Pendahuluan
Strengths and Weaknesses, merupakan salah satu alat yang berguna dalam dunia
industri, dimana salah satu fungsinya merupakan alat bantu pembuatan keputusan dalam
pengembangan program-program baru di dunia industri. Namun demikian tidak menutup
kemungkinan untuk digunakan sebagai alat bantu pembuatan keputusan dalam
pengenalan program-program baru di lembaga pendidikan Kemaritiman. Proses penggunaan
manajemen analisa Strengths and Weaknesses diawali dengan adanya suatu survei internal
mengenai strengths (kekuatan) dan weaknesses (kelemahan) program. Pengujian eksternal
dan internal yang terstruktur adalah sesuatu yang unik dalam dunia industri. Lingkungan
eksternal mempunyai dampak yang sangat berarti pada sebuah usaha. Perubahan dari
masyarakat industri ke masyarakat informasi dan dari ekonomi yang berorientasi manufaktur
ke arah orientasi jasa, telah menimbulkan dampak yang signifikan terhadap permintaan atas
program baru.
Pengelola unit usaha dalam dunia industri wajib berperan sebagai inovator dalam
merancang masa depan unit usaha yang di kelola. Strategi-strategi baru yang inovatif harus
dikembangkan untuk memastikan bahwa unit usaha yang dikelola akan melaksanakan
tanggung jawab guna memenuhi kebutuhan masyarakat mendatang khususnya pada saat ini
dan yang akan datang.
Dalam melakukan analisa eksternal, unit usaha pada dunia industri dapat menggali dan
mengidentifikasikan semua opportunity (peluang) yang berkembang dan menjadi trend pada
saat itu serta treath (ancaman) dari para pesaing. Sedangkan analisa internal lebih
menfokuskan pada identifikasi strength (kekuatan) dan weakness (kelemahan) dari
perusahaan.
Disamping itu dari identifikasi kekuatan, kelemahan, kesempatan dan kendala tersebut
akan diambil langkah-langkah strategis yang diperlukan untuk kemajuan dan berkembangnya
unit usaha dalam dunia industri . Hampir semua unit usaha maupun pengamat bisnis dalam
pendekatannya banyak menggunakan analisis SWOT. Hal tersebut di lakukan oleh semua unit
usaha maupun pengamat bisnis, untuk mengkaji kekuatan dan kelemahannya pada unit usaha
tersebut, sebelum menentukan tujuan dan menggariskan tindakan pencapaian tujuan, yang
merupakan konsekuensi logis yang perlu di tempuh unit usaha agar supaya lancar didalam
operasionalnya.
Proses penggunaan manajemen analisa SWOT menghendaki adanya suatu survei
internal tentang strengths (kekuatan) dan weaknesses (kelemahan) program, pengujian
internal
yang terstruktur adalah sesuatu yang unik dalam dunia perencanaan dan pengembangan dalam
sebuah lembaga pendidikan. Lingkungan internal mempunyai dampak yang sangat berarti
pada sebuah lembaga pendidikan. Selama dekade terakhir abad ke dua puluh, lembaga-
lembaga ekonomi, masyarakat, struktur politik, dan bahkan gaya hidup perorangan
dihadapkan pada perubahan-perubahan baru. Perubahan dari masyarakat industri ke
masyarakat informasi dan dari ekonomi yang berorientasi manufaktur ke arah orientasi jasa,
telah menimbulkan dampak yang signifikan terhadap permintaan atas program baru. Para
administrator atau pengelola perguruan tinggi maritime harus berperan sebagai penggagas
atau inovator dalam merancang masa depan lembaga yang telah di kelola. Strategi-strategi
baru yang inovatif harus dikembangkan untuk memastikan bahwa lembaga pendidikan akan
melaksanakan tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan masyarakat mendatang khususnya
pada abad 21 dan setelahnya. Untuk melakukan hal ini, antara lain dibutuhkan sebuah
pengujian mengenai bukan saja lingkungan lembaga pendidikan itu sendiri tetapi juga
lingkungan eksternalnya [1].
Pembahasan
Lingkungan organisasi pendidikan mengalami perkembangan yang signifikan di setiap
periode waktu. Perkembangan lingkungan inilah yang memberikan tantangan bagi para
pengelola lembaga pendidikan dalam mengubah struktur organisasi. Perubahan lingkungan
pendidikan indonesia yang menonjol ialah :
1) Perubahan ilmu dan teknologi dunia,
2) Perkembangan kehidupan dan cara hidup masyarakat,
3) Penyempurnaan pelaksanaan pendidikan,
4) Peningkatan pendidikan afeksi untuk mengimbangi perkembangan kognisi dan,
5) Pembinaan generasi penerus agar mampu meneruskan pembangunan.
Disamping itu dari identifikasi kekuatan, kelemahan, kesempatan dan kendala tersebut
akan diambil langkah-langkah strategis yang diperlukan untuk kemajuan dan berkembangnya
organisasi atau lembaga. Hampir semua lembaga maupun pengamat bisnis dalam
pendekatannya banyak menggunakan analisis SWOT. Hal tersebut di lakukan oleh semua
lembaga maupun pengamat bisnis, untuk mengkaji kekuatan dan kelemahannya pada lembaga
tersebut, sebelum menentukan tujuan dan menggariskan tindakan pencapaian tujuan, yang
merupakan konsekuensi logis yang perlu di tempuh perusahaan agar supaya lancar didalam
operasionalnya.
Lingkungan eksternal mempunyai dampak yang sangat berarti pada sebuah lembaga
pendidikan. Selama dekade terkhir abad ke dua puluh, lembaga-lembaga ekonomi,
masyarakat, struktur politik, dan bahkan gaya hidup perorangan dihadapkan pada perubahan-
perubahan baru. Perubahan masyarakat industri ke masyarakat informasi dan dari ekonomi
yang
berorientasi manufaktur ke arah orientasi jasa, telah menimbulkan dampak yang signifikan
terhadap permintaan atas program baru pendidikan kejuruan yang ditawarkan [2].
Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opprtunities, and Threats) telah menjadi
salah satu alat yang berguna dalam dunia industri. Namun demikian tidak menutup
kemungkinan untuk digunakan sebagai aplikasi alat bantu pembuatan keputusan dalam
pengenalan program- program baru di lembaga pendidikan. Proses penggunaan manajemen
analisis SWOT menghendaki adanya suatu survei internal tentang Strengths (kekuatan) dan
Weaknesses (klemahan) program, serta survei eksternal atas Opportunities (ancaman) dan
Thterats (peluang/kesempatan) .Pengujian eksternal dan internal yang struktur adalah sesuatu
yang unik dalam dunia perencanaan dan pengembangan kurikulum lembaga pendidikan.
Para pendidik harus berperan sebagai penggagas atau inovator dalam merancang masa
depan lembaga yang mereka kelola. Strategi-strategi baru yang inovatif harus dikembangkan
harus memastika bahwa lembaga pendidikan akan melaksanakan tanggung jawab untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat mendatang khususnya pada abad 21 dan setelahnya. Untuk
melakukan hal ini, antara lain dibutuhkan sebuah pengujian mengenai bukan saja lingkungan
lembaga pendidikan itu sendiri tetapi juga lingkungan eksternalnya [1]. Analisis kekuatan,
kelemahan, kesempatan/peluang, dan ancaman atau SWOT (juga di kenal sebagai analisis
TWOS dalam beberapa buku manajemen), menyediakan sebuah kerangka pemikiran untuk
para administrator pendidikan dalam memfokuskan secara lebih baik pada layanan kebutuhan
dalam masyarakat.
Meskipun sebenarnya analisa ini banyak di tujukan untuk penerapan dalam bisnis, ide
penggunaan perangkat ini dalam bidang pendidikan bukanlah hal yang sama sekali baru.
Sebagai contoh, [3] menyatakan pendekatan ini untuk meningkatkan minat dalam masyarakat
untuk memasuki sekolah dan lembaga-lembaga pendidikan. Perangkat manajemen yang
sedianya ditujukan untuk bidang industri sering kali bisa diolah untuk diterapkan dalam
bidang pendidikan, karena adanya kemiripan yang fundamental dalam tugas-tugas
administraitf. SWOT adalah teknik yang sudah sederhana, mudah dipahami, dan juga bisa
digunakan dalam merumuskan strategi-strategi dan kebijakan-kebijakan untuk pengelolaan
pegawai administrasi (administrator). Sehingga, SWOT di sini tidak mempunyai akhir, artinya
akan selalu berubah sesuai dengan tuntutan jaman.
Faktor yang menjadi kekuatan adalah faktor internal yang ada di dalam institusi yang
bisa digunakan untuk menggerakkan institusi ke depan. Suatu kekuatan / strenghth
(distinctive competence) hanya akan menjadi competitive advantage bagi suatu institusi
apabila kekuatan tersebut terkait dengan lingkungan sekitarnya, misalnya apakah kekuatan
itu dibutuhkan
atau bisa mempengaruhi lingkungan di sekitarnya. Jika pada instutusi lain juga terdapat
kekuatan yang dan institusi tersebut memiliki core competence yang sama, maka kekuatan
harus diukur dari bagaimana kekuatan relatif suatu institusi dibandingkan dengan institusi
yang lain. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak semua kekuatan yang dimiliki institusi
harus dipaksa untuk dikembangkan karena adakalanya kekuatan itu tidak terlalu penting jika
dilihat dari lingkungan yang lebih luas. Hal-hal yang menjadi opposite dari kekuatan adalah
kelemahan. Sehingga sama dengan kekuatan, tidak semua kelemahan dari institusi harus
dipaksa untuk diperbaiki terutama untuk hal-hal yang tidak berpengaruh pada lingkungan
sekitar.
Kesimpulan
Menurut [5] Analisis SWOT dapat menjadi alat yang sangat baik dan cepat untuk
mengeksplorasi kemungkinan memulai program baru di perguruan Tinggi vokasi. SWOT juga
dapat digunakan untuk pengambilan keputusan di dalam departemen dan komite atau bahkan
oleh individu. Analisis SWOT melihat kemungkinan masa depan bagi institusi melalui
pendekatan yang sistematis, introspeksi baik secara intenal maupun eksternal, mdalam
enemukan berbagai keadaan baik positif maupun negatif. Kesemuanya Ini merupakan cara
yang
relatif sederhana untuk berkomunikasi menyalurkan ide, kebijakan, dan perhatian kepada
masyarakat umum maupun institusi. Perguruan tinggi dapat menggunakan SWOT untuk
memperluas visi, misi lembaga mereka dengan cepat, apapun tindakan yang diputuskan,
pengambilan keputusan harus mengandung kekuatan dan kelemahan baik dari dalam maupun
luar institusi.
Perguruan tinggi maritim di Indonesia tidak begitu banyak, namun jumlah yang tidak
begitu banyak tersebut bukan berarti perguruan tinggi maritim dapat dipandang sebelah mata.
Untuk terus mengikuti perkembangan yang ada, banyak faktor yang telah di lakukan untuk
dapat berkembang lebih baik lagi dalam mengelola Perguruan tingginya. Faktor yang menjadi
kekuatan adalah faktor internal yang ada di dalam lembaga yang bisa digunakan untuk
menggerakkan institusi ke depan. Suatu kekuatan / strenghth (distinctive competence) hanya
akan menjadi competitive advantage bagi suatu lembaga apabila kekuatan tersebut
terkait dengan lingkungan sekitarnya. Sehingga sama dengan kekuatan, tidak semua
kelemahan dari institusi harus dipaksa untuk diperbaiki terutama untuk hal-hal yang
tidak berpengaruh pada lingkungan sekitar.
Penilaian kekuatan dan kelemahan difasilitasi melalui survei, kelompok fokus,
wawancara dan sumber pengetahuan lainnya. Dengan banyaknya kebutuhan sumber daya
maritim untuk kebutuhan perusahaan Nasional maupun Internasional, akan membuat
Perguruan Tinggi maritim terus berkembang untuk meningkatkan kualitasnya baik kualitas
standar Nasional maupun Internasional. Selain itu, para taruna/mahasiswa di era sekarang ini,
tidak hanya diarahkan untuk memenuhi kebutuhan perusahaan saja, namun juga menciptakan
lapangan usaha.
Daftar Pustaka
[1] D. J. Brodhead, “Practical environmental solutions to solvent coating processes,” J.
Coat. Fabr., vol. 21, pp. 112–122, 1991, doi: 10.1177/152808379102100205.
[2] R. L. Lynch, “Journal of Vocational and Technical Education,” no. 1, pp. 1–9, 2014.
[3] T. L. Adepoju and O. A. Famade, “The application of strengths, weaknesses,
opportunities and threats (SWOT) analysis for managing vocational and technical
education (VTE) programmes for improved efficiency in Nigeria,” Educ. Res. Rev.,
vol. 5, no. 7, pp. 354–361, 2010.
[4] L. Kristiyanti, Mariana. Rahmasari, “Diskriminasi Gender di Dunia Pelayaran,” Poros.
Kemaritiman 2021, vol. 270–278, pp. 107–15, 2021.
[5] R. Balamuralikrishna and J. C. Dugger, “SWOT Analysis: A Management Tool for
Initiating New Programs in Vocational Schools,” J. Career Tech. Educ., vol. 12, no. 1,
1995, doi: 10.21061/jcte.v12i1.498.