Anda di halaman 1dari 11

B A B I

PENDAHULUAN

Dermatosis Eritroskuamosa
Dermatosis eritroskuamosa merupakan penyakit kulit yang ditandai terutama oleh adanya eritema
dan skuama. Eritema merupakan kelainan pada kulit berupa kemerahan yang disebabkan oleh
pelebaran pembuluh darah kapiler yang bersifat reversibel. Sku ama merupakan lapisan dari stratum
korneum yang terlepas dari kulit. Maka, kelainan kulit yang terutama terdapat pada dermatosis
eritroskuamosa adalah berupa kemerahan dan sisik/terkelupasnya kulit. Dermatosis eritroskuamosa
terdiri dari beberapa penyakit kulit yang
digolongkan di dalamnya, antara lain: psoriasis, parapsoriasis, dermatitis seboroik,
pitiriasis rosea, dan eritroderma.

11
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

PSORIASIS

Definisi

Psoriasis ialah penyakit yang penyebabnya autoimun, dimana bersifat kronik dan residif, ditandai dengan adanya
bercakbercak eritema berbatas tegas dengan skuama yang kasar berlapislapis dan transparan seperti
mika! disertai dengan fenomena tetesan lilin,"uspit#, dan $obner. Psoriasis termasuk %uga dalam se%enis
penyakit kulit yang penderitanya mengalami proses pergantian kulit yang terlalu cepat. $emunculan penyakit
ini terkadang untuk %angka &aktu lama dan berulang 'kronik residif(, penyakit ini secara klinis sifatnya tidak
mengancam %i&a, tidak menular tetapi karena timbulnya dapat ter%adi pada bagian tubuh mana sa%a sehingga
dapat menurunkan kualitas hidup serta mengganggu kekuatan mental seseorang bila tidak dira&at dengan baik.

)erbeda dengan pergantian kulit pada manusia normal yang biasanya berlangsung selama tiga sampai
empat minggu '*+ hari(, proses pergantian kulit pada penderita psoriasis berlangsung secara cepat yaitu
sekitar - hari, 'bahkan bisa ter%adi lebih cepat( p ergantian sel kulit yang banyak dan menebal.

Sampai saat ini penyakit Psoriasis belum diketahui penyebabnya secara pasti, sehingga belum ada
pengobatan yang dapat menyembuhkan secara total penyakit ini.

Epidemioo!i

Psoriasis dapat di%umpai di seluruh belahan dunia dengan angka kesakitan 'insiden rate( yang
berbeda. Pada orang kulit putih lebih tinggi dibanding kulit ber&arna. D i Eropa dilaporkan sebanyak
-, di "merika Serikat 0+, sedangkan di 1epang 2,3. 4nsidens pada pria agak lebih banyak
daripada &anita Sedangkan dari segi umur, Psoriasis dapat mengenai semua usia, namun biasanya
lebih kerap di%umpai pada orang de&asa

Etioo!i

Penyebab Psoriasis hingga kini belum diketahui secara pasti. Diduga beberapa faktor sebagai pencetus
timbulnya Psoriasis, antara lain:

•• 5aktor herediter 'genetik(.


Disebutkan bah&a seseorang beresiko menderita Psoriasis sekitar --6 %ika salah satu orang
tuanya menderita Psoriasis, dan sekitar 0+ %ika kedua orang tuanya tidak menderita Psoriasis.
)erdasarkan a&itan penyakit dikenal dua tipe psoriasis yaitu tipe 4 dengan a&itan dini bersifat
familial, psoriasis tipe 44 dengan a&itan lambat bersifat nonfamilial. 7 a l lain yang
menyokong adanya faktor genetik ialah bah&a psoriasis berkaitan dengan 7 8 " . Psoriasis tipe 4
berhubungan dengan 7 8 "  ) 0 - , ) 0  , ) & 9  dan &3, sedangkan psoriasis tipe 44 berkaitan
dengan 7 8 "  ) +  dan &+.

•• 5aktor psikis
Sebagian penderita diduga mengalami Psoriasis karena dipicu oleh faktor psikis.
Sedangkan stress, gelisah, cemas dan gangguan emosi lainnya berperan
menimbulkan

22
keka mbuhan. Padahal penderita Psoriasis pada umumnya stress lantaran melihat bercak
di kulitnya yang tak kun%ung hilang.

• 5aktor infeksi fokal


)eberapa infeksi menahun 'kronis( diduga berperan pada timbulnya Psoriasis. 4nfeksi fokal
mempunyai hubungan erat dengan salah satu bentuk psoriasis ialah psoriasis gutata
yang umumnya disebabkan oleh streptococcus.

• Penyakit metabolik 'misalnya diabetus melitus laten (


• 5aktor cuaca
Pada beberapa penderita mempunyai kecenderungan mem baik saat musim panas dan kambuh
pada musim hu%an. Silang pendapat seputar faktorfaktor pemicu timbulnya Psoriasis
masih berlangsung. $arenanya tak perlu heran %ika k ita mendengar berbagai perbedaan terkait
pencetus Psoriasis

"am# ar an Kini s

Pada tahap permulaan, mirip dengan penyakitpenyakit kulit dermatosis


eritroskuamosa 'penyakit kulit yang memberikan gambaran bercak merah bersisik(. ; a m u n
gambaran klinis akan makin %elas seiring dengan &aktu lantaran peny akit ini bersifat menahun 'kronis(.

<e%alage%ala Psoriasis adalah sebagai berikut sebagian penderita hanya mengelu h gatal ringan.
=empat predileksi di kulit, terutama di siku, lutut, daerah tulang ekor 'lumbosakral(.

$elainan kulit terdiri atas bercakbercak eritema y ang meninggi 'plak( dengan skuama di atasnya.
Eritema sirkumskrip dan merata, tetapi pada stadium penyembuhan sering eritema yang di tengah
menghilang dan hanya terdapat di pinggir. Skuama berlapislapis, kasar dan ber&arna putih
seperti mika serta trasnparan. )es ar kelainan berva riasi : lentikular, nummular atau plakat dan dapat
berkonfluensi., %ika seluruhnya atau sebagian besa r lentikular disebut dengan psoriasis gutata

Pada Psoriasis terdapat fenomena tetesan lilies, "uspit# dan $obner. $edua fenomena
yang disebut lebih dahulu dianggap khas,sedangkan fenomena kobner dianggap tak khas. 5enomena
tetesan

3
lilin ialah skuama yang berubah &arnanya men%adi putih seperti lilin yang digores disebabkan oleh
karena berubahnya indeks bias. ara menggores dapat menggunakan pinggir gelas alas. 5enomena
"uspit# tampak seperti serum atau darah berbintikbintik yang disebabkan oleh papilomatosis,
caranya : skuama yang berlapislapis dikerik dengan menggunakan pinggir gelas alas. Setalah
skuamanya habis, pengerokan dilakukan perlahanlahan, %ika terlalu dalam tidak akan
tampak perdarahan yang berbintikbintik melainkan perdarahan yang merata. =rauma pada kulit
penderita psoriasis misalnya akibat garukan, dapat menyebabkan kelainan yang sama
dengan kelainan psoriasis yang disebut fenomena kobner

Selain di kulit, psoriasis dapat mengenai kuku yang disebut pitting nail atau nail pit berupa lekukan
lekukan miliar dan kelainan pada sendi '%arang(.

Bentuk K ini s

)erdasarkan bentuk klinis, psoriasis dibedakan men%adi beberapa macam, yakni:

0. Psoriasis vulgaris
)ent u k ini ialah yang la#im ditemukan, karena itu disebut vulgaris. Dinamakan %uga tipe plak
karena lesinya pada umumnya berbentuk plak. =empat predileksinya seperti yang
telah diterangkan di atas.
+. Psoriasis gutata
Diameter kelainan biasanya tidak melebihi 0 cm. =imbul mendadak dan diseminata, umumnya
setelah infeksi streptococcus di saluran napas bagian atas sehabis influen#a atau
morbili, terutama pada anak dan de&asa muda. Selain itu %uga dapat timbul setelah infeksi yang
lain, baik bakterial maupun viral
- . Psoriasis inversa
Disebut %uga psoriasis fleksural karena mempunyai tempat predileksi pada daerah fleksor
sesuai dengan namanya.
. Psoriasis eksudativa
)entuk ini sangat %arang dan kelainannya eksudatif seperti dermatitis
akut 9. Psoriasis seboroik
<ambaran klinis bentuk ini merupakan gabungan antara psoriasis dan dermatitis seboroik,
skuama yang biasanya kering men%adi agak berminyak dan agak lunak.
3. Psoriasis pustulosa
" d a + pendapat mengenai psoriasis %enis ini, pertama dianggap sebagai penyakit tersendiri,
kedua dianggap sebagai varian psoriasis. =erdapat + bentuk psoriasis pustulosa, bentuk
lokalisata dan generalisata. )e ntu k lokalisata, contohnya psoriasis pustulosa
palmoplantar ')arber(. Sedangkan bentuk generalisata, contohnya psoriasis pustulosa
generalisata akut 'von >umbusch(.
a. Psoriasis pustulosa palmoplantar ') ar b er (
Penyakit ini bersifat kronik dan residif, mengenai telapak tangan atau telapak kaki
atau keduanya. $elainan kulit berupa kelompokkelompok pustule kecil steril dan dalam, di
atas kulit yang eritematosa, disertai rasa gatal.
b. Psoriasis pustulosa generalisata akut 'von >umbusch(
Sebagai faktor provokatif banyak, misalnya obat yang tersering karena
penghentian kortikosteroid sistemik. ?b at lain contohnya, penisilin dan derivatnya
'ampisilin dan

4
amoksisilin( serta antibiotik betalaktam yang lain, hidroklorokuin, kalium %odida, morfin,
sulfapiridin, sulfonamida, kodein, fenilbutason dan salisilat. 5aktor lain selain obat,
ialah hipokalsemia, sinar matahari, alkohol, stress emosional, serta infeksi bakterial dan
virus. Penyakit ini dapat timbul pada penderita yang sedang atau telah menderita psoriasis.
Dapat pula muncul pada penderita yang belum pernah menderita psoriasis.
<e%ala a&alnya ialah kulit yang nyeri, hiperalgesia disertai ge%ala umum berupa
demam, malaise, nausea, anoreksia. Plak psoriasis yang telah ada makin
eritematosa. Setelah beberapa %am timbul banyak plak edematosa dan eritematosa pada
kulit yang normal. Dalam beberapa %am timbul banyak pustul milier pada plakplak
tersebut. Dalam sehari pustul pustul berkonfluensi membentuk @lake of pusA berukuran
beberapa cm.
$elainankelainan semacam itu akan berlangsung terus menerus dan dapat men
%adi eritroderma. Pemeriksaan laboratorium menun%ukan leukositosis 'dapat mencapai
+2.222/Bl(, kultur pus dari pustul steril.
. Psoriasis eritroderma
Dapat disebabkan oleh pengobatan topikal yang terlalu kuat atau oleh penyakitnya sendiri yang
meluas. )iasanya lesi yang khas untuk psoriasis tidak tampak lagi karena terdapat eritema dan
skuama tebal universal. " d a kalanya lesi psoriasis masih tampak samarsamar, yakni
lebih eritematosa dan kulitnya lebih meninggi.

Histopatoo!i
Psoriasis memberikan gambaran histopatologi yang khas yasitu parakeratosis dan akantosis.
Pada stratum spinosum terdapat kelompok leukosit yang disebut abses Munro. Selain itu terdapat %uga
papilomatosis dan vasodilatasi subepidermal.

Dia!nosis # a nd i n !
Pada diagnosis banding hendaknya selalu diingat, bah&a pada psoriasi terdapat tandatanda yang khas
yakni skuama yang kasar, transparan dan berlapislapis,fenomena tetesan lilin dan "uspit#.

Pada stadium penyembuhan telah di%elaskan bah&a eritema dapat ter%adi, hanya di pinggir,
hingga menyerupai Dermatofitosis. Perbedaannya ialah pada dermatofitosis gatal sekali dan
ditemukan %amur pada sediaan langsung.

Dermatitis seboroik, berbeda dengan psoriasis karena skuamanya berminyak dan kekuningan serta
bertempat predileksi di tempat yang seboroik.

Penataaksanaan

Mengingat bah&a hingga kini belum dapat diberikan pengobatan kausal 'menghilangkan
penyebabnya(, maka pengobatan yang dilakukan adalah upaya untuk meminimalisir keluhan, yakni:

0. Menekan atau menghilangkan faktor pencetus 'stress, infeksi fokal, menghindari


gesekan mekanik, dll(.
+. Mengobati bercakbercak psoriasis.

5
Pro!nosis
Parapsoriasis secara khusus memiliki per%alanan penyakit yang kronik dan lama, kecuali
parapsoriasis en plaLue yang berpotensi untuk men%adi mikosis fungoides, yang berpotensi
lebih fatal.

PITIRIASIS ROSEA

Defi nisi
Pitiriasis rosea adalah salah satu penyakit kulit yang digambarkan oleh amille Melchior <ilbert 'tahun
0C32( sebagai penyakit kulit papulosLuamous 'Kobert " "l len , MD(, yakni penyakit kulit dengan
tanda bercak bersisik halus, berbentuk oval dan ber&arna kemerahan. Sementara Kichard
8ichenstein, MD, menyebutkan bah&a Pitiriasis rosea sudah dikenal se%ak lebih dari + abad yang lalu.
Pitiriasis rosea bersifat self limited atau sembuh sendiri dalam -C minggu.

Etioo!i
Penyebab pitiriasis rosea masih belum pasti, tetapi banyak gambaran klini s dan
epidemiologi yang menun%ukkan bah&a agen penginfeksi bisa terlibat. Epidemik se%ati
belum dilaporkan, dan kemungkinan bah&a pengalaman klinis terbaru dengan penyakit ini dapat
meningkatkan kecenderungan untuk mendiagnosa kasuskasus selan%utnya bisa mengarah pada
kesan yang keliru bah&a penyakit ini menular. " k a n tetapi, bukti
epidemiologi yang dilaporkan untuk keterlibatan infeksi 'meskipun rendah( mencakup per%angkitan
yang %arang dalam keluarga atau rumah tangga, dengan fluktuasi musiman
dan dari tahun ke tahun, bukti statistik untuk pengelompokan dalam ruang dan &aktu, dan ke%adian yang
lebih tinggi diantara para ahli dermatologi dibanding para %uru bedah telinga, hidung dan
tenggorokan dan ahlidermatologi praspesialisasi.
Ki&ayat alami penyakit, yakni lesi utama yang bisa terdapat pada tempat inokulasi, erupsi
sekunder menular setelah interval tertentu dan tidak seringnya serangan kedua, menun%ukkan ciriciri
yang sama dengan banyak penyakit yang penyebabnya telah dipastikan infeksi. <e%alage
%ala konstitusional ringan yang sesekali telah dilaporkan dan bisa mendukung keterlibatan infeksi
pada penyakit ini, tetapi tidak sering ditemukan pada 02C pasien yang mengalami pitiriasis rosea
dibanding dengan kontrol yang %umlahnya sama. Perburukan kondisi yang menyertai terapi steroid oral
ditemukan pada beberapa kasus dan erupsierupsimirip pitiriasis rosea telah
dilaporkan setelah transplantasi sumsum tulang, &alaupun beberapa efek etiologi bisa
terlibat pada situasi seperti ini.
9
" d a beberapa laporan yang mengkaitkan erupsierupsi mirip pitiriasis rosea dengan obat.
Kuamruam yang disebabkan oleh arsenik, bismuth, emas dan metoproma#in tampaknya lebih besar
kemungkinannya memiliki reaksi lichenoid atipikal. ?batobat lain yang terlibat mencakup antara
lain metronida#ol, barbiturat, klonidin, captopril dan ketotifen. Pada beberapa laporan, kemiripan
erupsi dengan pityriasis rosea tidak terlalu dekat, dan pada beberapa laporan lainnya kemiripan yang
kebetulan ini bisa men%elaskan hubungan tersebut. Sehingga, meskipun beberapa erupsi obat
bisa menyerupai kondisi ini, belum ada bukti meyakinkan bah&a pityriasis rosea tipikal bisa disebabkan
oleh obat.
Sementara ahli yang lain mengaitkan dengan berbagai faktor yang diduga berhubungan
dengan timbulnya Pitiriasis rosea, diantaranya:
• 5aktor cuaca hal ini karena Pitiriasis rosea lebih sering ditemukan pada musim semi dan musim
gugur.
• 5aktor penggunaan obatobat tertentu seperti bismuth, barbiturat, captopril, merkuri,
methoIyproma#ine, metronida#ole, Dpenicillamine, isotretinoin, tripelennamine
hydrochloride, ketotifen, dan salvarsan.
• Diduga berhubungan dengan penyakit kulit lainnya 'dermatitis atopi, seborrheic
dermatitis, acne vulgaris( dikarenakan Pitiriasis rosea di%umpai pada penderita penyakit
dengan dermatitis atopik, dermatitis seboroik, acne vulgaris dan ke tombe.

"e$aa kinis
=ahap a&al Pitiriasis rosea ditandai dengan lesi 'ruam( tunggal 'soliter( berbentuk oval, ber&arna pink
dan di bagian tepi bersisik halus. Diameter sekitar 0- cm. $adang bentuknya tidak beraturan dengan
variasi ukuran +02 cm. =anda a&al ini disebut herald patch yang berlangsung beberapa hari hingga
beberapa minggu. Kasa gatal ringan dialami oleh sekitar 9  penderita dan +9  mengeluh gatal berat.

=ahap berikutnya timbul sekitar 0+ minggu 'ratarata 02 hari( setelah lesi a&al, ditandai dengan
kumpulan lesi 'ruam( yang berbentuk seperti pohon cemara terbalik 'hristmas tree pattern(. =empat
tersering 'predileksi( adalah badan, lengan atas dan paha atas. Pada tahap ini Pitiriasis rosea
berlangsung selama beberapa minggu. Selan%utnya akan sembuh sendiri dalam -C minggu.
Selain bentuk ruam kemerahan bersisik halus, variasi bentuk yang tidak khas 'atipik( dapat di%umpai
pada sebagian penderita Pitiriasis rosea, terutama pada anakanak, berupa urtikaria, vesikel dan papul.

Dia!nosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan penemuan klinis. Pemeriksaan darah rutin tidak dian%urkan
karena biasanya memberikan hasil yang normal.

Dia!nosis # a nd i n !
 =inea korporis
<ambaran klinis mirip yaitu berupa eritema dan skuama di pinggir serta bentuknya anular.
Perbedaanny yaitu pada pitiriasis rosea rasa gatal tidak begitu berat %ika dibandingkan dengan
tinea korporis, dan skuama pada tinea korporis lebih kasar. Fnt uk memastikan diagnosis dapat
dilakukan pemeriksaan $ ? 7 .

10
Penataaksanaan
Pengobatan yang diberikan bersifat simptomatis, untuk gatal dapat diberikan sedativa,
sedangkan sebagai obat topical dapat diberikan bedak asam salisilat yang dibubuhi mentol 0/+ J 0 .

Eduk asi
alaupun Pitiriasis rosea bersifat self limited ' sembuh sendiri (, bukan tidak mungkin penderita merasa
risau dan sangat terganggu. Fn tu k itu diperlukan pen%elasan kepada penderita tentang penyakit
yang dideritanya, antara lain:
 Men%elaskan kepada penderita dan keluarganya bah&a Pitiriasis rosea akan sembuh dalam &aktu
lama.
 8esi kedua ratarata berlangsung + minggu, kemudian menetap selama sekitar + minggu,
selan%utnya berangsur hilang sekitar + minggu. Pada beberapa kasus dilaporkan bah&a
Pitiriasis rosea berlangsung hingga - bulan.

ERITRODER%A

Eritroderma dianggap sinonim dengan Dermatitis Eksfoliativa, meskipun sebenarnya mempunyai


pengertian yang agak berbeda. $edua istilah tersebut 'keduanya boleh digunakan( dipakai
untuk menggambarkan keadaan dimana sebagian besar kulit ber&arna merah, meradang dan berskuama.

Defi nisi
Eritroderma adalah kelainan kulit yang ditandai dengan adanya eritem universalis '62022(, biasanya
disertai skuama. ) i l a ertiemanya antara 9262 dinamakan preeritroderma. Pada definisi
tersebut mutlak harus ada ialah eritema, sedangkan skuama tidak selalu terdapat, misalnya
pada eritroderma karena aleri obat sistemik, pada mulanya tidak disertai skuama, baru kemudian
pada stadium penyembuhan timbul skuama. Pada eritroderma yang kronik, eritema tidak
begitu %ela karena bercampur dengan hiperpigmentasi.

Patofisioo!i
Pada dermatitis eksfoliatif ter%adi pelepasan stratum korneum 'lapisan kulit yang paling luar( yang
mencolok yang menyebabkan kebocoran kapiler, hipoproteinemia dan keseimbangan nitrogen
yang negatif. $arena dilatasi pembuluh darah kulit yang luas, se%umlah besar panas akan hilang
%adi dermatitis eksfoliativa memberikan efek yang nyata pada keseluruh tubuh.

11
" n t i J autoantibodi yang lain selain " ; " ialah a n t i  d s  K ; " yang spesifik untuk S 8 E , tetapi hanya
ditemukan pada 2 J 92  penderita. "ntibody ini mempunyai hubungan dengan glomerulonefritis.
"danya antibody tersebut dan kadar komplemen yang rendah dapat meramalkan akan akan ter%adinya
hematuria dan atau proteinuria.

Anti)Sm

Selain a n t i  d s K ; " masih ada antibody yang lain yang spesifik ialah anti sm. tetapi hanya ter%adi
pada sekitar +2-2 penderita.

Dia!nosis

Diagnosis dapat dibuat bila kriteria dari " K " Dipenuhi. 7arus diingat bah&a pengumpulan
perbagai ge%ala di semua alat dan kelainan laboratorik serta imunologik harus diadakn
untuk memastikan 8 E S .

Dia!nosis # a nd i n !

Dengan adanya ge%ala diberbagai organ, makan harus diinget , diagnosis banding banyak
sekali. )eberapa penyakit yang berasosiasi dengan 8. E.S mempunyai ge%alage%ala yang dapat
menyerupai 8 E S yaitu arthritis reumatika,sklerosis sistemik, dermatofitosis dan purpura trombositopenik.

Pen!o#atan

$ortikosteroid sistemik merupakan indikasi, bila penderita sakit kritis misalnya terdapat lupus nefritis,
pleuritis, perikarditis, atau mengalami banyak hemoragik. Dosis kortikosteroid lebih banyak
bergantung pada ge%ala klinis daripada hsil laboratorium, dapat diberikan prednisone 0 m g / k g ) )
atau 32C2mg sehari. $emudian diturunkan 9 m g / kg ) ) dan dicari dosis pemeliharaan yang
diberikan selang sehari.

?batobat antibiotic, antiviral dan antifungi harus diberikan, bila terdapat komplikasi misalnya
infeksi sekunder, pneumonia bacterial, atau infeksi viral dan mikosis sistemik. Pada penderita 8 E S
dengan anemia hemolitik atau lupus nefropati seringkali dosis tinggi kortikosteroid efektif, maka
harus diberikan terapi sitostatik, misalnya a#atioprin 92092mg perhari, dengan dosis
maksimal +22mg perhari. Dapat %uga diberikan siklofosfamid dengan dosis yang sama.

23
DA*TAR P U S T A K A

) e nn y E :Psoriasis. Penatalaksanaan! dalam "chmad =%arta, Sri " d i Sularsito! 5etty D$!Kahadi K .
Dalam Metode Diagnostik dan Penatalaksanaan Psoriasis dan Dermatitis Seboroik -+ ' 5 $ F 4 , 1akarta
+22-(

D%uanda " . Dermatosis eritroskuamosa: Psoriasis, in: Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin, Ed 5. 5akultas
$edokteran Fniversitas 4ndonesia 1akarta. +223. p.0C669.

<rant$els 1M, )ernstein M8, Kothe M1. EIfoliative Dermatitis 4n: olff $ , <oldsmith 8 " , $at# S4,
<ilchrest ) " , Paller " S , leffell D1, editors. 5it#patrickNs Dermatology in <e neral Medicine. th ed. ; e &
Rork: Mc<ra&7ill ) o o k o! +22C. p. ++9J -+.

8ui 7.PlaLue Psoriasis, Emedicine. "vailable berat:http://&&&.emedicine.com/article/topic-39.htm.


September -2, +200'"ccessed: ?ktober, +C,+209(

;ickolof, ) . 1 : Pathogenesis and immune intervention strategies for psoriasis. Molecular Med.=oday
90+90- '066C(

24

Anda mungkin juga menyukai