Pendahuluan
Pembahasan
2.1 Definisi
Proses penunaan pada kulit dapat berupa berbagai macam permasalahan, seperti warna
kulit yang berlebih, kondisi kulit yang mengering dan menipis, kerutan, bahkan atrofi
kulit. Proses penuaan kulit yang paling banyak terdapat di Indonesia adalah
penimbunan warna kulit yang berlebih atau melasma. Sekarang ini makin banyak orang
yang semakin perduli terhadap masalah penuaan kulit ini terutama melasma, sehingga
harus diatasi dengan cara yang paling efektif.
2.2 Etiopatogenesis
Sistem pigmentasi manusia terdiri dari 2 (dua) tipe sel, yaitu melanosit dan
keratinosit beserta komponen selular yang berinteraksi membentuk hasil akhir yaitu
pigmen melanin (Jimbow, 2001). Melanosit yaitu suatu sel eksokrin, yang berada di
lapisan basal epidermis dan matriks bulbus rambut. Setiap melanosit lapisan basal
dihubungkan melalui dendrit-dendrit melanosit dengan 36 keratinosit yang berada pada
lapisan malphigi epidermis, ini yang disebut dengan unit melanin lapisan epidermal.
Melanosit memproduksi tirosinase dan melanosom. Di dalam melanosit di produksi
dua subtipe melanin, eumelanin dan feomelanin. Tirosinase berperan dalam
pembentukan dua subtipe melanin tersebut .
Paparan sinar matahari adalah faktor yang sangat berpengaruh, dan ini berlaku
untuk semua pasien yang mengalami perbaikan atau bertambah parah apabila terpapar
sinar matahari. Eksaserbasi melasma hampir pasti di jumpai setelah terpapar sinar
matahari yang berlebihan, mengingat kondisi melasma akan memudar selama musim
dingin. Lipid dan jaringan tubuh (kulit) yang terpapar dengan sinar, terutama UV dapat
menyebabkan terbentuknya singlet oxygen dan radikal bebas yang merusak lipid dan
jaringan tersebut. Radikal bebas ini akan menstimulasi melanosit untuk memproduksi
melanin yang berlebihan.
Panjang gelombang dari radiasi sinar matahari yang paling berisiko dalam
pencapaiannya ke bumi adalah UVB 290-320 nm dan UVA 320-400 nm. Semakin kuat
UVB maka akan semakin menimbulkan reaksi di epidermis, dengan perkiraan 10%
dapat mencapai dermis, sementara 50% UVA akan mencapai dermis. Sinar UV akan
merusak gugus sulfhidril yang merupakan penghambat tirosinase sehingga dengan
adanya sinar UV, enzim tirosinase bekerja secara maksimal dan memicu proses
melanogenesis (Jimbow, 2001). Pada mekanisme perlindungan alami terjadi
peningkatan melanosit dan perubahan fungsi melanosit sehingga timbul proses tanning
cepat dan lambat sebagai respon terhadap radiasi UV. Ultraviolet A menimbulkan
reaksi pigmentasi cepat. Reaksi cepat ini merupakan fotooksidasi dari melanin yang
telah ada, dan melanin hasil radiasi UVA hanya tersebar pada stratum basalis. Pada
reaksi pigmentasi lambat yang disebabkan oleh UVB, melanosit mengalami proliferasi,
terjadi sintesis dan redistribusi melanin pada keratinosit disekitarnya. Melasma
merupakan proses adaptasi melanosit terhadap paparan sinar matahari yang kronis
2.3 Epidemiologi
2.3.1 Frekuensi AS
Melasma pada umunya mempengaruhi lebih dari 5 juta orang di Amerika
Serikat. Tingkat prevalensi berkisar antara 8,8% di antara wanita keturunan Latino
yang tinggal di Amerika Serikat bagian selatan hingga 40% pada beberapa wanita di
populasi Asia Tenggara
2.3.2 Ras
Orang dari ras manapun bisa terkena melasma. Namun, melasma jauh lebih
umum terjadi pada jenis kulit yang secara konstitusional lebih gelap daripada jenis kulit
yang lebih ringan, dan mungkin lebih sering terjadi pada jenis kulit coklat muda,
terutama orang Latin dan Asia, dari daerah-daerah di dunia dengan paparan sinar
matahari yang intens.
2.3.3 Jenis Kelamin
Melasma jauh lebih umum terjadi pada wanita daripada pria. Wanita terkena
dampak pada 90% kasus. Saat pria terpengaruh, gambaran klinis dan histologisnya
identik.
2.3.4 Usia
Melasma jarang terjadi sebelum pubertas dan paling sering terjadi pada
wanita selama masa reproduksi mereka. Melasma hadir pada 15-50% pasien hamil.
2.4 Prognosis
Melasma tidak menyebab mortalitas atau morbiditas. Tidak ada laporan
transformasi dari melasma menjadi keganasan, juga tidak ada kaitannya dengan
peningkatan risiko melanoma atau keganasan lainnya. Pasien dengan melasma
dianggap berisiko mengalami penurunan melanoma. Hal ini kemungkinan disebabkan
oleh tingkat keganasan kulit yang lebih rendah pada pasien dengan warna kulit gelap.
Pigmen dermal membutuhkan waktu lebih lama untuk diatasi daripada pigmen
epidermal karena tidak ada terapi yang efektif yang mampu menghilangkan pigmen
dermal. Namun, pengobatan tidak boleh ditahan hanya karena pigmen dermal yang
lebih besar. Sumber pigmen dermal adalah epidermis, dan jika melanogenesis
epidermal dapat dihambat dalam waktu lama, pigmen dermal tidak akan mengisi dan
perlahan akan sembuh. Kasus resistansi atau kekambuhan melasma sering terjadi jika
tetap terlalu sering terpapar sinar matahari.
2.5 Diagnosis
Untuk menegakkan diagnosis melasma didasarkan pada anamnesis yang seksama
dan pengamatan gambaran klinis yang akurat.
2.5.1 Anamnesis
Dari anamnesis yang seksama dapat membantu menegakkan diagnosis secara tepat
terutama untuk mengetahu segala hal terkait dengan pasien. Anamnesis yang dapat
mendukung menegakkan diagnosis melasma, sehingga perlu ditanyakan :
e. Lesi timbul setelah berminggu-minggu dan semakin terlihat saat kontak dengan
sinar matahari
dengan lampu Wood bertujuan menspesifikkan suatu keadaan melasma yang akan
menentukan seperti apa bentuk penatalaksanaannya. Hasil pemeriksaan akan dibagi
menjadi 3 tipe yaitu tipe Epidermal, tipe Dermal, dan tipe Campuran.
2.6 Tatalaksana
Pengobatan melasma memiliki respon yang cukup lama dan pada mereka yang
mendapatkan hasil yang baik dari pengobatan, pigmentasi mungkin muncul kembali
pada paparan sinar matahari musim panas dan atau karena faktor hormonal, kontrol
yang teratur serta kerjasama yang baik antara penderita dan dokter yang menanganinya
akan mengurangi nilai kekambuhan.
2.6.1 Pengobatan
2.6.2 Pencegahan
Lokasi geografis sering menempatkan pasien dalam risiko untuk terpapar UV saat
kegiatan sehari-hari. Penderita diharuskan menghindari pajanan langsung sinar
ultraviolet terutama antara pukul 09.00-15.00. Menggunakan pakaian dan topi yang
melindungi dari sinar matahari dan menggunakan sunblock yang mengandung SPF (
Sun protection Factor) 30 atau lebih yang melindungi dari UVA dan UVB saat
melakukan kegiatan di luar yang terpapar sinar matahari. Ulangi pemakaian setiap 2-3
jam.