Anda di halaman 1dari 36

Rhinitis Alergi

Kelp 6 KELAS A
Anggota :

1. YOSSI PRIMADINI 1311011033

2. RIFLINDA ZULNI 1311011058

3. DIVA DIANA 1311011059

4. WINTA TRIANA 1311012002

5. WAHYU ALFATH FIRDAUS 1311012003


Pokok
Rhinitis Alergi
pembahasan

Definisi

Klasifikasi

Patofisiologi

Manifestasi klinik

Diagnosa

Tatalaksana terapi
Definisi

Rhinitis alergi merupakan inflamasi membran mukosa hidung


yang disebabkan oleh paparan terhadap materi alergenik.
(Dipiro Ed 6)
Klasifikasi rhinitis alergi

Berdasargan alergen penyebabnya ada 2 :

1.Musiman (hay fever, di daerah bertemperatur) :

Waktu dapat diprediksi

Musim semi

 serbuk sari

Kecuali bunga yang tidak bergantung penyerbukan


2. Perennial (berselang-selang atau menetap) :

Penyebab dari alergen yang tidak musiman

kutu dan spora jamur ,lipas

Jangan gunakan karpet

 Kombinasi hay fever &perennial


Berdasarkan cara masuknya allergen dibagi
atas:
• Alergen Inhalan,  udara pernafasan
misalnya
debu rumah
Tungau
serpihan epitel
bulu binatang
Jamur
• Alergen Ingestan ke saluran cerna
misalnya
ikan
Susu
telur, coklat
udang.
• Alergen Injektan suntikan atau tusukan
misalnya
penisilin
sengatan lebah.

• Alergen Kontaktan kontak dengan kulit atau jaringan Mukosa


misalnya
bahan kosmetik
 perhiasan
Patofisiologi

ALERGENDIPROSES OLEH LIMFOSIT  IGE SENSITISASI

IGE berinteraksi antigen TERPAPAR LAGI

mediator inflamasi  vasodilatasi


(histamin,pg,leukotrin)  peningkatan
 permeabilitas vaskular,
 produksi sekresi nasal
 gatal
 bersin
 hidung tersumbat.
Reaksi alergi terdiri dari 2 fase yaitu

1. Immediate phase allergic reaction (RAFC)

 kontak dengan alergen dari menit sampai 1 jam setelahnya

2. late phase allergic reaction (RAFL)

 berlangsung 2-4 jam dengan puncak 6-8 jam (fase hiperreaktivitas)


• Reaksi Tipe Lambat

Neutrofil
Basofil
Monosit
CD4+ sel T

 menyebabkan pembengkakan , kongesti dan sekret kental.


• Reaksi tipe Cepat

tryptase
sisteinil leukotrien (LTC4, LTD4, LTE4)
D2 Prostaglandin (PGD2).

Histamin menyebabkan:
Gatal
 bersin
rinorea.
Leukotrien menyebabkan :
kongesti pada hidung.
Manifestasi klinik
Rinorea

Bersin

kongesti hidung

keluarnya ingus (postnasal drip)

• Bila tidak ditangani :

Lemas

lelah

memburuknya efisiensi kerja


Diagnosis

skin test/skin prick test atau RAST (Radioallergosorbent test)

Cara skin test


• Menyuntikkan ekstrak alergen (senyawa test) secara
subkutan → tunggu reaksinya

• Skin prick test : kulit digores dengan jarum steril, ditetesi


senyawa alergen → tunggu reaksinya
Diagnosis
Pemeriksaan Fisik >> lingkaran
hitam di bawah mata, lipatan
hidung karena menggosok berulang
hidung, edema.

Riwayat Penyakit
Alergi Keluarga

Diagnosa
Nasal allergen challenge &
sekretion.
Skin Test
• Skin prick test (SPT)
• RAST (Radioallergosorbent
test)
Diagnosis

Skin prick test (SPT)


Diagnosis
Diagnosis
Tatalaksana Terapi

Tujuan terapi :

1.Mengurangi dan mencegah gejala

2.Perbaikan kualitas hidup penderita

3. Mengurangi efek samping pengobatan.

4.Edukasi penderita
Tatalaksana Terapi

Tatalaksana Terapi Non-farmakologi:

Tatalaksana Terapi farmakologi:


Tatalaksana Terapi Non-
farmakologi:

• Hindari pencetus (alergen)

• Jaga kebersihan rumah, jendela ditutup.


Terapi Farmakologi

• gunakan obat-obat anti alergi

• imunoterapi.
Terapi Farmakologi

OBAT-OBAT RINITIS ALERGI


1. Antihistamin
2. Dekongestan
3. Kortikosteroid
4. Antikolinergik
5. imunoterapi
OBAT-OBAT RINITIS ALERGI
1. Antihistamin

• Antihistamin terbagi atas tiga golongan yaitu:


1. Antihistamin generasi pertama
2. Antihistamin generasi kedua
3. Antihistamin generasi ketiga
ANTIHISTAMIN GENERASI PERTAMA

 Bersifat lipofilik
• Difenhidramin
• Klorfeniramin
• hidroksisin
• klemastin
• prometasin
• Siproheptadin

Efekk samping:
gangguan saraf pusat
Efek anti kolinergik
ANTIHISTAMIN GENERASI KEDUA
Bersifat lipofobik
 bersifat selektif mengikat reseptor Hl

• Loratadin
• Astemisol
• Azelastin
• terfenadin
• cetirisin.

Efek samping:
sedikit mengantuk
ANTIHISTAMIN GENERASI KETIGA

metabolit antihistamin generasi kedua.


• Feksofenadin
• Norastemizole
• deskarboetoksi loratadin (DCL)
2. Dekongestan

Tujuan :

 Vasokontriksi /menciutkan mukosa yang membengkak

 memperbaiki ventilasi.
Efek samping nasal dekongestan :

-rasa terbakar

-bersin

-kekringan mukosa nasal.

Produk dekongestan seharusnya hanya digunakan bila betul-


betul
• Contoh obat dekongestan :
1. Fenilefrin HCl

2. Fenilpropanilamin

3. Pseudo efedrin

4. Nafazolin

5. Oksimetazolin

6. Xylometazolin
3. KORTIKOSTEROID

• Efek samping sistemik :


Osteoporosis
 hipertensi
memperberat diabetes
4. ANTIKOLINERGIK

• Antikolinergik menghambat aksi asetilkolin pada reseptor muskarinik

• Contoh obat : Ipratropium bromida


 Obat semprot hidung ipratropium bromida berguna dalam rinitis
alergik perennial.

• Contoh obat NATRIUM KROMOLIN

 Merupakan suatu penstabil sel mast  mencegah degranulasi sel mast dan
pelepasan mediator, termasuk histamin
5. Imunoterapi
Parameter efektifitas ditunjukkan dengan :

• berkurangnya produksi IgE

• meningkatnya produksi IgG

• perubahan pada limfosit T

• berkurangnya pelepasan mediator dari sel yang tersensitisasi

• berkurangnya sensitivitas jaringan terhadap alergen.


Daftar pustaka

Dipiro, dkk.2005 .pharmacotherapy a pathophysiologic approach sixth


edition.
Terima kasih


Anda mungkin juga menyukai