Dr. Linda Juliatin Wijayadi,Sp.KK,FINSDV,FAADV dan dr.
Irene Dorthy Santoso,Sp.DV Pendahuluan= Lesi eritroskuamosa merupakan penyakit kulit yang ditandai terutama oleh adanya eritema dan skuama, Dermatosis/Lesi eritroskuamosa terdiri dari beberapa penyakit kulit yang digolongkan di dalamnya, antara lain: psoriasis, parapsoriasis, dermatitis seboroik, pitiriasisrosea, dan eritroderma 1. Psoriasis Definisi: dermatoais kronis dgn etiologi yang tidak diketahui yg ditandai dgn hiperploriferasi dan inflamasi pd kulit. Tanda dan Gejala: Lesi klasik - plak merah berbatas tegas, terangkat, permukaan putih bersisik Auspitz sign, Koebner phenomenon Jenis: Psoriasis plak - 90% pasien, plak merah simetris terlokalisir di ekstensor ekstremitas Psoriasis gutata - erupsi papul2 kecil di batang tubuh atas Psoriasis fleksural - di lipatan kulit Psoriasis eritroderma - menyerang semua bagian tubuh, eritema gejala paling menonjol Psoriasis pustulosa - pustul multipel lokalisata Sebopsoriasis - plak eritematosa di daerah seboroik Tatalaksana: Topikal - kortikosteroid, analog vit D3, kombinasi Sistemik - fototerapi, acitretin, methotrexate, siklosporin Komplikasi: Penyakit KV , gangguan emosional, kesulitan psikososial 2. Parapsoriasis Definisi : penyakit asimtomatik & kronik, berupa eritema dan skuma . Etiologi belum diketahui. Gejala klinis: - LPP : berbentuk oval atau irregular. Ukurannya bervariasi, tetapi secara tipikal setiap lesi ukurannya hampir >5 cm, dan sering berukuran >10 cm. Lesi berwarna coklat muda atau merah muda, dan permukaannya dilapisi oleh skuama halus. - SPP : plak berbentuk bulat atau oval yang terpisah-pisah atau plak sangat tipis, tampak terutama di batang tubuh. Diameter lesi <5 cm, asimptomatik dan sedikit skuama halus. Variasi khas pada lesi yaitu seperti bentuk jari (digitate dermatosis), lesi memiliki warna kekuningan atau coklat kekuningan. Penegakan diagnosis : PF dan histopatologi DD : tinea korporis, erupsi obat likenoid, dermatitis numular, pitryriasis rosea, psoriasis plak dan psoriasis gutata. Tatalaksana : emolient, kortikosteroid topikal, fototerapi UVB (broadband, narrowband). Produk tar topical 3. Pitiriasis Rosea Pitiriasis Rosea merupakan suatu kelainan kulit papuloskuamosa yang diawali dengan suatu plak eritematosa yang dinamakan herald patch di badan atau leher, yang kemudian diikuti dengan erupsi dari lesi eritematosa multiple kecil pada garis belakang badan, yang memiliki pola seperti pohon natal atau Christmas tree appearance Etiologi= belum diketahui, diperkirakan karena HHV 6 dan 7 Gambaran klinis = kelainan papuloskuamosa berupa herald patch kemudian diikuti dengan lesi kecil oval pasa bagian belakang badan, gatal Dd= Secondary syphilis, dermatofitosis, psoriasis gutata, subakut cutaneous lupus erythematosus, primary HIV infection, seborrhoeic dermatitis, drug rash, erythema multiforme serta cutaneous T cell lymphoma Tatalaksana = sembuh sindiri, suportif. Untuk gatal bisa diberi antihistamin,steroidtopikal. Dapat juga diberi antivirus 4. Eritroderma Eritroderma adaalah kelainan kulit yang ditandai dengan adanya eritema universalis (90-100%), biasanya disertai skuama. Dibagi menjadi 3 golongan berdasarkan etiologinya: (1) alergi obat, (2) perluasan penyakit kulit, (3) penyakit sistemik/keganasan Pemeriksaan Penunjang (lab darah) maupun histopatologi tidak menunjukkan tanda yang spesifik. Tatalaksana : - karena alergi obat : prednison 4x10mg - karena perluasan penyakit kulit : prednison 4x10-15mg. Jika setelah dosis beberapa hari tidak tampak perbaikan, dosis dapat dinaikkan. Setelah tampak perbaikan, dosis diturunkan perlahan- lahan. - karena penyakit sistemik/keganasan (penyakit Sezary) : prednison 1x30mg 5. Tinea Corporis Tinea korporis (kurap) merupakan suatu infeksi jamur pada kulit terutama pada kulit yang tidak berambut, disebabkan oleh jamur golongan dermatofita (Trichophyton, Epidermophyton, dan Microsporum), terinfeksi melalui kontak langsung antara kulit dengan tanah, hewan, maupun kulit orang lain yang terinfeksi. -PF: Lesi eritema, bentuk anular, berbatas tegas, tepi lesi lebih aktif, central healing , terdapat skuama pada bagian tengah lesi. -PP: kerokan kulit KOH 20% (hifa panjang & anthrospora), pemeriksaan kultur. -DD: erythrma annulare centrifugum, dermatitis numularis, psoriasis, tinea vesikolor, lupus eritematosus kutaneus subakut, kandidiasis kulit -Tatalaksana: Topikal: gol. alilamin (krim terbinafin, buternafin), gol azol (krim ketokonazol). Sistemik: terbinafin, griseofulvin, ketokonazol, itrakonazol 6.Tinea Kruris definisi : adalah infeksi dermatofita pada selangkangan, perianal, pubis dan perineum tanda dan gejala : ruam pruritus, nyeri apabila digaruk PF : plak annular eritematosa, bersisik, tepi meninggi dan central healing DD : kandidiasis, eritrasma, psoriasis, dermatitis seboroik Evaluasi : preparat KOH, pewarnaan PAS dan kultur jamur Management : topikal : golongan allylamine atau azole 1-2x sehari selama 2-4 minggu, sistemik: ketokonazol (ES hepatotoxic), Itrakonazole 7.Dermatitis Seboroik Dermatitis seboroik adalah penyakit kronik papuloskuamosa yang sering menyerang anak-anak dan dewasa di daerah wajah, kulit kepala, telinga, badan dan lipatan tubuh (inguinal, dilipatan payudara dan aksila). tanda dan gejala :perubahan warna kulit kemerahan dan dapat dijumpai skuama kekuningan yang berminyak. PF : makula kemerahan dengan krusta kekuningan. DD : psoriasis, dermatitis atopik, tinea kapitis, rosasea. tatalaksana : • Berikan antifungal topikal : ketokonazol 2% shampoo, ciclopirox 1% shampo • Kortikosteroid topikal betanetason valerat 0,12% dua kali sehari , flucicolone 0,01% shampo setiap hari • Selenium sulfid shampo setiap hari • Phototherapi Kesimpulan Dermatitis eritoskuamosa merupakan penyakit kulit yang ditandai dengan eritema dan skuama. Faktor pencetus dapat disebabkan dari dalam maupun dari luar, sehingga terapi yang di berikan juga perlu ditunjang dengan edukasi yang sesuai. Tambahan= 1.Psoriasis artritis merupakan psoriasis arthritis adalah arthritis yang terdapat pada orang dgn psoriasis dan memiliki rheumatoid factor seronegatif. Biasanya mengenai sendi2 perifer yang kecil misalnya interphalang distal jari tangan dan kaki. Juga terdapat dactylitis (sausage-form deformity), tenosyvitis dan enthesitis. Pemeriksaan klinis yang mengarahkan pada diagnostic= pemeriksaan look, feel, move. Pada kuku terdapat deformitas kuku seperti pitting nail dan onikolisis, sedangkan pada psoriatic artritis dapat dilakukan pemeriksaan tulang belakang karena pada psoriatic artritis sendi vertebra cervical hingga sacral sering terkena 2. DD dis seboroik Pit Sicca dgn skalp Psoriasis Dermatitis seboroik= berwarna kekuningan, sedangkan psoriasis skuama warna putih dan tebal. sering overlap, antara dermatitis seboroik dan Scalp psoriasis (Seboriasis) 3. Pada fenomena tetesan lilin yaitu jika skuama psoriasis dikerok akan terlihat warna keruh seperti kerokan lilin. Hal ini terjadi karena adanya perubahan indeks bias 3. pada Pit Rosea distribusi lesi inverse Christmas tree appearance 4.Herald patch terjadi pada 80 persen pasien 5. Pada tine cruris disebutkan bahwa orang yang rentan terkena adalah orang obesitas, atlet, dan pasien DM karena pada orang DM umumnya terjadi penurunan perfusi ke jaringan dan penurunan immunitas, yang diakibatkan keadaan hiperglikeminya. Keadaan penurunan imunitas ini berefek juga pada imunitas kulit. Pada orang obesitas umumnya terjadi penumpukan lemak, terutama daerah perut, paha dan bokong, sehingga lebih banyak lipatan kulit selangkangan dan lebih lembab. Sedangkan pada atlet akibat berkeringat yang berlebihan dan penggunaan baju yang ketat, sehingga membuat kondisi tersebut lembab dan mudah di tumbuhi oleh jamur. 6. Bagaimana teknik pemilihan pemberian terapi topikal atau sistemik dan fototerapi pada psoriasis? Namun bila terdapat salah satu dari hal berikut: kontraindikasi fototerapi, lesi resisten thdp fototerapi dan terdapat psoriasis arthritis maka dilakukan terapi sistemik Untuk tatalaksana psoriasis dapat dilihat dari luas permukaan kulit yg terkena 1. Pengobatan topikal utk psoriasis ringan, luas kelainan kulit <3% 2. Fototerapi untuk psoriasis ringan hingga berat dan yg tidak berhasil dgn pengobatan topikal 3. Pengobatan sistemik utk psoriasis sedang sampai berat (>10%) atau psoriasis arthritis. Juga dipakai pada kasus psoriasis eritroderma dan pustulosa 7. Apakah tinea korporis dapat diperiksa menggunakan lampu wood ? Tidak bisa, tidak semua tinea bisa diperiksa dengan lampu wood, lampu wood akan ber efloresensi pada tinea kapitis yang grey patch. WBiasa tinea corporis bisa di priksa bersasarkan anamnesa, PF tanda gejala, kerokan kulit KOH, dan kultur. 8. Untuk pitiriasis rosea yang atipikal apakah prognosisnya sama dengan pitiriasis rosea yg tipikal? Pada umumnya pit rosea atipikal memiliki prognosis yang sama dengan pit rosea yang tipikal. 9. Eritroderma dpt disebabkan akibat alergi obat sistemik. Contoh obat-obatan yang sering menimbulkan eritroderma: golongan Calcium Channel Blocker, antiepilepsi, antibiotik (sefalosporin,golongan penisilin, sulfonamid, vankomisin), alopurinol, golongan lithium, quinidine, simetidin, NSAID, dan dapson. 10.Dermatitis sebaroik tetap inflamasi, maka dari itu untuk tatalaksananya dapat diberi kortikosteroid, tetapi bisa ada infeksi jamur ( kolonisasi M.Furfur yg sering Izin bertabya dokter Linda dan dokter Irene.. 11. Parapsoriasis merupakan faktor risiko timbulnya CTCL, dimana 10-30% kasus parapsoriasis plak besar menjadi CTCL 12. Pemberian asam folat (1-5 mg/hari) dapat mencegah efek samping dari methotrexate seperti megaloblastic anemia, sehingga efficacy dari pengobatan tetap baik 13. Pada literatur2 telah ditemukan babwa pasien psoriasis memiliki resiko yang lebih tinggi untuk penyakit kardiovaskular. Dan resikonya lebih tinggi pada pasien dgn psoriasis berat dan psoriasis arthritis. Patogenesis dari hubungan ini sebenarnya telah diteliti dalam 100 thn terakhir dan hasilnya variabel. Meskipun begitu, penelitian2 terbaru telah menunjukkan bahwa insidens penyakit KV memang berhub secara statistik dgn penyakit psoriasis. 14. Psoriasis dapat menjadi eritoderma akibat perluasan dari penyakitnya sendiri atau karena pengobatan yang terlalu kuat, misalnya pengobatan topikal dengan ter dengan konsentrasi yang terlalu tinggi.