Err. Judul slide-nya dengue doang. Waktu lecture juga yang dibahas dengue tok.
Terus, pas lecture lain, sempat dibilangin juga kalau fever with rashes harusnya
dibahas di lecture ini, lah dok terus nasib saya gimana nah, jadi, biar
sesuai judul di jadwal, untuk measles-nya diambil dari Nelson sama Medscape ya :D
Dengue Infection
-
Etiologi
Disebabkan virus dengue, termasuk dalam genus flavivirus. Merupakan virus
RNA single-stranded dan memiliki envelope. Terdapat 4 strain virus dengue:
D1, D2, D3, D4. Virus dengue disebarkan oleh vector aedes aegypti.
Perjalanan penyakit
Epidemiologi
Dari gambar bisa kita lihat, insidensi (IR) dari tahun ke tahun cenderung
meningkat, sementara fatalitas (diwakili Case Fatality Rate/CFR) menurun.
Jadi, jumlah orang yang terinfeksi memang meningkat, tapi pelayanan dan
penanganan yang diberikan juga adekuat sehingga kematian bisa ditekan.
2010
Percentage
60.0
50.0
40.0
30.0
20.0
10.0
0.0
2011
51.7
47.0
2.12.2
11.1
10.4
21.0
15.9
19.2
19.5
Age group
Menunjukkan jumlah pasien yang menderita infeksi dengue, trennya
cenderung meningkat berbanding lurus dengan umur pasien.
Perjalanan penyakit
Dengue merupakan penyakit sistemik yang dinamis (berjalan cepat). Yang
menarik, spectrum gejalanya luas, jadi ga semua orang yang terinfeksi
dengue akan menunjukkan gejala klinis. Ada yang terinfeksi tapi ga sakit,
atau cuma semacam flu-like syndrome, dengue fever, dan yang terparah
mengalami infeksi berat (dengue hemorrhagic fever)
Di tabel ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam tiap fase demam
dengue. Fasenya sendiri ada tiga, yaitu febrile/demam, kritis, dan recovery.
o
Kritis: demam akan turun hingga pasien memasuki fase kritis, nah di
sini ini malah biasanya demamnya ringan atau suhunya normal.
Akibatnya, kadang orangtua pasien kecelik (?) gitu, ngiranya ini udah
mau sembuh anaknya, padahal baru kritis.
Pada fase ini, akan rawan terjadi shock perdarahan. Selain itu, mulai
terjadi kebocoran plasma sehingga kadar platelet menurun karena
dipakai untuk menambal kebocoran endotel. Hematocrit akan
meningkat karena plasma banyak yang masuk ke ruangan interstisial.
Bila diperiksa serologinya, mulai terbentuk antibodi IgM dan IgG, tapi
sudah tidak ada viremia.
Diagnosis
Seorang anak bisa dicurigai menderita infeksi dengue (memasukkan infeksi
dengue sebagai diagnosis presumptive) jika terjadi demam disertai minimal
dua dari tanda-tanda berikut:
o Anorexia dan mual
o Ruam
o Ngilu dan nyeri di badan
o Ada warning signs
o Tes tourniquet positif (kalau di Indonesia = 10 petechiae dalam 2.5
cm/1 inch, kalau di buku-buku luar biasanya 20 petechiae dalam 2.5
cm)
o Leukopenia
o Adanya riwayat pergi ke daerah endemic
Pemeriksaan hematologi: HCT, CBC, tourniquet test, bisa dilakukan,
cenderung murah, tapi kurang untuk mengonfirmasi diagnosis. Temuan
laboratorium yang penting:
o 79% kasus infeksi dengue mengalami leukopenia (WBC < 5.000/L)
o Terjadi peningkatan fungsi liver, bisa dicek dengan serum AST dan ALT
o Bila ditemukan tes tourniquet positif dan WBC < 5.000/L, positive
predictive value-nya 83% (cukup tinggi)
o Bila ditemukan leukopenia dengan limfositosis relatif dan terjadi
peningkatan limfosit atipikal, mengindikasikan dalam 24 jam ke depan
demam akan menurun dan masuk ke fase kritis
Diagnosis pasti dilakukan dengan isolasi virus, deteksi asam nukleat, deteksi
antigen, serologi. Jarang digunakan, soalnya mahal dan butuh teknologi
canggih.
Pemeriksaan CXR
btw ini ga dijelasin dosennya, jadi aku juga ga ngerti mau dijelasin
mananya tentang IgG yang bisa bertahan kalau ada infeksi sekunder apa
gimana w gagal paham guys maapin
-
Pendekatan klinis
Fase febril
Demam tinggi (>38.5C) mendadak, 2-7 hari
Pada anak yang lebih muda bisa disertai kejang
Nyeri seluruh tubuh, nyeri telan, diare
Jangan lupa monitor defervescence (penurunan suhu hingga
37.5-38C, tanda masuk kritis) dan warning signs.
Deverfescence sendiri biasanya terjadi pada hari kelima-ketujuh.
Fase kritis
Amati warning signs! Di saat terjadi penurunan suhu, kondisi
pasien bisa membaik atau memburuk, yang ditandai dengan
munculnya warning signs.
Nyeri abdomen/tenderness
Muntah persisten
Muncul akumulasi cairan (edema, ascites, efusi pleura)
Perdarahan mukosa spontan
Pasien tampak lemah atau rewel
Fase
Manifestasi perdarahan
o Tes tourniquet positif
o Petechiae
o Epistaxis
o
o
o
Perdarahan gusi
Perdarahan berlebihan saat injeksi
Hematemesis, melena
Ini flowchart menentukan pasien boleh rawat jalan atau harus rawat inap:
Warning signs
Komorbiditas
Hamil
DM
HTN
Peptic ulcer
Anemia hemolytic
Obese
Prevensi dengue
o Vaksin: saat ini vaksin dengue itu masih dalam tahap pengembangan.
Ada beberapa hal yang menjadi tantangan dalam pembuatan vaksin
ini, seperti:
Harus aktif terdapat semua serotype, padahal serotypenya ada
4
Harus efektif bila digunakan untuk infeksi dengue primer
maupun sekunder
Aktif dengan pemberian oral, stabil terhadap panas dan
kelembapan (sesuai iklim Indonesia), waktu simpan lama, harga
murah
Efek samping kecil
Dapat digunakan pada bayi, anak, dan orang dewasa.
o 3M, menghilangkan natural breeding sites dari aedes aegypti
o Penggunaan zat larvacide
o Pemakaian kelambu
o Fogging dan penggunaan obat nyamuk
o Kaderisasi jumantik
Measles
-
Etiologi
Transmisi
Penyebaran virus campak melalui droplet dan airborne yang masuk ke
saluran napas atau konjungtiva. Virus bisa bertahan di luar tubuh manusia
hingga 1 jam. Orang yang terinfeksi campak akan sangat mudah
menyebarkan penyakit (sekitar 5 hari sebelum hingga 4 hari sesudah muncul
ruam). Pada orang-orang dengan sistem pertahanan yang
immunocompromised, masa orang tersebut bisa menularkan penyakit juga
lebih lama.
Epidemiologi
*btw ini aku cari epidemiologinya di Indonesia ga ketemu, mohon maaf.
Campak masih endemic di negara-negara yang tidak ada program vaksinasi
campak. Makanya, berhubung di Indonesia ada, jangan lupa vaksin, ya. Biar
nggak dicampakkan.
Kalau di Amerika, sejak tahun 2000 sudah ada sekitar 100 kasus campak
yang dilaporkan. Yang menarik, di Amerika yang udah maju ternyata masih
ada outbreak campak juga. Penyebab outbreak di sana di antaranya karena
ada virus campak impor dari imigran dan di area yang banyak anak yang
tidak divaksin atau tidak bisa divaksin.
Patogenesis
Infeksi awal dan replikasi virus terjadi di epitel trachea dan bronchus.
Kemudian, virus campak bermigrasi ke limfonodi regional, kemudian terjadi
viremia primer yang membantu menyebarkan virus ke dalam sistem
retikuloendotelial. Setelah itu, muncul demam tinggi (40C-45C) bersama
dengan terjadinya viremia sekunder. Kemudian akan muncul rash dan
terbentuk antibodi yang menyebabkan replikasi virus terhambat hingga
berhenti.
Manifestasi Klinis
Ada empat fase penyakit campak:
o
Inkubasi
Terjadi 8-12 hari untuk eksposur hingga muncul gejala, dan sekitar 14
hari dari eksposur hingga muncul rash. Jadi, gejala selain ruam muncul
dulu, baru disusul ruamnya.
o
Prodromal (catarrhal)
Biasanya berlangsung tiga hari. Gejalanya semacam flu-like syndrome,
yaitu batuk, coryza (hidung meler), dan konjungtivitis (mungkin
muncul garis inflamasi yang tegak lurus dengan rima palpebra
(Stimson line)). Selain itu, bisa juga ditemukan tanda patognomonis
berupa Koplik spots.
hingga hari pertama muncul ruam. Ruam macular dimulai dari kepala
dan menyebar ke seluruh tubuh mengikuti pola cephalocaudal dalam
24-72 jam. Kadang area ruamnya tampak saling menyambung.
5-6 hari setelah muncul, ruam akan menghilang secara cephalocaudal.
Beratnya penyakit dinilai dari bentuk dan lamanya ruam bertahan.
Bentuk ruam sendiri bervariasi dari petechial hingga hemorrhagic
(black measles).
Tanda lain di antaranya lymphadenitis di leher, splenomegaly, dan
mesenteric lymphadenopathy dan nyeri perut.
Recovery
Setelah muncul rash, gejala pasien mulai mereda. Rash akan bertahan
selama sekitar 7 hari. Setelah memudar, akan terjadi diskolorasi ruam
menjadi cokelat disertai deskuamasi di lesi tersebut.
Diagnosis
o
Pemeriksaan laboratorium
o
-
Serologis: IgM mulai muncul 1-2 hari setelah onset ruam dan
terdeteksi hingga sebulan. Gold standard: isolasi virus dari
sekret tubuh.
Komplikasi
Morbiditas dan mortalitas tinggi di kelompok usia di bawah 5 tahun (terutama
infant) dan di atas 20 tahun, serta di kelompok anak dengan immune
response rendah dan anak yang nutrisinya tidak tercukupi. Beberapa
komplikasi yang sering muncul seperti diare, encephalitis, otitis media, dan
pneumonia.
Manajemen
Umumnya hanya perlu terapi suportif berupa hidrasi yang baik dan
pemberian nutrisi yang adekuat.
Alhamdulillah kelaaaar. Semoga bermanfaat, ya. Semangat CBT C.3 dan ngurusin
ujian proses OSCE (~o)~
Source: Dengue Virus Pathogenesis: an Integrated View, Nelsons Pediatrics, WHO,
slide lecture, catatan lecture