MELASMA
Disusun Oleh:
Desantia Anggraini, S. Ked
Sebagai salah satu syarat dalam mengikuti dan menyelesaikan tugas SMF Bagian
Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin, RSUD Dr. M. Yunus, Fakultas Kedokteran
Universitas Bengkulu, Bengkulu.
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur Kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan referat ini.
Referat ini disusun untuk memenuhi salah satu komponen penilaian Kepaniteraan
Klinik di Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUD Dr. M. Yunus, Fakultas
Kedokteran Universitas Bengkulu, Bengkulu.
Pada kesempatan ini Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. dr. Sabrina Yufica Sani Tampubolon sebagai pembimbing yang telah bersedia
meluangkan waktu dan telah memberikan masukan-masukan, petunjuk serta bantuan
dalam penyusunan tugas ini.
2. Teman–teman yang telah memberikan bantuan baik material maupun spiritual kepada
Kami dalam menyusun laporan kasus ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam referat ini, maka kami
sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak. Kami sangat berharap agar
laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi semua.
Penulis
3
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................2
KATA PENGANTAR.............................................................................................3
DAFTAR ISI............................................................................................................4
BAB I. PENDAHULUAN.......................................................................................5
2.1 Definisi...........................................................................................................6
2.2 Epidemiologi..................................................................................................6
2.3 Etiopatogenesis...............................................................................................6
2.5 Klasifikasi.......................................................................................................9
2.6 Diagnosis........................................................................................................9
2.8 Penatalaksanaan............................................................................................15
2.9 Prognosis......................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................19
4
BAB I. PENDAHULUAN
melasma1,2,4,6
5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Defenisi
Melasma adalah hipermelanosis yang simetris berupa makula yang berwarna
coklat muda sampai coklat tua dan yang terdapat pada daerah – daerah yang terpajan
sinar ultra violet. Melasma merupakan hipermelanosis yang berupa makula yang
tidak teratur, dengan tempat predileksi pada pipi, dahi, daerah atas bibir, hidung,
dagu, leher dan lengan.
2.2 Epidemiologi
Tidak hanya wanita, melasma juga biasa didapatkan pada pria (10 %)2,4,6.
Di Indonesia perbandingan kasus wanita dan pria yaitu 24 : 1. Terutama tampak
pada wanita usia subur dengan riwayat langsung terkena pajanan sinar matahari.
Insidens terbanyak pada usia 30-44 tahun.2
2.3 Etiopatogenesis
2.3.1 Etiologi
Etiologi melasma sampai saat ini belum diketahui pasti. Faktor kausatif yang
dianggap berperan pada patogenesis melasma adalah2 :
a. Sinar ultra violet
Spektrum sinar matahari ini merusak gugus sulfhidril di epidermis yang
merupakan penghambat enzim tirosinase dengan cara mengikat ion Cu dari
enzim tersebut. Sinar ultra violet menyebabkan enzim tirosinase tidak dihambat
lagi sehingga memacu proses melanogenesis.
b. Hormon
Misalnya estrogen, progesteron, dan MSH (Melanin Stimulating Hormone)
berperan pada terjadinya melasma. Pada kehamilan, melasma biasanya meluas
pada trimester ke 3. Pada pemakai pil kontrasepsi, melasma tampak dalam 1
bulan sampai 2 tahun setelah dimulai pemakaian pil tersebut.
6
c. Obat
Misalnya difenil hidantoin, mesantoin, klorpromasin, sitostatik, dan minosiklin
dapat menyebabkan timbulnya melasma. Obat ini ditimbun di lapisan dermis
bagian atas dan secara kumulatif dapat merangsang melanogenesis.
d. Genetik
Dilaporkan adanya kasus keluarga sekitar 20-70%.
e. Ras
Melasma banyak dijumpai pada golongan Hispanik dan golongan kulit
berwarna gelap.
f. Kosmetika
Pemakaian kosmetika yang mengandung parfum, zat pewarna, atau bahan-
bahan tertentu dapat menyebabkan fotosensitivitas yang dapat mengakibatkan
timbulnya hiperpigmentasi pada wajah, jika terpajan sinar matahari.
g. Idiopatik
2.3.2 Patogenesis
Masih banyak yang belum diketahui, Banyak faktor yang menyangkut faktor
ini, antara lain:
a. Peningkatan produksi melanosom karena hormon maupun karena sinar
vultraviolet. Kenaikan melanosom ini juga dapat disebabkan karena bahan
farmakologik seperti perak dan psoralen.
b. Penghambatan dalam malpighian cell turnover. Keadaan ini dapat terjadi
karena obat sitostatik.
Patogenesis yang tidak diketahui pasti. Pada 1/3 kasus wanita dan pria adalah
idiopatik. Terutama pada wanita subur dan 10% terdapat pada laki – laki sering terjadi
eksaserbasi setelah paparan sinar matahari, kehamilan, penggunaan kontrasepsi, dan
obat – obatan ati epilepsi tertentu. Melasma juga berhubungan dengan faktor genetik
dan kelainan endokrin.2
Gambar 1. Melasma4
8
2.5 Klasifikasi
Bentuk sentro fasial : meliputi daerah dahi, hidung, pipi bagian medial,
Tipe campuran : tampak beberapa lokasi lebih jelas sedang lainnya tidak
jelas
Tipe sukar dinilai karena warna kulit yang gelap, dengan sinar wood lesi
terdapat pada lapisan basal dan supra basal, kadang – kadang di seluruh
2.6 Diagnosis
9
pengamatan gambaran klinis yang akurat. 8
2.6.1 Anamnesis
Lesi yang khas dari melasma ialah makula hiperpigmentasi pada wajah.
Terkait luas, warna dan intensitas bergantung pada fototipe kulit mana yang
terkena. Biasanya simetris. Daerah yang paling sering terkena seperti pipi,
hidung, dan bibir bagian bawah dan dagu. Namun ada juga ditemukan
dalam presentase lebih kecil di daerah malar dan mandibular8.
10
b. Tipe dermal : terdapat makrofag bermelanin di sekitar pembuluh darah
dalam dermis bagian atas dan bawah; pada dermis bagian atas terdapat
fokus-fokus infiltrat.
11
2.7 Diagnosis Banding
12
Postinflammatory hyperpigmentation (PIH), pada umumnya pasien datang
dengan keluhan utama berupa bercak hitam, bintik hitam, perubahan
warna kulit dan noda. Pasien dengan PIH mempunyai riwayat klinikal atau
subklinikal atau riwayat trauma kutaneus inflamasi. PIH ialah hasil dari
respon patofisiologi dari inflamasi kutaneus seperti akne, dermatitis atopik,
liken planus, dan psoriasis.4,15,18
13
Gambar 6. Minocycline pigmentation 19
Ephelid
Makula hiperpigmentasi berwarna coklat terang yang timbul pada kulit
yang sering terkena sinar matahari. Dan pada musim panas jumlahnya
akan bertambah lebih besar, dan gelap. 2,9,13,22
Gambar 7. Ephelid22
14
Senile lentigo
Senile lentigo muncul hampir sama banyaknya baik pada pria dan wanita
paruh baya atau lansia. Bercak coklat berbentuk lingkaran dengan ukuran
yang bervariasi terjadi pada wajah, punggung tangan, dan bagian ekstensor
dari lengan yang terpapar sinar matahari.2,22
2.8 Penatalaksanaan
Pengobatan melasma memIliki respon yang cukup lama, kontrol yang
teratur serta kerja sama yang baik antara penderita dan dokter yang
menanganinya.2,4,12
Penatalaksanaan melasma meliputi:
a. Pencegahan
1. Meminimalisir paparan sinar UV
Paparan sinar matahari merupakan salah satu faktor penyebab dari
hiperpigmentasi.2,14 Pasien sebaiknya menggunakan spektrum luas,
high SPF sunscreens dan meminimalkan paparan sinar matahari
sehari-harinya.8,9,12 Sunscreens yang direkomendasikan untuk di
gunakan ialah yang dapat melindungi dari sinar UVA dan UVB. 3,4
15
Hidokuinon dipakai dengan konsentrasi 2-5% untuk terapi
melasma.2,14 Hindrokuinon menghambat konversi dari dopa
terhadap melanin dengan menghambat aktifitas dari tirosinase. 3,14
16
menjadi DOPA.2,3
17
3. Tindakan Khusus
o Pengelupasan Kimiawi (Chemical Peels)
Pengelupasan kimiawi dapat membantu pengobatan
kelainan hiperpigmentasi. Pengelupasan kimiawi
dilakukan dengan mengoleskan topikal asam glikolat dan
krim asam salisilik 2,12,14.
o Bedah Laser
Bedah laser dengan menggunakan laser Q-switch Ruby
dasn Llaser argon, kekambuhan dapat juga terjadi.2,3
o Dermabrasi
Harus dilakukan dengan hati-hati karena dapat merusak
melanosit yang dimana dapat meningkatkan produksi
pigmen dan menggelapkan melasma.3,12
2.9 Prognosis
Biasanya melasma menetap selama beberapa tahun. Melasma yang
berkaitan dengan kehamilan akan menetap selama beberapa bulan setelah
melahirkan dan melasma yang berkaitan dengan pengobatan hormonal
akan menetap dalam periode yang panjang setelah berhenti
mengkonsumsi kontrasepsi oral. 5,8
Quo ad vitam : bonam
Quo ad fuctionam : dubia ad bonam
Qup ad sanationam : bonam
Quo ad cosmeticum: dubia ad bonam
18
BAB III. KESIMPULAN
Melasma adalah hipermelanosis yang simetris berupa makula yang
berwarna coklat muda sampai coklat tua dan yang terdapat pada daerah –
daerah yang terpajan sinar ultra violet. Melasma merupakan hipermelanosis
yang berupa makula yang tidak teratur, dengan tempat predileksi pada pipi,
dahi, daerah atas bibir, hidung, dagu, leher dan lengan.
19
DAFTAR PUSTAKA
20
12. Habif, TP. Disorders of Hyperpigmentation. In: Clinical
Dermatology - A Color Guide to Diagnosis and Therapy. 4thed.
Philadelphia: Mosby; 2004. p.691-3
13. Lynde CB, Kraft JN, Lynde CW. Topical Treatments for
Melasma and Postinflammatory Hyperpigmentation. In: Maddin S,
editor. Skin Therapy Letter. 2006.11(9). P.1-4
21
ephelid.html
22. Anonym. Disorder of skin colour. In: Shimizu H, editor.
Shimizu’s Text Book of Dermatologi. Hokkaido: Hokaido Publisher;
2007. P. 266-69
22