Anda di halaman 1dari 2

Nama : Fathya Nurul Fadhilah

NIM : 1830912320017
1. Klasifikasi Psoriasis
- Psoriasis vulgaris
- Psoriasis pustulosa
- Psoriasis inversa
- Psoriasis eritroderma
- Psoriasis artritis
- Psoriasis kuku
- Psoriasis seboroik
- Psoriasis gutata
- Psoriasis variegata

2. Hidradenitis adalah infeksi kelenjar apokrin yang biasanya disebabkan oleh


Staphylococcus aureus.
Insidensi :
- Usia sesudah akil baligh sampai usia dewasa muda
Gejala klinis :
- Sering didahului oleh trauma/mikrotrauma, misalnya: banyak kering pemakaian
deodoran atau rambut aksila dicukur.
- Adanya gejala konstitusi: demam dan malese.
- UKK: Ruam berupa nodus dengan kelima tanda radang akut. Kemudian dapat
melunak menjadi abses, dan memecah membentuk fistel dan disebut
hidraadenitis supurativa.
Predileksi:
- Paling banyak di aksila dan perineum
Tatalaksana:
- Antibiotik sistemik
- Jika ada abses, diinsisi
- Kalau belum melunak diberi kompres terbuka
- Pada kasus kronik residif, kelenjar apokrin dieksisi

3. Apa hubungan stress dan dermatitis seboroik?


Stress akan menimbulkan banyak masalah kulit. Stress dapat timbul dari lama kerja
yang lama sehingga tubuh akan lelah secara fisik dan psikis. Hal ini stress akan
memicu tubuh untuk mensekresi hormone kortisol yang menyebabkan pelepasan
glukosa pada darah meningkat serta penyempitan pembuluh darah arteri. Peningkatan
glukosa darah akan meningkatan viskositas darah. Viskositas darah yang meningkat
ini membuat tubuh lebih cenderung untuk terkena masalah di kulit salah satunya
menimbulkan dermatitis seboroik.

4. Efek samping regimen kusta


DDS : Nyeri kepala, erupsi obat, anemia hemolitik, leukopenia, insomnia,
neuropati perifer, sindrom DDS, nekrolisis epidermal toksik, hepatitis,
hipoalbuminemia dan methemoglobinemia
Rifampisin : Hepatotoksik, nefrotoksisk, gejala gastrointestinal, flu-like syndrome,
erupsi kulit
Klofazimin : Efek smaping biasanya hanya terjadi pada dosis tinggi, berupa gejala
gastrointestinal seperti nyeri abdomen, nausea, vomitus, diare, dan
anoreksia juga penurunan berat badan.

5. Pemeriksaan pada psoriasis (fenomena Koebner, fenomene Auspitz, fenomena


Kaarvetsvlek)
Fenomena Kobner
Bila pada kulit sehat pasien dilakukan goresan atau digaruk berulang-ulang maka
setelah kurang lebih 3 minggu (atau lebih), di tempat goresan/garukan tersebut akan
muncul lesi serupa dengan lesi asal, hal ini disebut fenomena Kobner positif.
Contohnya terjadi pada kulit pasien psoriasis dan liken planus.

Fenomenan Auspitz
Fenomena Auspitz terjadi pada psoriasis. Fenomena tersebut membuktikan adanya
papilomatosis dan dan akantosis yang menjulang sampai di ujung papila dermis dan
menyentuh lapisan bawah stratum korneum. Akibatnya, bila skuama psoriasis dikerok
lembar demi lembar maka satu saat sampai ke bagian papilla dermis tersebut,
sehingga secara klinis akan tampak titik-titik perdarahan pada permukaan kulit yang
skuamanya terkelupas.

Fenomena Kaarvetsvlek
Fenomena ini terjadi pada pasien psoriasis. Skuama psoriasis umumnya tebal,
berlapis, kering, putih bening, transparant serupa mika. Bila pada lesi tersebut digores
dengan benda berujung agak tajam (ujung kuku, punggung scalpel, atau pensil) maka
bagian yang bening tersebut akan tampak lebih putih daripada sekitarnya, tidak
transparan lagi, dan berbentuk linier sesuai goresan.

Anda mungkin juga menyukai