Anda di halaman 1dari 132

ANALISA PENGARUH PEKERJA SECARA MENTAL, GAJI,

KESEMPATAN, PROMOSI, KONDISI KERJA DAN KESESUAIAN

PRIBADI PEKERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR

PELAYANAN PAJAK MUARA TEWEH

TESIS

Oleh:

TANIA JANNAH

NPM : 1911322025232

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN

SEKOLAH TINGGI EKONOMI PANCASETIA

BANJARMASIN

2021
ANALISA PENGARUH PEKERJA SECARA MENTAL, GAJI,

KESEMPATAN, PROMOSI, KONDISI KERJA DAN KESESUAIAN

PRIBADI PEKERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR

PELAYANAN PAJAK MUARA TEWEH

TESIS

Oleh:

TANIA JANNAH

NPM : 1911322025232

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN

SEKOLAH TINGGI EKONOMI PANCASETIA

BANJARMASIN

2021

i
ANALISA PENGARUH PEKERJA SECARA MENTAL, GAJI,

KESEMPATAN, PROMOSI, KONDISI KERJA DAN KESESUAIAN

PRIBADI PEKERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR

PELAYANAN PAJAK MUARA TEWEH

TESIS

Untuk memperoleh Gelar Magister

Dalam Program Magister Manajemen

Bidang Kekhususan : Manajemen Sumber Daya Manusia

Oleh:

TANIA JANNAH

NPM : 1911322025232

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN

SEKOLAH TINGGI EKONOMI PANCASETIA

BANJARMASIN

2021

ii
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI

(STIE) PANCASETIA BANJARMASIN

HALAMAN PERSETUJUAN TESIS

Judul Thesis : Analisa Pengaruh secara mental, gaji, kesempatan

promosi, kondisi kerja, dan kesesuaian pribadi

pekerja terhadap kinerja pegawai pada kantor

pelayanan pajak muara teweh

Nama : Tania Jannah

NPM : 1911322025232

Konsentrasi : Manajemen Sumber Daya Manusia

THESIS INI TELAH DISETUJUI

PADA TANGGAL

Pembimbing Utama Pembimbing Pembantu

Dr. Rosadiro Cahyono., MSi Asruni, SE., MM**


NIK.440514002 NIDN. 440309001

Mengetahui
Direktur Program Magister Manajemen

Prof. Dr. H. Ujianto, MS


NIK. 440808001

iii
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI

(STIE) PANCASETIA BANJARMASIN

ANALISA PENGARUH PEKERJA SECARA MENTAL, GAJI, KESEMPATAN


PROMOSI, KONDISI KERJA DAN KESESUAIAN PRIBADI PEKERJA
TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK
MUARA TEWEH

Oleh

TANIA JANNAH

NPM : 1911322025232

Telah dipertahankan di depan Tim Penguji dan Dinyatakan Lulus


Pada Ujian Tesis Program Magister Manajemen
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pancasetia Banjarmasin
Pada Tanggal

Tim Penguji :

Ketua : Dr. Rosadiro Cahyono., MSi


Sekretaris : Asruni, SE, MM*
Anggota : Dr. Abdul Kadir., SE., MM

Mengetahui

Ketua STIE Pancasetia Direktur


Program Magister Manajemen

Dr. H. Nurus Sjamsi, SE, MM Prof. Dr. H. Ujianto, MS


NIK. 440309005 NIK. 44080800

iv
UCAPAN TERIMA KASIH

Pertama – tama saya panjatkan Puji dan syukur Kepada Tuhan Yang

Maha Esa yang maha pengasih lagi maha penyayang atas segala nikmat dan

karunia – Nya sehingga Tesis ini dapat diseleseikan.

Dengan seleseinya tesis ini saya menyampaikan penghargaan dan

ucapan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Nurus Sjamsi, SE, MM selaku ketua Sekolah Tinggi Ilmu

Ekonomi Pancasetia.

2. Direktur Program Magister Manejemen Prof. Dr. H. Ujianto, MS yang

telah membantu dalam penelitian ini.

3. Pembimbing Utama Dr.Rosadiro Cahyono., M.Si atas bantuan dan saran

terhadap penelitian ini sehingga penelitian ini dapat selesei.

4. Pembimbing Pembantu Asruni, SE, MM* yang telah banyak membantu

dan memberikan saran yang membangun

5. Dosen Penguji Dr. Anthonius J. Karsudjono., SE., MM yang telah

memberikan saran yang membangun terhadap peneliti

6. Bapak dan Ibu Dosen pengajar Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pancasetia

yang telah memberikan ilmu dan waktunya kepada peneliti.

7. Keluarga yang telah memberikan support dan waktunya atas penelitian

ini

Peneliti menyadari bahwa tulisan yang disajikan dalam tesis ini

belum sepenuhnya sempurna, oleh karenanya, dengan segala kerendahan

hati peneliti sangat berharap untuk mendapatkan koreksi dan saran yang

sifatnya membangun dari para pembaca sehingga tulisan ini akan menjadi

lebih sempurna.

v
Akhir kata, dengan diiringi doa semoga amal ibadah dari semua

pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tesis ini mendapatkan

ganjaran yang berlimpah dari Tuhan YME, semoga tesis ini dapat bermanfaat

bagi pembaca dan pengguna lainnya.

Banjarmasin, 01 September 2021

Tania Jannah

vi
ABSTRACT

Abstract :Tania Jannah, Influence of workers mentally, salary, promotion


opportunities, working conditions and personal suitability of workers on the
performance of muarateweh tax office employees, Main Advisor: Risadiro
Cahyono Assistant Advisor: Asruni
This study aims to examine the analysis that affects the performance of the
muara teweh tax service office employees. The general problem in this study is
where the lack of mental influence, salary, promotion opportunities, working
conditions and personal suitability of workers on employee performance At the
muara teweh tax service office, where employee performance decreases so
researchers need to know the influence of which variables affect employee
performance at the service office estuary tax
The population in this study were 50 employees at the Muara Teweh tax
service office, data were taken from questionnaires distributed to respondents.
The variables in this study are the independent variables (Independent) mental,
salary, promotion opportunities, working conditions and personal suitability of
workers while the dependent variable (dependent) is Employee Performance.
Data were analyzed using SPSS Version 25.
The results of the study show that mentality, salary, promotion opportunities,
working conditions and personal suitability of workers have a significant effect on
the performance of the muara teweh tax service office employees. partially
mentally, salary, promotion opportunities, working conditions and personal
suitability of workers have a significant effect on employee performance at the
muara teweh tax office.

Keywords: mental, salary, promotion opportunities, working conditions,


personal suitability of workers, employee performance

vii
ABSTRAK

Abstrak :Tania Jannah, Pengaruh pekerja secara mental, gaji, kesempatan


promosi, kondisi kerja dan kesesuaian pribadi pekerja terhadap kinerja pegawai
kantor pelayanan pajak muarateweh, Pembimbing Utama: Risadiro Cahyono
Pembimbing Pembantu: Asruni
Penelitian ini bertujuan untuk menguji Analisa yang mempengaruhi kinerja
pegawai kantor pelayanan pajak muara teweh. Permasalahan umum dalam
penelitian ini adalah dimana kurangnya Pengaruh mental, gaji, kesempatan
promosi, kondisi kerja dan kesesuaian pribadi pekerja terhadap Kinerja Pegawai
Pada kantor pelayanan pajak muara teweh, dimana kinerja pegawai menurun
sehingga peneliti perlu mengetahui pengaruh variabel mana yang mempengaruhi
kinerja pegawai pada kantor pelayanan pajak muara teweh
Populasi dalam penelitian ini ialah 50 Pegawai Pada kantor pelayanan
pajak muara teweh, data diambil dari kuesioner yang dibagikan kepada
responden. Variabel dalam penelitian ini adalah variabel bebas (Independent)
mental, gaji, kesempatan promosi, kondisi kerja dan kesesuaian pribadi pekerja
sedangkan variabel terikatnya (dependent) adalah Kinerja Pegawai. Data
dianalisis dengan menggunakan SPSS Versi 25.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Secara Simultan mental, gaji,
kesempatan promosi, kondisi kerja dan kesesuaian pribadi pekerja berpengaruh
signifikan terhadap kinerja pegawai kantor pelayanan pajakmuara teweh. secara
parsial mental, gaji, kesempatan promosi, kondisi kerja dan kesesuaian pribadi
pekerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai pada kantor pelayanan
pajak muara teweh.

Kata Kunci : mental, gaji, kesempatan promosi, kondisi kerja kesesuaian


pribadi pekerja, kinerja pegawai

viii
DAFTAR ISI

Nomor Halaman

SAMPUL DEPAN i
SAMPUL DALAM ii
PRASYARAT GELAR iii
PERSETUJUAN iv
PENETAPAN PANITIA PENGUJI v
UCAPAN TERIMA KASIH vi
ABSTRACT vii
ABSTRAK viii
DAFTAR ISI ix
DAFTAR TABEL x
DAFTAR GAMBAR xi
DAFTAR LAMPIRAN xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Rumusan Masalah 8
1.3 Tujuan Penelitian 8
1.4 Manfaat Penelitian 9
BAB II TIJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori 11
2.1.1 MSDM 11
2.1.2 Motivasi 18
2.1.3 Organisasi 27
2.1.4 Kepuasan Kerja 29
2.1.5 Teori kepuasan kerja 35
2.1.6 Faktor Kepuasan Kerja 36
2.1.7 Pengaruh kepuasan kerja 37
2.2 Penelitian Terdahulu 37
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
3.1. Kerangka Konseptual 40
3.2. Hipotesis 42
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Rancangan Penelitian 44
4.2 Definisi Operasional Variabel 44
4.3 Jenis dan Sumber Data 47
4.4 Sampel dan Populasi 48
4.5 Teknik pengumpulan Data 48
4.6 Teknik Analisis Data 49
4.7 Jadwal dan Lokasi Penelitian 55
BAB V ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 57
5.2 Rekapitulasi Tanggapan Responden 65
5.3 Analisa Hasil Penelitian 73
5.4 Pembahasan 95

ix
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan 97
6.2 Saran 97
DAFTAR PUSTAKA

x
DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

4.1. Skala Likert 49


4.2. Jadwal Penelitian 56
5.1. Jenis Kelamin Responden 63
5.2. Tingkat Usia Responden 63
5.3. Tingkat Pendidikan Responden 64
5.4. Distibution Frekuensi Variabel X1 65
5.5. Distibution Frekuensi Variabel X2 67
5.6. Distibution Frekuensi Variabel X3 68
5.7. Distibution Frekuensi Variabel X4 69
5.8. Distibution Frekuensi Variabel X5 71
5.9. Distibution Frekuensi Variabel Y 72
5.10. Uji Validitas 75
5.11. Uji Reability 76
5.12. Uji Normalitas 78
5.13. Uji Multikolinearitas80
5.14. Uji Heteroskedastisitas 81
5.15. Uji Linearitas X1 82
5.16. Uji Linearitas X2 83
5.17. Uji Linearitas X3 84
5.18. Uji Linearitas X4 84
5.19. Uji Linearitas X5 85
5.20. Uji Regresi Linear Berganda 86
5.21. Uji F 88
5.22. Uji T 89
5.23. Uji Koefisien Determinan R2 92
5.24. Uji Dominan 93

xi
DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

3.1. Kerangka Konseptual 42


4.1. Lokasi Penelitian 55
5.1. Normal P-Plot 79

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran
1. Tabulasi Data
2. Kuesioner
3. Uji Analisis

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kondisi sosial, politik dan ekonomi Indonesia telah berkembang

sangat cepat dan telah memunculkan paradigma-paradigma baru

diberbagai bidang yang sangat berbeda dengan paradigma lama. Dalam

kondisi yang demikian, sikap dan cara kerja Direktorat Jendral Pajak pun

harus mengalami perubahan- perubahan selaras dengan perubahan

kondisi lingkungan dan tuntutan masyarakat. Tanpa perubahan sikap,

moral dan peningkatan kualitas kerja dan kinerja, maka Direktorat Jendral

Pajak tidak akan dapat memenuhi harapan berbagai pihak, baik

pemerintah maupun masyarakat.

Citra Direktorat Jendral Pajak akan terus menurun apabila masih

tetap mempertahankan sikap dan kinerja “gaya lama” sedangkan kondisi

lingkungan baik sosial, politik dan ekonomi telah mengalami perubahan

yang mendasar.

Tuntutan akan akuntabilitas instansi pemerintah semakin meningkat

sejalan dengan dampak krisis kepercayaan masyarakat terhadap

pemerintah. Untuk memenuhi tuntutan ini maka pertama-tama diperlukan

kesatuan pandangan bagi seluruh jajaran Direktorat Jendral Pajak

mengenai cita-cita dan arah kemana Organisasi Direktorat Jendral Pajak

mengenai cita-cita dan arah kemana Organisasi Direktorat Jendral

Pajak harus menuju. Oleh karena itu

pernyataan visi yang ideal dan dapat diterima oleh semua pihak

sangat diperlukan untuk membangkitkan komitmen dan kesatuan gerak

bagi seluruh jajaran.

1
2

Pada dasarnya, Direktorat Jendral Pajak mencita-citakan untuk

mendapatkan pengakuan yaitu pengakuan dari instansi pemerintah

lainnya, pengakuan dari dunia internasional dan pengakuan dari

masyarakat atas eksistensi, kerja, kinerja dan citra yang membanggakan.

Citra yang membanggakan. Cita-cita ini semua dituangkan ke dalam

pernyataan visi Direktorat Jendral Pajak, yang ingin direalisasikan dengan

komitment dan tindakan nyata oleh segenap jajaran Direktorat Jendral

Pajak secara terpadu.

Misi utama Direktorat Jendral Pajak adalah Misi Fiskal yaitu

menghimpun penerimaan pajak berdasarkan Undang-undang Perpajakan

yang mampu menunjang kemandirian pembiayaan pemerintah dan

dilaksanakan secara efektif dan efesiaen. Kesatuan pandang atas

pernyataan Misi Fiskal ini sangat penting karena di dalammnya

terkandung amanat rakyat yang menghendaki agar Indonesia mampu

mandiri dan tidak tergantung pada bantuan luar negeri.

Namun demikian, disamping misi fiskal, pajak juga merupakan salah

satu instrument untuk pembangunan dan pemulihan ekonomi. Oleh

karena itu Direktorat Jendral Pajak juga memiliki Misi Ekonomi yang pada

dasarnya adalah mendukung kebijaksanaan pemerintah di bidang

ekonomi.

Sebagai salah satu instansi pemerintah pusat, Direktorat Jendral

Pajak juga memiliki misi politik yaitu memdukung proses demokratisasi

bangsa melalui proses otonomi daerah sebagaimana diatur dengan

Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999, pada akhirnya, misi Direktorat

Jendral Pajak yang tidak kalah pentingnya karena memiliki peranan yang

sangat vital dalam mendukung suksesnya misi-misi yang lain adalah misi

kelembagaan. Misi ini bersifat internal namun sangat menentukan


3

kemampuan Direktorat Jendral Pajak untuk beradaptasi dan

mengantisiapasi perubahan-perubahan lingkungan baik domestik maupun

internasional. Dengan perkataan lain, misi ini sangat menentukan

kemampuan Direktorat Jendral Pajak untuk survive dan maju berkembang

menuju pencapaian visinya.

Sebagaimana telah dikemukakan di atas, perubahan kondisi

lingkungan dan perubahan-perubahan paradigma menuntut perubahan

sikap, moral, kerja dan kinerja segenap jajaran Direktorat Jendral Pajak.

Pelaksanaan misi untuk menuju tercapainya visi Direktorat Jendral Pajak

harus dilandasi dengan sikap pandang baru sesuai dengan kondisi

lingkungannya. Dalam rangka perubahan sikap ini perlu adanya

persamaan nilai-nilai yang harus dianut dan dihayati oleh seluruh jajaran

Direktorat Jendral Pajak yaitu yang disebut nilai-nilai acuan. Dengan

menghayati dan mengamalkan nilai-nilai acuan ini diharapkan akan

terbentuk sikap pandang perilaku baik secara individual aparat maupun

secara kelompok/unit organisasi sesuai dengan yang diharapkan yaitu

yang mendukung pelaksanaan misi untuk mencapai visi Direktorat Jendral

Pajak.

Sebagai bagian dari Departemen Keuangan, maka nilai acuan yang

berlaku di Direktorat Jendral Pajak adalah sama dengan nilai-nilai

acuan Departemen Keuangan. Sehingga dengan demikian diharapkan

akan dapat diperoleh persamaan sikap pandang dan sikap perilaku antara

Direktorat Jendral Pajak dengan unit induknya yaitu Departemen

Keuangan.

Pada akhirnya, segala daya dan upaya untuk melaksanakan misi

Direktorat Jendral Pajak dalam rangka untuk merealisasikan visinya tidak

akan memperoleh hasil yang optimal apabila tidak ditentukan strategi


4

beserta program-program kerjanya yang terencana secara baik. Strategi

dan program kerja merupakan langkah-langkah konkret dan strategis

dalam rangka pelaksanaan misi secara efektif dan efisien. Oleh karena itu

untuk setiap misi perlu ditetapkan strategi dan program kerjanya yang

akan menjadi acuan kegiatan dan sekaligus menjadi tolak ukur

keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi Direktorat Jendral Pajak

dalam setiap periode yang telah ditetapkan.

Adapun kondisi lingkungan kantor Direktorat Jendral Pajak secara

umum terutama pada Kantor Direktorat Jendral Pajak Muara Teweh

adalah sebagai berikut:

1. Perubahan/perkembangan sosial dan ekonomi yang sangat cepat

dengan tingkat ketidakpastian yang cukup tinggi.

2. Adanya tuntutan dan pengawasan dari lembaga-lembaga

internasional atas kinerja pemerintah.

3. Masyarakat yang semakin demokratis dan kritis

terhadap kinerja pemerintah.

4. Semakin terbuka dan semakin rentannya Indonesia terhadap pengaruh

globalisasi.

5. Perekonomian Indonesia yang masih belum pulih.

6. Perubahan sistem penyediaan dana APBN sehubungan dengan

Undang- undang nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia

(Independensi Bank Indonesia).

7. Pelaksanaan Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 tentang otonomi

daerah dan undang-undang nomor 25 tahun 1999 tentang

Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah.

8. Pengetahuan dan kesadaran perpajakan masyarakat masih rendah.

9. Tuntutan masyarakat untuk kemandirian pembiayaan


5

pemerintah/Negara.

10. Perkembangan teknologi umum dan teknologi informasi yang sangat

pesat

11. Kondisi keamanan di beberapa daerah yang masih rawan.

Sejalan dengan visi dan misi Direktorat Jendral Pajak dan sesuai

dengan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999, pentingnya kesolidan

sebuah organisasi akan menjadi factor utama dalam pencapaian tujuan

organisasi. Adapun organisasi dan tata kerja Kantor Pelayanan Pajak

Muara Teweh yang menjadi lokasi observasi penulis adalah seperti pada

bagian lampiran yaitu bagan organisasi Kantor Pelayanan Pajak Muara

Teweh. Melihat dari struktur organisasi seperti demikian, sangat

dimungkinkan bahwa bentuk organisasi tersebut akan tidak efektif apabila

orang-orang di dalam organisasi tidak memiliki keterampilan teknis yang

cukup memadai. Pimpinan mungkin berpendapat bahwa sikap, perilaku

dan struktur telah sesuai namun organisasi tidak dapat berjalan dengan

baik karena pegawai utama sama sekali tidak memiliki kemampuan

teknis.

Kondisi seperti ini tentu memberikan pertanyaan yang mendasar

untuk perlunya pengkajian lebih khusus mendasari pemikiran bahwa

potensinya cukup besar tetapi organisasi belum dapat berjalan secara

optimal

Keberhasilan suatu organisasi mencapai tujuannya tidak dapat

dilepaskan kaitannya dengan faktor manusia yang merupakan kunci

utama tercapainya sasaran organisasi. Manusia dimaksud di sini adalah

sumber daya manusia yang berkualitas memiliki pengetahuan dan

keterampilan, jujur bertanggung jawab serta memiliki sikap mental yang

baik.
6

Tuntutan konsistensi terhadap sikap karyawan Kantor Pelayanan

Pajak Muara Teweh diharapkan dapat mendukung pencapaian tujuan dan

sasaran organisasi tidak mungkin dapat dicapai bilamana faktor-faktor

yang berpengaruh terhadap tingkat kinerja karyawan tidak diterapkan

pada organisasi tersebut.

Kinerja karyawan sebagai suatu sikap umum seorang individu

terhadap pekerjaannya. Pekerjaan menuntut interaksi dengan rekan

sekerja dan atasan, mengikuti aturan dan kebijaksanaan organisasi,

memenuhi standar kinerja dan hal serupa lainnya. Ini berarti penilaian

seorang karyawan terhadap betapa puas atau tidak puasnya dia akan

pekerjaannya merupakan penjumlahan dari sejumlah unsur pekerjaan

yang terpisahkan satu sama lain.

Dalam bukunya Stephen P. Robbins 1998, dikemukakan bahwa

variabel-variabel yang mendorong tingkat kinerja karyawan yang

berkaitan dengan pekerjaan adalah; kerja yang secara mental

menantang, ganjaran yang pantas, kondisi kerja yang mendukung, rekan

kerja yang mendukung dan kesesuaian kepribadian pekerjaan. Namun

dijelaskan pula bahwa konsep kinerja karyawan secara inheren (tertanam)

begitu luas. Melihat pandangan yang dikemukakan oleh Stephen P.

Robbins bahwa konsep kinerja karyawan itu sangat relatif dan begitu

luas, mana penulis pada penelitian ini hanya akan melakukan pengujian

terhadap variabel-variabel yang berkaitan dengan kinerja karyawan yang

dikemukakan oleh Stephen P. Robbins dan peneliti lain. Variabel-variabel

dimaksud adalah :

1. Kerja yang secara mental menantang, hal ini diukur sebab sering ada

kecenderungan para karyawan lebih menyukai pekerjaan-pekerjaan

yang sifatnya menantang yang memberi mereka.


7

2. Gaji dan insentif; karyawan lebih merasa terpuaskan bilamana mereka

disamping mendapatkan gaji pegawai negerinya, mereka juga

mendapatkan insentif lin seperti honor proyek, tambahan uang pakasi,

uang jalan maupun tambahan insentif lain.

3. Kesempatan untuk promosi, karyawan sebelum menduduki jabatan

tertentu, baik jabaan struktural maupun jabatan lainnya biasanya

didahului oleh pendidikan penjengan ataupun pendidikan atau

pelatihan-pelatihan lainnya. Hal ini yang kadang-kadang menjadi

persyaratan, namun sering menjadi masalah pula kalau ternyata

jabatan itu harus segera diisi, sementara karyawan yang memenuhi

persyaratan tadi tidak tersedia,

4. Kondisi kerja: karyawan lebih senang bekerja dengan lingkungan kerja

yang nyaman, bersih dan tidak berbahaya atau merepotkan, dekat

dengan rumah, fasilitas sarana dan prasarana kantor memadai dan

relatif modern.

5. Kesesuaian kepribadian pekerjaan; karyawan lebih suka akan

pekerjaannya yang sesuai dengan latar belakang pendidikan, bakat

yang dimiliki serta sesuai dengan keahlian dan pengalamannya selama

mereka bekerja. Kenyataan menunjukkan bahwa produktivitas dan

prestasi kerja karyawan kadang-kadang belum dicurahkan sepenuhnya

sesuai kecakapan dan kemampuan yang dimilikinya.

Hal ini kemungkinan disebabkan oleh berbagai faktor baik yang

bersifat internal maupun yang bersifat eksternal. Faktor-faktor yang

menjadi penyebab adalah kurangnya kepuasan berupa pemberian gaji

yang tidak seimbang, kurang penghargaan atas prestasi yang dicapai,

kondisi kerja yang kurang baik, lingkungan kerja yang kurang kondusif,

sarana dan prasarana kerja yang tidak memadai, kurangnya kesempatan


8

mengikuti pendidikan, kurangnya kesempatan untuk promosi serta

minimnya pemberian insentif.

Berdasarkan kondisi itulah, maka kinerja karyawan perlu mendapat

perhatian yang sungguh-sungguh dari pimpinan organisasi, karena dapat

mempengaruhi produktivitas, prestasi dan pencapaian tujuan organisasi,

sehingga dengan kepuasan yang tinggi cenderung mendorong

peningkatan produktivitas kerja pegawai ke arah yang lebih baik. Maka

daripada itu penulis tertantang agar dapat melakukan penelitian dengan

judul “Analisis Pengaruh Pekerja Secara Mental, Gaji, Kesempatan

Promosi, Kondisi Kerja dan Kesesuaian Pribadi Pekerja terhadap

kinerja pegawai pada kantor pelayanan pajak muara teweh”

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang dan rincian penjelasannya,

maka dapat ditarik permasalahan pokok pada penelitian ini sebagai

berikut:

1. Apakah Mental, Gaji, Kesempatan Promosi, Kondisi Kerja, dan

Kesesuaian Pribadi Pekerja berpengaruh signifikan secara Simultan

terhadap Kinerja pegawai Pada Kantor Pelayanan Pajak Muara Teweh ?

2. Apakah Mental, Gaji, Kesempatan Promosi, Kondisi Kerja, dan

Kesesuaian Pribadi Pekerja berpengaruh signifikan secara Parsial

terhadap Kinerja pegawai Pada Kantor Pelayanan Pajak Muara Teweh ?

3. Manakah diantara variabel tersebut yang berpengaruh secara dominan

terhadap Kinerja pegawai Pada Kantor Pelayanan Pajak Muara Teweh ?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah :


9

1. Untuk mengetahui dan menganalisis Apakah Mental, Gaji, Kesempatan

Promosi, Kondisi Kerja, dan Kesesuaian Pribadi Pekerja berpengaruh

signifikan secara Simultan terhadap Kinerja pegawai Pada Kantor

Pelayanan Pajak Muara Teweh.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis Apakah Mental, Gaji, Kesempatan

Promosi, Kondisi Kerja, dan Kesesuaian Pribadi Pekerja berpengaruh

signifikan secara Parsial terhadap Kinerja pegawai Pada Kantor

Pelayanan Pajak Muara Teweh

3. Untuk mengetahui dan menganalisis Manakah diantara variabel tersebut

yang berpengaruh secara dominan terhadap Kinerja pegawai Pada

Kantor Pelayanan Pajak Muara Teweh

1.4 Kegunaan Penelitian

Dengan adanya penelitian ini, maka manfaat yang didapat, adalah:

1. Aspek Akademis

Sebagai bahan referensi untuk penelitian di bidang manajemen

sumber daya manusia di masa yang akan datang, dan sebagai bahan

untuk menembah daftar pustaka di bidang manajemen sumber daya

manusia berdasarkan penerapan yang ada dalam kenyataan.

2. Aspek Pengembangan Ilmu Pengetahuan

Penelitian ini bermanfaat bagi semua orang yang membutuhkan ilmu

dan wawasan khususnya Mental, Gaji, Kesempatan Promosi, Kondisi

Kerja, dan Kesesuaian Pribadi Pekerja dan bagi penelitian

selanjutnya.

3. Aspek Praktis

Dapat di jadikan sebagai sumber informasi bagi pihak Kantor

Pelayanan Pajak Muara Teweh dalam usaha meningkatkan Kinerja


10

Pegawai dengan meningkatkan pula motivasi kerja dan kinerja para

pegawainya agar merasa lebih nyaman dan aman saat bekerja di

Kantor Pelayanan Pajak Muara Teweh dimasa sekarang maupun

masa yang akan datang.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen sumber daya manusia, disingkat MSDM, adalah

suatu ilmu atau cara bagaimana mengatur hubungan dan peranan

sumber daya (tenaga kerja) yang dimiliki oleh individu secara efisien

dan efektif serta dapat digunakan secara maksimal sehingga

tercapai tujuan (goal) bersama perusahaan, karyawan dan

masyarakat menjadi maksimal. MSDM didasari pada suatu konsep

bahwa setiap karyawan adalah manusia- bukan mesin - dan bukan

semata menjadi sumber daya bisnis.

Manajemen sumber daya manusia (SDM) adalah teknik atau

prosedur yang berhubungan dengan pengelolaan dan

pendayagunaan personalia sekolah/madrasah atau instansi (SDM),

baik tenaga edukatif maupun tenaga administratif secara efektif dan

efisien banyak tergantung pada kemampuan kepala

sekolah/madrasah baik sebagai manager dan pemimpin pada

lembaga pendidikan tersebut.

Beberapa pakar atau sumber yang akan memberikan

pandangan yang beragam tentang MSDM :

a. Pengertian MSDM menurut Marwansyah yaitu :

Pendayagunaan sumber daya manusia di dalam

organisasi yang dilakukan melalui fungsi-fungsi perencanaan

11
sumber daya manusia, rekrutmen dan seleksi, pengembanagan

sumber daya manusia, perencanaan dan pengembangan karir,

12
13

pemberian kompensasi dan kesejahtraan, keselamatan

dan kesehatan kerja, serta hubungan industrial.

b. Ivancevich menyatakan Human Resource Management is the

effective management of people at work. Human Resource

Management examines what can or should be done to make

working people more productive dan satisfie” atau ” manajemen

sumber daya manusia adalah pengelolaan yang efektif dari

manusia dalam pekerjaan mereka, (dan) manajemen sumber

daya manusia meneliti hal-hal yang dapat atau harus dilakukan

untuk menjadikan orang yang bekerja menjadi lebih produktif dan

lebih puas.

c. Adapun Dessler berpendapat bahwa Manajemen sumber daya

manusia adalah “ Proses memperoleh, melatih, menilai, dan

memberikan kompensasi kepada karyawan, memerhatikan

hubungan kerja mereka, kesehatan, keamanan, dan masalah

keadilan”.

Dengan definisi yang dikemukakan oleh para ahli tersebut

menunjukan demikian pentingnya manajemen sumber daya

manusia di dalam mencapai tujuan perusahaan, karyawan dan

masyarakat. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

Manajemen Sumber Daya Manusia adalah proses perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi terhadap sumber daya

manusia dalam organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan

efesien.
14

2.1.2.Teori Motivasi

Dalam pemberian motivasi terhadap para karyawan yang

terdiri dari berbagai budaya, maka seyogyanya seorang pimpinan

organisasi mampu menguasai konsep tentang motivasi.

Teori motivasi dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yaitu Teori

Kepuasan (Content Theory) dan Teori Proses (Process Theory) yang

penjelasannya adalah sebagai berikut:

1. Teori Motivasi Kepuasan

Teori ini berdasarkan pada faktor-faktor kebutuhan dan

kepuasan individu sehingga mereka mau melakukannya

aktivitasnya, jadi mengacu kepada diri seseorang. Teori ini

mencoba mencari tahu tentang kebutuhan apa yang dapat

memuaskan dan yang dapat mendorong semangat kerja

seseorang. Semakin tinggi standar kebutuhan dan kepuasan yang

diinginkan, maka semakin giat seseorang untuk bekerja. Teori

Kepuasan (content theory) ini yang dikenal antara lain :

a. Teori motivasi klasik dari Taylor, Menurut teori ini motivasi

pekerja hanya untuk dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasan

biologis saja yaitu hanya mempertahankan kelangsungan

hidup.

b. Teori hierarki kebutuhan (Need Hierarchi) dari Abraham Maslow

,Menurut teori ini kebutuhan dan kepuasan pekerja identik

dengan kebutuhan biologis dan psikologis, yaitu berupa materiil

maupun non materiil. Dasar teori ini adalah bahwa manusia

adalah makhluk yang keinginannya tak terbatas atau tanpa

henti, alat motivasinya adalah kepuasan yang belum terpenuhi

serta kebutuhannya berjenjang. Jenjang tersebut dapat


15

digambarkan dari yang paling rendah sampai yang paling tinggi

sebagai berikut :

1. Aktualisasi Diri Tinggi

2. Penghargaan

3. Sosialisasi

4. Rasa Aman

5. Kebutuhan Fisik (Psikologi) Rendah

c. Teori dua faktor (Two Factor) dari Frederick Herzberg, Pekerja

dalam melaksanakan pekerjaan dipengaruhi oleh dua faktor

utama yaitu merupakan kebutuhan, yaitu :

1). Faktor-faktor pemeliharaan (Maintenance Factor),

Merupakan faktor-faktor pemeliharaan yang berhubungan

dengan hakekat pekerja yang ingin memperoleh

ketentraman badaniah. Kebutuhan ini akan berlangsung

terus menerus seperti misalnya lapar – makan – kenyang –

lapar. Dalam bekerja, kebutuhan ini misalnya gaji, kepastian

pekerjaan dan supervisi yang baik. Jadi faktor-faktor ini

bukanlah sebagai motivator tetapi merupakan keharusan

bagi perusahaan.

2). Faktor-faktor motivasi (Motivation factor). Faktor-faktor ini

merupakan faktor-faktor motivasi yang menyangkut

kebutuhan psikologi yang berhubungan dengan

penghargaan terhadap pribadi yang secara langsung

berkaitan dengan pekerjaan, misalnya ruangan yang

nyaman, penempatan kerja yang sesuai dan yang lainnya.

Teori dua faktor ini disebut juga dengan konsep Higiene,

yang mencakup :
16

a). Isi pekerjaan

1. Prestasi

2. Pengakuan

3. Pekerjaan itu sendiri

4. Tanggungjawab

5. Pengembangan potensi individu

b). Faktor Higienis

1. Gaji dan upah

2. Kondisi kerja

3. Kebijakan dan administrasi perusahaan

4. Hubungan antara pribadi

5. Kualitas supervisi

Dari konsep higiene dapat diketahui bahwa dalam

perencanaan pekerjaan bagi pekerja haruslah senantiasa

terjadi keseimbangan antara kedua faktor ini.

d. Teori motivasi prestasi (Achievement Motivation) dari Mc.

Clelland, Teori ini menyatakan bahwa seseorang pekerja

memiliki energi potensial yang dapat dimanfaatkan tergantung

pada dorongan motivasi, situasi dan peluang yang ada.

Kebutuhan pekerja yang dapat memotivasi gairah kerja adalah :

- Kebutuhan akan prestasi

- Kebutuhan akan afiliasi

- Kebutuhan akan kekuasaan

e. Teori ERG (Existence, Relatedness and Growth) dari

Alderfer ,Teori ini merupakan penyempurnaan teori yang

dikemukakan Abraham Maslow dan menurut para ahli dianggap

lebih mendekati keadaan yang sebenarnya menurut data


17

empiris. Teori ini mengemukakan bahwa ada 3 kelompok

kebutuhan yang utama, yaitu:

- kebutuhan akan keberadaan (Existence)

- kebutuhan akan afiliasi (Relatednees)

- kebutuhan akan keamanan (Growth)

2. Teori Motivasi Proses

Teori ini berusaha setiap pekerja mau bekerja giat sesuai

dengan harapan daya penggerak yang memotivasi semangat kerja

terkandung dari harapan yang akan diperolehnya. Jika harapan

menjadi kenyataan, maka pekerja cenderung akan meningkatkan

kualitas kerjanya, begitu pula sebaliknya. Ada tiga macam teori

yang terkenal yaitu :

a. Teori Harapan (Expectance Theory)

Teori ini dikemukakan oleh Victor H. Vroom yang

mengatakan bahwa seseorang bekerja untuk merealisasi

harapan-harapan dari pekerja itu. Teori ini didasarkan kepada 3

komponen yaitu :

1). Harapan adalah suatu kesempatan yang disediakan dan

akan terjadi karena perilaku.

2). Nilai (value) merupakan nilai yang diakibatkan oleh perilaku

tertentu misalnya, nilai positif pada peristiwa terpilihnya

seseorang karena ingin dipilih, nilai negatif bila seseorang

kecewa karena tidak ingin dipilih serta acuh tak acuh bila

bernilai nol.

3). Peraturan (instrumentality) yaitu besarnya probabilitas jika

pekerja secara efektif apakah akan terpenuhi keinginan dan

kebutuhan tertentu yang diharapkannya.


18

b. Teori Keadilan (Equity Theory), Keadilan merupakan daya

penggerak yang memotivasikan semangat kerja seseorang, jadi

atasan harus bertindak adil terhadap semua bawahannya serta

obyektif. Jika prinsip ini diterapkan dengan baik maka

semangat kerja para karyawan cenderung akan meningkat.

c. Teori Pengukuhan (Reinforcement Theory) , Teori ini

didasarkan atas hubungan sebab akibat dari perilaku dengan

memberi kompensasi.

3. Teori X dan Y dari Mc. Gregor

Teori yang dicetuskan oleh Mc. Gregor pada asumsi

manusia secara jelas dan tegas dapat dibedakan atas manusia

penganut teori X dan teori Y.

a. Asumsi Teori X

- Karyawan rata-rata malas bekerja.

- Karyawan tidak berambisi untuk mencapai prestasi yang

optimal dan selalu dan selau menghindarkan tanggung

jawab.

- Karyawan lebih suka dibimbing, diperintah dan diawasi.

- Karyawan lebih mementingkan dirinya sendiri.

b. Asumsi Teori Y

- Karyawan rata-rata rajin bekerja.

- Pekerjaan tidak perlu dihindari dan dipaksakan, bahwa

banyak karyawan tidak betah karena ada yang dikerjakan.

- Dapat memikul tanggung jawab.

- Berambisi untuk maju dalam mencapai prestasi

- Karyawan berusaha untuk mencapai sasaran organisasi.


19

2.1.3.Tinjauan Teoritis Tentang Organisasi

Organisasi pada umumnya dapat dianggap sebagai sebuah

sistem terbuka. Artinya dalam kenyataan organisasi itu adalah

serangkaian kegiatan yang mempunyai tujuan umum dan untuk itulah

terdapat keluaran dan masukan. Keluaran biasnaya akan merupakan

produk dan jasa, sedang masukan akan berupa bahan baku, uang,

tenaga kerja dan sebagainya. Di dalam organisasi akan terdapat sub

sistem untuk menangani strategi, kegiatan-kegiatan, serta susunan

dan proses penunjang.

Setiap organisasi bersifat dinamis dan akan dipengaruhi

sedikit banyak oleh perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan

luar. Umpama, perubahan ekonomi akan mempengaruhi kinerja

bisnis dan perubahan di dalam perundang-undangan akan

mempunyai dampak pada cara organisasi melakukan (Cushway dan

Lodgem, 1995),

Suatu organisasi suatu unit terkoordinasi terdiri setidaknya

dua orang berfungsi mencapai satu sasaran atau serangkaian

sasaran. Jadi menurut Gibson, Invancevich dan Donelly (1996),

bahwa yang dimaksud dengan organisasi adalah suatu wadah yang

memungkinkan masyarakat dapat meraih hasil yang sebelumnya

tidak dapat dicapai oleh individu secara sendiri-sendiri. Sedangkan

menurut Robbins (1996), bahwa organisasi adalah suatu sosial yang

dikoordinasi secara sadar, yang tersusun atas dua orang atau lebih,

yang berfungsi atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai

suatu tujuan atau seperangkat tujuan bersama.

Kemudian Raymond E. Miles (1975 dalam Gomes 1999),

memberi batasan mengenai organisasi sebagai berikut : bahwa


20

organisasi tidak lebih daripada sekelompok orang yang berkumpul

bersama di sekitar suatu teknologi yang dipergunakan untuk

mengubah input-input dari lingkungan menjadi barang atau jasa-jasa

yang dapat dipasarkan.

Weber (1964 dalam Cusway dan Lodge, 1995) membuat

kategori organisasi menurut jenis wewenang yang dilaksanakan, ia

membedakan tiga jenis organisasi yaitu organisasi tradisional,

organisasi kharisma dan organisasi birokrasi. Sedangkan Katz dan

Khan (1978 dalam Cushway dan Lodge, 1995) membedakan empat

jenis organisasi yaitu organisasi produktif atau ekonomis, organisasi

perawatan, organisasi penyesuaian serta organisasi manajerial dan

politik.

Organisasi mempunyai unsur-unsur tertentu, dan unsur-unsur

inilah yang membedakan suatu organisasi dari organisasi yang lain.

Unsur-unsur utama yang sering dijadikan pedoman untuk

membedakan suatu organisasi dengan organisasi yang lain adalah :

tujuan-tujuan (goals), teknologi (technology), dan struktur (struktur).

Ketiga unsur organisasi tersebut sangat dipengaruhi oleh komponen-

komponen lingkungan organisasi tersebut, seperti kebutuhan

masyarakat, sumber daya yang tersedia, pengetahuan, nilai-nilai

sosial dan politik yang ada, dan lain-lain. Unsur-unsur organisasi

selanjutnya berpengaruh terhadap peranan dan perilaku manajer.

Sebaliknya peranan dan perilaku manajer mempengaruhi tujuan,

teknologi dan struktur organisasi, dan selanjutnya yang satu ini akan

mempengaruhi lingkungan beserta segenap komponennya.

Berdasarkan tujuan, orang dapat membedakan organisasi

yang mencari keuntungan, (profit organization), organisasi yang tidak


21

mengutamakan keuntungan (non profit organization), organisasi

publik dan organisasi swasta, organisasi sekretarian dan organisasi

non sekretarian dan lain-lain. Berdasarkan teknologi, orang dapat

membedakan organisasi berdasarkan sistem mekanik, otomasi,

computerized, bahkan mungkin robotisasi. Ada organisasi yang

masih sangat sederhana dalam penggunaan teknologi dan ada

organisasi yang jauh lebih canggih dalam menyerap dan

memanfaatkan teknologi. Berdasarkan struktur organisasi, orang bisa

membedakan organisasi yang besar dengan struktur yang sangat

piramid, kaku, rasional, dan sentralistik, dengan organisasi kecil yang

memiliki struktur sederhana dan luwes (Gomes, 1999).

1. Perilaku dan struktur organisasi

a. Perilaku organisasi

Perilaku organisasi adalah suatu bidang studi yang

memiliki dampak perorangan, kelompok, dan struktur pada

perilaku dalam organisasi dengan maksud menerapkan

pengetahuan semacam itu untuk memperbaiki keefektifan

organisasi (Robbins, 1996). Sedangkan Gibson, Ivancevich dan

Donelly (1996) mendefinisikan perilaku organisasi lebih luas

yaitu merupakan bidang studi yang mencakup teori, metode

dan prinsip-prinsip dari berbagai disiplin guna mempelajari

persepsi individu, nilai-nilai, kapasitas pembelajar individu, dan

tindakan-tindakan saat bekerja dalam kelompok dan di dalam

organisasi secara keseluruhan, menganalisis akibat lingkungan

eksternal terhadap organisasi dan sumber dayanya, misi,

sasaran dan strategis.


22

Perilaku organisasi dapat dipahami lewat suatu

penelaahan dari bagaimana organisasi itu dimulai tumbuh dan

berkembang, dan bagaimana pula suatu struktur, proses dan

nilai dari suatu sistem tumbuh bersama-sama yang

memungkinkan mereka dipelajari dan disesuaikan pada

lingkungan. Pandangan ini mempelajari organisasi sebagai

suatu sistem tempat tinggal (a living system), sebagai suatu

raksasa “amoeba” yang hidup di tempat tinggalnya sendiri. Titik

berat dari pemahaman perilaku organisasi itu adalah pada

tingkah laku dari organisasi, dan bagaimana perilaku dari

anggota-anggota organisasi mempengaruhi organisasi.

Sehingga oleh Kelly (1974 dalam Thoha 1998) merumuskan

perilaku organisasi sebagai suatu sistem studi dari sifat

organisasi seperti misalnya : bagaimana organisasi dimulaim

tumbuh dan berkembang, dan bagaimana pengaruhnya

terhadap anggota-anggota sebagai individu, kelompok-

kelompok pemilih, organisasi-organisasi lainnya, dan institusi-

institusi yang lebih baik.

Sebagai kesimpulan dan memahami pengertian perilaku

organisasi, maka dapat diberikan rangkuman yang menyeluruh

bahwa perilaku organisasi adalah secara langsung

berhubungan dengan pengertian, ramalan dan pengendalian

terhadap tingkah laku orang-orang di dalam suatu organisasi,

dan bagaimana perilaku orang-orang tersebut mempengaruhi

usaha-usaha untuk pencapaian tujuan organisasi. Ilmu perilaku

organisasi adalah ilmu interdisipliner dengan menitik beratkan

pada psikoligi sosial.


23

b. Struktur organisasi

Sebuah struktur organisasi adalah kerangka kerja yang

menjelaskan bagaimana sumber-sumber daya dan alur-alur

komunikasi serta pembuatan keputusan dialokasikan dan

ditangani (Cushway dan Lodge, 1995). Sedangkan pendapat

Robbins (1996) mengatakan bahwa struktur organisasi terdiri

dari hubungan antara pekerjaan dan kelompok pekerjaan yang

relatif tetap dan stabil, yang tujuan utamanya adalah

mempengaruhi perilaku individu dan kelompok guna mencapai

prestasi yang efektif. Lebih lanjut Gibson, Ivacevich dan Donelly

(1996) menjelaskan bahwa ada empat keputusan manajerial

utama yang menentukan struktur organisasi yaitu pembagian

pekerjaan, pendelegasian wewenang, departementalisasi

pekerjaan dalam kelompok dan penentuan rentang kendali

yang mana semuanya saling bergantung dan berhubungan.

Maksud utama struktur organisasi adalah memastikan

bahwa organisasi dirancang dengan cara yang paling baik

untuk mencapai sasaran-sasaran dan tujuan-tujuannya. Jadi

semua organisasi, betapapun kecilnya, mempunyai semacam

struktur, kalau tidak, maka organisasi-organisasi itu tidak akan

dikelompokkan sebagai organisasi dengan maksud umum,

tetapi cenderung sebagai perkumpulan perorangan.

Menurut Cushway dan Lodge (1995) bahwa struktur

organisasi dibuat untuk mencaai sejumlah tujuan untuk :

a. menunjang strategi organisasi;

b. mengorganisasikan sumberdaya dengan cara yang paling

efisien dan efektif;


24

c. mengadakan persiapan pembagian tugas dan

pertanggungjawaban yang efektif antara perorangan dan

kelompok;

d. memastikan koordinasi kegiatan organisasi yang efektif dan

menggambarkan proses pembuatan keputusan;

e. mengembangkan dan menggambarkan garis-garis

komunikasi ke atas, ke bawah dan keseluruh organisasi;

f. memungkinkan pemantauan dan peninjauan kegiatan-

kegiatan organisasi secara efektif;

g. menyediakan mekanisme untuk menyesuaikan diri dengan

perubahan pasar, produk dan keadaan lingkungan internal

dan eksternal;

h. memberikan sarana penanganan keadaan genting dan

masalah;

i. membantu memotivasi, mengatur dan memberi kepuasan

kerja kepada setiap anggota organisasi; dan

j. menyiapkan penggantian manajemen (suksesi).

Cushway dan Lodge (1995) juga menambahkan bahwa

ada beberapa faktor yang mempengaruhi struktur organisasi yaitu

sejarah, produk dan jasa, pelanggan dan pasar, proses, manusia,

ukuran, teknologi dan geografi. Sedangkan kekuatan utama yang

telah diidentifikasi sebagai penyebab atau penentu dari suatu

struktur organisasi yaitu strategi, ukuran organisasi, teknologi dan

lingkungan (Robbins, 1996),

2. Teori Motivasi Kepuasan

Literatur dan praktik yang menyangkut proses perubahan

organisasi tidak dapat diklasifikasikan dengan mudah karena


25

belum mantapnya aspek perilaku organisasi. Konsep

konseptualisasi dan teori serta arti dan penafsirannya masih

merupakan ini ketidak sepakatan. Akhir-akhir ini perubahan

organisasi ada kecenderungan menggunakan istilah

pengembangan organisasi untuk mengacu pada proses persiapan

dan pengelolaan perubahan.

Pengembangan organisasi menekankan proses di mana

orang-orang dalam organisasi menjadi lebih sadar atas diri mereka

sendiri dan orang lain. Penekanan- nya pada keadaan kejiwaan

pegawai yang menghambat kemampuan mereka berkomunikasi

dan berinteraksi dengan anggota lainnya dalam berorganisasi.

Asumsinya di sini adalah bahwa keefektifan organisasi dapat

ditingkatkan apabila orang-orang dapat membicarakan berbagai

isyu secara jujur dan terbuka.

Ada tiga sub tujuan pengembangan organisasi adalah

“mengubah sikap dalam organisasi tidak memiliki ketrampilan

teknis yang diperlukan untuk atau nilai, memodifikasi perilaku, dan

menimbulkan perubahan struktur dan kebijaksanaan”. Akan tetapi

dapat dimengerti bahwa strategi pengembangan organisasi

mungkin hanya menekankan salah satu dari ketiga sub tujuan itu.

Tambahan pula bahwa konsep pengembangan organisasi harus

mencakup program yang bertujuan memberikan ketrampilan teknis

bagi pegawai. Sangat dimungkinkan bahwa perubahan efektif

tidak sederhana yang dibayangkan apabila orang-orang

menanggulanginya. Pimpinan mungkin berpendapat bahwa sikap,

perilaku dan struktur telah sesuai, namun organisasi tidak dapat

menanggapi perubahan karena pegawai utama sama sekali tidak


26

memiliki kemampuan yang dibutuhkan menanggapinya.

Pengembangan organisasi memiliki karakteristik khusus yaitu :

a. Terencana, Bahwa pengembangan organisasi adalah

pendekatan berdasarkan data terhadap perubahan yang

melibatkan semua unsur yang tercakup dalam perencanaan

manajerial.

b. Berorientasi masalah, Pengembangan organisasi berupaya

menerapkan teori dan penelitian dari sejumlah disiplin,

termasuk ilmu perilaku, untuk memecahkan berbagai masalah

organisasi.

c. Mencerminkan pendekatan sistem, Pengembangan organsasi

adalah pendekatan sistemik dan sistematik. Pengembangan

organisasi merupakan cara untuk lebih mengaitkan

sumberdaya manusia dan potensi organisasi dengan teknologi,

struktur dan proses manajemen.

d. Merupakan bagian integral dari proses manajemen

Pengembangan organisasi bukanlah sesuatu yang dilakukan

terhadap organisasi oleh pihak luar. Pengembangan organisasi

merupakan cara mengelola proses perubahan organisasi.

e. Pengembangan organisasi bukan strategi “mapan”

Pengembangan organisasi adalah proses berkelanjutan yang

berlangsung terus menerus. Pengembangan organisasi

bukanlah serangkaian aktivitas ad hoc yang dirancang untuk

menerapkan perubahan spesifik. Diperlukan waktu bagi

pengembangan organisasi untuk menjadi cara hidup dalam

organisasi.
27

f. Berfokus bagi peningkatan Pengembangan organisasi

menekankan pada pengembangan. Pengembangan organisasi

bukan sekedar ditujukan bagi organisasi yang “sakit” atau

organisasi yang “sehat”. Pengembangan organisasi merupakan

peningkatan yang bermanfaat bagi semua organisasi

umumnya.

g. Berorientasi tindakan Fokus pengembangan organisasi adalah

penyelesaian dari hasil. Tidak sama halnya dengan pendekatan

perubahan yang cenderung menguraikan bagaimana

berlangsungnya perubahan organisasi, penekanan

pengembangan organisasi adalah pada penyelesaian hal-hal.

h. Berdasarkan teori dan praktek yang sehat Pengembangan

organisasi bukan tipu muslihat atau pekerjaan yang iseng.

Pengembangan organisasi berdasarkan teori dan penelitian

dari sejumlah disiplin.

2.1.4 Pengertian Kepuasan Kerja

Perkembangan ilmu pengetahuan dewasa ini semakin pesat

terutama dalam bidang teknologi, hal ini mengakibatkan menurunnya

prosentase penggunaan tenaga manusia dalam bidang industri.

Dengan ditemukannya mesin-mesin serta penggunaannya

dalam industri telah mendesak fungsi dari tenaga manusia namun

tetap memegang peranan yang cukup penting. Betapapun

sempurnanya peralatan kerja, katakanlah hanya sebagai penekan

tombol untuk menjalankan mesin, maka pabrik tersebut tiada artinya,

tidak ubahnya seonggok besi tua yang menantikan saat

kemusnahannya.
28

Dikatakan oleh Louis A. Allen dalam Asad (1998 : 1030

tentang pentingnya unsur manusia dalam menjalankan roda industri :

“Betapapun sempurnanya rencana-rencana, organisasi, dan

pengawasan serta penelitiannya, bila mereka tidak dapat

menjalankan tugasnya dengan minat dan gembira, maka suatu

perusahaan tidak akan mencapai hasil sebanyak yang sebenarnya

yang dapat dicapainya”.

Dari uraian Allen ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor

manusia cukup berperan dalam mencapai hasil sesuai dengan tujuan

perusahaan. Memberikan motivasi agar dicapai kepuasan kerja bagi

karyawan merupakan kewajiban bagi setiap pimpinan perusahaan.

Pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yang paling

bersifat individual. Setiap individu akan memiliki tingkat kepuasan

yang berbeda sesuai dengan sistem nilai-nilai yang berlaku pada

dirinya. Ini disebabkan karena adanya perbedaan pada masing-

masing individu. Semakin banyak aspek-aspek dalam pekerjaan yang

sesuai dengan keinginan individu tersebut, maka semakin tinggi

tingkat kepuasan yang dirasakannya dan sebaliknya.

Mengenai bahasan atau definisi kepuasan menurut hemat

penulisan belum ada keseragaman. Walaupun demikian sebenarnya

tidaklah terdapat perbedaan yang prinsip dari padanya.

Menurut Wexley dan Yulk dalam Asas (1998 : 104) yang

disebut kepuasan kerja ialah “The Way Employee Feels About His /

Her Job”. Ini berarti kepuasan kerja sebagai perasaan seseorang

terhadap pekerjaannya.

Kemudian Blum dalam Asad (1998 : 104) mengemukakan

bahwa kepuasan kerja merupakan sikap umum yang merupakan


29

hasil dari beberapa sikap khusus terhadap faktor-faktor pekerjaan,

penyesuaian diri dan hubungan sosial individual di luar kerja.

Dari pengetahuan tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan

bahwa, kepuasan kerja menurut Blum adalah bagaimana tingkah laku

karyawan setiap harinya dalam bekerja termasuk juga hubungan

mereka dengan teman kerjanya dan atasannya serta hubungan

dengan lingkungan tempat ia bekerja.

Tiffin dalam Asad (1998 : 104) berpendapat bahwa kepuasan

bekerja berhubungan erat dengan sikap dari karyawan terhadap

pekerjaannya sendiri, situasi kerja, kerja sama antara pimpinan

dengan sesama karyawan.

Handoko (1998 : 103) mengemukakan bahwa kepuasan kerja

(Job Satisfaction) adalah keadaan emosional yang menyenangkan

atau tidak menyenangkan dengan mana para karyawan memandang

pekerjaan mereka. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan

seseorang terhadap pekerjaannya. Ini nampak dalam sikap positif

karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi di

lingkungan kerjanya. Departemen personalia atau manajemen harus

senantiasa memonitor kepuasan kerja, karena hal itu mempengaruhi

tingkat absensi, semangat kerja, keluhan-keluhan dan masalah-

masalah personalia vital lainnya.

Kemudian Strauss dan Sayles dalam Handoko (1998 : 196)

bahwa kepuasan kerja juga untuk aktualisasi diri. Karyawan yang

tidak memperoleh kepuasan tidak akan pernah mencapai

kematangan psikologis, dan pada gilirannya akan menjadi frustrasi.

Karyawan seperti ini akan sering melamun mempunyai semangat

kerja lemah, cepat lelah dan bosan, emosinya tidak stabil. sering
30

absen dan melakukan kesibukan yang tidak ada hubungannya

dengan pekerjaan yang harus dilakukan. Sedangkan karyawan yang

mendapatkan kepuasan kerja biasanya mempunyai catatan

kehadiran dan perputaran yang lebih baik, kurang aktif dalam

kegiatan serikat karyawan, dan (kadang-kadang) berprestasi kerja

lebih baik dari pada karyawan yang tidak memperoleh kepuasan

kerja. Oleh karena itu kepuasan kerja mempunyai arti penting baik

karyawan maupun perusahaan, terutama karena menciptakan

keadaan positif di dalam lingkungan kerja perusahaan.

Dari batasan-batasan mengenai kepuasan kerja di atas

sebenarnya batasan yang sederhana operasional menurut hemat

penulis adalah “Perasaan Seseorang Terhadap Pekerjaan”. Ini berarti

bahwa konsepsi keputusan kerja semacam ini melihat kepuasan

kerja itu sebagai hasil interaksi manusia dengan lingkungan kerjanya.

Jadi diterminasi kepuasan kerja ini meliputi perbedaan individu

(individual differences) maupun situasi lingkungan pekerjaan.

Disamping itu, perasaan orang terhadap pekerjaan tentulah sekaligus

merupakan refleksi dari sikapnya terhadap pekerjaan.

2.1.5.Teori-teori Kepuasan Kerja

Menurut Wexley dan Yulk dalam Asas (1998 : 104) dalam

bukunya yang berjudul Organizational Behavior and Personnel

Psychology, teori-teori tentang kepuasan kerja ada tiga macam yang

lazim dikenal yaitu:

1. Discrepancy theory

Teori ini pertama kali dipelopori oleh Porter dalam Asad

(1998 : 105) Porter mengukur kepuasan kerja seseorang dengan


31

menghitung selisih antara apa yang seharusnya dengan

kenyataan yang dirasakan (difference between how much of

something there should be and how much there “is now”).

Kemudian Locke dalam Asad (1998 : 105) menerangkan

bahwa kepuasan kerja seseorang bergantung kepada discrepancy

antara Should be (expectation, need atau values) dengan apa

yang menurut perasaannya atau persepsinya telah diperoleh atau

dicapai melalui pekerjaan. Dengan demikian orang akan merasa

puas bila tidak ada perbedaan yang diinginkan dengan

persepsinya atas kenyataan, karena batas minimum yang

diinginkan telah terpenuhi.

Apabila yang didapat ternyata lebih besar daripada yang

diinginkan, maka orang akan menjadi lebih puas lagi walaupun

terdapat discrepancy yang positif. Sebaliknya makin jauh

kenyataan yang dirasakannya itu dibawah standar minimum

sehingga menjadi negative discrepancy, maka besar pula

ketidakpuasan seseorang terhadap pekerjaan.

Menurut penelitian yang dilakukan Wanous dan Lowher

dalam Asad (1998 : 105) menemukan bahwa sikap karyawan

terhadap pekerjaan tergantung bagaimana discrepancy itu

dirasakannya.

2. Equity Theory

Menurut Locke dalam Asad (1998 : 105) prinsip dari teori ini

adalah bahwa orang akan merasa puas atau tidak puas,

tergantung apakah ia merasakan adanya keadilan (equity) atau

tidak atas sesuatu situasi. Perasaan equity dan inquity atas suatu
32

situasi, diperoleh orang dengan cara membandingkan dirinya

dengan orang lain yang sekelas, sekantor maupun di tempat lain.

Menurut teori ini elemen-elemen dari equity ada tiga yaitu :

input, outcomes, comparison person dan equity – inequity (Wexley

dan Yulk dalam Asad (1998 : 106). Yang dimaksud dengan input

ialah anything of value that an employee perceives that he

contributes to this job. Ini berarti input ialah segala sesuatu yang

berharga yang dirasakan karyawan sebagai sumbangan terhadap

pekerjaan. Dalam hal ini misalnya : education, experience, skills.

Amount of effort expected, number of hours worked, and personal

tools dan sebagainya.

Adapun yang dimaksud outcomes ialah : “anything of value

that the employee perceives he obtains from the job”. Ini berarti

outcomes adalah segala sesuatu yang berharga, yang dirasakan

karyawan sebagai “hasil” dari pekerjaannya seperti misalnya : pay,

fringe benefits, status symbol, recognition, opportunity for

achievement or self expression. Sedangkan yang dimaksud

dengan comparion persons ialah kepada orang lain dengan siapa

karyawan membandingkan resio input outcomes yang dimilikinya.

Comparison persons ini biasa berupa seseorang di perusahaan

yang sama atau di tempat lain, atau biasa pula dengan dirinya

sendiri di waktu lampau.

Menurut teori ini, setiap karyawan akan membandingkan

rasio input – outcomes orang lain (comparison person). Bila

perbandingan itu dianggapnya cukup adil (equity), maka ia merasa

puas. Bila perbandingan itu tidak seimbang tetapi menguntungkan

(over compensation inequity), bias menimbulkan kepuasan tetapi


33

bias pula tidak (misalnya pada orang yang moralis). Tetapi bila

perbandingan itu tidak seimbang dan merugikan (under

compensation inequity) akan timbul ketidak puasan (Wexley dan

Yulk dalam Asad, 1998 : 106).

Adapun kelemahan dari teori ini ialah kenyataan bahwa

kepuasan orang juga ditentukan oleh individual difference

(misalnya saja pada waktu orang melamar pekerjaan apabila

ditanya besarnya upah/gaji yang diinginkan). Selain itu liniernya

hubungan antara besarnya kompensasi (misalnya upah) dengan

tingkat kepuasan lebih banyak bertentangan dengan kenyataan

(Locke dalam Asad, 1998 : 107).

3. Two Factor Theory

Prinsip teori ini ialah bahwa kepuasan kerja dan ketidak

puasan kerja (job dissatisfaction) itu merupakan dua hal yang

berbeda (Herzberg dalam Asad, 1998 : 108). Artinya kepuasan

dan ketidakpuasan terhadap pekerjaan itu tidak merupakan suatu

variabel yang kontinyu.

Teori ini pertama kali ditemukan oleh Herzberg dalam Asad

(1998 : 108). Berdasarkan atas hasil penelitian beliau, membagi

situasi yang mempengaruhi sikap seseorang terhadap

pekerjaannya menjadi dua kelompok yaitu : kelompok satisfiers

atau motivator dan kelompok dissatisfiers atau hygiene factor.

Satisfiers (motivator) ialah faktor-faktor atau situasi yang

dibuktikannya sebagai sumber kepuasan kerja yang terdiri dari :

achievment. recognation, work it self, responsibility and

advancement. Dikatakannya bahwa hadirnya faktor ini akan


34

menimbulkan kepuasan, tetapi tidak hadirnya faktor ini tidaklah

selalu mengakibatkan ketidakpuasan.

Dissatisfiers (hygiene factor) ialah faktor-faktor yang terbukti

menjadi sumber ketidakpuasan, yang terdiri dari : company policy

and administration, supervison technical, salary, inter personal

relation, working condition, job security dan status (Wexley dan

Yulk dalam Asad, 1998 : 108).

Jadi menurut teori ini perbaikan salary dan working condition

tidak akan menimbulkan kepuasan tetapi hanya mengurangi

ketidakpuasan. Selanjutnya dikatakan oleh Herzberg, bahwa yang

biasa memacu orang untuk bekerja dengan baik dan bergairah

(motivator) hanyalah kelompok satisfiers. Untuk satisfiers ini

kadang-kadang diberi nama lain sebagai intrinsic, factor, job

content dan motivator. Sedangkan sebutan lain yang sering

digunakan untuk dissastisfiers ialah extrinsic, job contens dan

hygiene factor. Dalam perkembangan selanjutnya satisfiers dan

dissatisfiers ini dipasangkan (dibuat berpasangan) dengan teori

motivasi dari Maslow. Pada satisfiers berhubungan dengan higher,

order needs (social needs dan self actualization needs),

sedangkan pada disssatisfiers disebutkan sebagai tempat

pemenuhan lower order needs (Physiological needs, safety and

security dari sebagian dari social needs).

Model dua faktor pendukung sekaligus disangkal oleeh

analisa lainnya tentang motivasi. Semua kritik terhadap model itu

umumnya menyanggah gagasan tentang adanya dua faktor

terpisah yang mempengaruhi motivasi. Mereka percaya bahwa

motivasi berdasarkan atas satu faktor di sepanjang suatu


35

kontinum, dan bukan dua faktor. Kritik lain mengemukakan model

itu tidak memberi tekanan secukupnya pada bayaran, status, dan

hubungan dengan orang lain yang dipandang merupakan faktor

pemeliharaan, padahal hal-hal itu sebenarnya mampu

menimbulkan motivasi (Devis dan Newstrom, 1990 : 74).

Meskipun banyak kritik yang dilontarkan, model ini tetap

berguna karena membedakan faktor yang memotivasi pegawai

dengan faktor yang semata-mata membantu untuk

mempertahankan pegawai agar dalam kondisi yang siap

dimotivasi. Perkembangan yang penting dari gagasan dua faktor

adalah pemerkayaan pekerjaan (Quality of work life).

Suatu kelanjutan dari analisa Herzberg dikembangkan oleh

M. Scoot Myers dalam Manullang (1987 : 109). Myers

menerangkan dua tipe karyawan yang dimotivasi oleh

keberhasilan pelaksanaan, tanggung jawab, pertumbuhan,

perkembangan, pekerjaan itu sendiri dan pengakuan. Dengan

demikian, ia dimotivasi seperti dikatakan Herzberg oleh faktor-

faktor pemuas. Tetapi mengelak motivasi cenderung untuk

mengelak kesempatan motivasi dan biasanya terlalu memikirkan

atau meras tidak puas dengan faktor-faktor seperti upah,

tunjangan supervisi, kondisi-kondisi kerja dan kebijakan serta

administrasi perusahaan. Ancaman negatif dari pengelak motivasi

memberinya sedikit kepuasan dari keberhasilan pelaksana.

Dari ketiga teori di atas, pemeliharaan atas teori mana yang

akan dipakai adalah bergantung pada tujuan pemakainya. Kalau

orang akan mencari aspek-aspek pekerjaan yang merupakan

sumber kepuasan kerja atau ketidakpuasan kerja di suatu tempat,


36

maka teori dua faktor merupakan pilihan yang lebih tepat. Kalau

orang ingin mengetahui kepuasan terhadap golongan gaji atau

pangkat, mungkin sekali Equity Theory akan lebih relevan. Dan

apabila orang akan memprediksi efek dari kepuasan kerja, maka

discrepance theory akan lebih cocok, karena lebih mencerminkan

konsep tingkah laku yang multiple determinism. Unsure what

should be dalam discrepance theory sebenarnya ditentukan oleh

interaksi antara personality characteristics dengan situational

variables (misalnya lingkungan kerja).

2.1.6.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja

Banyak hasil penelitian yang memperlihatkan bahwa kepuasan

dari pekerjaan sangat dipengaruhi faktor-faktor :

1. Pekerjaan itu sendiri (work it self)

2. Gaji (salary)

3. Supervisi (supervision)

4. Kesempatan untuk promosi (opportunity for promotion)

5. Ciri-ciri/sifat para rekan sekerja.

Juga ditunjukkan olehnya bahwa salah satu di antara faktor-

faktor yang disebut (atau lebih) dapat menjadi sumber kepuasan

untuk kelompok pekerja tertentu tetapi bagi kelompok lain, ia akan

menjadi sumber ketidakpuasan (The Cornell Studies of Job

Satisfaction dalam Winardi, 1992 : 135). Faktor-faktor yang

dikemukakan juga berubah artinya bagi individu tertentu; maksudnya

apa yang dianggap memuaskan hari ini, mungkin esok harinya sudah

tidak memuaskan lagi karena kebutuhan dan tujuan-tujuan individu

berubah.
37

Faktor lain yang berkaitan dengan kepuasan meliputi jaminan

kerja, kondisi kerja, kesempatan untuk berprestasi atau

mengekspresikan diri, status, pengakuan, umur. Sikap pimpinan,

diklat, insentif, tanggung jawab, kebijaksanaan dan administrasi

perusahaan, serta hubungan antara manajer dengan karyawan.

Agar kepuasan dari pekerjaan dapat ditempatkan dalam

peranannya yang tepat sebagai variable sebagai dependen yang

merupakan hasil dari seluruh situasi kerja, maka perlu dikaitkan

dengan moril (morale) dengan menghubungkannya dengan situasi

pekerja total dan bukan hanya dengan kepuasan diri pekerjaan saja.

2.1.7.Pengukuran Kepuasan Kerja (Measurement of Job Attitudes)

Kepuasan kerja ini ternyata pengukurannya sangat bervariasi,

baik dari segi analisa statistiknya maupun pengumpulan datanya.

Informasi yang didapat dari kepuasan kerja ini bias melalui tanya

jawab secara perorangan, dengan angket ataupun dengan

pertemuan suatu kelompok kerja. Kalau menggunakan tanya jawab

(interview) sebagai alatnya maka sebagai karyawan diminta untuk

merumuskan tentang perasaannya terhadap aspek-aspek pekerjaan

(self report). Cara yang lain adalah dengan mengamati sikap dan

tingkah laku orang tersebut.

Dari asumsi dari “self report” adalah hanya orangnya

sendirilah yang paling tahu persis bagaimana perasaannya terhadap

pekerjaan, dan jenis ini yang sering dipakai banyak orang. Akan

tetapi untuk jenis ini ternyata banyak pula variasinya. Ada yang

pertanyaan langsung terhadap perasaan orang, ada pula yang

memakai pertanyaan tidak langsung. Adapun model yang lain,


38

menggunakan suatu skala fixed – response items yang disebut job

descriptive index. Model fixed response skala yang didasarkan pada

teori discrepance di mana setiap item ada 2 pertanyaan, yaitu untuk

should be dan yang satunya untuk is now (Porter dalam Asad, 1998 :

119).

2.2. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang telah dipelajari dan dijadikan bahan masukan oleh

peneliti mengenai kepuasan kerja yang mempunyai kaitan dengan

penelitian yang akan dilakukannya, sebagai berikut :

1. Penelitian Sudjatmiko (2005), yang melakukan penelitian mengenai

pengaruh motivasi dan kepuasan kerja terhadap prestasi kerja.

Penelitian ini menerapkan teori harapan dari Victor Vroom. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa variabel kepuasan kerja dan motivasi

mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap prestasi kerja

di Palangka Raya.

2. Penelitian Machmud A. (1996) yang melakukan penelitian mengenai

analisis faktor-faktor kepuasan kerja dan hubungannya dengan

produktivitas Tenaga Akademik Honorer Sekolah-Sekolah Dasar Negeri

di Palangka Raya. Penelitian ini didasarkan pada teori motivasi dari

Herzberg. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan

tingkat kepuasan kerja di antara Tenaga Akademik Honorer dan juga

terdapat korelasi positif antara kepuasan kerja dengan produktivitas.

3. Penelitian Damayanti (2007) yang melakukan penelitian mengenai

kepuasan, motivasi dan pelatihan mahasiswa sebagai pemain

perkumpulan (club) sepak bola di Banjarmasin. Penelitian ini

menggunakan metode survai dengan teknik kuesioner dengan


39

menggunakan skala Guttman dan datanya dianalisis secara diskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 39,41% motivasi yang datang dari

dalam mahasiswa, 29,47% kepuasan untuk tujuan-tujuan tertentu,

24,75% motivasi sebagai hubungan sosial dan 6,35% motivasi yang

datang dari luar diri mahasiswa.

4. Penelitian Sitorus (2007) yang melakukan penelitian mengenai

hubungan antara kepuasan kerja dan peningkatan produktivitas

persuahaan di kantor daerah Telekomunikasi Palangka Raya. Penelitian

ini menerapkan teori kebutuhan Mc Clelland dengan menggunakan alat

analisis korelasi rank Spearman. Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa terdapat hubungan antara motivasi kerja pegawai dan

peningkatan produktivitas. Dari ketiga kebutuhan yang memotivasi

pegawai yaitu kebutuhan berprestasi, afiliasi dan kekuasaan, maka

kebutuhan afiliasi mempunyai kontribusi terbesar terhadap produktivitas

perusahaan.

5. Persamaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya

terletak pada teknik pengumpulan data dan model analisis. Teknik yang

digunakan dalam pengumpulan data adalah metode survai dengan

kuesioner. Model analisis dalam penelitian sebelumnya adalah analisis

regresi (Sudjatmiko) dan penelitian ini menggunakan analisis regresi

linier berganda.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya

terletak pada landasan teori kepuasan kerja, obyek penelitian dan model

analisis. Pada penelitian sebelumnya landasan teori harapan dari Victor

Vroom (Sudjatmiko), teori dua faktor dari Herzberg (Machmud A), teori

kebutuhan Mc Clelland (Damayanti) dan dalam penelitian ini berlandaskan

pada teori kebutuhan dari Maslow. Obyek penelitian sebelumnya kinerja


40

suatu perusahaan AJB 812 Probolinggo (Sudjatmiko), kinerja perusahaan

negara Telkom Bandung (Sitorus), kinerja tenaga akademik Honorer

Wilayah Palangka Raya dan penelitian ini obyeknya pada kinerja Pelatih

Olahraga di Daerah Palangka Raya. Model amalisis penelitian sebelumnya

menggunakan korelasi dan analisis secara diskriptif (Sitorus, Machmud A.,

Damayanti) dan penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda

(Miltiple Linear Regression).


BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

3.1. Kerangka Konseptual

Pegawai sebagai salah satu sumber daya potensial dan sangat

strategis memegang peranan penting dalam rangka pencapaian

produktivitas organisasi.

Produktivitas suatu organisasi dapat dicapai bilamana para pegawai

merasakan tingkat kinerja karyawan yang memadai. Untuk maksud

tersebut sehingga dilakukan penelitian pada Kantor Pelayanan Pajak

Muara Teweh dengan mengambil sampel beberapa orang pegawai, tingkat

golongan, jenis kelamin, tingkat eselon dan jenjang kepangkatan.

Dasar teori dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi kinerja karyawan yaitu pekerjaan yang secara mental

menantang, gaji/insentif yang pantas, kesempatan untuk promosi, kondisi

kerja yang mendukung, dan kesesuaian kepribadian pekerjaan.

Untuk mengoptimalkan potensi para pegawai dalam melaksanakan

tugasnya, tentu diperlukan tingkatan kerja yang memadai agar dapat

dicapai tingkat kinerja yang memadai agar dapat dicapai tingkat

produktivitas yang lebih baik.

Selanjutnya pada tahap diagnosis aktivitas pegawai, maka organisasi

akan mendapat gambaran tentang produktivitas para pegawai. Kalau

tingkat kinerja karyawannya kurang maka akan berdampak tidak

tercapainya produktivitas kerja organisasi sehingga ada keberpihakkan

seseorang kepada pekerjaannya.

Untuk membuktikan kebenaran hipotesis dan memecahkan

permasalahan pokok, maka akan dilakukan suatu analisa.

41
42

Berdasarkan pengamatan peneliti bahwa kelima variabel mempunyai

tingkat pengaruh yang berbeda-beda, namun setiap variabel tidak dapat

dipisah-pisahkan dan bersifat kumulatif. Oleh karena itu, metode analisis

yang sesuai untuk menguji kelima faktor yang berpengaruh terhadap tingkat

kinerja karyawan adalah metode Ekspektasi (Sudjana, 1996).

Kerangka konseptual atau kerangka berfikir merupakan penjelasan

sementara terhadap gejala yang menjadi objek permasalahan menurut

(Sujarweni, 2015:67). Berdasarkan teori yang diuraikan seta penelitian

terdahulu, kerangka konseptual penelitian ini dapat digambarkan sebagai

berikut, Untuk mempermudah memahami tesis penelitian ini, maka peneliti

merumuskan kerangka konseptual sebagai berikut :


43

Mental (X1) H3
Budaya Organisasi
(X1)
H2 Kinerja Pegawai (Y)

Lingkungan kerja
Gaji (X2)
(X2 H1
H2

Kesempatan Promosi
(X3) H2

Kondisi Kerja (X4)

Kesesuaian Pribadi
Pekerja (X5)

H1

Keterangan :
: Parsial
: Simultan

Gambar : 3.1. Kerangka Konseptual Penelitian


Sumber : Diolah peneliti, 2021

3.2. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan

masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan

dalam bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2018:64). Sedangkan

menurut Suharsimi (2016:71) hipotesis merupakan suatu jawaban yang

bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti


44

melalui data yang terkumpul. Dikatakan sementara karena jawaban yang

diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan

pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi

hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap

rumusan masalah penelitian dan belum ada jawaban empiris. Penolakan

dan penerimaan hipotesis tergantung pada hasil penyelidikan

terhadap fakta-fakta. Dengan demikian, hipotesis adalah suatu teori

sementara yang kebenarannya masih perlu diuji. Berdasarkan landasan

teori di atas, dapat disusun hipotesis penelitian sebagai berikut:

H1 = Mental, Gaji, Kesempatan Promosi, Kondisi Kerja dan Kesesuaian

Pribadi Pekerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai Kantor

Pelayanan Pajak Muara Teweh

H2 = Mental, Gaji, Kesempatan Promosi, Kondisi Kerja dan Kesesuaian

Pribadi Pekerja berpengaruh signifikan secara Parsial terhadap

terhadap kinerja pegawai Kantor Pelayanan Pajak Muara Teweh

H3 = Terdapat variabel yang berpengaruh secara dominan terhadap

terhadap kinerja pegawai Kantor Pelayanan Pajak Muara Teweh


BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional (kuantitatif) yaitu

penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan sejumlah data

untuk melihat apakah terdapat suatu keterkaitan antara variabel bebas

(independent) yaitu Mental (X1), Gaji (X2), Kesempatan Promosi (X3),

Kondisi Kerja (X4) dan Kesesuaian Pribadi Pekerja (X5) dengan variabel

terikatnya (dependent) yaitu Kinerja Pegawai (Y) sehingga dapat

diperoleh hubungan yang signifikan atau hubungan yang tidak signifikan

antara variabel bebasnya. Data yang sudah didapat kemudian diolah

menggunakan program SPSS Versi 25

4.2. Definisi Operasional Variabel

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

tentang hal tersebut (Sugiyono, 2007:2). Variabel diartikan sebagai objek

penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian

(Suharsimi, 2006:118). Variabel dalam penelitian ini adalah Variabel Bebas

(X) Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi

sebab berubahnya atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono,2017:4).

Dibawah ini adalah variabel yang timbul pada penelitian ini.

Variabel Terikat

Y) Kinerja Karyawan

45
46

kinerja karyawan (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas

dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam

melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan

kepadanya.

(1) Kualitas Kerja

(2) Kuantitas

(3) Ketepatan Waktu

(4) Efektifitas

(5) Kemandirian.

Variabel Bebas

X1. Mental, Sebagai karyawan Kantor Pelayanan Pajak Muara Teweh tentu

saja melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan mentaati jam kerja

yang telah ditetapkan, target waktu penyelesaian tugas, membuat

laporan secara rutin, bekerja dengan kebebasan maupun berkreasi

serta menghendaki perhatian atau umpan balik dari pimpinan unit kerja.

Indikatornya adalah :

1. Menilai Diri.

2. Spontanitas dan Perasaan Memadai Terhadap Orang Lain.

3. Kontak dengan Realita.

4. Infografis Depresi

X2. Gaji / Insentif ; yaitu keseluruhan uang yang diterima oleh karyawan

perbulan berkenaan dengan tingkat beban kerja yang diisyaratkan oleh

pemberi pekerjaan yang dalam hal ini adalah pimpinan unit kerja

masing-masing indikatornya adalah :

a. Kelayakan

b. Motivasi Kerja

c. Kepuasan Kerja

46
47

X3.Kesempatan untuk promosi ; adalah upaya-upaya yang dilakukan oleh

pimpinan manajemen terhadap para karyawan agar dapat menduduki

suatu jabatan tertentu. Indikatornya adalah ;

1. Karyawan yang Loyal dan Berintegritas

2. Kreatif dan Inisiatif. ...

3. Bisa Memberikan Solusi

4. Mau Berbagi Ilmu.

5. Profesional dalam Bekerja.

X4.Kondisi Kerja

1. sarana

2. Prasarana

3. Lingkungan Kantor bersih

4. Temperatur Udara/ Cahaya tidak ekstrim

5. Fasilitas relatif modern.

X5.Kesesuaian Kepribadian Pekerjaan, Di kantor dibutuhkan seseorang

staf yang handal dan cakap untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Hal

ini biasa terwujud apabila kepribadian seseorang itu sesuai dengna

tugas pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Untuk mengukur skala

kesesuaian kepribadian pekerjaan tersebut, maka akan diuji di kantor

keberhasilannya sebagai berikut :

1. Kemampuan

2. Sikap

3. Nilai Seseorang Pada Pekerjaan

4. Minat

5. Tingkat Pendidikan

6. Kebutuhan

47
48

4.3. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah dibagi menjadi dua yang

bersumber dari data primer dan data sekunder, yaitu data kualitatif dan

kuantitatif.

a. Data kualitatif, yaitu data yang diteliti ini bersifat terstruktur sehingga

variasi data dari sumbernya tidak berubah atau selalu tetap. Data

kualitatif ini misalnya sejarah singkat Kantor Pelayanan Pajak Muara

Teweh

b. Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah data yang berupa angka

yang dapat dihitung dan diperoleh dari pendapat para responden

yang ditanyai dengan pertanyaan atau pernyataan khusus yang ada

kaitannya dengan penelitian.

2. Sumber Data

Dalam penelitian ini ada beberapa sumber data yang dapat

dikumpulkan untuk menghasilkan informasi. Dilihat dari sumbernya, data

dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi dua kelompok besar, yaitu

data primer dan data sekunder.

a. Data Primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan dari nara sumber

secara langsung. Berdasarkan sifatnya, data primer ini dapat

dikategorikan menjadi dua macam, yaitu data kualitatif dan data

kuantitatif

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen yang

berasal dari perusahaan atau organisasi yang relevan dengan

penelitian, yaitu data pegawai Kantor Pelayanan Pajak Muara Teweh

48
49

4.4. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari atas

objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2012: 43).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai pada

Kantor Pelayanan Pajak Muara Teweh, yang berjumlah 50 orang.

b. Sampel

Sampel adalah sebagian objek yang akan diteliti dari

keseluruhan objek dari populasi yang ada, sampel penelitian ini

berjumlah 50 orang. Sampel yang digunakan peneliti dalam penelitian

ini didapat melalui metode sensus, yaitu pengambilan sampel dari

seluruh populasi yang ada (Sugiyono, 2012: 45).

4.5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini, yaitu

sebagai berikut:

a. Wawancara (Interview)

Wawancara adalah suatu metode pengumpulan data yang

dilakukan dengan melakukan wawancara langsung dengan pihak-

pihak yang terkait dalam penelitian ini.

b. Kuisioner

Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2012: 78) sesuai dengan

jawaban yang telah ditentukan seperti contoh berikut ini.

49
50

Tabel 4.1
Skala Likert
No. Pertanyaan/Pernyataan Jawaban
1. Sangat Setuju (SS) 5
2. Setuju (S) 4
3. Netral (N) 3
4. Tidak Setuju (TS) 2
5. Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Sumber: Data diolah

c. Studi Pustaka Informasi yang berkaitan dengan penelitian diperoleh

dengan melakukan studi literatur untuk mempelajari landasan teori

yang akan digunakan dalam penelitian

4.6. Teknik Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis kuantitatif. Dimana metode ini dimaksudkan untuk melihat apakah

ada Pengaruh dari kelima variabel tersebut terhadap kinerja pegawai

Kantor Pelayanan Pajak Muara Teweh dengan cara menyebarkan

kuisioner kepada para responden, maka perlu pengolahan data dengan

menggunakan program SPSS. Dimana analisis yang digunakan adalah

analisis statistic regresi linier berganda. Dalam melihat Pengaruh variabel

tersebut terhadap kinerja pegawai Kantor Pelayanan Pajak Muara Teweh

dapat digunakan dengan rumus regresi linier berganda dengan metode

“Last Square” (kuadrat terkecil),yang dinyatakan dalam rumus sebagai

berikut :

Y = a + b1 X1 + b2

Pengukuran variabel-variabel yang terdapat dalam model

analisis penelitian ini bersumber dari jawaban atas pertanyaan yang

terdapat dalam angket. Karena semua jawaban tersebut bersifat kualitatif

sehingga dalam analisa sifat kualitatif tersebut diberi nilai agar menjadi

50
51

data kuantitatif. Penentuan nilai jawaban untuk setiap pertanyaan

digunakan metode 5 Skala Likert. Pembobotan setiap pertanyaan adalah

sebagai berikut:

1. Jika memilih jawaban Sangat Setuju (SS), maka diberi nilai 5.

2. Jika memilih jawaban Setuju (S), maka diberi nilai 4.

3. Jika memilih jawaban Netral (N), maka diberi nilai 3.

4. Jika memilih jawaban Tidak Setuju (TS), maka diberi nilai 2.

5. Jika memilih jawaban Sangat Tidak Setuju (STS), maka diberi nilai 1.

1. Uji Kualitas Data

Kualitas data penelitian suatu hipotesis sangat tergantung pada

kualitas data yang dipakai dalam penelitian tersebut. Kualitas dan

penelitian ditentukan oleh instrumen yang digunakan untuk

mengumpulkan data untuk menghasilkan data yang berlaku. Adapun uji

yang digunakan untuk menguji kualitas data dalam penelitian ini adalah

uji validitas dan uji reliabilitas.

a. Uji Validitas, Uji validitas digunakan untuk mengetahui apakah alat

ukur yang disusun dapat digunakan untuk mengukur apa yang akan

diukur secara tepat. Validitas suatu instrumen akan menggambarkan

tingkat kemampuan alat ukur yang akan digunakan untuk

mengungkapkan sesuatu yang menjadi sasaran pokok pengukuran.

Dengan demikian permasalahan validitas instrumen (kuisioner) akan

menunjukkan pada mampu tidaknya instrumen tersebut untuk

mengukur apa yang diukur. Apabila instrumen tersebut mampu untuk

mengukur apa yang diukur, maka disebut valid dan sebaliknya,

apabila tidak mampu untuk mengukur apa yang diukur, maka

dinyatakan tidak valid. Validitas instrumen (kuisioner) dapat

dikelompokkan menjadi beberapa tipe pokok, antara lain validitas isi,

51
52

validitas yang berhubungan dengan kriteria, dan validitas konstrak

(susunan), yang ditetapkan menurut analisis rasional terhadap isi tes

atau angket yang penilaiannya didasarkan pada pertimbangan

subjektif individual dengan mempertimbangkan baik teori maupun

instrumen pengukur itu sendiri. Hasil penelitian yang valid bila

terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang

sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti (Sugiyono, 2012: 57).

Bila r hitung r tabel, maka instrumen dinyatakan valid dan juga

sebaliknya, bila r hitung r tabel maka dinyatakan tidak valid dengan

taraf nyata 5% ( = 0.05). 55

b. Uji Reliabilitas, Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui adanya

konsistensi alat ukur dalam penggunaannya. Suatu alat ukur

dikatakan reliabel apabila dalam beberapa kali pelaksanaan

pengukuran terhadap kelompok atau subjek yang sama diperoleh

hasil yang relatif sama, selama aspek dalam diri kelompok atau

subyek yang diukur belum berubah. Dengan demikian, reliabilitas

menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur

gejala yang sama. Setelah dilakukan perhitungan kemudian

dibandingkan dengan tabel nilai kritisnya dengan ketentuan sebagai

berikut:

1. Jika rhitung positif dan rhitung rtabel, maka variabel tersebut

reliabel.

2. Jika rhitung positif dan rhitung rtabel, maka variabel tersebut tidak

reliabel. Semua pengujian dalam penelitian ini menggunakan

bantuan komputer (software) program SPSS (Statistical Product

Dan Service Solution) for windows.

52
53

2. Uji Asumsi Klasik

Pada penelitian ini juga akan dilakukan beberapa uji asumsi

klasik terhadap model regresi yang telah diatur dengan menggunakan

program SPSS. Uji asumsi klasik ini meliputi:

a. Uji Normalitas, Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya

mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik

adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal.

Pengujian normalitas dalam pengujian ini menggunakan analisis

grafik. Dengan melihat normal probality plot, yang membandingkan

distribusi sesungguhnya dengan distribusi normal. Distribusi normal

akan membentuk satu garis lurus diagonal. Jika distribusi normal,

maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan

mengikuti garis diogonalnya.

b. Uji Multikolineritas, Tujuan uji multikolineritas untuk menguji apakah

pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel

independen. Jika terjadi korelasi maka dinamakan terdapat masalah

multikolinearitas (multikol). Model Regresi yang baik seharusnya tidak

terjadi korelasi diantara variabel independen (Ghozali, 2013: 38).

Pedoman suatu model regresi yang bebas multikol adalah :

1. Mempunyai nilai VIF (Variance Inflation Factor) < 10

2. Mempunyai angka TOLERANCE > 0,10

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heterokedastisitas menguji apakah dalam sebuah model

regresi terjadi ketidaksamaan varians dan residual dari satu

pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dan residual dari suatu

pengamatan ke pengamatan lain tetap maka disebut

53
54

homokedasitisitas dan jika varians berbeda disebut

heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi

heterokedastisitas. Deteksi adanya heterokedastisitas dapat

dilakukan dengan melihat grafik Scatterplot. Dasar pengambilan

keputusannya adalah (Ghozali, 2013: 40):

1. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik (poin-poin) yang membentuk

suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar

kemudian menyempit) maka terjadi heterokedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan

di bawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi

heterokedastisitas.

3. Uji Regresi Linier Berganda

Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan alat analisis

regresi linier berganda. Analisis regresi linier berganda merupakan

teknik analisis regresi yang digunakan untuk menguji pengaruh

beberapa variabel independen berpengaruh signifikasi atau tidak

berpengaruh signifikasi terhadap variabel dependen.

a. Uji Hipotesis Uji hipotesis bertujuan untuk memastikan apakah

variabel bebas yang terdapat dalam persamaan regresi secara

parsial atau secara simultan variabel terikat.

1. Uji t (Uji Parsial) Uji t digunakan untuk menguji secara parsial atau

individual pengaruh dari masing-masing variabel bebas yang

dihasilkan dari persamaan regresi secara individu dan secara

bersama-sama berpengaruh terhadap variabel terikat. Uji t

dilakukan dengan ketentuan:

a. Jika thitung ttabel, maka terdapat pengaruh yang signifikan

antara variabel bebas dengan variabel terikat.

54
55

b. Jika thitung ttabel, maka tidak terdapat pengaruh yang signifikan

antara variabel bebas dengan variabel terikat.

2. Uji F (Simultan) Uji F bertujuan untuk menunjukkan apakah semua

variabel independen yang dimasukkan ke dalam model secara

simultan atau bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap

variabel dependen (Ghozali, 2013: 57).

a. Membuat hipotesis untuk kasus pengujian F_test di atas yaitu:

 Ho : b1, b2 = 0 Artinya, tidak ada pengaruh yang signifikan

dari variabel independen yaitu Mental, Gaji, Kesempatan

Promosi, Kondisi Kerja dan Kesesuaian Pribadi Pekerja

secara simultan terhadap variabel dependen yaitu Kinerja

Pegawai.

 Ha : b1, b2 > 0 Artinya, ada pengaruh yang signifikan dari

variabel independen Mental, Gaji, Kesempatan Promosi,

Kondisi Kerja dan Kesesuaian Pribadi Pekerja, secara

simultan terhadap variabel dependen yaitu Kinerja Pegawai.

b. Menentukan dan dengan tingkat kepercayaan sebesar 95%

atau taraf signifikasi sebesar 5% (α = 0,05 ), maka:

 Jika>, maka Ho ditolak dan Ha diterima, berarti masing-

masing variabel independen secara simultan mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

 Jika< maka Ho diterima dan Ha ditolak, berarti masing-masing

variabel independen secara simultan tidak mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

55
56

3. Koefisien Determinasi (R2 )

Untuk mengetahui ketepatan atau kecocokan garis regresi

yang terbentuk dalam mewakili kelompok dan observasi, perlu

dilihat sampai seberapa jauh model yang terbentuk mampu

menerangkan kondisi yang sebenarnya. Dalam analisis regresi

dikenal suatu ukuran yang dapat digunakan untuk keperluan

tersebut yang dikenal dengan nama koefisien determinasi (R2 ).

Semakin tinggi R2 , semakin penting suatu variabel, maka

digunakan koefisien determinasi untuk mengukur besar

sumbangan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Semakin

besar koefisien determinasi terkoreksi atau model regresi, maka

model yang didapatkan akan semakin baik.

4.7. Lokasi dan Jadwal Penelitian

4.7.1 Lokasi Penelitian

Lokasi dalam penelitian ini adalah Kantor Pelayanan Pajak Muara

Teweh beralamatkan di Jl. Ahmad Yani No.167, Lanjas, Kec. Teweh

Tengah, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah 73814

Gambar : 3.1. Lokasi Penelitian


Sumber : Data Diolah, 2021

56
57

4.7.2 Jadwal Penelitian

Adapun jadwal pelaksanaan penelitian dilakukan sekitar

awal bulan Maret 2021 sampai dengan Agustus 2021, dengan uraian

kegiatan sebagai berikut:

Tabel 4.2.
Jadwal Penelitian
Kegiatan Yang Tahun 2021
No. Dilakukan Oktober November Desember Januari Februari
1. Penyusunan Proposal X X
2. Ujian Proposal X
3. Pengolahan Data X
4. Penyajian Data X
5. Analisis Data X
6. Penyusunan Data X
7. Uraian Hasil X
8. Ujian Thesis X
Sumber : Data Diolah, 2021

57
BAB V

ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

5.1.1. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Muara Teweh

Sejak tahun 2002, secara bertahap KPP telah mengalami modernisasi

sistem dan struktur organisasi menuju sebuah instansi yang berorientasi

pada fungsi. Kantor Pelayanan Pajak yang telah mengalami modernisasi ini

merupakan penggabungan dari Kantor Pelayanan Pajak Konvensional dan

Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak. Kemudian di tahun yang sama,

dibentuklah dua KPP Wajib Pajak Besar atau yang dikenal juga sebagai

LTO (Large Tax Office). Satu tahun setelahnya yaitu pada tahun 2003,

dibentuklah sebanyak sepuluh KPP khusus.

DJP kemudian membentuk KPP Madya atau MTO (Medium Tax

Office) di tahun 2004 . Selanjutnya, dua tahun kemudian KPP Modern yang

lebih dikenal dengan KPP Pratama atau STO (Small Tax Office) mulai

dibuka untuk melayani Wajib Pajak.  KPP Pratama mulai terbentuk pada

tahun 2006 hingga tahun 2008. KPP Pratama ini merupakan KPP terbanyak

yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Selain itu, KPP Pratama juga

menangani Wajib Pajak yang terbanyak.

Tugas pokok KPP Pratama yaitu melaksanakan penyuluhan,

pelayanan, dan pengawasan Wajib Pajak dibidang:

1. Pajak Penghasilan (PPh).

2. Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

3. Dan Pajak penjualan atas Barang Mewah (PPnBM).

4. Serta Pajak Tidak Langsung lainnya dalam wilayah wewenangnya

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

58
59

Dalam melaksanakan tugasnya, KPP Pratama memiliki

fungsi sebagai berikut:

1. Berfungsi sebagai pengumpulan, pencarian dan pengolahan

data, pengamatan potensi perpajakan, penyajian informasi

perpajakan, serta pendataan objek dan subjek pajak.

2. Berfungsi sebagai penetapan dan penerbitan produk hukum

perpajakan.

3. Pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan,

penerimaan dan pengolahan surat, pemberitahuan dan

penerimaan surat lainnya.

4. Penyuluhan dan pelayanan perpajakan.

5. Pelaksanaan pendaftaran Wajib Pajak, pelaksanaan

ekstensifikasi.

6. Pengurangan sanksi pajak, pelaksanaan pemeriksaan pajak,

pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak.

7. Pelaksanaan konsultasi perpajakan, pembetulan ketetapan

pajak, dan pelaksanaan administrasi kantor.

5.1.2. Visi Kantor Pelayanan Pajak Muara Teweh

Visi Direktorat Pajak adalah suatu gambaran menantang

tentang masa depan Ditjen Pajak yang sungguh-sungguh

diinginkan untuk ditransformasikan menjadi realitas melalui

komitmen dan tindakan oleh segenap jajaran Ditjen Pajak. Dalam

pernyataan visi Ditjen Pajak terkandung tiga ciri-ciri utama yang

ingin dituju yaitu:

1. Menjadi model pelayanan masyarakat yang merefleksikan


60

cita-cita untuk menjadi contoh pelayanan masyarakat bagi

unit-unit instansi pemerintah lainnya.

2. Berkelas dunia (world class) yang merefleksikan cita-cita


untuk mencapai tingkatan standar dunia atau standar

internasional baik untuk kualitas aparatnya maupun kualitas

kinerja dan hasil-hasilnya.

3. Dipercaya dan dibanggakan masyarakat yang merefleksikan


cita-cita untuk mendapakan pengakuan dari masyarakat

bahwa eksistensi dan kinerjanya memang benar-benar

berkualitas tinggi dan akurat, maupun memenuhi harapan

masyarakat serta memiliki citra yang baik dan bersih.

5.1.3. Misi Kantor Pelayanan Pajak Muara Teweh

Jangka pendek 1 (satu) tahun ke depan:

1. Meningkatkan citra Direktorat Jendral Pajak dengan

meningkatkan moral dan integritas aparat perpajakan dan

mengubah sikap dari sikap penguasa menjadi sikap abdi

masyarakat yang menghayati hak Wajib Pajak serta

berkeinginan memberikan pelayaan yang terbaik kepada

masyarakat, jujur, bersih dan berwibawa.

2. Mengamankan rencana penerimaan tahun 2004 yang hanya


berjangka 9 bulan tanpa adanya bulan-bulan yang

penerimaannya “peak”.

3. Meningkatkan kemampuan Direktorat Jendral Pajak dalam


penguasaan dan penggalian potensi pajak.

4. Menyempurnakan landasan sistem informasi perpajakan yang


modern dan “integrated”, dengan jaringan yang luas, akurat
61

dan efektif menunjang kinerja Direktorat Jendral Pajak.

5. Menyempurnakan undang-undang perpajakan untuk

menyesuaikan dengan perkembangan aspirasi masyarakat

dan perubahan sosial, politik, ekonomi serta untuk lebih

memberikan kepastian hukum.

6. Menyempurnakan organisasi Direktorat Jendral Pajak yang


mampu mengakomodasi tuntutan akuntabilitas Direktorat

Jendral Pajak dan sekaligus meningkatkan pelayanan kepada

semua pihak yang berkaitan dengan Direktorat Jendral Pajak.

Jangka panjang 5 (lima) tahun ke depan:

1. Merealisasikan sistem “self assessment” yang mantap.

2. Meningkatkan tax ratio, tax coverange ratio dan compliance


ratio yang cukup tinggi sejajar dengan rata-rata negara Asean.

3. Menciptakan sistem manajemen perpajakan yang modern dan


akurat didukung dengan sistem informasi yang handal berbasis

teknologi informasi terkini.

4. Mampu berperan utama dalam mendukung terealisasinya


kemandirian pembiayaan Negara pada tahun 2004.

5. Membentuk tenaga-tenaga profesional yang bermoral tinggi


dan mampu melaksanakan tugas yang semakin kompleks

6. Modernisasi sarana dan prasarana penunjang dengan


memanfaatkan perkembangan teknologi yang tepat dan terkini

untuk menyetarakan kualitas fisik dan kinerja Direktorat Pajak

dengan institusi atau lembaga swasta maupun pemerintah yang

bersifat internasional.
62

Menyatakan sistem pelayanan wajib pajak dengan orientasi

kepuasan pelanggan dengan sasaran peningkatan pemahaman

wajib pajak atas segala hak dan kewajibannya serta menyediakan

kemudahan dalam memenuhi kewajiban dan menuntut hak-hak

perpajakan.

5.1.4. Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Muara Teweh

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan RI

No.206.2/PMK.01/2014 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri

Keuangan Nomor 167/PMK.01/2012 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Instansi Vertikal DJP, berikut ini struktur KPP Pratama:

1. Sub Bagian Umum dan Kepatuhan Internal. Bagian ini bertugas

untuk melakukan urusan kepegawaian, keuangan, tata usaha,

rumah tangga, pengelolaan kinerja pegawai, dan sebagainya.

2. Seksi Pengolahan Data dan Informasi, yang bertugas untuk

melakukan pengumpulan, pencairan, pengolahan data,

pengamatan potensi perpajakan, penyajian informasi

perpajakan, dan masih banyak lainnya.

3. Seksi Pelayanan, yang bertugas untuk melakukan penetapan

dan penerbitan produk hukum perpajakan, dan sejenisnya.

4. Selanjutnya ada Seksi Penagihan, yang bertugas untuk

melaksanakan urusan penatausahaan piutang pajak, dan

urusan piutang lainnya.

5. Seksi Pemeriksaan yang bertugas untuk melakukan

penyusunan rencana pemeriksaan, pengawasan pemeriksaan,

penerbitan dan penyaluran Surat Perintah Pemeriksaan Pajak

dan administrasi pemeriksaan perpajakan lainnya.


63

6. Seksi Ekstensifikasi dan Penyuluhan, bertugas melakukan

pengamatan potensi perpajakan, pendataan objek dan subjek

pajak. Tugas lainnya adalah pembentukan basis data nilai

objek pajak dalam menunjang ekstensifikasi, dan masih banyak

lagi.

7. Selain itu ada Seksi Pengawasan dan Konsultasi 1. Tugasnya

adalah melakukan proses penyelesaian permohonan wajib

pajak. Tugas lainnya adalah melakukan bimbingan dan

konsultasi teknis perpajakan kepada wajib pajak dan usulan

pengurangan PBB

8. Dan Seksi Pengawasan dan Konsultasi II, III, IV, yang masing-

masing memiliki tugas melakukan pengawasan kepatuhan

kewajiban perpajakan wajib pajak. Dan penyusunan profil wajib

pajak, analisis kinerja wajib pajak, rekonsiliasi data wajib pajak

dalam melakukan intensifikasi dan himbauan kepada wajib

pajak.

5.1.5 Karakteristik Responden

Peneltian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana pengaruh

mental, gaji, kesempatan promosi, kondisi kerja dan kesesuaian

pribadi pekerja terhadap Kinerja pegawai Kantor Pelayanan Pajak

Muara Teweh. Untuk itu perlu diketahui karakteristik responden

yang menjadi sampel dan sumber data dalam penelitian ini

jumlah adalah Kantor Pelayanan Pajak Muara Teweh sebanyak 50

orang
64

1. Jenis Kelamin Responden

Tabel 5.1
Kantor Pelayanan Pajak Muara Teweh
Jenis kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah (orang) Perbandingan (%)

1. Laki-laki 43 85,71

2. Perempuan 7 14,29

Total 50 100,00
Sumber : Data Diolah

Tabel ini menunjukkan bahwa mayoritas responden

adalah laki-laki dengan jumlah 43 orang atau 85,71%.

Sedangkan perempuan sebanyak 7 orang atau 14,29%.

Dengan demikian ratio pegawai pada Kantor Pelayanan Pajak

Muara Teweh antara laki-laki dengan perempuan

perbandingannya adalah 8 : 2.

2) Usia Responden

Tabel 5.2
Kantor Pelayanan Pajak Muara Teweh
Usia Responden
No Kelompok Umur Jumlah Perbandingan
(Tahun) Responden (%)
(orang)
1. 20 – 30 3 6,12
2. 31 – 40 8 16,33
3. 41 – 50 36 73,47
4. > 50 3 4,08
Total 50 100,00
Sumber : Data Diolah

Data Tabel 5.3 menunjukkan bahwa kelompok umur

antara 41 sampai dengan 50 tahun adalah kelompok yang

dominan jumlahnya karena terdapat 36 orang (73,47%),


65

sedangkan kelompok umur 31 sampai dengan 40 tahun

sebanyak 8 orang (16,33%), dan kelompok umur lebih besar

dari 50 tahun hanya berjumlah 3 orang responden (4,08%) dan

kelompok umur 20 – 30 tahun sebanyak 3 orang (6,12%).

Dari data kelompok umur responden tersebut, maka dapat

diasumsikan bahwa sebagian besar pegawai Kantor Pelayanan

Pajak Muara Teweh telah berumur antara 41 sampai dengan

50 tahun dengan prosentase mencapai 73,47%. Hal ini

memberi gambaran bahwa jumlah pegawai yang memiliki

pengalaman kerja di atas 10 tahun cukup dominan, sebab

pengalaman kerja pegawai berbanding lurus dengan umur

seorang pegawai negeri.

3. Pendidikan Responden

Tabel 5.3
Kantor Pelayanan Pajak Muara Teweh
Pendidikan Responden
Jumlah
Perbandingan
No Jenjang Pendidikan Responden
(%)
(orang)
1. SD 2 4,08
2. SLTP - -
3. SLTA 42 85,72
4. Diploma Tiga/D3 3 4,08
5. Sarjana/S1 3 6,12
6. Master/S2 - -
Total 50 100,00
Sumber : Data Diolah

Data tabel 5.2 menunjukkan bahwa jenjang

pendidikan formal responden didominasi oleh jenjang

pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas/SLTA yakni

sebanyak 42 orang (85,72%) berikutnya adalah jenjang

pendidikan Sarjana sebanyak 3 orang (6,12) dan jenjang


66

pendidikan D3 sebanyak 3 orang (4,08) serta 2 orang (4,08)

berpendidikan Sekolah Dasar (SD).

Hal ini memperlihatkan bahwa perbandingan jenjang

pendidikan formal pegawai Kantor Pelayanan Pajak Muara

Teweh antara yang berpendidikan Sekolah Menengah Tingkat

Atas dan Sarjana hampir sebanding, sedangkan yang

berpendidikan D3 dan SD seperdua puluh adalah dari jenjang

pendidikan SLTA.

5.2. Rekapitulasi Tanggapan Responden

Untuk mempermudah menganalisis data secara kualitatif dan

untuk mempermudah dalam penarikan kesimpulan dalam penelitian ini,

maka dibawah ini akan dipaparkan mengenai jawaban responden

terhadap sejumlah pertanyaan yang telah diajukan.

a. Mental (X1)

Penilaian dari 50 responden terhadap variabel Mental menurut

klasifikasi tingkatan skor dari masing-masing pernyataan tentang

Mental dijelaskan pada tabel berikut:

Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Jawaban Responden
Variabel Mental
SS S N TS STS
Keterangan Total
5 4 3 2 1
Item_1 40% 31% 11% 18% 100%
Item_2 45% 20% 20% 15% 100%
Item_3 54% 21,5 14% 11% 100%
%
Item_4 34% 25% 23% 18% 100%
Sumber: Data Diolah
Keterangan:
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
N : Netral
67

TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju

Berikut merupakan uraian jawaban responden terhadap

Mental sesuai indikator yang tertuang dalam setiap pernyataan

dalam kuesioner:

1. Pernyataan pertama terdapat sebanyak 40%% jawaban sangat

setuju, jawaban setuju sebanyak 31%, jawaban netral

sebanyak 11% dan jawaban tidak setuju sebanyak 18%.

2. Pernyataan kedua terdapat jawaban 45% sangat setuju,

jawaban setuju sebanyak 20%, jawaban netral sebanyak 20%,

dan jawaban tidak setuju sebanyak 15%.

3. Pernyataan ketiga terdapat jawaban sangat setuju sebanyak

54%, jawaban setuju sebanyak 22%, jawaban netral sebanyak

14%, dan jawaban tidak setuju sebanyak 11%.

4. Pernyataan keempat terdapat jawaban sangat setuju sebanyak

41%, jawaban setuju sebanyak 20%. Jawaban netral sebanyak

29%, jawaban tidak setuju sebanyak 18%, dan jawaban sangat

tdak setuju sebanyak 1,5%

Berdasarkan uraian diatas, dari setiap pernyataan pada

kuesioner dan angka-angka yang ditunjukkan pada tabel distribusi

frekuensi jawaban responden, menunjukkan bahwa Mental sangat

berpengaruh bagi Pegawai Kantor Pelayanan Pajak Muara Teweh.

b. Gaji (X2)

Penilaian dari 50 responden terhadap variabel gaji menurut

klasifikasi tingkatan skor dari masing-masing pernyataan tentang

gaji dijelaskan pada tabel berikut:


68

Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Jawaban Responden
variabel gaji
SS S N TS STS
Keterangan Total
5 4 3 2 1
Item_1 51% 38% 5% 6% 100%
Item_2 32% 32% 29% 6% 100%
Item_3 46% 18% 23% 11% 1,5% 100%
Sumber: Data Diolah
Keterangan:
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
N : Netral
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju

Berikut merupakan uraian jawaban responden terhadap gaji

sesuai indikator yang tertuang dalam setiap pernyataan dalam

kuesioner:

1. Pernyataan pertama terdapat jawaban sangat setuju sebanyak

51%, jawaban setuju sebanyak 38%, jawaban netral sebanyak

4% dan jawaban tidak setuju sebanyak 6%

2. Pernyataan kedua terdapat jawaban sangat setuju sebanyak

32%, jawaban setuju sebanyak 32%, jawaban netral sebanyak

29% dan jawaban tidak setuju sebanyak 6%

3. Pernyataan ketiga terdapat jawaban sangat setuju 46%,

jawaban setuju sebanyak 18%, jawaban netral sebanyak 23%,

jawaban tidak setuju sebanyak 11%, dan jawaban sangat tidak

setuju sebanyak 1,5%.

Berdasarkan uraian diatas, dari setiap pernyataan pada

kuesioner dan angka-angka yang ditunjukkan pada tabel distribusi

frekuensi jawaban responden, menunjukkan bahwa gaji merupakan

faktor pendukung dalam peningkatan kinerja pegawai pada Kantor


69

Pelayanan Pajak Muara Teweh.

c. Kesempatan Promosi (X3)

Penilaian dari 50 responden terhadap variabel kesempatan

promosi menurut klasifikasi tingkatan skor dari masing-masing

pernyataan tentang kesempatan promosi dijelaskan pada tabel

berikut:

Tabel 5.6.
Distribusi frekuensi jawaban responden terhadap
variabel kesempatan promosi
SS S N TS STS
Keterangan Total
5 4 3 2 1
Item_1 43% 38% 9% 9% 100%
Item_2 45% 37% 12% 6% 100%
Item_3 35% 40% 18% 6% 100%
Item_4 43% 32% 15% 9% 100%
Item_5 48% 32% 14% 6% 100%
Sumber: Data Diolah

Keterangan:
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
N : Netral
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju

Berikut merupakan uraian jawaban responden terhadap

variabel kesempatan promosi sesuai indikator yang tertuang

dalam setiap pernyataan dalam kuesioner:

1. Pernyataan pertama terdapat jawaban sangat setuju sebanyak

43%, jawaban setuju sebanyak 38%. Jawaban netral sebanyak

9% dan jawaban tidak setuju sebanyak 9%

2. Pernyataan kedua yaitu Suhu udara di kantor sudah sesuai

dengan standar yang ada terdapat jawaban sangat setuju

sebanyak 45%, jawaban setuju sebanyak 37%, jawaban netral

sebanyak 12% dan jawaban tidak setuju sebanyak 6%


70

3. Pernyataan ketiga terdapat jawaban sangat setuju sebanyak

35%. Jawaban setuju sebanyak 40% , jawaban netral sebanyak

18%, dan jawaban tidak setuju sebanyak 6%

4. Pernyataan keempat terdapat jawaban sangat setuju sebanyak

43%, jawaban setuju sebanyak 32%. Jawaban netral sebanyak

15% dan jawaban tidak setuju sebanyak 9%.

5. Pernyataan kelima terdapat jawaban sangat setuju sebanyak

48%, jawaban setuju sebanyak 32%, jawaban netral sebanyak

14%. Dan jawaban tidak setuju sebanyak 6%.

Berdasarkan uraian diatas, dari setiap pernyataan pada

kuesioner dan angka-angka yang ditunjukkan pada tabel distribusi

frekuensi jawaban responden, menunjukkan bahwa kesempatan

promosi merupakan hal yang paling mendasar dalam dunia kerja.

d. Kondisi Kerja (X4)

Penilaian dari 50 responden terhadap variabel kondisi kerja

menurut klasifikasi tingkatan skor dari masing-masing pernyataan

tentang kondisi kerja dijelaskan pada tabel berikut:

Tabel 5.7
Distribusi Frekuensi Jawaban Responden
variabel kondisi kerja
SS S N TS STS
Keterangan Total
5 4 3 2 1
Item_1 51% 38% 5% 6% 100%
Item_2 32% 32% 29% 6% 100%
Item_3 46% 18% 23% 11% 1,5% 100%
Item_4 55% 35% 10% 100%
Item_5 80% 5% 5% 10% 100%
Sumber: Data Diolah
Keterangan:
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
N : Netral
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
71

Berikut merupakan uraian jawaban responden terhadap

kondisi kerja sesuai indikator yang tertuang dalam setiap

pernyataan dalam kuesioner:

1. Pernyataan pertama terdapat jawaban sangat setuju sebanyak

51%, jawaban setuju sebanyak 38%, jawaban netral sebanyak

4% dan jawaban tidak setuju sebanyak 6%

2. Pernyataan kedua terdapat jawaban sangat setuju sebanyak

32%, jawaban setuju sebanyak 32%, jawaban netral sebanyak

29% dan jawaban tidak setuju sebanyak 6%

3. Pernyataan ketiga terdapat jawaban sangat setuju 46%,

jawaban setuju sebanyak 18%, jawaban netral sebanyak 23%,

jawaban tidak setuju sebanyak 11%, dan jawaban sangat tidak

setuju sebanyak 1,5%.

4. Pernyataan keempat terdapat jawaban sangat setuju 55%,

jawaban setuju sebanyak 35%, jawaban netral sebanyak 10%,

5. Pernyataan kelima terdapat jawaban sangat setuju 80%,

jawaban setuju sebanyak 5%, jawaban netral sebanyak 5%,

jawaban tidak setuju sebanyak 10%

Berdasarkan uraian diatas, dari setiap pernyataan pada

kuesioner dan angka-angka yang ditunjukkan pada tabel distribusi

frekuensi jawaban responden, menunjukkan bahwa kondisi kerja

merupakan faktor pendukung dalam peningkatan kinerja pegawai

pada Kantor Pelayanan Pajak Muara Teweh.

e. Kesesuaian Pribadi Pekerja (X5)

Penilaian dari 50 responden terhadap variabel Kesesuaian

Pribadi Pekerja menurut klasifikasi tingkatan skor dari masing-


72

masing pernyataan tentang Kesesuaian Pribadi Pekerja dijelaskan

pada tabel berikut:

Tabel 5.8.
Distribusi frekuensi jawaban responden terhadap
variabel Kesesuaian Pribadi Pekerja
SS S N TS STS
Keterangan Total
5 4 3 2 1
Item_1 43% 38% 9% 9% 100%
Item_2 45% 37% 12% 6% 100%
Item_3 35% 40% 18% 6% 100%
Item_4 43% 32% 15% 9% 100%
Item_5 48% 32% 14% 6% 100%
Item_6 55% 35% 10% 100%
Sumber: Data Diolah

Keterangan:
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
N : Netral
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju

Berikut merupakan uraian jawaban responden terhadap

variabel Kesesuaian Pribadi Pekerja sesuai indikator yang

tertuang dalam setiap pernyataan dalam kuesioner:

1. Pernyataan pertama terdapat jawaban sangat setuju sebanyak

43%, jawaban setuju sebanyak 38%. Jawaban netral sebanyak

9% dan jawaban tidak setuju sebanyak 9%

2. Pernyataan kedua yaitu Suhu udara di kantor sudah sesuai

dengan standar yang ada terdapat jawaban sangat setuju

sebanyak 45%, jawaban setuju sebanyak 37%, jawaban netral

sebanyak 12% dan jawaban tidak setuju sebanyak 6%

3. Pernyataan ketiga terdapat jawaban sangat setuju sebanyak

35%. Jawaban setuju sebanyak 40% , jawaban netral sebanyak

18%, dan jawaban tidak setuju sebanyak 6%

4. Pernyataan keempat terdapat jawaban sangat setuju sebanyak


73

43%, jawaban setuju sebanyak 32%. Jawaban netral sebanyak

15% dan jawaban tidak setuju sebanyak 9%.

5. Pernyataan kelima terdapat jawaban sangat setuju sebanyak

48%, jawaban setuju sebanyak 32%, jawaban netral sebanyak

14%. Dan jawaban tidak setuju sebanyak 6%.

6. Pernyataan keenam terdapat jawaban sangat setuju sebanyak

55%, jawaban setuju sebanyak 35%, jawaban netral sebanyak

10%.

Berdasarkan uraian diatas, dari setiap pernyataan pada

kuesioner dan angka-angka yang ditunjukkan pada tabel distribusi

frekuensi jawaban responden, menunjukkan bahwa Kesesuaian

Pribadi Pekerja merupakan hal yang paling mendasar dalam dunia

kerja.

f. Kinerja Pegawai (Y)

Penilaian dari 50 responden terhadap variabel Kinerja

Pegawai menurut klasifikasi tingkatan skor dari masing-masing

pernyataan tentang kinerja Pegawai dijelaskan pada tabel berikut:

Tabel 5.9.
Distribusi frekuensi jawaban responden terhadap
variabel kinerja Pegawai
SS S N TS STS
Keterangan Total
5 4 3 2 1
Item_1 40% 31% 11% 18% 100%
Item_2 75% 12% 8% 5% 100%
Item_3 49% 26% 14% 11% 100%
Item_4 46% 22% 20% 12% 100%
Item_5 43% 40% 11% 6% 100%
Sumber: Data Diolah
Keterangan:
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
N : Netral
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
74

Berikut merupakan uraian jawaban responden terhadap

variabel kinerja pegawai sesuai indikator yang tertuang dalam

setiap pernyataan dalam kuesioner:

1. Pernyataan pertama terdapat jawaban sangat setuju sebanyak

40%, jawaban setuju sebanyak 31%, jawaban netral sebanyak

11% dan jawaban tidak setuju sebanyak 18%.

2. Pernyataan kedua terdapat jawaban sangat setuju sebanyak

75%, jawaban setuju sebanyak 12% dan jawaban netral

sebanyak 8%, jawaban tidak setuju sebanyak 5%

3. Pernyataan terdapat jawaban sangat setuju sebanyak 49%.

Jawaban setuju sebanyak 26%, jawaban netral sebanyak 14%,

dan jawaban tidak setuju sebanyak 11%

4. Pernyataan keempat terdapat jawaban sangat setuju sebanyak

46%, jawaban setuju sebanyak 22%. Jawaban netral sebanya

20%, dan jawaban tidak setuju sebanyak 12%

5. Pernyataan kelima terdapat jawaban sangat setuju sebanyak

43%, jawaban setuju sebanyak 40% dan jawaban netral

sebanyak 11% dan jawaban tidak setuju sebanyak 6%.

Berdasarkan uraian diatas, dari setiap pernyataan pada

kuesioner dan angka-angka yang ditunjukkan pada tabel distribusi

frekuensi jawaban responden, menunjukkan bahwa kinerja

pegawai merupakan hal yang paling mendasar dalam dunia kerja.

5.3. Analisa Hasil Penelitian

Berdasarkan data dari tabulasi data yang dibuat di atas, dapat

dianalisis dari data masing-masing variabel, yaitu variabel Mental, Gaji,

Kesempatan Promosi, Kondisi Kerja dan Kesesuaian Promosi serta


75

variabel kinerja Pegawai, telah dibuat suatu tabulasi data yang bersumber

dari data kuisioner penelitian yang telah diisi oleh para responden yaitu

pada tabel di atas. Selanjutnya data dapat diolah dengan menggunakan

program SPSS versi 25 for Windows yaitu dengan menggunakan analisis:

5.3.1. Uji Instrumen

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-

tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu

instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi.

Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki

validitas rendah (Suharsimi, 2006: 168)

Dalam menguji tingkat validitas suatu instrumen dapat

dilakukan dengan dua cara yaitu: analisis faktor dan analisis

butir. Dalam penelitian ini menggunakan analisis butir yaitu

skor-skor total butir dipandang sebagai nilai X dan skor total

dipandang sebagai nilai Y (Suharsimi, 2006: 176). Pengujian

validitas menggunakan bantuan program SPSS 25.

Hasil perhitungan r hitung kemudian dikonsultasikan

dengan r tabel dengan taraf signifikan 0,05. Apabila r hitung > r

tabel maka butir instrumen dapat dikatakan valid, akan tetapi

jika r hitung < r tabel maka dikatakan bahwa instrumen tersebut

tidak valid.
76

Tabel 5.10.
Uji Validitas Variabel
Variabel No Item Nilai r hitung Nilai r tabel keterangan
(pearson
corelation)
Item_1 0.712 0,2787 Valid
Item_2 0,348 0,2787 Valid
Mental
Item_3 0,560 0,2787 Valid
Item_4 0,686 0,2787 Valid
Item_1 0,880 0,2787 Valid
Gaji Item_2 0,733 0,2787 Valid
Item_3 0,553 0,2787 Valid
Item_1 0,808 0,2787 Valid
Item_2 0,528 0,2787 Valid
Kesempatan
Item_3 0,694 0,2787 Valid
Promosi
Item_4 0,439 0,2787 Valid
Item_5 0,618 0,2787 Valid
Item_1 0,623 0,2787 Valid
Item_2 0,549 0,2787 Valid
Kondisi Kerja Item_3 0,571 0,2787 Valid
Item_4 0,607 0,2787 Valid
Item_5 0,527 0,2787 Valid
Item_1 0,561 0,2787 Valid
Item_2 0,468 0,2787 Valid
Item_3 0,516 0,2787 Valid
Kesesuaian Kerja
Item_4 0,717 0,2787 Valid
Item_5 0,651 0,2787 Valid
Item_6 0,521 0,2787 Valid
Item_1 0,802 0,2787 Valid
Item_2 0,603 0,2787 Valid
Kinerja Pegawai Item_3 0,887 0,2787 Valid
Item_4 0,783 0,2787 Valid
Item_5 0,831 0,2787 Valid
Sumber : Data Diolah

Uji validitas digunakan dengan cara menguji korelasi

antara skor item dengan skor total masing-masing variabel.

Secara statistik angka korelasi yang diperoleh harus

dibandingkan dalam angka tebel r person correlation. Apabila

nilai r hitung > r tabel, maka instrumen tersebut dikatakan valid.

R tabel ditentukan dengan cara mencari besarnya df dan

besarnya df dapat dihitung dengan rumus N-2. N=jumlah


77

sample : 50-2=48 dan alpha 0.05. Didapat r tabel 0,2787

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa semua item

pertanyaan pada variabel Mental, Gaji, Kesempatan, Kondisi

Kerja dan Kesesuaian Pribadi Pekerja dan variabel kinerja

pegawai memenuhi persyaratan dikarenakan nilai korelasi

mempunyai nilai diatas 0,2787.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu

instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat

pengumpul data karena instumen tersebut cukup baik

(Suharsimi, 2006:178). Instrumen dikatakan reliabel adalah jika

jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau

stabil dari waktu ke waktu dan suatu variabel dikatakan reliabel

jika memberi nilai cronbach’s Alpha > 0,60 (Ghozali, 2006:45).

Tabel 5.11.
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach’s Keterangan
Alpha
Mental 0,665 Reliabel
Gaji 0,751 Reliabel
Kesempatan Promosi 0,611 Reliable
Kondisi Kerja 0,787 Reliabel
Kesesuaian Pribadi 0,891 Reliable
Pekerja
Kinerja Pegawai 0,844 Reliabel
Sumber : Ouput Spss

Tabel 5.9 menunjukkan nilai cronbach’s alpha atas

variabel mental sebesar 0,665, gaji sebesar 0,751, kesempatan

promosi sebesar 0.611, kondisi kerja sebesar 0,787, kesesuaian

pribadi pekerja sebesar 0,891 dan kinerja pegawai sebesar 0,844

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam

kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai cronbach’s alpha


78

lebih dari 0.60. Hal ini menunjukkan bahwa setiap item

pernyataan yang digunakan akan mampu memperoleh data yang

konsisten yang berarti bila pernyataan itu diajukan kembali akan

diperoleh jawaban yang relatif sama dengan jawaban

sebelumnya.

5.3.2. Uji Asumsi Klasik

Penelitian ini akan diuji menggunakan metode regresi

linear berganda untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel

yang terkait dalam penelitian. Model regresi berganda harus

memenuhi asumsi klasik. Uji asumsi klasik bertujuan untuk

mengetahui apakah model regresi yang

diperoleh dapat menghasilkan estimator linier yang baik.

Apabila dalam suatu model telah memenuhi asumsi klasik, maka

dapat dikatakan model tersebut sebagai model ideal atau

menghasilkan estimator linier tidak bias yang terbaik atau Best

Linier Unbias Estimator (BLUE). Model regresi perlu diuji dengan

asumsi klasik karena kriteria BLUE diatas, yang dilakukan dengan

uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heterokedastisitas.

1. Uji Normalitas

Pengujian distribusi data bertujuan untuk pengujian suatu

data penelitian apakah dalam model statistik, variabel terikat

dan variabel bebas berdistribusi normal atau berdistribusi tidak

normal. Distribusi data normal menggunakan statistik

parametrik sebagai alat pengujian. Sedangkan distribusi tidak

normal digunakan untuk analisis pengujian statistik non

parametrik. Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan untuk


79

menguji normalitas data dari masing-masing variabel dengan

menggunakan one-sample kolmogorov-smirnov.

Untuk menguji normalitas data suatu penelitian, salah

satu alat yang digunakan adalah menggunakan uji Kolmogorov

Smirnov. Menurut Imam Ghozali (2005), bahwa distribusi data

dapat dilihat dengan membandingkan Z hitung dengan Z tabel

dengan kriteria sebagai berikut:

1. angka signifikansi > taraf signifikansi 0,05; maka distribusi

data dikatakan normal.

2. angka signifikansi < taraf signifikansi 0,05 distribusi data

dikatakan tidak normal

Tabel 5.12.
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardiz
ed Residual
N 50
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. 1.00667659
Deviation
Most Extreme Absolute .091
Differences Positive .049
Negative -.091
Test Statistic .091
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber : Outputs spss

Pada Tabel diatas hasil pengolahan data primer diatas

dapat dilihat besarnya perolehan nilai Asymp.sig (2 tailed)

adalah 0,200. Artinya, perolehan ini lebih besar dari 0,05 dan

Dengan demikian, uji statistik telah memenuhi kriteria yang


80

dipersyaratkan dan data dapat dikatakan berdistribusi normal

serta memenuhi asumsi normalitas.

Gambar : 5.1. Normal P-P Plot


Sumber : Ouput Spss

Gambar grafik normal probability plots diatas terlihat

bahwa gambar menunjukkan data menyebar di sekitar garis

diagonal dan mengikut arah garis diagonal. Oleh karena itu,

data dikatakan berdistribusi normal.

2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolineritas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi ditemukan adanya kolerasi antar variabel bebas.

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi

diantara variabel bebas. Jika variabel bebas saling berkorelasi,

maka variabel-variabel ini tidak orthogonal. Variabel orthogonal

adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel

bebas sama dengan nol. Multikoloneritas dapat dilihat dari nilai

tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Regresi bebas

dari multikoloneritas apabila nilai toleransinya di atas 0,0001


81

dan VIF kurang dari 5 (Santoso, 2000: 281) Imam Ghozali

(2002:64) mengatakan bahwa nilai VIF multikoloneritas adalah

kurang dari 10 dan tolerance mendekati 1.

Tabel 5.13
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) -.531 1.629 -.326 .746
MENTAL 1.262 .137 -.104 -1.911 .062 .354 2.826
GAJI 1.390 .372 .560 3.733 .001 .547 5.409
KESEMPATAN_PROMOSI 1.168 .143 .639 8.183 .000 .172 5.801
KONDISI_KERJA 1.427 .233 .209 1.834 .073 .481 3.348
KESESUAIAN_PRIBADI_P 1.504 .279 -.306 -1.805 .078 .337 4.317
EKERJA
a. Dependent Variable: KINERJA_PEGAWAI
Sumber : Output SPSS
Berdasarkan ouput “coefficients” pada bagian

“collinearity statistics” diketahui nilai tolerance untuk variabel

mental (X1) sebesar 0,354, gaji (X2) sebesar 0,547,

kesempatan promosi (X3) sebesar 0,172, kondisi kerja (X4)

sebesar 0,481 dan Kesesuaian pribadi pegawai (X5) sebesar

0,337 adalah lebih besar dari 0,10 sementara nilai VIF untuk

variabel mental (X1) sebesar 2,826, gaji (X2) sebesar 5,409,

kesempatan promosi (X3) sebesar 5,801, kondisi kerja (X4)

sebesar 3,348 dan Kesesuaian pribadi pegawai (X5) sebesar

4,317 dikarenakan nilai VIF < 10,00 maka mengacu pada dasar

pengambilan keputusan dalam uji multikolinearitas dapat

disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala multikolinearitas dalam

model regresi.
82

3. Uji Heteroskedastisitas

Tidak hanya menggunakan gambar pola tertentu

namun juga menggunakan statistik dengan uji glejser. Glejser

mengusulkan untuk meregres nilai absolut residual terhadap

variabel independen. Jika variabel independen signifikan

secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada

indikasi terjadi heteroskedastisitas. Jika signifikansinya diatas

tingkat kepercayaan 0,05 dapat disimpulkan model regresi tidak

mengandung adanya heteroskedastisitas (Ghazali, 2016).

Tabel. 5.14.
Uji Heteroskedastisitas

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 3.787 1.429 2.650 .010
-.052 .041 -.179 -1.288 .203
MENTAL
-.023 .076 -.047 -.298 .767
GAJI
-.005 .063 -.012 -.079 .937
KESEMPATAN_PR
OMOSI
-.002 .087 -.032 -.132 .865
KONDISI_KERJA
-.021 0.43 -.016 -.324 .543
KESESUAIAN_PRI
BADI_PEKERJA
a. Dependent Variable: Abs_RES
Sumber : Ouput Spss
Dikarenakan tingkat signifikansi pada variabel mental

(X1) sebesar 0,203, gaji (X2) sebesar 0,767, kesempatan

promosi (X3) sebesar 0,937, kondisi kerja (X4) sebesar 0,865

dan Kesesuaian pribadi pegawai (X5) sebesar 0,543 lebih

besar dari tingkat signifikansi 0,05 maka dapat disimpulkan

model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas

Berdasarkan hasil tabel output diatas Uji

Heteroskedastisitas signifikansinya diatas tingkat kepercayaan


83

0,05 dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung

adanya heteroskedastisitas dan dalam uji heteroskedastisitas

glejser terlihat bahwa titik-titik menyebar diatas dan dibawah

angka 0 pada sumbu Y (daerah positif dan negatif) serta tidak

berbentuk pola. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas

pada model persamaan regresi, sehingga model regresi layak

digunakan untuk memprediksi kinerja pegawai berdasarkan

variabel yang mempengaruhinya yaitu kelima variabel tersebut.

Maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat heteroskedastisitas

dan hasil uji dapat dilanjutkan.

5.3.3. Uji Linearitas

Uji linearitas untuk menentukan apakah masing-masing

variabel bebas terhadap variabel terikat mempunyai hubungan

linear. Uji linieritas dengan menggunakan membandingkan uji F

dengan tabel F. Selanjutnya harga F yang diperoleh dikonsultasikan

dengan harga F tabel. Jika harga Fhitung ≤ Ftabel, maka korelasi

antara variabel bebas dengan variabel terikat bersifat linier.

Sebaliknya, jika harga Fhitung ˃ Ftabel maka korelasi antara

variabel bebas dengan variabel terikat tidak linier.

Tabel 5.16.
Hasil Uji Linearitas Variabel Mental
ANOVA Table
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
KINERJA_PE Between (Combined) 523.098 9 58.122 1.875 .084
GAWAI * Groups Linearity 161.823 1 161.823 5.220 .028
MENTAL Deviation from Linearity 361.275 8 45.159 1.457 .204
Within Groups 1240.022 40 31.001
Total 1763.120 49

Sumber : Ouput SPSS


84

Melihat data uji linearitas yang diperoleh dari output diatas

diketahui bahwa nilai deviation from linearity sig. adalah 0,204 lebih

besar dari 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan

linear secara signifikan antara variabel mental dan Kinerja Pegawai,

hal tersebut juga dibuktikan dari nilai F hitung lebih kecil dari F tabel

1,457<2,76 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan linear

secara signifikan.

Tabel 5.16.
Hasil Uji Linearitas Variabel Gaji
ANOVA Table
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
KINERJA_PEGA Between (Combined) 1540.689 7 220.098 41.560 .000
WAI * GAJI Groups Linearity 1501.920 1 1501.920 283.597 .000
Deviation from Linearity 38.769 6 6.462 1.220 .315
Within Groups 222.431 42 5.296
Total 1763.120 49

Sumber : Output SPSS


Melihat data uji linearitas yang diperoleh dari output diatas

diketahui bahwa nilai deviation from linearity sig. adalah 0,315 lebih

besar dari 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan

linear secara signifikan antara variabel gaji dan Kinerja Pegawai, hal

tersebut juga dibuktikan dari nilai F hitung lebih kecil dari F tabel

1,220<2,76 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan linear

secara signifikan.
85

Tabel 5.17.
Hasil Uji Linearitas Variabel kesempatan promosi
ANOVA Table
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
KINERJA_PEG Between (Combined) 1673.933 11 152.176 64.838 .000
AWAI * Groups Linearity 1623.099 1 1623.099 691.556 .000
KESEMPATAN Deviation from Linearity 50.834 10 5.083 2.166 .142
_PROMOSI Within Groups 89.187 38 2.347
Total 1763.120 49
Sumber : Output SPSS
Melihat data uji linearitas yang diperoleh dari output diatas

diketahui bahwa nilai deviation from linearity sig. adalah 0,042 lebih

besar dari 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan

linear secara signifikan antara variabel kesempatan promosi dan

Kinerja Pegawai, hal tersebut juga dibuktikan dari nilai F hitung lebih

kecildari F tabel 2,166<2,43 maka dapat disimpulkan bahwa ada

hubungan linear secara signifikan.

Tabel 5.18.
Hasil Uji Linearitas Variabel kondisi kerja
ANOVA Table
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
KINERJA_PE Between (Combined) 665.053 11 60.459 2.092 .046
GAWAI * Groups Linearity 363.946 1 363.946 12.595 .001
KONDISI_KE Deviation from Linearity 301.107 10 30.111 1.042 .429
RJA Within Groups 1098.067 38 28.896
Total 1763.120 49
Sumber : Output SPSS
Melihat data uji linearitas yang diperoleh dari output diatas

diketahui bahwa nilai deviation from linearity sig. adalah 0,429 lebih

besar dari 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan

linear secara signifikan antara variabel kondisi kerja dan Kinerja

Pegawai, hal tersebut juga dibuktikan dari nilai F hitung lebih

kecildari F tabel 1,042<2,43 maka dapat disimpulkan bahwa ada

hubungan linear secara signifikan.


86

Tabel 5.19.
Hasil Uji Linearitas Variabel kesesuaian pribadi pekerja
ANOVA Table
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
KINERJA_PEGA Between (Combined) 1198.805 12 99.900 6.550 .000
WAI * Groups Linearity 1078.543 1 1078.543 70.716 .000
KESESUAIAN_P Deviation from Linearity 120.262 11 10.933 .717 .715
RIBADI_PEKERJ Within Groups 564.315 37 15.252
A Total 1763.120 49
Sumber : Output SPSS
Melihat data uji linearitas yang diperoleh dari output diatas

diketahui bahwa nilai deviation from linearity sig. adalah 0,715 lebih

besar dari 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan

linear secara signifikan antara variabel kesesuaian pribadi pekerja

dan Kinerja Pegawai, hal tersebut juga dibuktikan dari nilai F hitung

lebih kecildari F tabel 0,717<2,43 maka dapat disimpulkan bahwa

ada hubungan linear secara signifikan.

5.3.4. Uji Regresi Linear Berganda

Uji analisis regresi linear berganda dalam penelitian ini

dilakukan dengan menggunakan program SPSS 25 yang dapat

dilihat pada tabel berikut ini:


87

Tabel 5.20.
Hasil Uji Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .531 1.629 .326 .746
MENTAL .262 .137 .104 1.911 .012
GAJI 1.390 .372 .560 3.733 .001
KESEMPATAN_PROMOSI 1.168 .143 .639 8.183 .000
KONDISI_KERJA .427 .233 .209 1.834 .043
KESESUAIAN_PRIBADI_PE .504 .279 .306 1.805 .048
KERJA
a. Dependent Variable: KINERJA_PEGAWAI
Sumber : Output spss

Berdasarkan hasil pengolahan regresi berganda yang

ditunjukan dalam tabel diatas maka diperoleh persamaan

regresi berganda sebagai berikut :

Dimana : Y = a + b1X1 + b2X2+ b3X3 + e

Y= 0,531+0,262 (X1)+1,390 (X2)+ 1,168 (X3)+ 0,427 (X4)+

0,504 (X5)+e

Persamaan regresi linear berganda tersebut dapat

diuraikan sebagai berikut:

1. Koefesien regresi konstanta sebesar 15,024, artinya jika

variabel independen yaitu mental, gaji, kesempatan promosi,

kondisi kerja dan kesesuaian pribadi pekerja = 0 maka maka

kinerja pegawai akan sebesar 0,531

2. Koefesien regresi X1 mental 0,262 (positif) menunjukkan

bahwa mental berpengaruh terhadap kinerja Pegawai. Nilai

ini juga menunjukkan bahwa setiap adanya upaya

penambahan sebesar satu satuan pada mental, maka

kinerja Pegawai akan meningkat sebesar 0,262


88

3. Koefesien regresi X2 gaji sebesar 1,390 (positif)

menunjukkan bahwa gaji berpengaruh terhadap kinerja

Pegawai, Nilai ini juga menunjukkan bahwa setiap adanya

upaya penambahan sebesar satu satuan pada gaji, maka

kinerja Pegawai akan meningkat sebesar 1,390

4. Koefesien regresi X3 kesempatan promosi sebesar 1,168

(positif) menunjukkan bahwa kesempatan promosi

berpengaruh terhadap kinerja Pegawai. Nilai ini juga

menunjukkan bahwa setiap adanya upaya penambahan

sebesar satu satuan pada kesempatan promosi, maka

kinerja Pegawai akan meningkat sebesar 1,168

5. Koefesien regresi X4 kondisi kerja sebesar 0,427 (positif)

menunjukkan bahwa kondisi kerja berpengaruh terhadap

kinerja Pegawai, Nilai ini juga menunjukkan bahwa setiap

adanya upaya penambahan sebesar satu satuan

padakondisi kerja, maka kinerja Pegawai akan meningkat

sebesar 0,427

6. Koefesien regresi X5 kesesuaian pribadi pekerja sebesar

0,504 (positif) menunjukkan bahwa kesesuaian pribadi

pekerja berpengaruh terhadap kinerja Pegawai. Nilai ini juga

menunjukkan bahwa setiap adanya upaya penambahan

sebesar satu satuan pada kesesuaian pribadi pekerja, maka

kinerja Pegawai akan meningkat sebesar 0,504.


89

5.3.5. Hasil Pengujian Hipotesis

1 Uji Signifikan Simultan (Uji-f)

Tabel 5.21.
Hasil Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1681.614 5 336.323 181.561 .000b
Residual 81.506 44 1.852
Total 1763.120 49
a. Dependent Variable: KINERJA_PEGAWAI
b. Predictors: (Constant), KESESUAIAN_PRIBADI_PEKERJA, MENTAL,
KESEMPATAN_PROMOSI, KONDISI_KERJA, GAJI
Sumber : Output spss

Hipotesis 1 : Pengaruh mental, gaji, kesempatan promosi,

kondisi kerja dan kesesuaian pribadi pekerja berpengaruh

secara simultan terhadap Kinerja Pegawai kantor pelayanan

pajak muara teweh

Pada tabel output diatas nilai F diperoleh sebesar

181,561 dengan signifikansi 0,000. Ini berarti model regresi ini

layak untuk digunakan. Karena tingkat signifikansi lebih kecil

dari 0,05, dan Fhitung lebih besar daripada F tabel

181,561>2,43 sehingga dapat dikatakan bahwa mental, gaji,

kesempatan promosi, kondisi kerja dan kesesuaian pribadi

pekerja berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap

kinerja Pegawai kantor pelayanan pajak muara teweh

2 Uji Signifikan Parsial (Uji-t)

Uji t dilakukan untuk menguji apakah mental, gaji,

kesempatan promosi, kondisi kerja dan kesesuaian pribadi

pekerja secara parsial atau masing-masing mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap kinerja Pegawai padakantor


90

pelayanan pajak muara teweh, Hasil uji t dapat dilihat pada tabel

berikut :

Tabel 5.22
Hasil Uji T
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .531 1.629 .326 .746
MENTAL .262 .137 .104 1.911 .012
GAJI 1.390 .372 .560 3.733 .001
KESEMPATAN_PROMOSI 1.168 .143 .639 8.183 .000
KONDISI_KERJA .427 .233 .209 1.834 .043
KESESUAIAN_PRIBADI_PE .504 .279 .306 1.805 .048
KERJA
a. Dependent Variable: KINERJA_PEGAWAI
Sumber : Output spss

Berdasarkan pada tabel uji t di atas, untuk mengetahui

besarnya pengaruh masing-masing variabel independen secara

parsial (individual) terhadap variabel dependen adalah sebagai

berikut:

a) Menguji Pengaruh variabel mental, gaji, kesempatan promosi,

kondisi kerja dan kesesuaian pribadi pekerja terhadap kinerja

pegawai

Hipotesis 2 : ada Pengaruh mental, gaji, kesempatan promosi,

kondisi kerja dan kesesuaian pribadi pekerja secara

parsial terhadap kinerja pegawai kantor pelayanan

pajak muara teweh

1. Mental (X1)

Terlihat bahwa t hitung koefisien mental adalah

1,911 Sedangkan t tabel bisa dihitung pada tabel t-test,

dengan α = 0,05 dan df = 50 didapat t tabel adalah 1,6802


91

Variabel mental memiliki p-value 0,012 < 0.05 artinya

signifikan, sedangkan t hitung > t tabel (1,911 > 1,6802),

Maka dapat disimpulkan bahwa variabel mental

berpengaruh signifikan secara parsial terhadap variabel

kinerja Pegawai Kantor pelayanan pajak muara teweh

2. Gaji (X2)

Terlihat bahwa t hitung koefisien gaji adalah 3,733

Sedangkan t tabel bisa dihitung pada tabel t-test, dengan α

= 0,05 dan df = 50 didapat t tabel adalah 1,6802 Variabel

gaji memiliki p-value 0,001 < 0.05 artinya signifikan,

sedangkan t hitung > t tabel (3,733 > 1,6802), Maka dapat

disimpulkan bahwa variabel gaji berpengaruh signifikan

secara parsial terhadap variabel kinerja Pegawai Kantor

pelayanan pajak muara teweh

3. kesempatan promosi (X3)

Terlihat bahwa t hitung koefisien kesempatan

promosi adalah 8,183 Sedangkan t tabel bisa dihitung pada

tabel t-test, dengan α = 0,05 dan df = 50 didapat t tabel

adalah 1,6802 Variabel kesempatan promosi memiliki p-

value 0,000 < 0.05 artinya signifikan, sedangkan t hitung > t

tabel (8,183 > 1,6802), Maka dapat disimpulkan bahwa

variabel kesempatan promosi berpengaruh signifikan

secara parsial terhadap variabel kinerja Pegawai Kantor

pelayanan pajak muara teweh

4. Kondisi Kerja

Terlihat bahwa t hitung koefisien kondisi kerja

adalah 1,834 Sedangkan t tabel bisa dihitung pada tabel t-


92

test, dengan α = 0,05 dan df = 50 didapat t tabel adalah

1,6802 Variabel kondisi kerja memiliki p-value 0,043 < 0.05

artinya signifikan, sedangkan t hitung > t tabel (1,834 >

1,6802), Maka dapat disimpulkan bahwa variabel kondisi

kerja berpengaruh signifikan secara parsial terhadap

variabel kinerja Pegawai Kantor pelayanan pajak muara

teweh

5. Kesesuaian pribadi pekerja (X5)

Terlihat bahwa t hitung koefisien Kesesuaian pribadi

pekerja adalah 1,805 Sedangkan t tabel bisa dihitung pada

tabel t-test, dengan α = 0,05 dan df = 50 didapat t tabel

adalah 1,6802 Variabel Kesesuaian pribadi pekerja

memiliki p-value 0,048 < 0.05 artinya signifikan, sedangkan

t hitung > t tabel (1,805 > 1,6802), Maka dapat disimpulkan

bahwa variabel Kesesuaian pribadi pekerja berpengaruh

signifikan secara parsial terhadap variabel kinerja Pegawai

Kantor pelayanan pajak muara teweh

3 Uji Koefesien Determinasi (R2)

Uji Koefisien Determinasi (R2) pada intinya mengukur

seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variabel

terikat. Nikai koefisien determinasi adalah di antara nol dan satu.

Semakin kecil nilai R2 maka semakin terbatas kemampuan

variabel-variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikat. Hasil

koefesien determinasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini :


93

Tabel 5.23
Hasil Uji R2
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .977a
.954 .949 1.361
a. Predictors: (Constant), KESESUAIAN_PRIBADI_PEKERJA,
MENTAL, KESEMPATAN_PROMOSI, KONDISI_KERJA, GAJI
b. Dependent Variable: KINERJA_PEGAWAI
Sumber : Output spss

Berdasarkan tabel output di atas, dapat disimpulkan

sebagai berikut :

Dalam tabel output diatas ini menunjukkan bahwa nilai R

Square adalah 0,954 atau 95%. Hal ini berarti bahwa variabel-

variabel independen yaitu mental, gaji, kesempatan promosi,

kondisi kerja dan kesesuaian pribadi pekerja mampu

menjelaskan variabel dependen yaitu kinerja pegawai sebesar

95% dan selebihnya 5% (100% - 95%) ditentukan atau dijelaskan

oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam analisa atau

penelitian regresi ini. Karena R Square berkisar pada angka 0

sampai 1, dengan catatan semakin besar angka R Square maka

semakin kuat variabelnya. Seperti diketahui 95% kinerja pegawai

dapat dijelaskan oleh variabel mental, gaji, kesempatan promosi,

kondisi kerja dan kesesuaian pribadi pekerja, artinya 5%

dipengaruhi oleh variabel lain seperti Prestasi Kerja, disiplin

kerja, dan kompensasi yang tidak dalam cakupan penelitian

peneliti.

4 (Uji Dominan)

Penelitian ini menggunakan model analisi liniear berganda

untuk pembuktian hipotesis penelitian. Analisis ini menggunakan


94

input berdasarkan data yang di peroleh dari kousioner.

Perhitungan statistik yang digunakan dalam analisi liniear

berganda yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

SPSS versi 25. Hasil pengolahan dalam penelitian ini sebagai

berikut.

Tabel 5.24
Hasil Uji Dominan
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .531 1.629 .326 .746
MENTAL .262 .137 .104 1.911 .012
GAJI 1.390 .372 .560 3.733 .001
KESEMPATAN_PROMOSI 1.168 .143 .639 8.183 .000
KONDISI_KERJA .427 .233 .209 1.834 .043
KESESUAIAN_PRIBADI_PE .504 .279 .306 1.805 .048
KERJA
a. Dependent Variable: KINERJA_PEGAWAI
Sumber : Output spss
Dari hasil pengujian regresi linier berganda terdapat

persamaan yang menunjukkan koefisien regresi dari ketiga

variabel bebas (β1,β2, dan β3) bertanda positif (+) dan negatif

(-) hal ini berarti bahwa bila mental, gaji, kesempatan promosi,

kondisi kerja dan kesesuaian pribadi pekerja terpenuhi kinerja

pegawai akan semakin meningkat, Dari persamaan tersebut

dapat dijelaskan bahwa:

1. Nilai koefisien mental (X1) sebesar 0,104 menunjukkan

bahwa variabel mental (X1) berpengaruh signifikan terhadap

kinerja pegawai, Artinya semakin besar mental pada

pegawai, maka kinerja pegawai akan meningkat.


95

2. Nilai koefisien gaji (X2) sebesar 0,560 menunjukkan bahwa

variabel gaji (X2) berpengaruh signifikan terhadap kinerja

pegawai. , Artinya semakin besar gaji pada pegawai, maka

kinerja pegawai akan meningkat.

3. Nilai koefisien kesempatan promosi (X3) sebesar 0,639

menunjukkan bahwa variabel kesempatan promosi (X3

berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai.

4. Nilai koefisien kondisi kerja (X4) sebesar 0,209 menunjukkan

bahwa variabel kondisi kerja (X4) berpengaruh signifikan

terhadap kinerja pegawai.

5. Nilai koefisien kesesuaian pribadi pekerja (X5) sebesar

0,306 menunjukkan bahwa variabel kesesuaian pribadi

pekerja (X5) berpengaruh signifikan terhadap kinerja

pegawai.

6. Variabel dominan terhadap kinerja Pegawai kantor

pelayanan pajak muara teweh adalah kesempatan promosi

dapat dibuktikan dengan nilai koefisien regresi (ᵦ) sebesar

0,639 dibandingkan nilai koefisien regresi variabel lainnya.

5.4. Pembahasan

Secara umum penelitian ini menunjukkan bahwa kondisi penilaian

responden terhadap variabel-variabel penelitian ini secara umum sudah

baik. Hal ini dapat ditunjukkan dari banyaknya tanggapan kesetujuan

yang tinggi dari responden terhadap kondisi dari masing-masing variabel

penelitian. Penjelasan dari hasil penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:

Berdasarkan hasil dari uji yang telah dilakukan dapat diketahui

bahwa mental, gaji, kesempatan promosi, kondisi kerja dan kesesuaian


96

pribadi pekerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai kantor pelayanan

pajak muara teweh.

1. Secara Simultan Pada tabel output diatas nilai F diperoleh sebesar

181,561 dengan signifikansi 0,000. Ini berarti model regresi ini layak

untuk digunakan. Karena tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05, dan

Fhitung lebih besar daripada F tabel 181,561>2,43 sehingga dapat

dikatakan bahwa mental, gaji, kesempatan promosi, kondisi kerja dan

kesesuaian pribadi pekerja berpengaruh secara simultan dan

signifikan terhadap kinerja Pegawai kantor pelayanan pajak muara

teweh

2. Uji Analisis dilakukan Secara parsial menggunakan Uji t

1. Mental (X1), variabel mental berpengaruh signifikan secara parsial

terhadap variabel kinerja Pegawai Kantor pelayanan pajak muara

teweh

2. Gaji (X2), variabel gaji berpengaruh signifikan secara parsial

terhadap variabel kinerja Pegawai Kantor pelayanan pajak muara

teweh

3. kesempatan promosi (X3), variabel kesempatan promosi

berpengaruh signifikan secara parsial terhadap variabel kinerja

Pegawai Kantor pelayanan pajak muara teweh

4. Kondisi Kerja (X4), variabel kondisi kerja berpengaruh signifikan

secara parsial terhadap variabel kinerja Pegawai Kantor

pelayanan pajak muara teweh

5. Kesesuaian pribadi pekerja (X5), variabel Kesesuaian pribadi

pekerja berpengaruh signifikan secara parsial terhadap variabel

kinerja Pegawai Kantor pelayanan pajak muara teweh


97

3. Variabel yang lebih dominan dalam penelitian ini dari hasil uji analisis

menggunakan SPSS Versi 25 ialah kesempatan promosi dapat

dibuktikan dengan nilai koefisien regresi (ᵦ) sebesar 0,639

dibandingkan nilai koefisien regresi variabel lainnya.


BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Pada bagian ini akan disimpulkan hasil penelitian yang telah

dilakukan yang dianggap bermanfaat bagi Pegawai kantor pelayanan pajak

muara teweh. Penelitian ini mencoba meneliti mengenai pengaruh mental,

gaji, kesempatan promosi, kondisi kerja dan kesesuaian pribadi pekerja

terhadap kinerja Pegawai kantor pelayanan pajak muara teweh.

Berdasarkan uraian dan penjelasan yang telah dikemukakan pada bab-bab

sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Secara Simultan variabel mental, gaji, kesempatan promosi, kondisi

kerja dan kesesuaian pribadi pekerja berpengaruh signifikan terhadap

kinerja Pegawai kantor pelayanan pajak muara teweh.

2. Secara mental, gaji, kesempatan promosi, kondisi kerja dan kesesuaian

pribadi pekerja berpengaruh signifikan terhadap kantor pelayanan pajak

muara

3. Variabel yang lebih dominan dari penelitian ini ialah kesempatan

promosi hal itu terbukti pada uji hipotesis dominan dan dibuktikan dari

nilai Signifikansi dari masing-masing variabel.

6.2. Saran

Untuk mencapai tujuan kantor pelayanan pajak muara teweh terhadap

kinerja pegawai ada beberapa saran yang ingin disampaikan sebagai

berikut :

98
99

1. Disarankan kepada kantor pelayanan pajak muara teweh untuk selalu

menjaga standar operasi instansi yang telah ditetapkan, hal ini

dikarenakan segala sesuatu yang terjadi akan sesuai dengan apa yang

dilakukan, instansi dapat menjaga kinerja nya yaitu dengan

meningkatkan mental, gaji, kesempatan promosi, kondisi kerja dan

kesesuaian pribadi pekerja pada kinerja pegawai kantor pelayanan

pajak muara teweh

2. Disarankan kepada kantor pelayanan pajak muara teweh untuk selalu

memperhatikan pegawai pada kantor pelayanan pajak muara teweh,

pegawai merupakan dasar utama dalam segala pekerjaan, dengan

menjaga pegawai maka sama saja dengan menjaga kinerja yang telah

dihasilkannya.

3. Untuk penelitian di masa yang akan datang sebaiknya memperluas

variabel dan pengukuran variabel penelitian sehingga dapat lebih

meningkatkan kinerja pegawai kantor pelayanan pajak muara teweh dan

Diharapkan penelitian selanjutnya dapat mengkaji lebih dalam tentang

variabel yang ada dalam penelitian ini yang mana masing – masing

variabel saling berpengaruh terhadap kinerja pegawai secara simultan

pada kantor pelayanan pajak muara teweh agar diperoleh gambaran

yang lebih lengkap lagi sehingga diharapkan hasil penelitian yang akan

datang lebih sempurna dari penelitian ini.


DAFTAR PUSTAKA

Anthony, Robert N; Dearden, John dan Bedford, Norton M, alih Bahasa Agus
Maulana, Sistem Pengendalian Manajemen. Edisi-6; Binarupa Aksara,
1992.

Arikunto, Suharsimi, Prof. Dr., Management Penelitian, Edisi Baru, PT. Rineka
Cipta, Jakarta 1998.

Azwar, Saefuddin, Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya, Edisi II, Pustaka
Pelajar, Yogyakarta, 1995.

Abraham Nurul Fajri, Hamidah Nayati Utami, Ika Ruhana. (2015). Pengaruh
Promosi Terhadap kepuasan Kerja dan Prestasi Kerja Karyawan,.
29(1). 67-76. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)

Aris Ananta, 1990, Landasan Ekonomitrika, Bagian Penerbit PT. Gramedia,


Jakarta.

Baharuddin dan Moh. Makin, Manajemen Pendidikan Islam, (Malang: UIN-Maliki


Press, 2010)

Dessler, Gary, Manajemen Sumber Daya Manusia; Human Resource


Management 7e, Penerbit PT. Prenhallindo, Jakarta,1997.

Erickson, B.H., Nosanchuk, T.A., Memahami Data; Statistika untuk Ilmu Sosial,
Penerbit McGraw-Hill Ryerson Ltd., Toronto, Canada, 1977, Alih
Bahasa LP3ES, Anggota IKAPI, Jakarta 1987.

Fuady, Munir, S.H., M.H., LL.M., Hukum Bisnis; Dalam Teori dan Praktek Buku
Ketiga, Penerbit PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 1994.

Has, A. Sanusi, Dasar-dasar Pernologi, Rasanta, Jakarta, 1994.

Kerlinger, Fred N. and Elazar J. Pedhazur, 1990, Foundation of Multiple


Regresion Analysis, Holt, Rinehart & Winston Inc, New York.

Kotler, Philip, 1991, Marketing Management, Analysis, Planing Implementation


and Control, Edisi VII Prentice Hall Inc, Alih Bahasa Adi Zakaria Afif,
Perencana Implementasi dan Pengendalian Buku I dan Buku II Edisi
VII, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta
1993.

Lucas da Costa, 1993, Analisis Pengaruh Faktor-faktor dan Budaya Terhadap


Tingkat Excelence, Studi kasus Pada Perusahaan Penerbit Surat Kabar
Jawa Pos Surabaya, Tesis Universitas Airlangga Surabaya.

Paramita, Budhi. Struktur Organisasi di Indonesia. Jakarta: Lembaga Penerbit


Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1985
Pearce & Robinson, Strategic Management, Formulasi, Implementasi dan
Pengendalian, Alih Bahasa Ir. Agus Maulana, MM, Bina Rupa Aksara,
Jakarta, 1997.

Reksohardiprojo, Sukanto, Dasar-dasar Manajemen, Ed. 5. Yogyakarta: BPFE,


1992

Rahmat Hilmi, Anthonius J. Karsudjono, (2019). Pengaruh Tempat Dan Promosi


Terhadap Pembelian Pada Ukhuwahmart Banjarmasin, 6(1), 42-60.
Jurnal Komunikasi Bisnis dan Manajemen

Rencana Strategis Pembangunan, Direktorat Jendral Pemasyarakatan


Departemen Hukum dan Perundang-undangan R.I., Jakarta 2000.

Robbins, Stehen P, Teori Organisasi : Struktur, Desain dan Aplikasi, Alih bahasa
Yusuf Udaya, Lic, Ec. Jakarta: Arcan, 1995

Robins, Stepen P., Perilaku Organisasi, Konsep, Kontraversi dan Aplikasi, Alih
Bahasa, Hadiana Pudjaatmaka, PT. Prehallindo, Jakarta, 1996.

Sudrajat, M. SW, 1996 Mengenal Ekonomitrika Pemula, Penerbit Armico,


Bandung.

Sunarjo, 1992, Analysis Regresi Ganda dan Korelasi Parsial, Makalah,


Disampaikan pada Penataran Metologi Penelitian Statistika dan
Komputer Tingkat Menengah, Lembaga Pusat Penelitian Universitas
Airlangga Surabaya.

Siagian, Sondang P., Peranan Staf dalam Manajemen, Cet. 18. Jakarta : Gunung
Agung.

Suwarsono, Manajemen Strategik; Konsep dan Kasus, Penerbit Akademi


Manajemen Perusahaan YKPN, Jl. Langensari 45 Balapan, Yogyakarta
55222, 1996.

Sudjana, Metode Statistika, Tarsito, Bandung. 1983.

Swastha DH, Baasu dan Handoko, T. Hani, 1990, Manajemen Pemasaran


Analisa Perilaku Konsumen, Edisi Kedua, Liberty Yogyakarta.

Uma, Sekaran, Research Methods for Busines, A Skill Building Approach,


Second Edition, John Wiley & Son, Singapore, 1992.

Sariyatul ilyana, Mahfud Sholihin. (2021). The Effect Of Incentive Leadership And
Style Of Creative Performance, 36(1), 14-30.
https://doi.org/10.22146/jieb.59893
Syaifuddin Fahmi. (2016). Pengaruh Stres Kerja dan Konflik Kerj Terhadap
Semangat Kerja Karyawan pada PT. Omega Mas Pasuruan, 12(3), 107-
116. https://dx..doi.org/10.21067/jem.v12i3.1462
KUESIONER PENELITIAN

A. IDENTITAS RESPONDEN
Umur : Tahun
Lama Bekerja : Tahun
Pendidikan Terakhir :

B. PETUNJUK PENGISIAN
Isilah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda
centang (√) pada jawaban, yang dianggap benar. Terdapat 5 (Lima)
pilihan jawaban, yaitu:
SS : Sangat Setuju
N : Netral
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju

Jawaban
No. Pernyataan SS S N TS STS
Mental (X1)
1 Kami belajar Menilai Diri.
2 Kami selalu melakukan Spontanitas dan Perasaan Memadai
Terhadap Orang Lain.
3 Kami selalu Kontak dengan Realita.
4 Kami tidak pernah merasakan Infografis Depresi
Gaji (X2)
1 Menurut kami, gaji kami layak disini
2 Gaji membuat kami menjadi termotivasi
3 Kepuasan kerja lebih besar dari pada gaji kami
Kesempatan Promosi (X3)
1 Kami adalah Karyawan yang Loyal dan Berintegritas
2 Kami belajar Kreatif dan Inisiatif.
3 Pimpinan kami Bisa Memberikan Solusi
4 Kami selalu Mau Berbagi Ilmu
5 Kami selalu Profesional dalam Bekerja.
Kondisi Kerja (X4)
1 sarana tercukupi
2 Prasarana tercukupi
3 Lingkungan Kantor bersih
4 Temperatur Udara/ Cahaya tidak ekstrim
5 Fasilitas relatif modern
Kesesuaian Pribadi pekerja (X5)
1 Kemampuan
2 Sikap menentukan bagaimana kerja kami
3 Kebutuhan kami tercuupi dikantor
4 Tingkat Pendidikan berpengaruh terhadap kinerja kami
5 Minat mempegaruhi kinerja kami
6 Nilai Seseorang Pada Pekerjaan
Kinerja Pegawai (Y)
1 Kami memiliki Kualitas Kerja yang baik
2 Kami memiliki Kuantitas yang baik
3 Pekerjaan kami harus memiliki Ketepatan Waktu
4 Pekerjaan kami diharuskan Efektifitas
5 Kami harus memiliki Kemandirian.
X1 X2 X3
X1. X1. X1. X1. JML X2. X2. X2. JML X3. X3. X3. X3. X3. JML
NO 1 2 3 4 H 1 2 3 H 1 2 3 4 5 H
1 5 5 3 3 16 2 5 2 9 2 5 2 3 2 14
2 5 5 4 5 19 5 3 4 12 5 3 4 4 5 21
3 5 5 3 5 18 2 3 5 10 2 3 5 3 3 16
4 5 5 5 5 20 5 5 5 15 5 5 5 5 5 25
5 5 4 5 5 19 5 5 5 15 5 5 5 5 5 25
6 3 3 3 3 12 4 4 3 11 4 4 3 3 4 18
7 4 4 5 4 17 2 2 2 6 2 2 2 5 2 13
8 4 3 5 4 16 4 5 3 12 4 5 3 5 4 21
9 4 3 3 4 14 4 5 3 12 4 5 3 3 4 19
10 4 3 5 5 17 5 5 4 14 5 5 4 5 4 23
11 4 4 3 4 15 5 5 4 14 5 5 4 3 4 21
12 3 5 3 3 14 4 4 5 13 4 4 5 3 3 19
13 3 5 4 3 15 4 5 4 13 4 5 4 4 3 20
14 3 5 4 3 15 5 5 4 14 5 5 4 4 3 21
15 3 5 4 3 15 5 5 4 14 5 5 4 4 3 21
16 3 3 4 3 13 5 5 3 13 5 5 3 4 3 20
17 3 3 5 5 16 5 3 5 13 5 3 3 5 3 19
18 3 3 5 5 16 2 2 5 9 2 2 2 5 2 13
19 2 3 5 5 15 4 3 5 12 4 3 5 5 2 19
20 2 4 4 5 15 4 3 5 12 4 3 4 4 5 20
21 2 5 5 5 17 5 3 5 13 5 3 5 5 5 23
22 2 4 4 5 15 4 4 5 13 4 4 4 4 5 21
23 2 4 4 5 15 4 4 5 13 4 5 4 4 5 22
24 4 4 4 5 17 5 4 5 14 5 5 4 4 5 23
25 5 5 5 5 20 2 2 5 9 2 5 2 5 5 19
26 3 3 3 5 14 2 2 5 9 2 5 2 3 5 17
27 5 4 4 5 18 4 3 5 12 4 5 4 4 5 22
28 3 3 3 5 14 2 2 5 9 2 5 2 3 5 17
29 3 3 3 5 14 3 3 5 11 3 5 3 3 5 19
30 3 4 3 3 13 2 2 2 6 2 5 2 3 5 17
31 2 5 4 2 13 3 5 5 13 3 5 5 4 5 22
32 2 5 4 2 13 4 5 5 14 4 5 5 4 5 23
33 2 5 4 2 13 4 4 5 13 4 5 5 4 5 23
34 3 3 3 3 12 4 4 5 13 4 5 5 3 3 20
35 3 3 3 3 12 3 3 3 9 3 5 3 3 3 17
36 1 5 4 1 11 5 5 5 15 5 5 5 4 1 20
37 3 3 3 3 12 3 3 3 9 3 3 3 3 3 15
38 4 5 5 4 18 4 5 4 13 4 5 4 5 4 22
39 3 3 5 3 14 5 5 4 14 5 5 4 5 3 22
40 3 3 3 3 12 3 3 3 9 3 3 3 3 3 15
41 5 5 2 5 17 2 5 2 9 2 5 2 3 2 14
42 5 5 5 3 18 5 3 4 12 5 3 4 4 5 21
43 5 5 2 3 15 2 3 5 10 2 3 5 3 3 16
44 5 5 5 5 20 5 5 5 15 5 5 5 5 5 25
45 5 4 5 5 19 5 5 5 15 5 5 5 5 5 25
46 3 3 4 4 14 4 4 3 11 4 4 3 3 4 18
47 4 4 2 2 12 2 2 2 6 2 2 2 5 2 13
48 4 3 4 5 16 4 5 3 12 4 5 3 5 4 21
49 4 3 4 5 16 4 5 3 12 4 5 3 3 4 19
50 4 3 5 5 17 5 5 4 14 5 5 4 5 4 23

X4 X5
X4. X4. X4. X4. X4. JML X5. X5. X5. X5. X5. X5. JML
1 2 3 4 5 H 1 2 3 4 5 6 H
3 5 5 3 3 19 3 5 5 2 5 2 22
4 4 4 5 5 22 4 4 4 5 3 4 24
3 4 5 5 5 22 3 4 5 2 3 5 22
5 5 5 5 5 25 5 5 5 5 5 5 30
5 5 5 5 4 24 5 5 5 5 5 5 30
3 5 5 3 3 19 3 5 5 4 4 3 24
5 5 3 4 4 21 5 5 3 2 2 2 19
5 2 2 4 3 16 5 2 2 4 5 3 21
3 4 3 4 3 17 3 4 3 4 5 3 22
5 4 3 5 3 20 5 4 3 5 5 4 26
3 5 3 4 4 19 3 5 3 5 5 4 25
3 4 4 3 5 19 3 4 4 4 4 5 24
4 4 5 3 5 21 4 4 5 4 5 4 26
4 5 5 3 5 22 4 5 5 5 5 4 28
4 2 5 3 5 19 4 2 5 5 5 4 25
4 2 5 3 3 17 4 2 5 5 5 3 24
5 4 5 5 3 22 5 4 5 5 3 5 27
5 2 5 5 3 20 5 2 5 2 2 5 21
5 3 5 5 3 21 5 3 5 4 3 5 25
4 2 5 5 4 20 4 2 5 4 3 5 23
5 3 5 5 5 23 5 3 5 5 3 5 26
4 4 5 5 4 22 4 4 5 4 4 5 26
4 4 5 5 4 22 4 4 5 4 4 5 26
4 4 5 5 4 22 4 4 5 5 4 5 27
5 3 5 5 5 23 5 3 5 2 2 5 22
3 5 5 5 3 21 3 5 5 2 2 5 22
4 3 3 5 4 19 4 3 3 4 3 5 22
3 4 5 5 3 20 3 4 5 2 2 5 21
3 5 5 5 3 21 3 5 5 3 3 5 24
3 3 3 3 4 16 3 3 3 2 2 2 15
4 2 5 2 5 18 4 2 5 3 5 5 24
4 5 3 2 5 19 4 5 3 4 5 5 26
4 2 3 2 5 16 4 2 3 4 4 5 22
3 5 5 3 3 19 3 5 5 4 4 5 26
3 5 5 3 3 19 3 5 5 3 3 3 22
4 4 4 1 5 18 4 4 4 5 5 5 27
3 2 2 3 3 13 3 2 2 3 3 3 16
5 4 5 4 5 23 5 4 5 4 5 4 27
5 4 5 3 3 20 5 4 5 5 5 4 28
3 5 5 3 3 19 3 5 5 3 3 3 22
5 5 5 2 5 22 5 5 5 2 5 2 24
3 4 4 5 3 19 3 4 4 5 3 4 23
3 4 5 2 3 17 3 4 5 2 3 5 22
5 5 5 5 5 25 5 5 5 5 5 5 30
5 5 5 5 5 25 5 5 5 5 5 5 30
4 4 3 4 4 19 4 4 3 4 4 3 22
2 2 2 2 2 10 2 2 2 2 2 2 12
5 5 3 4 5 22 5 5 3 4 5 3 25
5 5 3 4 5 22 5 5 3 4 5 3 25
5 5 4 5 5 24 5 5 4 5 5 4 28

Y
Y. Y. Y. Y. Y. JML
1 2 3 4 5 H
2 5 2 2 2 13
5 3 4 4 2 18
2 3 5 5 3 18
5 5 5 5 5 25
5 5 5 5 5 25
4 4 3 3 5 19
2 2 2 2 2 10
4 5 3 3 5 20
4 5 3 3 3 18
5 5 4 4 3 21
5 5 4 4 3 21
4 4 5 5 3 21
4 5 4 4 5 22
5 5 4 4 5 23
5 5 4 4 3 21
5 5 3 3 3 19
5 5 3 3 3 19
2 5 2 2 2 13
4 5 5 5 4 23
4 5 4 4 4 21
5 5 5 5 5 25
4 5 4 4 4 21
4 5 4 4 4 21
5 5 4 4 4 22
2 5 2 2 2 13
2 5 2 2 2 13
4 5 4 4 4 21
2 5 2 2 2 13
3 5 3 3 3 17
2 2 2 2 2 10
3 5 5 5 5 23
4 5 5 5 3 22
4 4 5 5 4 22
4 4 5 5 4 22
3 3 3 3 3 15
5 5 5 5 5 25
3 3 3 3 3 15
4 5 4 4 4 21
5 5 4 4 4 22
3 3 3 3 3 15
2 5 5 2 5 19
5 3 3 4 3 18
2 3 3 5 3 16
5 5 5 5 5 25
5 5 5 5 5 25
4 4 4 3 4 19
2 2 2 2 2 10
4 5 5 3 5 22
4 5 5 3 5 22
5 5 5 3 5 23

Correlations
Item_1 Item_2 Item_3 Item_4 Skor_Total
Item_1 Pearson Correlation 1 .178 .020 .376 **
.712**
Sig. (2-tailed) .216 .889 .007 .000
N 50 50 50 50 50
Item_2 Pearson Correlation .178 1 .023 -.241 .348*
Sig. (2-tailed) .216 .875 .092 .013
N 50 50 50 50 50
Item_3 Pearson Correlation .020 .023 1 .326 *
.560**
Sig. (2-tailed) .889 .875 .021 .000
N 50 50 50 50 50
Item_4 Pearson Correlation .376** -.241 .326* 1 .686**
Sig. (2-tailed) .007 .092 .021 .000
N 50 50 50 50 50
Skor_Total Pearson Correlation .712 **
.348 *
.560 **
.686 **
1
Sig. (2-tailed) .000 .013 .000 .000
N 50 50 50 50 50
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Correlations
Item_1 Item_2 Item_3 Skor_Total
Item_1 Pearson Correlation 1 .601 **
.288 *
.880**
Sig. (2-tailed) .000 .043 .000
N 50 50 50 50
Item_2 Pearson Correlation .601** 1 -.043 .733**
Sig. (2-tailed) .000 .768 .000
N 50 50 50 50
Item_3 Pearson Correlation .288 *
-.043 1 .553**
Sig. (2-tailed) .043 .768 .000
N 50 50 50 50
Skor_Total Pearson Correlation .880 **
.733 **
.553 **
1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000
N 50 50 50 50
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Correlations
Item_1 Item_2 Item_3 Item_4 Item_5 Skor_Total
Item_1 Pearson Correlation 1 .274 .593** .376** .239 .808**
Sig. (2-tailed) .054 .000 .007 .094 .000
N 50 50 50 50 50 50
Item_2 Pearson Correlation .274 1 .122 -.112 .332 *
.528**
Sig. (2-tailed) .054 .400 .437 .019 .000
N 50 50 50 50 50 50
Item_3 Pearson Correlation .593 **
.122 1 .195 .205 .694**
Sig. (2-tailed) .000 .400 .176 .153 .000
N 50 50 50 50 50 50
Item_4 Pearson Correlation .376** -.112 .195 1 .060 .439**
Sig. (2-tailed) .007 .437 .176 .681 .001
N 50 50 50 50 50 50
Item_5 Pearson Correlation .239 .332 *
.205 .060 1 .618**
Sig. (2-tailed) .094 .019 .153 .681 .000
N 50 50 50 50 50 50
Skor_Total Pearson Correlation .808 **
.528 **
.694 **
.439 **
.618 **
1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .001 .000
N 50 50 50 50 50 50
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Correlations
Item_1 Item_2 Item_3 Item_4 Item_5 Skor_Total
Item_1 Pearson Correlation 1 .021 .115 .336* .445** .623**
Sig. (2-tailed) .885 .428 .017 .001 .000
N 50 50 50 50 50 50
Item_2 Pearson Correlation .021 1 .222 .119 .137 .549**
Sig. (2-tailed) .885 .122 .412 .344 .000
N 50 50 50 50 50 50
Item_3 Pearson Correlation .115 .222 1 .201 .092 .571**
Sig. (2-tailed) .428 .122 .161 .524 .000
N 50 50 50 50 50 50
Item_4 Pearson Correlation .336 *
.119 .201 1 -.021 .607**
Sig. (2-tailed) .017 .412 .161 .886 .000
N 50 50 50 50 50 50
Item_5 Pearson Correlation .445** .137 .092 -.021 1 .527**
Sig. (2-tailed) .001 .344 .524 .886 .000
N 50 50 50 50 50 50
Skor_Total Pearson Correlation .623 **
.549 **
.571 **
.607 **
.527 **
1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 50 50 50 50 50 50
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
Item_1 Item_2 Item_3 Item_4 Item_5 Item_6 Skor_Total
Item_1 Pearson Correlation 1 .021 .115 .385 **
.349 *
.176 .561**
Sig. (2-tailed) .885 .428 .006 .013 .222 .000
N 50 50 50 50 50 50 50
Item_2 Pearson Correlation .021 1 .222 .100 .255 -.046 .468**
Sig. (2-tailed) .885 .122 .488 .073 .753 .001
N 50 50 50 50 50 50 50
Item_3 Pearson Correlation .115 .222 1 .032 .007 .452** .516**
Sig. (2-tailed) .428 .122 .827 .961 .001 .000
N 50 50 50 50 50 50 50
Item_4 Pearson Correlation .385**
.100 .032 1 .601 **
.288 *
.717**
Sig. (2-tailed) .006 .488 .827 .000 .043 .000
N 50 50 50 50 50 50 50
Item_5 Pearson Correlation .349 *
.255 .007 .601 **
1 -.043 .651**
Sig. (2-tailed) .013 .073 .961 .000 .768 .000
N 50 50 50 50 50 50 50
Item_6 Pearson Correlation .176 -.046 .452 **
.288 *
-.043 1 .521**
Sig. (2-tailed) .222 .753 .001 .043 .768 .000
N 50 50 50 50 50 50 50
Skor_Total Pearson Correlation .561** .468** .516** .717** .651** .521** 1
Sig. (2-tailed) .000 .001 .000 .000 .000 .000
N 50 50 50 50 50 50 50
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Correlations
Item_1 Item_2 Item_3 Item_4 Item_5 Item_6
Item_1 Pearson Correlation 1 .421 **
.574 **
.572 **
.541 **
.802**
Sig. (2-tailed) .002 .000 .000 .000 .000
N 50 50 50 50 50 50
Item_2 Pearson Correlation .421** 1 .363** .188 .466** .603**
Sig. (2-tailed) .002 .010 .190 .001 .000
N 50 50 50 50 50 50
Item_3 Pearson Correlation .574 **
.363
**
1 .774
**
.739**
.887**
Sig. (2-tailed) .000 .010 .000 .000 .000
N 50 50 50 50 50 50
Item_4 Pearson Correlation .572** .188 .774** 1 .495** .783**
Sig. (2-tailed) .000 .190 .000 .000 .000
N 50 50 50 50 50 50
Item_5 Pearson Correlation .541 **
.466
**
.739**
.495
**
1 .831**
Sig. (2-tailed) .000 .001 .000 .000 .000
N 50 50 50 50 50 50
Item_6 Pearson Correlation .802 **
.603
**
.887**
.783
**
.831**
1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 50 50 50 50 50 50
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 50 100.0
Excluded a
0 .0
Total 50 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.665 4

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.751 3

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.611 5

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.787 5

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.891 6

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.844 5

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardi
zed
Residual
N 50
Normal Parameters Mean a,b
.0000000
Std. 1.00667659
Deviation
Most Extreme Absolute .091
Differences Positive .049
Negative -.091
Test Statistic .091
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients Collinearity Stati
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance V
1 (Constant) -.531 1.629 -.326 .746
MENTAL 1.262 .137 -.104 -1.911 .062 .354
GAJI 1.390 .372 .560 3.733 .001 .547
KESEMPATAN_PROMOSI 1.168 .143 .639 8.183 .000 .172
KONDISI_KERJA 1.427 .233 .209 1.834 .073 .481
KESESUAIAN_PRIBADI_P 1.504 .279 -.306 -1.805 .078 .337
EKERJA
a. Dependent Variable: KINERJA_PEGAWAI

Coefficientsa
Standardize
Unstandardized d
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 3.787 1.429 2.650 .010
MENTAL -.052 .041 -.179 -1.288 .203
GAJI -.023 .076 -.047 -.298 .767
KESEMPATAN_PR -.005 .063 -.012 -.079 .937
OMOSI
KONDISI_KERJA -.002 .087 -.032 -.132 .865
KESESUAIAN_PRI -.021 0.43 -.016 -.324 .543
BADI_PEKERJA
a. Dependent Variable: Abs_RES

ANOVA Table
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
KINERJA_PE Between (Combined) 523.098 9 58.122 1.875 .084
GAWAI * Groups Linearity 161.823 1 161.823 5.220 .028
MENTAL Deviation from Linearity 361.275 8 45.159 1.457 .204
Within Groups 1240.022 40 31.001
Total 1763.120 49

ANOVA Table
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
KINERJA_PEGA Between (Combined) 1540.689 7 220.098 41.560 .000
WAI * GAJI Groups Linearity 1501.920 1 1501.920 283.597 .000
Deviation from Linearity 38.769 6 6.462 1.220 .315
Within Groups 222.431 42 5.296
Total 1763.120 49

ANOVA Table
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
KINERJA_PEG Between (Combined) 1673.933 11 152.176 64.838 .000
AWAI * Groups Linearity 1623.099 1 1623.099 691.556 .000
KESEMPATAN Deviation from Linearity 50.834 10 5.083 2.166 .142
_PROMOSI Within Groups 89.187 38 2.347
Total 1763.120 49
ANOVA Table
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
KINERJA_PE Between (Combined) 665.053 11 60.459 2.092 .046
GAWAI * Groups Linearity 363.946 1 363.946 12.595 .001
KONDISI_KE Deviation from Linearity 301.107 10 30.111 1.042 .429
RJA Within Groups 1098.067 38 28.896
Total 1763.120 49

ANOVA Table
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
KINERJA_PEGA Between (Combined) 1198.805 12 99.900 6.550 .000
WAI * Groups Linearity 1078.543 1 1078.543 70.716 .000
KESESUAIAN_P Deviation from Linearity 120.262 11 10.933 .717 .715
RIBADI_PEKERJ Within Groups 564.315 37 15.252
A Total 1763.120 49

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .977 a
.954 .949 1.361
a. Predictors: (Constant), KESESUAIAN_PRIBADI_PEKERJA,
MENTAL, KESEMPATAN_PROMOSI, KONDISI_KERJA, GAJI
b. Dependent Variable: KINERJA_PEGAWAI

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1681.614 5 336.323 181.561 .000b
Residual 81.506 44 1.852
Total 1763.120 49
a. Dependent Variable: KINERJA_PEGAWAI
b. Predictors: (Constant), KESESUAIAN_PRIBADI_PEKERJA, MENTAL,
KESEMPATAN_PROMOSI, KONDISI_KERJA, GAJI

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .531 1.629 .326 .746
MENTAL .262 .137 .104 1.911 .012
GAJI 1.390 .372 .560 3.733 .001
KESEMPATAN_PROMOSI 1.168 .143 .639 8.183 .000
KONDISI_KERJA .427 .233 .209 1.834 .043
KESESUAIAN_PRIBADI_PE .504 .279 .306 1.805 .048
KERJA
a. Dependent Variable: KINERJA_PEGAWAI

Anda mungkin juga menyukai