Anda di halaman 1dari 42

Demam Dengan Ruam

Ibnu Wadud Pujangga


PENDAHULUAN
• Kulit merupakan salah satu kunci awal untuk mengenali penyakit dengan
demam yang disebabkan oleh berbagai mikroorganisme.
• Penyebab infeksi tersebut bisa menghasilkan beragam lesi di kulit
• Lesi yang muncul pada umumnya akan menjadi petanda penting penegakan
diagnosis.
DEMAM

• Suatu keadaan peningkatan suhu yang merupakan bagian


dari respons pertahanan organisme multiselular (host)
terhadap invasi mikroorganisme atau benda mati yang
patogenik atau dianggap asing oleh host.

Sumber : International Union of Physiological Sciences Commission for Thermal Physiology, Dinarello, dan Porat
DEMAM SECARA PATOFISIOLOGIS
• Peningkatan thermoregulatory set point dari pusat hipotalamus yang
diperantarai oleh interleukin 1 (IL-1).

Sumber : El-Rahdi dkk


DEMAM SECARA KLINIS
• Peningkatan suhu tubuh 1oC atau lebih besar di atas nilai rerata suhu normal.
• Sebagai respons terhadap perubahan set point ini, terjadi proses aktif untuk
mencapai set point yang baru.
• Hal ini dicapai secara fisiologis dengan meminimalkan pelepasan panas dan
memproduksi panas.

Sumber : El-Rahdi dkk


RUAM
• Perubahan pada warna dan susunan kulit.
• Umumnya menyebabkan daerah-daerah kulit menjadi merah atau benjolan
pada kulit, yang juga mungkin menjadi gatal dan/atau lunak.
• Kulit yang terpengaruh sering bengkak.
RUAM
• Lesi primer dapat timbul dari kulit yang sebelumnya normal.
• Misalnya perubahan warna kulit yang sirkumskripta, rata, dan tidak teraba,
atau adanya massa padat dan cairan yang menonjol.
RUAM
• Lesi sekunder terjadi karena perubahan pada lesi primer.
• Misalnya kehilangan permukaan kulit (erosi, ulkus, erosi) dan adanya material
pada kulit (krusta, skuama).
Ruam Definisi
Kelainan kulit berbatas tegas berupa perubahan warna, datar,
Makula
nonpalpable. Bentuk, warna, dan batas bervariasi.

Eritema Kemerahan pada kulit yang disebabkan oleh pelebaran pembuluh darah
kapiler pada dermis papiler dan retikuler yang reversibel.

Gelembung berisi cairan serum, beratap, berukuran kurang dari ½ cm garis


Vesikel
tengah dan mempunyai dasar. Vesikel hemoragik = vesikel berisi darah.
Vesikel berukuran lebih besar. Bulla hemoragik, bulla hipopion, dan bulla
Bula
purulen. Jika robek atau kemps, bulla akan meninggkalkan erosi.
Ruam Definisi
Penonjolan di atas permukaan kulit, sirkumskrip, diameter lebih kecil
Papula dari ½ cm, berisi zat padat. Bentuk dan warna bervariasi.
Papul dengan pengelupasan disebut lesi papulosquamous.

Kelainan kulit yang timbul serentak dalam waktu singkat. Pada


Eksantema
umumnya didahului demam.

Petekie Macula pin point, kecil

Ekstravasasi sel darah merah dari pembuluh darah kulit ke lapisan kulit
Purpura
atau membrane mukosa.
Bercak seperti purpura yang lebih besar. Ptekie, purpura, dan
Ekimose ekimosis berhubungan dengan ekstravasasi sel darah merah non-
PATOFISIOLOGI DEMAM

• Ketika demam meningkat


• Pengeluaran panas akan dikurangi  penurunan aliran darah ke kulit
• Produksi panas juga meningkat  menggigil.
• Ketika demam turun
• Set level akan turun sehingga nilai sebenarnya sekarang menjadi terlalu tinggi.
• Aliran darah ke kulit meningkat  mengeluarkan banyak keringat.
PATOFISIOLOGI DEMAM

• Demam terutama terjadi pada infeksi  fase akut.


• Zat yang menimbulkan demam (pirogen) menyebabkan perubahan pada set
point.
• Pirogen atau pathogen
• Diopsonisasi oleh komplemen
• Difagosit oleh makrofag, misalnya sel Kupffer pada hati.
• Proses ini melepaskan sejumlah sitokin.
PATOFISIOLOGI DEMAM

• Sitokin menyebabkan reaksi demam melalui PGE2 :


• Pada berdekatan dengan area preoptik
• Organ vaskulosa lamina terminalis (OVLT)
• Peningkatan suhu :
• Menghambat pertumbuhan beberapa pathogen
• Membunuh pathogen
PATOFISIOLOGI DEMAM DAN RUAM

• Patogenesis Toksin
• Infeksi terjadi di lokasi tertentu kemudian toksin menyebar dan
mencapai kulit melalui darah.
• Tiga contoh penyakit dalam kelompok ini adalah
• Demam skarlatina streptokokal
• Staphylococcal Scalded Skin Syndrome (SSSS)
• Sindroma syok toksik.
PATOFISIOLOGI DEMAM DAN RUAM
• Patogenesis pada penyakit sistemik dimana eksantema tidak dapat
dimengerti dengan baik.
• Diduga mempunyai dasar imunologis.
• Paling penting dari kelompok ini :
• Eritema multiforme eksudativum (sindroma Stevens-Johnsons)
• Eritema nodosum.
• Pada sebagian besar kasus lokasi antigen maupun toksin yang menyebar
sulit diidentifikasi.
Rubella
Gambaran Penyakit Pada Infeksi Bakteri
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan laboratorium
• Darah rutin
• kadar haemoglobin
• jumlah leukosit serta hitung jenis
• jumlah trombosit
• Gambaran hapusan darah tepi penting untuk mengarahkan diagnosis.
Pemeriksaan Penunjang
• Mikrobiologi.
• Kultur.
• Serologi. Kadar antibodi spesifik seperti anti streptolisisin-O meningkat lebih
dari 3 kali lipat untuk infeksi streptokokus (ASLO/ASTO/ASO).
PENATALAKSANAAN
• Pengobatan bersifat suportif.
• Pasien diindikasikan rawat inap bila
• hiperpireksia (>38°C)
• Dehidrasi
• Kejang
• asupan oral sulit
• adanya komplikasi.
PENATALAKSANAAN
Umum
• Antipiretik.
• Bila mengalami kasus berat, mungkin harus dirawat di RSA untuk menerima
cairan dan gizi secara infus.
PENATALAKSANAAN
Antimikroba :
• Antibiotik (ampisilin, aminoglikosida, vankomisin, sefalosporin) dipakai
untuk infeksi bakteri (misalnya meningitis)
• Antijamur dipakai untuk mengobati infeksi jamur (misalnya kriptokokus)
• Antiviral (misalnya asiklovir) dipakai untuk mengobati infeksi virus (misalnya
herpes).
PENATALAKSANAAN
• Cairan sejuk :
• Meminum minuman sejuk dapat membantu meringankan gejala demam.
Namun tindakan ini tidak mengobati penyebab dasarnya.
PENATALAKSANAAN
Kompres dingin :
• Kompres dingin dapat ditempatkan pada daerah kulit yang terpengaruh
untuk membantu meringankan gatal dan pembengkakan terkait dengan
beberapa jenis ruam.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai