MODUL RESPIRASI
PENDAHULUAN
1.2 TujuanPraktikum
Kegiatan 1: spirometri
1. Untuk memahami fungsi, prinsip kerja, dan indikasi penggunaan spirometer
2. Untuk Mengenal bagian-bagian dari spirometer
3. Untuk mengenal macam volume dan kapasitas paru
4. Agar mampu menginterpretasikan hasil pemeriksaan dalam menilai fungsi
sistem respirasi.
Kegiatan 2: Pengukuran volume paru dan menghitung kapasitas paru
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Spirometer
Metode sederhana untuk mempelajari ventilasi paru adalah dengan mencatat
volume udara yang masuk dan keluar paru-paru, suatu proses yang disebut spirometri.
Spirometer ini terdiri dari sebuah drum yang dibalikkan diatas bak air, dan drum
tersebut di imbangi oleh suatu beban. Dalam drum terdapat gas untuk bernapas,
biasanya udara atau oksigen; dan sebuah pipa yang menghubungkan mulut dengan
ruang gas. Apabila seseorang bernapas dari dan ke dalam ruang ini, drum akan naik
turun dan terjadi perekaman yang sesuai di atas gulungan kertas yang berputar
(Guyton & Hall, 1997: 603).
Pada waktu menarik napas dalam, maka otot berkontraksi, tetapi pengeluaran
pernapasan dalam proses yang pasif. Ketika diafragma menutup dalam, penarikan napas
melalui isi rongga dada kembali memperbesar paru-paru dan dinding badan bergerak hingga
diafragma dan tulang dada menutup ke posisi semula. Aktivitas bernapas merupakan dasar
yang meliputi gerak tulang rusuk sewaktu bernapas dalam dan volume udara bertambah
(Syaifuddin, 2001).
Paru-paru merupakan struktur elastik yang mengempis seperti balon yang
mengeluarkan semua udaranya melalui trakea bila tidak ada kekuatan untuk
mempertahankan pengembangannya, tidak terdapat perlengketan antara paru-paru dan
dinding rongga dada. Paru-paru mengapung dalam rongga dada dan dikelilingi lapisan
tipis berisi cairan pleura yang menjadi pelumas bagi gerakan paru-paru dalam rongga
dada. Ketika melakukan pengembangan dan berkontraksi maka paru-paru dapat
bergeser secara bebas karena terlumas dengan rata (Ganong, 2005).
Respirasi dalam arti luas meliputi dua proses, yaitu respirasi eksternal atau
masuknya gas oksigen dan keluarnya karbondioksida pada tubuh secara keseluruhan,
dan respirasi internal atau pemanfaatan oksigen dan produksi karbondioksida oleh sel
tubuh dan pertukaran gas pada level seluler. Respirasi oksigen meliputi empat tahap,
yaitu:
1. Ventilasi, atau perpindahan gas dari udara bebas ke dalam alveoli di paru-
paru.
2. Pertukaran gas pulmoner, pertukaran gas antara alveoli dan pembuluh darah
kapiler paru.
3. Transportasi gas, perpindahan gas didalam darah melalui sistem sirkulasi
menuju pembuluh darah kapiler peripheral pada organ dan sebaliknya.
4. Pertukaran gas perifer, yaitu pertukaran gas-gas yang terjadi antara pembuluh
darah kapiler jaringan dengan jaringan atau organ.
(Ganong, 2010)
1. Volume tidal (VT) adalah volume udara yang diinspirasi atau diekspirasi setiap
kali bernapas normal; besarnya kira-kira 500 ml pada rata-rata orang dewasa
muda.
2. Volume cadangan inspirasi (IRV) adalah volume udara ekstra yang dapat
diinspirasi setelah dan diatas volume tidal dan biasanya mencapai 3000 ml.
Volume cadangan ekspirasi (ERV) adalah jumlah udara ekstra yang dapat
diekspirasi oleh ekspirasi kuat pada akhir ekspirasi normal; jumlah normalnya
adalah sekitar 1100 ml.
3. Volume residu (RV) adalah volume udara yang masih tetap berada didalam
paru setelah ekspirasi paling kuat. Volume ini besarnya kira-kira 1200 ml.
(Guyton & Hall, 1997:604)
Dead Space
Sebagian gas yang masuk pada saluran pernapasan tidak dapat bertukar
dengan gas pada aliran darah. Hal ini disebabkan pertukaran gas hanya terjadi pada
bagian ujung dari saluran pernapasan (alveolus). Volume dead space anatomi pada
orang normal diperkirakan setara dengan berat badan seseorang dalam satuan pounds.
Udara yang terdapat pada dead space ini sebesar 150 ml. hal ini menyebabkan nilai
alveolar ventilation atau jumlah udara yang mencapai alveolus per menit selalu lebih
kecil daripada respiratory minute volume.
(Ganong, 2010)
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Kegiatan 1:
Kegiatan 2:
Dari hasil praktikum ini dapat dilihat bahwa semakin kecil radius dari saluran
pernapasan, flow atau udara yang keluar masuk juga semakin kecil. Hal ini sesuai
∆ P π r4
dengan rumus: Flow= , dimana udara yang mengalir per liter tiap
8 ηl
menitnya berbanding lurus dengan radius dipangkatkan empat. Jika udara yang
mengalir keluar dan masuk ini semakin kurang, maka volume udara yang dihirup
dalam pernapasan normal juga berkurang. Hal ini terbukti dari hasil praktikum
dalam tabel yang menunjukkan semakin kecil radius saluran napas, semakin kecil
pula volume tidalnya. Volume tidalnya semakin kurang maka itu akan berdampak
juga pada volume cadangan inspirasi dan volume cadangan ekspirasi. ERV dan
IRV semakin turun apaabila radius daluran pernapasannya menurun. Karena flow
berkaitan langsung dengan IRV dan ERV. Pada umumnya, penyempitan pada
saluran pernapasan lebih sering menyebabkan seseorang sukar untuk ekspirasi.
Pada saat seseorang sukar ekspirasi, udara yang dihirup masih tertinggal didalam
paru dan hal ini menyebabkan volume residual seseorang itu lebih dari normalnya.
Untuk kapasitas vital (VC) akan mengikuti angka IRV dan ERV, sebab VC
merupakan penjumlahan dari ERV dan IRV. Karena IRV dan ERV pada hasil
menurun, otomatis kapasitas vital juga menurun. Kapasitas total paru merupakan
jumlah dari semua jenis volume dan kapasitas sehingga kapasitas total paru-paru
menurun atau meningkat itu disesuaikan dengan voktor volume dan kapasitas
lainnya. Terakhir adalah mengenai FEV1, dimana jika resistensi udara tinggi atau
terjadi penyempitan saluran pernapasan yang ditandai dengan radius yang kecil
dapat menyebabkan udara yang dapat dihembuskan dengan cepat berkurang.
Dalam hal ini, nilai FEV1 berkurang. Hasil ini sesuai dengan hasil dalam tabel
hasil.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kegiatan 1:
Jadi banyak sedikitnya kapasitas dan volume pernapasan paru-paru tergantung pada
kondisi pasien. Semakin serius gangguan pernapasan yang dialami pasien, semakin
jauh penyimapangan dari angka TV, IRV, ERV, RV, FVC, TLC, FEV1 dan FEV1%
dibanding normalnya. Dalam kondisi tertentu seperti olahraga berat dan ringan juga
mempengaruhi enam faktor di atas.
Kegiatan 2:
Semakin kecil radius saluran napas semakin tinggi resistensi udaranya dan karena itu
udara sulit untuk keluar dan masuk paru. Tingginya resistensi udara dapat
menurunkan angka TV, ERV, IRV, VC, FEV1, dan TLC. Sementara nilai RVnya
meningkat.
DAFTAR PUSTAKA