I. DEFINISI
Psoriasis adalah penyakit yang penyebabnya autoimun, bersifat kronik dan residif, ditandai
dengan adanya bercak-bercak eritema berbatas tegas dengan skuama yang kasar, berlapis-
lapis dan transparan; disertai fenomena tetesan lilin, Auspitz, dan Kobner. 1
II. EPIDEMIOLOGI
Satu sampai tiga persen dari populasi dunia yang menderita psoriasis, dimana yang paling
umum adalah di Eropa dan Amerika Utara (orang berkulit putih) dan jarang di Amerika
dan India (orang berkulit hitam). Psoriasis ini dapat dimulai pada usia beberapapun tetapi
jarang pada usia di bawah 10 tahun, dan muncul paling sering antara usia 15 dan 40 tahun.1
Rasio diantara lelaki dan perempuan adalah 1:1.2
III. HISTOPATOLOGI
Klasifikasi lesi:
1. Lesi awal
Pada lesi awal, yaitu gambaran pinhead- berukuran papul, fitur histopatologi belum
boleh didiagnostik. Limfosit dan makrofag terlihat terinfiltrasi pada dermis papiler,
bersama dengan timbulnya edema dan pelebaran kapiler. Pada lesi akut guttate
erupsi, terjadi degranulasi sel mast. Neutrofil belum terdeteksi dalam 'fase awal.4
2. Lesi aktif
Sebuah lesi guttate yang berkembang sepenuhnya atau terlihat zona marjinal dari
plak psoriatis yang membesar adalah menunjukkan sebuah 'lesi aktif'. Temuan
histopatologi pada lesi aktif ini merupakan diagnostik untuk psoriasis.4
Dalam dermis, jumlah kapiler meningkat dan semakin panjang, dan kelihatan
dengan tortuous appearance. Edema ditandai terlihat terutama pada puncak-
puncak papila. Ada perivaskular campuran menyusup limfosit, makrofag dan
neutrofil, dan limfosit dan neutrofil bermigrasi ke dalam epidermis.4
3. Lesi stabil
Gambar 3: Hiperplasia epidermis dengan squared-off rete ridge, pemanjangan
papila dermis dan parakeratosis.4
Para hiperproliferasi epidermis sekarang telah mencapai pola yang khas seperti gambar 3.
Rete ridges yang memanjang dan memiliki penampilan klub berbentuk. Beberapa rete
ridges akan menyatu di pangkalan. Lapisan tanduk memiliki fokus parakeratotic dengan
adanya granulosum stratum.4
IV. ETIOPATOGENESIS
Penyebab sebenar psoriasis sampai saat ini masih belum diketahui. Namun, prevalensi
tinggi psoriasis adalah kecenderungan genetik. Kelainan utama pada plak psoriasis, yaitu
hiperproliferasi keratinosit, yang mana sebuah sel inflamasi menyusup di mana neutrofil
dan TH-1 tipe T limfosit mendominasi. Setiap kelainan ini dapat menyebabkan reaksi yang
lain, dimana mengarah untuk terbentuknya lingkaran proliferasi keratinosit dan reaksi
inflamasi.3
Plak psoriasis ini turut ditentukan dengan reaksi terhadap berbagai jenis trauma (luka fisik
misalnya, iritasi lingkungan dan obat-obatan) dimana respon penyembuhan berlebihan dan
tidak terkendalikan. Untuk membuktikan peran utama reaksi kekebalan, putatif antigen
misalnya bakteri, virus atau autoantigens yang memulai respon imun harus diidentifikasi.
Teori ini membuktikan bahwa peningkatan proliferasi keratinosit disebabkan oleh
inflamasi sel mediator.3
Genetik
Seorang anak dengan satu orang tua yang terkena akan memiliki kesempatan 16% dari
mengembangkan penyakit, dan ini meningkat menjadi 50% jika kedua orang tua yang
terpengaruh. Risiko yang dengan psoriasis genotipe HLA-CW6 berkembang adalah 20 kali
dari mereka yang tidak memilikinya; 10% dari CW6 + individu akan mengembangkan
psoriasis.3
Streptocooci
Pasien dengan psoriasis melaporkan sakit tenggorokan lebih sering daripada kontrol pada
sebuah kajian. Beta-hemolitik streptokokus kelompok Lancefield A, C, dan G dapat
menyebabkan eksaserbasi psoriasis plak kronis.5
Obat-induced Psoriasis
Terdapat beberapa factor pemicu sehingga terjadinya psoriasis, ini termasuklah seperti;3
1. Trauma
2. Infeksi tonsillitis
3. Hormonal psoriasis
4. Cahaya UV
5. Obat-obatan
6. Merokok dan,
7. Minum alcohol.
V. MANIFESTASI KLINIS
Gambar 4: Tempat-tempat predileksi: kulit kepala, daerah retroauricular, lutut,
siku, sakrum, kuku. 2
Morfologi lesi: Erythematous patches yang berbatas tegas dan plak dengan silvery scale.2
1. Psoriasis Vulgaris
Hampir 80 % penderita psoriasis adalah tipe Psoriasis Plak yang secara ilmiah disebut juga
Psoriasis Vulgaris. Dinamakan pula tipe plak karena lesi-lesinya umumnya berbentuk plak.
7
Diameter kelainan biasanya tidak melebihi 1 cm. Timbulnya mendadak dan diseminata,
umumnya setelah infeksi Streptococcus di saluran napas bagian atas atau sehabis influenza
atau morbili, terutama pada anak dan dewasa muda. Selain itu, juga dapat timbul setelah
infeksi yang lain, baik bakterial maupun viral, pada stres, luka pada kulit, penggunaan obat
tertentu (antimalaria dan beta bloker)7
Psoriasis tersebut mempunyai tempat predileksi pada darerah fleksor sesuai dengan
namanya, misalnya pada daerah aksilla, pangkal pahadi bawah payudara, lipatan-lipatan
kulit di seklitas kemalua dan panggul.7
4. Psoriasis Pustulosa
Ada dua pendapat mengenai psoriasis pustulosa, pertama dianggap sebagai penyakit
tersendiri, kedua dianggap sebagai varian psoriasis. Terdapat dua bentuk psoriasis
pustulosa, bentuk lokalisata dan generalisata. Bentuk lokalisata contohnya psoriasis
pustulosa palm-plantar (Barber) yang menyerang telapak tangan dan kaki serta ujung jari.
Sedangkan bentuk generalisata, contohnya psoriasis pustulosa generalisata akut (von
Zumbusch) jika pustula timbul pada lesi psoriasis dan juga kulit di luar lesi, dan disertai
gejala sistemik berupa panas / rasa terbakar.7
5. Psoriasis Eritroderma
Psoriasis Eritroderma dapat disebabkan oleh pengobatan topikal terlalu kuat atau oleh
penyakitnya sendiri yang meluas. Bentuk ini dapat juga ditimbulkan oleh infeksi,
hipokalsemia, obat antimalaria, tar dan penghentian kortikosterid, baik topikal maupun
sistemik. Biasanya lesi yang khas untuk psoriasis tidak tampak lagi karena terdapat eritema
dan skuama tebal universal.7
VI. DIAGNOSIS
Gambaran Histopatologi
Laboratorium
Tidak ada kelainan laboratorium yang spesifik pada penderita psoriasis. Pemeriksaan
laboratorium yang dilakukan bertujuan menganalisis penyebab-penyebab psoriasis, seperti
pemeriksaan darah rutin, kimia darah, gula darah, kolesterol, dan asam urat. Terdapat 50 %
pasien yang dijumpai dengan peningkatan asam urat, dimana hal ini berhubungan dengan
luasnya lesi dan aktifnya penyakit. Hal ini meningkatkan resiko terjadinya Artritis Gout.
Laju endapan eritrosit dapat meningkat terutama terjadi pada fase aktif. Dapat juga
ditemukan peningkatan metabolit asam nukleat pada ekskresi urin. Pada psoriasis berat,
psoriasis pustular general dan eritroderma akan didapati keseimbangan nitrogen yang
terganggu terutama penurunan serum albumin.7
VII. PENATALAKSANAAN
1. PENGOBATAN SISTEMIK
1. Kortikosteroid
2. Obat sitostatik
3. Levodopa
4. DDS
5. Etretinat
6. Siklosporin
2. PENGOBATAN TOPIKAL
1. preparat ter
2. kortikosteroid
3. ditranol (antralin)
5. calcipotriol
6. tazaroten
7. emolien
8. PUVA.7
Karena psoralen bersifat fotoaktif, maka dengan PUVA akan terjadi efek yang bersifat
sinergik. Biasanya pengobatan dimulakan dengan 10-20 mg psoralen yang diberikan per
os, 2 jam kemudian dilakukan penyinaran. Penyembuhan mencapai 93% setelah
pengobatan 3-4 minggu, setelah itu dilakukan terapi maintenance seminggu sekali atau
boleh dijarangkan bagi mencegah rekuren. PUVA juga dapat digunakan untuk eritroderma
psoriatik dan psoriasis pustulosa.7
3. PENGOBATAN KOMBINASI
Jika psoriasis resistan terhadap satu pengobatan, maka kombinasi pengobatan adalah
pilihan terbaik. Kombinasi perawatan bahkan dapat mencegah efek samping dan saling
menutupi kelemahan dari setiap obat yang akan digunakan. Umumnya kombinasi meliputi
topikal vitamin D analog dengan steroid lokal atau UVB.3
VIII. PROGNOSIS
Psoriasis adalah penyakit kronik yang residif yang hingga saat ini belum diketahui secara
pasti penyebabnya. Psoriasis bisa terjadi pada semua umur, umumnya terjadi pada orang
dewasa. Pada penderita psoriasis tidak mempengaruhi keadaan umum, penderita hanya
mengeluh gatal ringan, lesi pada kulit berupa eritema dan skuama yang berlapis-lapis.
Selain itu psoriasis dapat menyebabkan kelainan kuku dan kelainan pada sendi.
Kebanyakan psoriasis yang onsetnya di mulai pada anak-anak biasanya menjadi berat pada
usia dewasa. Pengobatan agresif dan edukasi dapat mengurangi beratnya penyakit ini.
Dengan kontrol teratur dapat memberi kesembuhan, walaupun pada beberapa penderita
dapat terjadi penyembuhan spontan namun dapat juga berlangsung lama (kronis).7
DAFTAR PUSTAKA:
1. Dokter Book, Artikel Kesehatan dan Makalah kedokteran, [Online]. 2012 [cited 6
November 2011]. Available from
URL: http://www.dokterbook.com/2011/11/psoriasis/
2. Georg Thieme Verlag, Stuttgart. New York. Papulosquamous disorder Psoriasis In:
Thieme Clinical Companion Dermatology. 2008. p. 262-268
3. John Hunter, John Savin and Mark Dahl, Psoriasis In: Third Edition Clinical
Dermatology. Blackwell Publishing. 2007 p. 48-61
4. Jean L Bolognia, Joseph L Jorizzo, Ronald P Rapini, Papulosquamous and eczema,
psoriasis In: Dermatology Second Edition.2008. Chapter 9.
5. William D.James, Timothy G. berger, Dirk M. Elston. Psoriasis In: Andrews
diseases of the skin: Clincal Dermatology 10th Edition. 2006. p . 193-199
6. C.E.M. Griffiths, E. Christopher. A classification of psoriasis vulgaris according to
phenotype In: British Journal of Dermatology 2007. p. 258-262
7. IDM. RSU. Dr. Slamet-FK Yarsi. Diagnosis dan Terapi Psoriasis. [Onlin] Edited 2
februari 2009. Avaiable from; URL:
http://idmgarut.wordpress.com/2009/02/02/diagnosis-dan-terapi-psoriasis/
8. Thomas P.Habif . Psoriasis In: Clinical Dermatology-A Color Guide to Diagnosis
and Therapy 4th edition. 2003. p . 229