Anda di halaman 1dari 10

LAKI-LAKI 26 TAHUN DENGAN SKIZOFRENIA TAK

TERINCI : LAPORAN KASUS

A MEN 26 YEARS OLD WITH


SCHIZOPHRENIA UNDIFFERENTIATED
Indah Triana Putri*, Imtiyas Risna Safitri*,Adriesti Herdaetha**
*
Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Surakarta
**
Dokter Spesialis Kejiwaan di RSJD Dr. Arif Zainuddin Surakarta, Jawa Tengah,
Indonesia.
Korespondensi : Indah Triana
Putri
(trianaputriindah@gmail.com)
ABSTRAK
Skizofrenia merupakan serangkaian gejala psikotik dengan gangguan kepribadian
distorsi khas pada proses pikir. Prevalensinya sekitar 1%-1,3% dari populasi yang bisa
ditemukan di seluruh dunia. Kejadian skizofrenia pada pria lebih besar dari pada wanita.
Banyak faktor yang berperan terhadap kejadian skizofrenia, antara lain faktor genetik, biologis,
biokimia,psikososial, status sosial ekonomi, stress, serta penyalahgunaan obat. Gejala klinis
skizofrenia adalah gangguan pikiran, delusi, halusinasi, afek abnormal, gangguan kepribadian
motor, dan adopsi posisi bizar. Skizofrenia dipengaruhi oleh faktor intrinsik dan ekstrinsik dari
pasien, dengan tingkat kekambuhan yang dapat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan keluarga.
Penanganannya selain dengan obat juga memerlukan intervensi psikososial seperti psikoedukasi.
Skizofrenia terbagi menjadi sembilan tipe skizofrenia. Penelitian ini merupakan review skizofrenia
dengan fokus penulisan tentang penegakkan diagnosis skizofrenia tak terinci.

Kata Kunci: skizofrenia tak terinci, distorsi proses pikir, bizar.

ABSTRACT
Schizophrenia is a combination of psychotic symptoms with personality disorders typical
distortion. The prevalence is approximately 1%-1,3% of the population that can be found all over
the world. The incidence of schizophrenia is higher in men than women. Many factors contribute
to the incidence of schizophrenia, such as genetic factor, biologic, bichemistry, psychosocial,
economy social status, stress and drug abuse. Clinical symptoms of schizophrenia according to
WHO is thought disorders, delusions, hallucinations, abnormal affect, motoric personality
disorders and bizarre position adoption. Skizofrenia is affected by patients’s intrinsic and extrinsic
factors, with the recurrency of schizophrenic episodes can be influenced by the level of knowledge
of the family. Psycho-education is part of psychososial intervention beside psychofarmacho
therapy. Based on ICD-10, schizophrenia is divided into nine type of schizophrenia. The data was
explored of review schizophrenia that focused on type of schizophrenia undifferentiated.

Keywords: schizophrenia undifferentiated, disorders typical distortion, bizzare.

PENDAHULUAN perasaan bahwa dirinya sedang


Skizofrenia adalah sekelompok dikendalikan oleh kekuatan dari luar
gangguan psikotik dengan distorsi khas dirinya, waham yang kadang-kadang
proses pikir, kadang-kadang mempunyai aneh, gangguan persepsi, afek abnormal

1
yang terpadu dengan situasi nyata atau dapat terbentuk oleh pengaruh
sebenarnya, dan autism. Awal mula epigenetik seperti penyalahgunaan obat,
gejala terjadi pada masa akhir remaja stress psikososial dan trauma.Tujuan
atau awal dewasa, jarang terjadi pada penulisan ini adalah memaparkan
sebelum remaja atau setelah umur 40 masalah dalam penegakkan skizofrenia
tahun. Angka kejadian pada wanita sama tak terinci
dengan pria, tetapi awal mula gejala LAPORAN KASUS
pada pria umumnya lebih awal ﴾pria: 15-
IDENTITAS PASIEN
24 tahun; wanita 25-35 tahun), dengan
Nama : Tn. A
implikasi lebih banyaknya gangguan
Umur : 26 th
kognitif dan outcome yang lebih buruk
Alamat : Karanganyar
pada pria daripada wanita. Menurut
Agama : Islam
teori, gangguan jiwa merupakan
Suku : Jawa
integrasi dari faktor biologis, faktor
Pekerjaan : Tidak
psikososial, faktor lingkungan. Model
bekerja Pendidikan terakhir :
ini menandakan bahwa seseorang
SMK
mungkin memiliki suatu kerentanan
Masuk RS : 11 November
spesifik (diatessis) yang jika dikenai
2019
oleh suatu pengaruh lingkungan yang
Tanggal pemeriksaan : 16 Desember
menimbulkan stress, memungkinkan
2019
perkembangan skizofrenia. Komponen
I. RIWAYAT PSIKIATRI
lingkungan mungkin biologikal (seperti
A. Keluhan Utama
infeksi) atau psikologis (misal kematian
Mengamuk.
orang terdekat). Sedangkan dasar
B. Riwayat Penyakit Sekarang
biologikal dari diathesis selanjutnya
Autoamnesis
Pasien laki-laki berumur 26 tahun membersihkan badan. Pasien yakin
datang ke RSJD Surakarta diantar jika tetangganya sering
oleh polisi karena mengamuk, membicarakan dan berperilaku
membanting perabotan rumah, dan sombong terhadapnya. Pasien
memukul ibu kandungnya. Pasien mengatakan jika pikirannya dapat
mengamuk karena tidak dibelikan dikendalikan orang lain dan dapat
rokok oleh ibu kandungnya. mencium bau bangkai seperti bau
Kemudian pasien merasa kesal bangkai kucing yang mati.
sehingga menjotoskan tangannya ke Keinginan pasien sekarang ini
tembok hingga berdarah. Keluhan adalah ingin menikah dengan
mengamuknya sudah sejak 1 bulan. perempuan yang dicintainya.
Pasien mengatakan ia sudah pernah Sesekali saat diajak berbicara pasien
dirawat di RSJD sebanyak 2x, sering tertawa sendiri.
pertama kali tahun 2014 dengan Alloamnesis
keluhan yang sama oleh karena Alloamnesis dilakukan pada
ingin sekali melanjutkan sekolah tetangga pasien bernama Tn. H yang
tapi dilarang oleh orangtua dan mengatakan bahwa pasien dibawa
saudara-saudaranya.. Pasien ke RSJD Surakarta diantar oleh
mengaku ia rutin meminum obat dan polisi dan Tn.H karena pasien
kontrol untuk pengobatan. Pasien mengamuk, membanting barang-
mengatakan jika dirinya adalah barang dirumah dan mengancam
Tuhan yang bisa menyedot orang- orang yang ada dirumah. Keluhan
orang melalui tangannya. Ia juga mengamuknya sudah sejak dari 1
sering mendengar tetangganya minggu sebelum masuk rumah sakit.
membully pasien karena tidak mau Pasien mengamuk oleh karena tidak
diberi uang untuk membeli rokok untuk membeli motor tidak dituruti
karena memang kondisi keluarganya oleh orangtuanya.
yang kurang. Pasien juga sering C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
terlihat berbicara sendiri dan sering 1. Riwayat Gangguan Psikiatri
mengeluyur keluar rumah dengan Pasien sudah pernah dirawat di
keadaan telanjang. Tn.H RSJD Dr. Arif Zainudin Surakarta
mengatakan, dirumah pasien tinggal sebanyak 3x. yang pertama tahun
bersama Ibu dan kedua kakaknya 2014,2017 dan 2019 dengan keluhan
yang juga memiliki keluhan serupa serupa.
dengan pasien. Bahkan ibu pasien 2. Riwayat Gangguan Medis
juga kerap bolak-balik rawat inap di Riwayat asma :
RSJD Surakarta. Menurut Tn.H Disangkal
tidak ada satupun saudara yang Riwayat hipertensi : Disangkal
peduli dengan keadaan keluarga Riwayat DM :
Tn.A. sebelum sakit seperti ini, Disangkal
dahulu pasien merupakan pribadi 3. Riwayat Gangguan Psikosomatik
yang suka menyendiri dan jarang Riwayat alergi :
bergaul dengan tetangga sekitar dan Disangkal
memilih berdiam diri di rumah. Riwayat hipertiroid : Disangkal
Pasien sudah 3x dirawat di RSJD Riwayat influenza : Disangkal
dan obatnya tidak diminum teratur , 4. Riwayat Gangguan Neurologis
putus obat sekitar 1 tahun yang lalu. Riwayat sakit kepala lama:

Pertama kali dirawat pada tahun Disangkal

2014 oleh karena keinginannya Riwayat trauma kepala:

Disangkal Riwayat kejang :

Disangkal
5. Riwayat Penggunaan Zat Pendidikan terakhir SMK, selama
Riwayat merokok : Diakui (1 sekolah pasien dapat menerima
bungkus/hari) pelajaran dengan baik.
Riwayat alcohol : Disangkal b. Riwayat Masa Dewasa
Riwayat NAPZA : Disangkal 1) Riwayat pekerjaan
D. Riwayat Gangguan Pribadi Pasien tidak
a. Riwayat Prenatal dan Perinatal bekerja.
Pasien lahir normal, cukup bulan 2) Riwayat pernikahan
dan merupakan anak ketiga dari tiga Belum menikah.
bersaudara. 3) Riwayat pendidikan
b. Riwayat Masa Anak Awal (0-3 Pendidikan terakhir
tahun) SMK.
Pasien tumbuh sebagaimana anak- 4) Agama
anak seusianya, tidak ada gangguan Pasien beragama Islam.
perkembangan atau penyakit 5) Aktivitas social
tertentu. Pasien merupakan orang yang
c. Riwayat Masa Anak Pertengahan tertutup, suka menyendiri dan
(4-11 tahun) berdiam diri dirumah.
Pasien senang bermain dan 6) Riwayat pelanggaran hukum
berkumpul bersama teman- Pasien tidak pernah melanggar
temannya hukum
a. Riwayat Masa Anak Akhir 7) Situasi hidup sekarang
( pubertas sampai remaja) Pasien tinggal di rumah bersama ibu

dan dua kakak kandungnya.

E. Riwayat Keluarga
PEMERIKSAAN STATUS MENTAL 4. Empati: tidak dapat diraba
A. Deskripsi Umum rasakan
1. Penampilan D. Gangguan Persepsi

Seorang laki-laki usia 26 tahun, 1. Halusinasi: (+) olfaktorik,

berpenampilan baju rapi, kuku visual (+)

kotor dan panjang, penampilan 2. Ilusi: (-)

3. Depersonalisasi: (+) wajah


sesuai usianya.
berubah jadi dewasa.
2. Pembicaraan
4. Derealisasi : (-)
Kualitas:
E. Proses Pikir
cukup.
1. Bentuk pikir: Non- Realistik
Kuantitas: volume cukup,
2. Arus pikir: remming
intonasi dan artikulasi jelas.
3. Isi pikir: Waham kebesaran,
3. Perilaku dan aktivitas waham curiga, waham bizzare.

psikomotor Hipoaktif F. Kesadaran Kognisi

4. Sikap terhadap pemeriksa 1. Orientasi

Kooperatif, terbuka dan terus - Orang : baik

terang - Tempat : baik

B. Kesadaran - Waktu : baik

1. Kuantitatif: compos mentis, - Situasi : baik

GCS E4 V5 M6 2. Daya Ingat

2. Kualitatif: berubah - Jangka Segera : baik

C. Alam Perasaan - Jangka Pendek : baik

1. Mood: Disforik (jenuh, kesal) - Jangka Panjang : baik


2. Afek: Menyempit 3. Kemampuan Abstrak: buruk
3. Keserasian: serasi
4. Kemampuan Visuospasial: buruk d. Abdomen: dalam batas normsl
5. Daya Konsentrasi dan Perhatian e. Extremitas: dalam batas normal
- Konsentrasi : buruk f. Gastrointestinal: dalam batas

- Perhatian : buruk normal

6. Kemampuan Menolong Diri: baik g. Urogenital: dalam batas normal

G. Daya Nilai h. Gangguan Khusus: (-)

- Nilai Sosial : baik 2. Status Neurologis

- Uji Daya Nilai : baik a. Fungsi kesadaran

:composmentis
- Penilaian Realita :
buruk b. Fungsi sensoris: dbn
H. Tilikan Diri
c. Fumgsi motoric : dbn
Derajat :1
3. Daftar Masalah
I. Taraf Kepercayaan : Dapat
a. Organobiologik:tidak
dipercaya
didapatkan

b. Psikologik:halusinasiolfaktori
PEMERIKSAAN
k, waham kebesaran, waham
DIAGNOSTIK LANJUTAN
curiga, waham bizzare
1. Status Interna
DIAGNOSIS MULTIAXIAL
a. Keadaan Umum : baik
Axis I: F 20.3 Skizofrenia Tak
b. Tanda Vital :
Terinci
TD 142/83
Axis II: Ciri kepribadian skizoid
Nadi 107x/mnt
Axis III: Belum ada diagnosis
RR 20x/mnt
Axis IV: Masalah Kepatuhan Obat
Suhu 36 derajat Celcius
Axis V: GAF 50-41
c. Thorax: cor dan pulmo dalam
DIAGNOSIS BANDING
batas normal
F20.0 Skizofrenia Paranoid butuh pendampingan dan
TERAPI pengawasan yang lebih.

a. Psikofarmaka PROGNOSIS
Chlorpromazine 1x100mg Qua ad vitam : dubia ad bonam
Risperidone 2 x 2 mg Qua ad sanam: dubia ad bonam
Trihexyphenidyl 2x2 mg Qua ad fungsionam: dubia ad bonam.
b. Psikoterapi PEMBAHASAN
1. Memotivasi pasien untuk Seorang laki-laki usia 26 tahun
patuh dalam pengobatan
dengan keluhan mengamuk. Pasien
2. Membantu pasien dalam
merasa jika dirinya adalah Tuhan
membuka pikirannya dalam
yang bisa menyedot orang-orang
menghadapi masalah pada
melalui tangannya. Pasien sering
keluarga.
mengamuk sejak 1 bulan sebelum
3. Memotivasi keluarga untuk
masuk rumah sakit. Pasien sering
membantu pengawasan

minum obat. mendengar tetangganya membully

4. Memberi penjelasan dan pasien karena tidak mau

pengertian pada keluarga membersihkan badan. Pasien yakin

mengenai gangguan yang jika tetangganya sering


diderita pasien. membicarakan dan berperilaku
5. Menyarankan keluarga agar
sombong terhadapnya. Pasien
memberi suasana kondusif
mengatakan jika dirinya mampu
bagi penyembuhan pasien dan
membaca pikiran orang lain dan
memahami bahwa pasien
dapat mencium bau bangkai seperti
bau bangkai kucing yang mati.
disingkirkan (F10-19). Dari
Dalam pemeriksaan status mental
anamnesis dan pemeriksaan status
didapatkan perilaku normoaktif,
mental didapatkan gejala khas
perasaan mood disforik, afek
skizofrenia yaitu waham bizzare,
menyempit, keserasian serasi dan
waham kebesaran dan waham curiga
terdapat gangguan persepsi berupa
serta terdapat gejala lain seperti
halusinasi olfaktorik, bentuk pikir
halusinasi olfaktorik, menurunnya
non-realistik, arus pikir remming, isi
hubungan social sehingga pasien
pikir waham kebesaran, waham
didiagnosis sebagai Skizofrenia Tak
curiga,waham bizzare dan tilikan
Terinci (F20.3). Tidak didiagnosis
derajat 1.
skizofrenia paranoid karena waham
Pada pemeriksaan status
dan halusinasi kurang menonjol.
Internus tidak didapatkan kelainan
Pasien tidak bersifat kekanak-
bermakna. Pada status neurologis
kanakan tetapi pasien sering
tidak didapatkan kelainan yang
menyendiri dan pasien tidak
mengindikasikan gangguan medis
mengalami rigiditas serta posturing
umum yang secara fisiologis
sehingga disingkirkan dari diagnosis
menyebabkan disfungsi otak
skizofrenia hebefrenik dan katatonik.
sehingga gangguan mental organic
KESIMPULAN
dapat disingkirkan (F00-F09). Dari
Berdasarkan hasil anamnesa
anamnesis tidak didapatkan riwayat
(alloanamnesa) serta pemeriksaan
penggunaan zat psikoaktif, sehingga
status mental, dan merujuk pada
pengguanaan psikoaktif dapat
kriteria diagnostik dari PPDGJ III,
penderita dalam kasus ini dapat Dipiro, J.T., Wells, B.G.,
Schwinghammer, T.L., and
didiagnosa sebagai Skizofrenia Tak Dipiro, C.V., 2009,
Pharmacotherapy Handbook,
Terinci (F20.3). Pedoman diagnostik Seventh Edition, 799-813,
McGraw-Hill Medical, New
secara umum skizofrenia telah York.
terpenuhi dan secara spesifik Dipiro, J.T., Talbert, R.L., Yee, G.C.,
Matzke, G.R., Wells, B.G., and
digolongkan ke dalam skizofrenia Posey, L.M., 2011,
Pharmacotheraphy A
tak terinci. Untuk diagnosis Pathophysiologic Approach
8th, McGraw-Hill Medical,
skizofrenia tak terinci harus New York.

memenuhi seluruh persyaratan Hawaris, D., 2007, Pendekatan


Holistik Pada Gangguan Jiwa
berikut yaitu: Skizofrenia, Edisi 2, Balai
Penerbitan, Kedokteran
 memenuhi kriteri umum untuk Universitas Indonesia, Jakarta.
diagnosis skizofrenia. Kaplan, H.I., Sadock B.J., 1997,
Sinopsis psikiatri Edisi ke-7,
 tidak memenuhi diagnosis Terjemahan. Binarupa Aksara,
Jakarta, 2010, Sinopsis
skizofrenia paranoid, herbefrenik,
psikiatri Jilid 1. Binarupa
atau katatonik. Aksara, Jakarta.

 tidak memenuhi kriteria untuk Katzung, B., 2012, Farmakologi


Dasar dan Klinik, Edisi 10,
skizofrenia residual atau depresi Penerbit Buku Kedokteran
EGC, Jakrata.
pasca-skizofrenia.
Maramis, W.F., 2004, Catatan Ilmu
DAFTAR PUSTAKA Kedokteran Jiwa. Airlangga
University Press, Surabaya.
Amir, N., 2013, Buku Ajar Psikiatri:
Skizofrenia. Badan Penerbit Fakultas Maslim., 2003, Panduan Praktis
Kedokteran Universitas Indonesia, Penggunaan Klinis dan
Jakarta. Kebijakan Obat Psikotropik
(Psychotropic Medication),
David, A., 2004, Buku Saku Edisi 3. Bagian Ilmu
Psikiatri. Buku Kedokteran Kedokteran Jiwa FK Unika
EGC, Jakarta. Atma Jaya, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai