015.
Dermatology Acne New Concepts and Challenges sub Terapi topical untuk
2012