Judul :
Manfaat Terapi Rotasi Cyclosporine A dan Methotrexate pada Pengobatan
Sistemik Jangka Panjang untuk Plaque Psoriasis Kronis dalam Dunia
Praktik Sesungguhnya
Penulis :
Chong Won Choi, Bo Ri Kim, Jungyoon Ohn, Sang Woong Youn. Ann Dermatol
Vol. 29, No. 1, 2017
Department of Dermatology, Seoul National University Hospital, Seoul National
University College of Medicine, Seoul, Department of Dermatology, Seoul
National University Bundang Hospital, Seoul National University College of
Medicine, Seongnam, Korea
1
Baru-baru ini, modalitas terapi yang dapat digunakan dalam terapi rotasi
diperpanjang. Diantara berbagai kombinasi, terapi rotasi menggunakan
Cyclosporine dan Methotrexate disarankan untuk menjadi terapi kombinasi yang
baik serta bisa meminimalkan resiko nefrotoksisitas dan hipertensi akibat
pengobatan Cyclosporine. Namun, tidak ada studi klinis yang berfokus pada
perubahan temuan uji laboratorium pada pasien yang diobati dengan terapi rotasi
menggunakan Cyclosporine dan Methotrexate. Dalam penelitian ini, kami
menyelidiki frekuensi hasil abnormal dalam tes laboratorium sebagai efek
samping setelah terapi rotasi jangka panjang menggunakan Cyclosporine dan
Methotrexate serta menilai kemungkinan faktor risiko yang bisa diprediksi.
Pasien telah terdaftar sejak Januari 2009 hingga Juni 2014 dengan
berbagai macam bentuk psoriasis, yaitu yang diobati dengan Cyclosporine atau
Methotrexate. Data klinis tentang demografi, termasuk komorbiditas, durasi
penyakit, dosis dan durasi Cyclosporine atau Methotrexate telah ditinjau oleh
peneliti. Tingkat keparahan psoriasis dievaluasi oleh Psoriasis Area and Severity
Index (PASI) sebelum memulai terapi Cyclosporine atau Methotrexate. Durasi
penyakitnya didefinisikan sebagai hari total sejak onset psoriasis. Kecuali
perawatan topikal, hanya satu agen saja diberikan pada suatu waktu setelah tes
laboratorium baseline yang tepat. Awalnya, Cyclosporine diberikan pada suhu 3 ~
4 mg / kg / hari diberikan dalam dua dosis terbagi.
2
lengkap serta hitung jenis, serum kreatinin (Cr), nitrogen urea darah (BUN), asam
urat, aspartat aminotransferase (AST), alanin aminotransferase (ALT), tes untuk
virus Hepatitis B dan C, serta urinalisis. Jika ada kelainan yang terdeteksi pada
hasil tes laboratorium, pasien tidak terdaftar. Uji laboratorium tindak lanjut
dilakukan 1 bulan setelah pengobatan inisiasi dan kemudian setiap 2 bulan sekali.
3
switching dari satu agen ke agen lainnya, kami menemukan penurunan kejadian
efek samping laboratorium selama pendekatan rotasi dengan Cyclosporine dan
Methotrexate dalam pengobatan psoriasis. Penelitian ini menggonakan metode
retrospektif dan masih memiliki kemungkinan resiko bias. Seorang pasien yang
sehat bisa mentolerir satu agen dan kemudian mentolerir agen pengobatan yang
lain. Untuk mengkonfirmasi keefektifan dan keamanan pengobatan rotasi dengan
Cyclosporine dan Methotrexate secara prospektif, diperlukan penelitian terkontrol
secara acak (Randomized Control Trial).
N PETUNJUK KOMENTAR
o
1. Apakah alokasi subyek Ini merupakan sebuah penelitian
penelitian kekelompok Retrospektif
terapi atau kontrol betul- 21 pasien yang telah terdaftar sejak Januari
betul secara acak 2009 hingga Juni 2014 dengan berbagai
(random) atau tidak? macam bentuk psoriasis, yaitu yang diobati
Jawaban: dengan Cyclosporine atau Methotrexate.
Tidak
2. Apakah semua keluaran Di antara 21 pasien psoriatis, kelainan
(outcome) dilaporkan? laboratorium ditemukan pada dua pasien
Jawaban: setelah terapi rotasi siklosporin dan
Ya metotreksat. Kelainan pada AST / ALT
ditemukan pada dua pasien (9,5%) dan satu
pasien (4,8%) memiliki kelainan pada asam
urat (Tabel 1). Dalam satu pasien, Kelainan
laboratorium ditemukan di AST / ALT dan
urat AC id. Kelainan pada AST / ALT
ditemukan pada Pengobatan metotreksat pada
dua pasien, sedangkan kelainannya Dalam
asam urat pada satu pasien diamati selama
siklosporin pengobatan. Tidak ada kelainan
laboratorium ditemukan pada pasien CBC,
BUN / Cr, atau urinalisis.
3. Apakah lokasi studi Penelitian ini dilakukan di Dermatology
4
menyerupai lokasi anda department Seoul National University
bekerja atau tidak? Bundang Hospital di Korea.
Jawaban:
Ya
4. Apakah kemaknaan Distribusi variabel penelitian disajikan
statistic maupun klinis secara deskriptif dalam tabel 1, 2, 3 dan 4.
dipertimbangkan atau Analisis data disajikan dalam bentuk tabel,
dilaporkan? dan narasi.
Jawaban:
Ya
5. Apakah tindakan terapi Cyclosporine dan Methotrexate terdapat di
yang dilakukan dapat Indonesia sehingga tindakan terapi ini
dilakukan ditempat anda dapat dilakukan di RSUD Dr.
bekerja atau tidak? Tjitrowardojo Purworejo.
Jawaban:
Ya
6. Apakah semua subyek Semua subjek dalam penelitian ini
penelitian diperhitungkan diperhitungkan dalam kesimpulan, yang
dalam kesimpulan? mana subjek diklasifikasikan berdasarkan
Jawaban: jenis terapi yang diberikan dan subjek yang
Ya mengalami efek samping paska terapi juga
diperhitungkan.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil kritisi jurnal didapatkan dari 6 pertanyaan memiliki
jawaban “Ya” sebanyak 5 pertanyaan dan “Tidak” sebanyak 1 pertanyaan, dan
tidak diketahui 0 pertanyaan sehingga dapat disimpulkan bahwa jurnal dengan
judul “” ini layak dibaca dan dapat diadaptasikan sebagai penelitian lanjutan di
Dr. Tjitrowardojo Purworejo.