Anda di halaman 1dari 39

PENANGANAN (PERTAMA)

TRAUMA PADA MATA


ICTEC Webinar Series for General
Practitioners
18 April 2021

dr. Ikhwanuliman Putera


PPDS Mata FKUI-RSCM
Topik Bahasan

Erosi kornea Kompetensi 3B


Sesuai SKDI 2019:
 Kompetensi 3 A/B:

Trauma tajam Kompetensi 3B


Mendiagnosis, Tatalaksana
awal, dan merujuk
 Dengan/tanpa IOFB
 Kompetensi 4: Mendiagnosis,
tatalaksana mandiri dan
Trauma tumpul
 Hifema
Kompetensi 3B
Kompetensi 3A
tuntas
 Ruptur bulbisubkonjungtiva
Perdarahan Kompetensi 4

Trauma kimia Kompetensi 3B


 Asam/Basa Are YOU ready?
Kesimpulan (Take Home Message) 
Pendahulua
n
 Trauma pada mata merupakan penyebab penurunan fungsi visual hingga kebutaan
monocular pada dewasa muda
 Kualitas hidup 
 Dampak sosio-ekonomi

 Kerusakan akibat trauma:


 Orbita
 Bulbus
 Adnexa
 Saraf optik

 Trauma: mekanik (tajam vs tumpul), kimia


Apa saja yang diperlukan dalam pemeriksaan kasus trauma
pada mata?

 Sarung tangan dan PPE


 Loup
 Lampu (penlight)
 Anestesi topikal
 Cotton-tip applicator

 Oftalmoskop direk (jika ada)


 Fluorescein (jika ada)

 pH strip
EROSI KORNEA
Erosi kornea

 Sekitar 1 0 % kasus kegawatdaruratan mata melibatkan erosi kornea


 Sel epitel basalis yang berada di atas membrane basal memiliki
tautan hemidesmosom  ketika sel epitel basalis terlepas:
erosi/abrasi kornea
 Penyembuhan akan baik (tanpa sikatriks) apabila tidak melibatkan
membrane Bowman
 Gejala:
 Nyeri
 Lakrimasi
 fotofobia
Pemeriksaa
n
 Sulit tanpa Anestesi  berikan Anestesi
topical propacain 0,5%
 Inspeksi keadaan wajah – periokular, lalu periksa
kornea/ocular
 Pemeriksaan dilakukan dengan penlight
 Pemeriksaan fluorescein
 Eversi untuk melihat benda asing di kelopak
Tatalaksana

Evakuasi benda asing: cotton-tipped applicator (dilakukan dengan hati-hati)

Berikan antibiotik topikal, hindari pemberian steroid/campuran antibiotik-steroid, terutama


pada kasus riwayat trauma akibat bahan organik (dapat memicu pertumbuhan jamur)

Sikloplegik (midriatil, siklopentolat) untuk mengurangi nyeri

• relax ciliary muscle spasm which may otherwise cause aching eye pain and light
sensitivity

Edukasi: Edukasi untuk tidak diberikan air sirih, urin, atau air lainnya

Pada kasus tertentu, dapat dilakukan patching atau bandage contact lens
TRAUMA TAJAM
Terminologi
Klasifikasi trauma Birmingham Eye Trauma Terminology (BETT)
Trauma tajam

 Isolated atau politrauma: prinsip A-B-C


(identifikasi kondisi life-threathening)
 Anamnesis:
 Mekanisme trauma: waktu, konteks trauma,
tempat
 Kondisi pre-trauma; tajam penglihatan, riwayat
operasi mata, riwayat kacamata
 Riwayat imunisasi (tetanus)
 Riwayat kelainan sistemik lain
 Penggunaan alat pelindung mata: potensi adanya benda
asing intraokular
Pemeriksaan awal

 Pemeriksaan tajam penglihatan kedua mata


 Inspeksi kondisi wajah – periokular –
okular
 Tajam penglihatan
 Kedudukan bola mata
 Gerakan bola mata
 Inspeksi: (gunakan penlight dan lup bila perlu)
 Seluruh wajah dan kepala
 Benda asing
 Open globe injury
Pemeriksaan tiap bagian mata
 Palpebra: luka terbuka dan kontaminan,
kanalikuli?
 Konjungtiva: laserasi, adanya uvea,
perdarahan
 Kornea: laserasi, iris prolapse

 Pupil: iregularitas, reflex cahaya langsung, reflex


cahaya konsensual
 Segmen posterior: funduskopi
Prognosis pada kasus trauma mekanik
Evaluasi kasus trauma tajam dengan benda asing

 Apakah Terdapat benda asing?


 Apakah intraocular atau intraorbita?

 Multipel?
 Bagaimana mekanisme cederanya?
 Apakah Terdapat tanda-tanda infeksi (endoftalmitis?)

 Diperlukan pemeriksaan penunjang  CT


scan
Evakuasi benda asing pada kasus trauma mata
Pasien trauma tajam penetrating: Apakah paku perlu dicabut
dahulu?

 Tujuan utama penanganan:


mencegah komplikasi
(endoftalmitis, metallosis, retinal
lanjut
detachment)
 Penanganan pertama:
 Bersihkan kulit dan sekitarnya dari
kontaminan
 Lindungi mata, perhatian khusus pada
anak-anak
 Berikan terapi sistemik anti-nyeri.
Antibiotik juga bisa diberikan
 Berikan anti-tetanus sesuai rekam
imunisasi pasien

 Pada cedera kelopak, pastikan


kornea terlindungi
 Salep mata antibiotik
 Tertutup moist (permukaan bola
mata)
 Pada kelopak: sterile dry
Pasien trauma tajam penetrating: Apakah paku perlu dicabut
dahulu?

NEVER remove an intraorbital foreign body without first obtaining imaging to


evaluate the depth and direction of penetration. Premature removal may result in
intracranial bleeding, cerebrospinal fluid leakage, etc
Pemberian anti-tetanus
Protect the eye with a rigid covert (not with a patch!)

 If foreign body fragments are found, gently remove with a cotton bud – if adherent
and not easily removed leave for ophthalmologist.

 Do not evert the upper lid if there is any possibility of a penetrating injury as you
may expulse intraocular contents

 Antibiotik sistemik dan topical broad-spectrum seperti fluoroquinolone


TRAUMA TUMPUL
Ruptur bulbi

 Diskontinuitas dinding bola mata (kornea / sklera)


full-thickness karena trauma tumpul
 Identifikasi adanya rupture bulbi: Terdapat bagian
intraokular yang prolapse, Perhatikan bentuk pupil
dan TIO palpasi secara gentle
 Prinsip penatalaksanaan sama dengan kasus trauma
tajam, minimaliasi kontaminan dan manuver
pemeriksaan
 Do not put any pressure on the globe at all or you may Peake
cause expulsion of intraocular contents d
 Antibiotik sistemik dan topikal pupil
Tampak iris
prolapse
Hifema

 Akumulasi darah di bilik mata depan


 Dapat menyebabkan: peningkatan TIO,
corneal blood staining, sinekia,
katarak komplikata
The 7 - typical anterior tears setelah trauma tumpul pada
mata

1. Pupillary tears;
2. iridodialysis;

3. angle recession;
4. cyclodialysis;
5. meshwork tears;

6. ruptured zonules;
7. retinal dialysis
Evaluasi dan tatalaksana hifema

 Detail cedera
 Adanya penyakit pembekuan darah

 Konsumsi obat antiplatelet


 Pemeriksaan tajam penglihatan,
tekanan bola mata, cedera lain, derajat
hifema
 Tujuan tatalaksana:
 Meminimalisasi risiko re-bleeding: hari 0-5
risiko terbesar, pertimbangkan rawat inap
 Clearing hifema
 Menatalaksana cedera terkait lainnya
 Mencegah timbulnya sequele
Perdarahan Subkonjuntiva

 Adanya perdarahan berwarna merah terang dengan batas yang tegas


 Pada kasus yang berat: dapat disertai elevasi permukaan Konjungtiva
 Pada kasus perdarahan subkonjungtiva sederhana, perdarahan akan resolve dalam
7-10 hari (namun dapat juga hingga 6 minggu)
 Perdarahan subkonjungtiva dapat terjadi:
 Akibat cedera minor
 Spontan
 Berhubungan dengan rupture bulbi

 Reassurance, konservatif
 Artificial tears
TRAUMA KIMIA
“Chemical injury is an absolute emergency in which literally every second counts…”

“Intervention must precede the steps of a traditional examination such as detailed history taking or even recording
the visual acuity…”
Penyebab: Asam vs Basa
 Agen basa cenderung penetrasi:
merusak stroma kornea,
endotel kornea, hingga anterior
chamber

 Agen asam cenderung tetap di


permukaan bola mata, kecuali pada
asam kuat dan kontak dalam
ma la
waktu

Derajat keparahan trauma kimia ditentukan oleh: agen penyebab, luas


permukaan yang terlibat, kedalaman penetrasi, cedera limbal stem
cell
Klasifikasi Roper-Hall
Pemeriksaa
n Bagaimana jika mata lengket tidak bisa
 Anamnesis: dibuka ??
 Kapan kejadiannya?
 Tipe agen kimia?
 Waktu antara paparan dan irigasi?
 Durasi dan bagaimana irigasi dilakukan?

 Gunakan sarung tangan

 Pemeriksaan If the eyelids are glued together, they


 Tajam penglihatan can be separated with gentle traction.
 Eversi Lashes may need to be cut to separate the
 TIO eyelids.
 Permukaan bola mata: kornea – Konjungtiva -
limbus
Pemeriksaan pH

 Dapat dilakukan serial


 Diharapkan pH fisiologis (7) setelah irigasi
Tahapan dan tatalaksana trauma kimia pada mata
 Immediate phase
 Menentukan prognosis
 Copious irrigation prior to ophthalmic evaluation
 berikan anestesi topical, irigasi dengan saline atau ringer
lactate (sekitar ≥ 2L, 15-30 menit)
 Pemeriksaan pH hingga kembali fisiologis (6,8 – 7,4)
 Perhatikan area fornix, eversi

 Acute (hari 0-7) – do not waste any time


 Fase awal re-epitelisasi: kembalinya epitel kornea dan
meminimalisasi sequele
 Tear subtitutes
 Bandage contact lens
 Ascorbat: vitamin C (1-2 gram/hari)
 Anti-kolagenase: ethylenediamine tetra acetic acid (EDTA),
dll
 Steroid
 Antibiotik topikal, sikloplegik, dan terapi glaukoma (jika ada)
Tahapan dan tatalaksana trauma kimia pada mata (2)

 Early reparative (hari 8 -20)


 Fase transisi penyembuhan
 Obat dilanjutkan, steroid diturunkan dan dihentikan
pada hari ke-14

 Late reparative (> 20 hari)


 Fase penyembuhan, epitel yang intak diharapkan
pada hari ke-21
 Pertimbangan tatalaksana bedah/lanjutan
KESIMPULAN
Kesimpula
n

Trauma mata dapat disebabkan oleh trauma mekanik (tumpul & tajam) dan kimia

Trauma kimia memerlukan tatalaksana segera, irigasi sesegera mungkin


sebelum pemeriksaan

Penting untuk memeriksa tajam penglihatan pada kasus trauma mata

Pentingnya identifikasi open globe injury

Cegah cedera lebih lanjut, tatalaksana awal dengan baik dan lakukan rujukan yang
tepat
Referensi

 Gerstenblith AT, Rabinowitz MP (editors). The Will’s Eye Manual : O ffice


and Emergency Room Diagosis and Treatment of Eye Disease 6th Ed.
2012
 Yan H (editor). Mechanical Ocular Trauma: Current Concensus and
Controversy. 2017
 Kuhn F, Pieramici DJ (editor). Ocular Trauma: Principles and Practice. 2002
 Yan H (editor). Atlas of Ocular Trauma. 2019
 Field D, Tillotson J, Whittingnam E. Eye Emergencies: The PRactitioner’s Guide
2 nd Ed. 2015
 Webb LA. Manual of Eye Emergencies: Diagnosis and Management. 2004
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai