Sindroma Nefrotik
Penulis:
dr. Farrat Ibnu Hisyam
1
Laporan Kasus
Sindroma Nefrotik
Dokter Pembimbing:
Berita acara ini ditulis dan disampaikan sesuai dengan yang sesungguhnya
Nama fasilitas kesehatan: RSUD Dr. H. Slamet Telp : 0852xx Terdaftar sejak : 04/02/2020
Martodirdjo
3
Data utama untuk bahan diskusi:
1. Diagnosis/Gambaran Klinis :
Keluhan Utama : Bengkak pada wajah, tangan dan kaki
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke poli penyakit dalam RSUD Dr. H. Slamet Martodirdjo
dengan keluhan bengkak pada wajah tangan dan kaki ± 3 bulan yang lalu.
Bengkak pertama kali terjadi saat pasien mondok di Surabaya, kemudian
pasien diperiksakan kepuskemas Sokobanah lalu pasien MRS selama 4
hari. Bengkak dirasakan berkurang dan pasien pun dipulangkan. Setelah 3
hari post KRS pasien kembali bengkak. Lalu dibawa ke RSUD Dr.
Soetomo SBY. Namun pasien menolak MRS.
Bengkak awalnya pada kelopak mata tiap habis bangun tidur di pagi hari
lalu membengkak pada wajah, tangan dan kaki dalam 3 hari ini.
Pasien tidak ada keluhan sesak (-), Batuk berdahak (+) 1 minggu yang lalu,
nyeri dada (-), nyeri ulu hati (-), demam (-), riwayat demam (-), riwayat
mual dan muntah (-)
Riwayat Kesehatan/Penyakit Dahulu: Hipertensi (-) DM (-)
Riwayat Keluarga : tidak ada keluarga yang sakit seperti ini
Riwayat Pengobatan : pasien tidak tahu nama obat yang diminum
4
II. PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Kepala : Oedem kelopak mata + / +
Puffy Face (+)
Konjunctiva anemis - / -
Sclera icterus - / -
Leher : Pembesaran KGB (-)
Thorax : Bentuk normal, gerak simetris
Pulmo : Suara nafas vesikuler, Rh - / - , Whz - / -
Cor : S1 S2 tunggal, murmur (-), gallop (-)
Abdomen : Cembung, Hepar dan limpa tidak teraba, Bising usus (+) N
Ekstremitas : akral hangat + + oedem + +
kering, merah + + + +
Profil Lemak
Kolesterol Total : 658 mg/dL (<200 mg/dL)
HDL : 34 mg/dl ( 35 mg/dl)
LDL : 577 mg/dl ( <150 mg/dl)
Trigliserida : 235 mg/dl (< 150mg/dl)
Faal Hati
Albumin : 1,9 gr/dl (3,5 – 5,2 gr/dl)
Pemeriksaan Urin:
Makroskopis
Warna :- (Kuning)
Kejernihan :- (Jernih)
Kimia urin
Nitrit :- (-)
Protein : Pos (++++) (-)
Glukosa :- (-)
Urobilinogen : Neg (-) (-)
5
Bilirubin :- (-)
Eritrosit : Neg (-) (-)
Blood : Pos (++)
Mikroskopik
Leukosit :1-2 (2 ~ 4)
Eritrosit :6–8 (1 ~ 3)
Sel epitel :2–4 (Pos +)
Kristal :- (-)
Silinder : granular/+
Hyaline /+
Bakteri :- (-)
6
Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio
1. Subyektif
Pasien datang ke poli penyakit dalam RSUD Dr. H. Slamet Martodirdjo dengan
keluhan bengkak pada wajah tangan dan kaki ± 3 bulan yang lalu. Bengkak awalnya
pada kelopak mata tiap habis bangun tidur di pagi hari lalu membengkak pada wajah,
tangan dan kaki dalam 3 hari ini. Pasien tidak ada keluhan sesak (-), Batuk berdahak
(+) 1 minggu yang lalu, nyeri dada (-), nyeri ulu hati (-), demam (-), riwayat demam
(-), riwayat mual dan muntah (-)
2. Objektif
Pada hasil pemeriksaan fisik ditemukan kesadaran umum compos mentis, TD
129/87, frekuensi napas 18x/menit,denyut nadi 99x/menit, suhu 36,7oC,berat badan
65kg. Hasil lab Kolesterol Total: 658 mg/dL (<200 mg/dL), HDL : 34
mg/dl ( 35 mg/dl), LDL : 577 mg/dl ( <150 mg/dl) Trigliserida: 235 mg/dl (<
150mg/dl)
3. Assesment
Sindroma Nefrotik
4. Planning
Inf. PZ 20 TPM
Inj Furosemid 40mg – 0 – 0
Inj Metylprednisolon 1 x 125mg
7
FOLLOW UP
USG Abdomen
MT (-), NT (-), DVS R-2 cmH2O
Periksa Protein esbach dan urin rutin
BP : vesikuler
BT : Rh -/-, Wh -/- Konsul GH
VF menghilang di ICS 4 kanan dan ICS 7 Periksa profil lipid dan GDS
kiri
9
Pretibial edema (+)
Dorsum pedis edema (+)
A:
10
SS / GC / CM Furosemid 40 mg 1-0-0
LP = 90 cm, BB = 60 kg, BB koreksi 40% x Simvastatin 20 mg 0-0-1
60 kg = 36 kg Methylprednisolon 8 mg 5-0-0
Anemis +/+, ikterus -/-
Balance cairan : urin ± 400 cc
MT (-), NT (-), DVS R-2 cmH2O
BP : vesikuler
BT : Rh -/-, Wh -/-
Sindrom nefrotik
AKI prerenal
Hipoalbuminemia
Dislipidemia
TINJAUAN PUSTAKA
I. PENDAHULUAN
Sindrom nefrotik (SN) adalah sekumpulan manifestasi klinis yang ditandai oleh
dan kerentanan terhadap infeksi. Pada proses awal atau SN ringan untuk menegakkan
diagnosis tidak semua gejala tersebut harus ditemukan, proteinuria masif merupakan tanda
khas SN, tetapi pada SN berat yang disertai kadar albumin serum yang rendah ekskresi
protein dalam urin juga berkurang. Protein juga berkontribusi terhadap berbagai komplikasi
11
yang terjadi pada SN. Hipoalbuminemia, hiperlipidemia, dan lipidiuria, gangguan
hormon tiroid sering dijumpai pada SN. Umumnya pada SN fungsi ginjal normal kecuali
sebagian kasus yang berkembang menjadi penyakit ginjal tahap akhir (PGTA). Pada beberapa
episode, SN dapat sembuh sendiri dan menunjukkan respon yang baik terhadap terapi steroid,
merupakan SN primer umur rata-rata 30-50 tahun dan perbandingan laki-laki dan wanita 2 :
1. Sedangkan SN sekunder pada orang dewasa terbanyak disebabkan oleh diabetes melitus. 3,4
II. DEFINISI
Sindrom nefrotik dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan klinis yang terdiri dari
III. EPIDEMIOLOGI
Serikat telah menderita gagal ginjal kronik dengan LFG >60ml/menit/1,73m 2. Data pada
tahun 1995-1999, menyatakan bahwa di Amerika Serikat insiden penyakit ginjal kronik
diperkirakan 100 kasus/juta penduduk/tahun dan angka ini meningkat 8% setiap tahun. Di
Malaysia dengan populasi 18 juta, diperkirakan terdapat 1800 kasus baru gagal ginjal per
juta/tahun.6
IV. ETIOLOGI
Sebab yang pasti belum diketahui; akhir-akhir ini dianggap sebagai penyakit
12
Umumnya para ahli membagi etiologinya menjadi :
Gejalanya adalah edema pada masa neonatus. Prognosis buruk dan biasanya penderita
Disebabkan oleh :
1. Kelainan minimal
elektron tampak foot processus sel epitel berpadu. Golongan ini lebih banyak terdapat
pada anak daripada orang dewasa. Prognosis lebih baik dibandingkan dengan
golongan lain.
2. Nefropati membranosa
proliferasi sel. Tidak sering ditemukan pada anak. Prognosis kurang baik.
13
3. Glomerulonefritis proliferatif
ditemukan pada nefritis yang timbul setelah infeksi dengan streptococcus yang
berjalan progresif.
Pada anak-anak, 85-90% kasus sindrom nefrotik adalah idiopatik dan sensitif terhadap
steroid, sehingga respon terhadap prednisolon sangat baik. Pada biopsi ginjal akan didapatkan
Pada literatur lain dinyatakan pula tipe terbanyak SN pada anak-anak adalah minimal
change disease (MCD). Kondisi ini disebut MCD karena anak-anak dengan sindrom nefrotik
pada hasil biopsi ginjalnya menunjukkan normal atau hampir normal. Selain itu mikroskopik
hematuria terdapat pada 23% penderita dengan MCD dan 48% penderita dengan
GSFS.(2)
Untuk mengetaui secara pasti tipe dari SN adalah dengan melakukan biopsi ginjal,
1. Resisten steroid
14
V. PATOFISIOLOGI
Proteinuria
Indikator utama pada SN adalah adanya proteinuria masif yaitu lebih dari 3,5 gram
per 1,73 m2 luas permukaan badan perhari atau 25 x nilai normal (pada orang normal
protein dalam urine + 150 mg/hari).(10) Proteinuria ini sebagian besar berasal dari
kebocoran glomerulus (proteinuria glomerulus) dan hanya sebagian kecil berasal dari
2) kapasitas faal tubulus ginjal menurun untuk mereabsorbsi serum protein yang
15
Mekanisme atau patogenesis proteinuria masif sangat kompleks, dan tergantung dari
banyak faktor. Albumin merupakan serum protein yang mempunyai berat molekul kecil dan
jumlahnya banyak sehingga mudah keluar bila terdapat kerusakan membran basalis ginjal.
Sebagian besar penderita SN pada usia muda dengan proteinuria selektif biasanya
mempunyai lesi histopatologik minimal atau minimal change lesion dan memperlihatkan
Hipoproteinemia
Plasma mengandung banyak macam protein dan sebagian besar mengisi ruangan
ekstravaskular. Plasma atau serum protein terutama terdiri dari albumin karena itu
Hiperlipidemia
Pada sebagian besar pasien sindrom nefrotik ditemukan kenaikan kadar total
kolesterol. Hal ini terjadi akibat penurunan albumin serum dan penurunan tekanan
onkotik yang akhirnya merangsang sel hati untuk membentuk lipoprotein lipid atau
lipogenesis.(8)
Klinis sembab atau edema menunjukkan adanya penimbunan cairan dalam ruang
interstitial di seluruh tubuh. Sembab atau edema sering merupakan keluhan pertama
dan satu-satunya dari pasien-pasien SN. Mekanisme sembab seperti terlihat pada
16
skema dapat melalui sistem kapiler dan renal.(8)
17
VI. GAMBARAN LABORATORIUM
Pada pemeriksaan urin (urinalisa), jumlah protein pada sampel urine penderita SN
biasanya melampaui 100 mg/dl, dan nilainya dapat mencapai 1000 mg/L.(1) Mikroskopik
hematuria tampak pada permulaan penyakit 20-30% penderita dengan MCD, dan setelah itu
dapat tidak tampak. Sedimen urin dapat normal atau berupa torak hialin,granula, lipoid;
Kimia darah menunjukkan konsentrasi serum albumin kurang dari 2,5 g/dl dan
GNA ialah suatu reaksi imunologis pada ginjal terhadap bakteri atau virus tertentu. Yang
sering terjadi ialah akibat infeksi kuman streptococcus. Sering ditemukan pada anak usia 3-7
tahun, dan lebih sering pada anak laki-laki. GNA didahului oleh infeksi ekstra-renal, di
traktus respiratorius bagian atas dan kulit oleh kuman streptococcus beta hemolyticus
golongan A.(5)
Kadang-kadang disertai edema ringan yang terbatas di sekitar mata atau diseluruh tubuh.(5)
Edema bukan karena hipoproteinemia, tetapi karena retensi natrium oleh ginjal yang
mengakibatkan hipertensi berat atau edema paru.(7) hipertensi terdapat pada 60-70% anak
dengan GNA pada hari pertama, kemudian pada akhir minggu pertama menjadi normal
kembali.(5)
18
VIII. KOMPLIKASI
Gagal ginjal akut dapat terjadi pada semua tipe sindrom nefrotik, tetapi lebih jarang terjadi
pada penderita dengan minimal change disease (MCD). Hipertensi lebih sering terjadi pada
segmental (GSFS).(1)
Hipoproteinemia
Hilangnya protein urine secara masif menyebabkan malnutrisi protein pada anak-anak dengan
SN dan akhirnya dapat menyebabkan gagal tumbuh. Hiperlipidemia mempunyai risiko besar
Terapi obat-obatan
Penggunaan obat-obatan seperti prednison atau prednisolon dapat mengakibatkan moon face,
obesitas, dan kelainan lainnya. Namun hal ini tergantung dosis, frekuensi dan lamanya
pengobatan.(1)
Infeksi Sekunder
Kolaps Hipovolemia
SN berat dengan proteinuria > 60 gr/hari (terutama pada pasien anak-anak) dapat
menyebabkan penurunan circulating protein pool dan diikuti hipovolemia berat. Klinis
ditemukan tanda-tanda sindrom rejatan : penurunan tekanan darah, berkeringat banyak dan
19
IX. PENATALAKSANAAN
Non Medikamentosa
3. Diet kalori 130-140 kal/kgbb/hari dan diet tinggi protein 3-4 gr/kgbb/hari (9) atau dengan
Medikamentosa
luas permukaan tubuh/hari atau 2/3 dosis penuh, yang diberikan 3 hari berturut-turut
dalam seminggu (intermitten dose) atau selang sehari (alternating dose) selama 4 minggu,
b. Bila terjadi relaps diberikan prednison dosis penuh seperti terapi awal sampai terjadi
remisi (max.4 minggu), kemudian dosis diturunkan menjadi 2/3 dosis penuh.
c. Bila terjadi relaps (sering) atau tidak terjadi remisi dianggap steroid non responsif, maka
20
2. Diuretika
Bila edema tidak berkurang dengan pembatasan garam dapat digunakan diuretika
furosemid 1-2 mg/kgbb/hari. Bila tidak ada respon atau terdapat hipoalbuminemia berat
(albumin darah < 1,5 g%) diberikan plasma 10-20 cc/kgbb atau human albumin 0,5
g/kgbb.
3. Antibiotika
b) Relaps : setelah mencapai remisi, pemeriksaan protein urine 3 hari berturut-turut > 2+
c) Relaps berulang (frequent) : relaps terjadi 2x atau lebih dalam 6 bulan atau > 4x
relaps
d) dalam 12 bulan.
mg/kgbb/hari.
21
X. PROGNOSIS
Prognosis sindrom nefrotik idiopatik pada umur muda dan anak dan pada wanita lebih
baik dari pasien umur lebih tua atau dewasa dan laki-laki. MCD mempunyai prognosis baik,
dapat terjadi remisi spontan pada pasien anak-anak. Hanya sebagian kecil pasien dengan
22
DAFTAR PUSTAKA
8. Rendle John, et al. Penyakit Ginjal. Dalam : Ikhtisar Penyakit Anak Edisi ke-6 Jilid
II. Binarupa Aksara. Jakarta : 1994; 122-125
9. Sukandar Enday. Sindrom Nefrotik. Dalam : Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Balai
Penerbit FKUI . Jakarta : 1998 ; 282 – 305
10. Ramirez Felix, et al. Congenital Nephrotic Syndrome. Clinical Article; (online)
(http://www.eMedicine.com/International diakses 2000)